BAB I
MENGENAL GEREJA
STANDAR KOMPETENSI
Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan
penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup
bersama dan ber-Gereja sesuai dengan nilai-nilai Kerajaan Allah.
Pada satu (1) tahun ini di kelas XI, kita akan memperdalam pengenalan
tentang Gereja dan hubungannya dengan dunia. Untuk itu, kita perlu mengenal
Gereja, tugas-tugas dan sifatnya, tata hierarki dan kaum awam, serta hubungan
Gereja dengan dunia ternasuk penegakkan hak asasi manusia dan penghargaan
terhadap hidup manusia.
KOMPETENSI DASAR
Memahami arti dan makna Gereja sebagai Umat Allah dan Persekutuan
Murid-Murid Yesus yang terbuka
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menyebutkan beberapa kutipan Kitab Suci yang menjadi dasar pengertian
Gereja sebagai Umat Allah.
GEREJA
SEBAGAI
UMAT ALLAH
1. Tuliskan pada buku tulismu tentang arti Gereja menurut pengalaman dan
pikiranmu sendiri !
2. Sesudah itu, gambarkanlah Gereja menurut pikiranmu itu dalam sebuah
simbol.
3. Kemudian, tulislah penjelasan dari simbol Gereja yang telah kamu
gambarkan itu !
Pada suatu hari Minggu , ada seorang turis dari Eropa mencari-cari
gereja di suatu kota kecil di sebuah negara di Amerika Latin. Ia ingin sekali
mengikuti misa kudus. Ia sudah mencarinya ke mana-mana, tetapi belum juga
ketemu. Ia berpikir, di suatu negeri yang penduduknya 100 % Katolik seperti
di Amerika Latin ini seharusnya cukup mudah untuk menemukan sebuah
gereja. Sesudah lama mencari, akhirnya ia bertanya kepada seorang bapak
yang kebetulan dijumpainya di jalan.
“Pak, di mana kiramya ada gereja di sini?” Bapak itu menjawab,
“Gereja? Oh … iya, malam ini ada di rumah Pak Lobato. Besok malam di
rumah Tante Lusiana. Lusa malam belum ditentukan.” Turis itu terbengong-
bengong mendengar jawaban bapak itu. Masa gereja dapat berpindah-pindah.
Tetapi karena hari sudah mulai malam, ia tidak mau bersoal jawab dengan
bapak itu. Turis itu hanya meminta ditunjukkan gereja di rumah Pak Lobato
itu. Bapak itu menyanggupinya, sebab kebetulan sekali ia memang sedang
dalam perjalanan ke gereja di rumah Pak Lobato.
Ketika mereka muncul, banyak orang telah berkumpul. Semua orang
kelihatan sangat sederhana dan rumah Pak Lobato juga sangat sederhana.
Tetapi suasananya sangat akrab. Turis itu disalami dan diterima dengan penuh
rasa persaudaraan. Upacara ibadat sangat meriah, menyapa dan penuh
keakraban. Sangat mengesankan.
Tiba-tiba turis itu merasa bahwa ini sungguh suatu Gereja. Gereja yang
dia cari sebenarnya hanya suatu gedung mati. Di sini ia sungguh menemukan
suatu Gereja yang hidup. Di dalam Gereja seperti ini, ia merasa Tuhan
sungguh hadir. Ia sungguh merasakan Roh Tuhan berhembus di sini. Apalah
artinya sebuah gedung gereja. Itu toh hanya sebuah simbol dari Gereja yang
sesungguhnya, yaitu suatu persekutuan Umat Allah yang dipersatukan oleh
Roh Kristus.
“gereja” “Gereja”
Jika mendengar kata “Gereja”, apa yang terbayang dalam pikiran kita ?
Apakah sebuah gedung atau kumpulan orang ? Biasanya secara spontan Gereja
dihubungkan dengan gedung tempat orang Kristiani beribadat, tempat untuk
merayakan ekaristi dan melangsungkan doa-doa. Jika ditulis dengan huruf kecil,
“gereja” berarti bangunan tempat beribadat, sedangkan jika ditulis dengan huruf
besar “Gereja” dimaksudkan lebih pada kumpulan orang. Tentu saja, gambaran
yang disebut ini belum mengungkapkan hakikat Gereja yang sebenarnya.
