Kata “Gereja” dalam kata bahasa Indonesia berasal dari kata Portugis igreja yang berasal dari
kata Yunani ekklesia dan dalam kata Latin disebut ecclesia. Kata Yunani ekklesia (= mereka yang
dipanggil, kaum, golongan). Ekklesia juga berarti kumpulan atau pertemuan, rapat. Kata ‘Gereja’
digunakan baik untuk gedung-gedung ibadat maupun untuk Umat Kristen setempat (jemaat, Umat) dan
Umat seluruhnya. Konsili Vatikan II memilih istilah biblis Umat Allah untuk menyebut para pengikut
Yesus Kristus, yaitu mereka semua para anggota Gereja yang telah dibaptis. Umat Katolik bersekutu
sepenuhnya dengan Gereja Kristus melalui rahmat, sakramen-sakramen, pengakuan iman, serta
persekutuan dengan para uskup gereja yang bersatu dengan Paus. Istilah Umat Allah itu kemudian
diperkenalkan sebagai paham yang baru dalam Gereja, menggantikan paham yang sudah lebih dulu
dianut Gereja. Paham baru Gereja sebagai Umat Allah itu mulai diperkenalkan sejak Konsili Vatikan II
(1962-1965).
Gereja sebagai Umat Allah yang adalah paguyuban orang-orang yang beriman, yang telah dipilih
oleh Allah. Sebagai anak-anak Allah semuanya mempunyai martabat yang sama dalam pembaptisan.
Karena itu tidak ada Umat kelas VIP, semua anak Allah. Awam, Imam, Biarawan-Biarawati, para tokoh
Umat semuanya berjalan bersama berjiarah menuju Bapa. Semuanya ikut ambil bagian dalam
pembangunan jemaat, solider dan saling memperhatikan.
m
er as
Menggali Pemahaman tentang Arti dan Makna Gereja dalam Hidup Sehari-Hari
co
eH w
Apabila kita bertanya pada orang-orang Katolik maupun yang tidak Katolik tentang apa makna Gereja,
maka kurang lebih jawaban-jawaban yang diperoleh adalah:
o.
• Gereja adalah gedung, Gereja adalah rumah Allah, tempat beribadat, misa, atau merayakan ekaristi
rs e
• Gereja adalah ibadat; Gereja adalah lembaga rohani yang menyalurkan kebutuhan manusia dalam
relasinya dengan Allah lewat ibadat-ibadat. Atau, Gereja adalah lembaga yang mengatur dan
menyelenggarakan ibadat-ibadat. Gereja adalah persekutuan Umat yang beribadat.
o
• Gereja adalah ajaran; Gereja adalah lembaga untuk mempertahankan dan mempropagandakan
aC s
seperangkat ajaran yang biasanya dirangkum dalam sebuah buku yang disebut Katekismus. Untuk
vi y re
bisa menjadi anggota Gereja, si calon harus mengetahui sejumlah ajaran/doktrin/dogma. Menjadi
anggota Gereja berarti menerima sejumlah “kebenaran”.
• Gereja adalah organisasi/lembaga sejagat/internasional; Gereja adalah organisasi dengan pemimpin
ed d
• Gereja adalah badan sosial; Gereja adalah Lembaga yang menyelenggarakan sekolah-sekolah,
rumah sakit-rumah sakit dan macam-macam usaha untuk menolong orang miskin.
Th
Kata “Gereja”, berasal dari bahasa Portugis, igreja yang diambil dari kata bahasaYunani ekklesia ,
berarti ‘kumpulan’, ‘pertemuan’, ‘rapat’. Paus Fransiskus menjelaskan ekklesia sebagai “pertemuan
sh
akbar orang-orang yang dipanggil”:Allah memanggil kita semua untuk menjadi keluarga-Nya.
Gereja, adalah kasih Allah yang diaktualisasikan dalam mencintai diri-Nya dan orang lain, semua
orang, tanpa membeda-bedakan.
Gereja adalah keluarga yang kita cintai dan mencintai kita.
Gereja menjadi nyata ketika karunia Roh Kudus memenuhi hati para Rasul dan membakar semangat
mereka untuk pergi ke luar dan memulai perjalanan mereka untuk mewartakan Injil, menyebarkan
kasih Allah.
Ciri-ciri Gereja sebagai Umat Allah yang tampak dalam cerita tersebut adalah kesatuan dalam
persaudaraan sejati.
This study source was downloaded by 100000837936947 from CourseHero.com on 12-02-2021 01:48:25 GMT -06:00
https://www.coursehero.com/file/51256081/Rangkuman-Materi-Pendidikan-Agama-Katolik-Kelas-XIdocx/
Menggali Makna Gereja sebagai Umat Allah Menurut Ajaran Kitab Suci dan ajaran Gereja
Hidup mengUmat pada dasarnya merupakan hakikat Gereja itu sendiri, sebab hakikat Gereja adalah
persaudaraan cinta kasih seperti yang dicerminkan oleh hidup Umat Perdana (lih. Kis 2: 41-47).
Dalam hidup mengUmat banyak karisma dan rupa-rupa karunia dapat dilihat, diterima, dan
digunakan untuk kekayaan seluruh Gereja. Hidup Gereja yang terlalu menampilkan segi
organisatoris dan struktural dapat mematikan banyak karisma dan karunia yang muncul dari bawah
(1Kor 12: 7-10).
Dalam hidup mengUmat, semua orang yang merasa menghayati martabat yang sama akan
bertanggung jawab secara aktif dalam fungsinya masing-masing untuk membangun Gereja dan
memberi kesaksian kepada dunia (Ef 4: 11-13; 1Kor 12:12-18; 26-27).
m
1. Hakikat Gereja sendiri adalah persaudaraan cinta kasih, sebagaimana jelas tampak dalam praktek
er as
hidup Gereja Perdana (bdk. Kis. 2: 41-47; 4: 32-37)
co
2. Adanya aneka macam karisma dan karunia yang tumbuh di kalangan Umat yang semestinya
eH w
dipelihara dan dikembangkan untuk pelayanan dalam jemaat (bdk. 1Kor. 12: 7-10)
o.
3. Seluruh anggota Gereja memiliki martabat yang sama sebagai satu anggota Umat Allah meskipun di
rs e
diembannya adalah tugas pelayanan. Mereka berada di tengah-tengah Umat sebagai pelayan.
Hierarki semestinya memberi ruang dan tempat bagi Umat untuk berperan aktif ikut dalam
membangun Gereja dengan karisma dan karunia yang mereka miliki.
3. Konsekuensi dalam hubungan Hierarki-Umat; Hierarki harus memandang Umat sebagai partner
ed d
kerja dalam membangun Gereja, bukan sebagai pelengkap penderita yang seolah-olah tidak berperan
ar stu
apa-apa. Hierarki juga harus memperlakukan seluruh anggota Gereja sebagai satu Umat Allah yang
memiliki martabat yang sama meskipun menjalankan fungsi yang berbeda-beda.
o Gedung gereja terdiri dari: atap, pintu, tiang, ubin, jendela, dinding, salib, menara dst. sesuai
potongan-potongan gambar gereja dalam permainan tersebut.
o Kita semua adalah anggota Gereja Katolik atau anggota Umat Allah
o Gereja Katolik terdiri dari: guru, dokter, pengusaha, jaksa, pengacara, petani, pedagang, suster,
sh
pastor, pramugari, pilot, uskup dan sebagainya, sesuai dengan cita-cita yang ditulis oleh siswa dalam
permainan tadi. Tidak mungkin gereja terdiri dari guru semua atau pedagang semua, atau dokter
semua, atau pastor semua, uskup semua.
o Kebersamaan, kekeluargaan, persatuan, persekutuan dari keanekaragaman dalam iman akan Kristus
itulah ciri dari Gereja.
This study source was downloaded by 100000837936947 from CourseHero.com on 12-02-2021 01:48:25 GMT -06:00
https://www.coursehero.com/file/51256081/Rangkuman-Materi-Pendidikan-Agama-Katolik-Kelas-XIdocx/
B. Gereja sebagai Persekutuan yang Terbuka
Dalam sejarah panjangnya, Gereja Katolik pernah “menutup diri” dengan ajaran bahwa di luar
Gereja (Katolik) tidak ada keselamatan (extra ecllesiam nula salus). Ajaran ini membuat Gereja
(Katolik) menutup pintu dialog dengan agama dan kepercayaan serta masyarakat lain pada umumnya.
Sejarah Gereja berubah ketika Konsili Vatikan II (1962-1965), membuka pintu-pintu dialog, serta
memperbarui diri untuk hidup bersama dengan sesama manusia ciptaan Tuhan dari berbagai
latarbelakang agama dan budaya. Meski pintu dialog sudah dibuka lebar-lebar oleh para bapa Gereja
kita, di tengah masyarakat kita masih menjumpai banyak Umat Katolik yang hidup secara eksklusif,
tertutup.