Kata “Gereja” berasal dari bahasa Portugis”igreja”. Kata “igreja” adalah
ejaan Portugis yang diambil dari kata latin “ecclesia” yang berasal dari bahasa
Yunani “ekklesia”. Ekklesia berarti dipanggil keluar (ek = keluar; dan kaleo =
memanggil). Kata Yunani dalam Kitab Suci sering diartikan sebagai “kumpulam”
atau “pertemuan”, atau “jemaat”, namun bukan sembarang kumpulan, melainkan
kelompok atau kumpulan orang yang dipanggil secara khusus.Maka kata ekklesia
atau Gereja dipakai sebagai kata yang berarti “jemaat atau umat yang dipanggil
secara khusus”. Gereja adalah umat yang dipanggil Tuhan. Maka Gereja adalah
Umat Allah. Sebutan Umat Allah menekankan :
Gereja bukanlah pertama-tama organisasi manusiawi, melainkan
perwujudan karya Allah.
Gereja bukan hanya awam dan hierarki saja, melainkan seluruhnya
sebagai umat Allah.
Dari cerita di atas juga nampak bahwa Gereja sering diartikan sebagai suatu
umat/ menurut istilah Konsili Vatikan II : UMAT ALLAH. Ciri-ciri bahwa
Gereja sebagai Umat Allah adalah :
Umat Allah merupakan suatu pilihan dan panggilan dari Allah sendiri.
Umat Allah adalah bangsa terpilih, bangsa terpanggil.
Umat Allah dipanggil dan dipilih untuk Allah dan untuk misi tertentu,
yaitu menyelamatkan dunia.
Hubungan Allah dan umat-Nya dimeteraikan oleh suatu perjanjian. Umat
Allah harus menaati perintah-Nya dan Allah akan selalu menepati janji-
Nya.
Umat Allah selalu dalam perjalanan, melewati padang pasir, menuju
Tanah Terjanji.
1. Kalau Gereja sungguh Umat Allah, maka semua anggota Gereja harus
terlibat dalam hidup menggereja. Apakah dasar alkitabiahnya ?
2. Apa konsekuensinya bagi hierarki dan awam kalau Gereja sungguh
merupakan Umat Allah ?
PENJELASAN
2. Apa yang menjadi ciri, dasar dan konsekuensi dari Gereja sebagai Umat
Allah !
KOMPETENSI DASAR
Memahami arti dan makna Gereja sebagai Umat Allah dan Persekutuan
Murid-Murid Yesus yang terbuka
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan ciri 2 model Gereja beserta kelebihan dan kekurangannya.
GEREJA
SEBAGAI
PERSEKUTUAN
TERBUKA
Istilah lain untuk Gereja, selain Umat Allah adalah “Persekutuan Umat”
(Communio). Persekutuan umat ini bukan persekutuan yang ekslusif dan tertutup,
tetapi persekutuan umat yang inklusif dan terbuka.
Kita sudah belajar memahami bagaimana paham Gereja sebagai Umat
Allah itu. Tentu saja paham ini membuahkan bagaimana seharusnya Gereja
sekarang ini dikembangkan dan bersikap, khususnya menyangkut pola
kepemimpinannya.
Pada bagian ini, kita diajak mengenal model-model yang dikembangkan
dalam kepemimpinan Gereja kita, dan bagaimana persekutuan itu dibangun dari
anggota dan para pemimpinannya dalam keterbukaan dan partisipasi sebagai umat
beriman untuk berkarya bagi dunia.
Model Gereja I
Model Gereja II
PENJELASAN
MODEL GEREJA
NO INSTITUSIONAL HIERARKI PERSEKUTUAN UMAT
PIRAMIDAL
1 Organisasinya berstruktur piramidal Hidup dalam persaudaraan karena
tertata rapi. memiliki iman dan harapan yang
sama.
2 Kepemimpinannya harus Semua umat ikut terlibat aktif dalam
ditahbiskan. hidup menggereja.
3 Hukum dan peraturan digunakan Hukum dan peraturan perlu, tetapi
untuk menata dan menjaga dibutuhkan peranan suara hati dan
kelangsungan suatu institusi/ tanggung jwab dalam
lembaga/ organisasi. pelaksanaannya.
4 Gereja bersikap tertutup, karena Gereja bersikap terbuka, dengan
merasa Gereja sebagai satu-satunya selalu berdialog dengan semua pihak
penjamin kebenaran dan karena Gereja yakin bahwa di luar
keselamatan. Gereja Katolik terdapat pula
kebenaran dan keselamatan.