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa kata “Gereja”, berasal dari bahasa Yunani “ekklesia”,
berarti “orang – orang yang dipanggil. Demikian Paus Fransiskus menegaskan “Allah memanggil kita,
Ia mendorong kita untuk keluar dari individualisme kita, dari kecenderungan kita untuk menutup diri
kita sendiri, dan Dia memanggil kita untuk menjadi keluarga-Nya.
m
o Mereka memiliki kuasa untuk menentukan segala
co
hanya mengikuti saja hasil keputusan hierarki.
eH w
o Model ini cenderung “imamsentris” atau “hierarki
o. sentris” artinya hierarki pusat gerak Gereja.
rs e
persekutuan Umat.
o Gereja tidak lagi “hierarki sentris” melainkan
Kristosentris” artinya Kristuslah pusat hidup
Gereja. Sedangkan kaum hierarki, Awam, dan
ed d
o Kepemimpinan Gereja; Didasarkan pada spiritualitas Yesus yang melayani para murid-Nya, maka
konsekuensi yang dihadapi oleh Gereja sebagai Umat Allah adalah: hierarki yang ada dalam Gereja
bertindak sebagai pelayan bagi Umat dengan cara mau memperhatikan dan mendengarkan Umat.
Selain itu keterlibatan Umat untuk mau aktif dan bertanggung jawab atas perkembangan Gereja juga
menjadi hal yang penting. Maka, hierarki dan Umat/awam diharapkan dapat menjalin kerja sama
sebagai partner kerja dalam karya penyelamatan Allah di dunia.
This study source was downloaded by 100000837936947 from CourseHero.com on 12-02-2021 01:48:25 GMT -06:00
https://www.coursehero.com/file/51256081/Rangkuman-Materi-Pendidikan-Agama-Katolik-Kelas-XIdocx/
Umat punya hak dan wewenang yang sama (tetapi tetap ada batasnya), khususnya ikut menentukan
gerak kegiatan liturgi di Paroki melalui wadah Dewan Paroki.
Gerakan pembaruan ini tidak hanya menyangkut kepemimpinan Gereja saja melainkan lebih dari itu
menjangkau masalah-masalah dunia.
Susunan Kepengurusan Dewan Paroki bukan lagi Piramdal , melainkan lebih merupakan kaitan yang
saling bekerjasama dan saling melengkapi . Intinya Gereja mengundang orang beriman untuk
berkomunikasi terlibat dan diubah.
Menggali Makna Gereja sebagai Persekutuan yang terbuka Menurut Ajaran Gereja dan Ajaran
Kitab Suci
o Gereja diutus oleh Kristus untuk memperlihatkan dan menyalurkan cinta kasih Allah kepada semua
orang dan segala bangsa.
o Sama seperti Yesus, Gereja harus memasuki golongan-golongan manusia apa saja, termasuk keadaan
sosial, budaya untuk mewartakan dan melaksanakan karya keselamatan Allah bagi semua orang.
Kitab Suci (Kis 4:32-37) di atas memberikan gambaran yang ideal terhadap komunitas/persekutuan
Umat Perdana. Cara hidup Umat Perdana tersebut tetap relevan bagi kita hingga sekarang.
Kebersamaan dan menganggap semua adalah milik bersama mengungkapkan persahabatan yang
ideal pada waktu itu. Yang pokok ialah bahwa semua anggota jemaat dicukupi kebutuhannya dan
tidak seorang pun menyimpan kekayaan bagi dirinya sendiri sementara yang lain berkekurangan.
Mungkin saja kita tidak dapat menirunya secara harafiah, sebab situasi sosialekonomi kita sudah
m
sangat berbeda. Namun, semangat dasarnya dapat kita tiru, yaitu kepekaan terhadap situasi sosial-
er as
ekonomis sesama saudara dalam persekutuan Umat. Kebersamaan kita dalam hidup menggereja
co
tidak boleh terbatas pada hal-hal rohani seperti doa, perayaan ibadah, kegiatan-kegiatan pembinaan
eH w
iman, tetapi harus juga menyentuh kehidupan sosial, ekonomi, politik, dan budaya seperti yang
o.
sekarang digalakkan dalam Komunitas Basis Gereja.
rs e
ou urc
o Yesus adalah pusat Gereja, tanpa Yesus, kita (Gereja) tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya.
o
o Gereja harus keluar dari diri sendiri menuju keberadaannya”. Memang jika keluar, ada berbagai
aC s
masalah, namun lebih baik daripada Gereja yang menutup diri, seperti Gereja yang sakit.
vi y re
Tes tertulis :
1. Apa arti Gereja?
2. Apa arti Gereja sebagai Umat Allah?
ed d
2. berkeyakinan lain?
This study source was downloaded by 100000837936947 from CourseHero.com on 12-02-2021 01:48:25 GMT -06:00
https://www.coursehero.com/file/51256081/Rangkuman-Materi-Pendidikan-Agama-Katolik-Kelas-XIdocx/