PENJELASAN
Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan
sejiwa, dan tidak seorang pun berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya
adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaannya mereka
bersama. Dan dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang
kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih karunia yang
melimpah-limpah. Sebab tidak ada seorang pun yang berkekurangan di antara
mereka, karena semua orang yang mempunyai tanah atau rumah, menjual
kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka letakkan di depan kaki
rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan
keperluannya.
Demikian pula dengan Yusuf, yang oleh rasul-rasul disebut Barnabas,
artinya anak penghiburan, seorang Lewi dari Siprus. Ia menjual ladang
miliknya, lalu membawa uangnya itu dan meletakkannya di depan kaki rasul-
rasul.
1. Apa yang menarik dari cara hidup Umat/ Gereja Perdana yang dilukiskan
dalam Kisah Rasul tersebut ?
2. Gambaran Gereja model apa yang terungkap dalam Kisah Rasul tersebut ?
3. Apakah cara hidup Umat/ Gereja Perdana itu dapat ditiru dan diterapkan
secara harafiah ? Mengapa ?
4. Inspirasi apa yang dapat kamu tiru dari Kisah Rasul untuk Gereja di masa
kini ?
PENJELASAN
Lukas dalam kutipan Kitab Suci (Kisah Rasul 4: 32-37) di atas memberi-
kan gambaran yang ideal terhadap Umat/ Gereja Perdana. Cara hidup Gereja
Perdana masih sangat relevan bila diterapkan oleh Gereja di zaman masa kini.
Kebersamaan dan menganggap semua adalah milik bersama mengungkapkan
persahabatan yang sangat baik dan ideal pada waktu itu. Yang utama adalah
bahwa semua anggota dicukupi kebutuhannya dan tidak seorang pun menyimpan
kekayaan bagi dirinya sendiri semestara orang lain masih berkekurangan.
Memang cara hidup Gereja Perdana tersebut bila secara harafiah tidak
dapat diterapkan, hal ini disebabkan situasi sosial dan ekonomi juga sangat jauh
berbeda. Yang dapat diterapkan dan ditiru dari Gereja Perdana di masa kini
adalah sikap kepekaan terhadap situasi sosial ekonomi sesama saudara dalam
persekutuan dan persaudaraan umat. Kebersamaan kita dalam hidup menggereja
tidak hanya dibatasi oleh hal-hal rohani : doa, ibadat pendalaman iman tetapi
harus dapat menyentuh kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya seperti
yang sekarang digalakkan dalam Komunitas Basis Gereja.
1. Apa artinya bahwa Gereja tidak bersikap eksklusif tetapi harus bersikap
inklusif/ terbuka ?
2. Mengapa Gereja harus bersifat inklusif/ terbuka !
3. Bagaimana sikap inklusif itu dapat diwujudkan oleh persekutuan umat
Katolik ?
4. Apa kiranya peluang dan tantangannya !
PENJELASAN
2. Kegiatan apa saja yang dapat dilakukan untuk menunjukkan bahwa kamu
adalah anggota Gereja yang terbuka kepada teman-temanmu !
EVALUASI
1. Sebutkan ciri-ciri Gereja sebagai Umat Allah !
2. Apa yang memungkinkan Gereja sebagai Umat Allah dapat berkembang
hingga mencapai situasi seperti sekarang !
3. Apa dasar yang sebaiknya terus dikembangkan dalam pandangan Gereja
sebagai Umat Allah !
4. Jelaskan konsekuensi yang harus dikembangkan dalam pandangan Gereja
sebagai Umat Allah !
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Gereja sebagai persekutuan yang
terbuka !
6. Jelaskan posisi kedudukan hierarki dan biarawan-biarawati dalam Gereja
sebagai Persekutuan yang Terbuka !
7. Sebutkan dan jelaskan tuntutan yang harus dipenuhi Gereja sebagai
Persekutuan yang Terbuka !
8. Sebutkan bentuk kegiatan yang dapat menjadi contoh dan tanda bahwa
Gereja adalah Persekutuan yang Terbuka !
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
Komkat KWI, Seri Murid-Murid Yesus, Pendidikan Agama Katolik untuk SMA/
SMK, Buku Guru 2. Kanisius, Yogyakarta, 2004.
Yoseph Kristianto, dkk, Menjadi Murid Yesus, Pendidikan Agama Katolik untuk
SMA/ SMK, Buku Guru XI. Kanisius, Yogyakarta, 2010.
http://.www.katolisitas.org
http://.www.wikipedia.com