Jl. Veteran No. F-3 kel. 9 Ilir Kec. IlirTimur Tiga Palembang 30113
Telp: (0711) 377159 | e-mail : admsmaigs17@gmail.com
TERAKREDITASI “A” (UNGGUL), NSS : 302116056916 | NPSN :
69856916
BAB I
GEREJA
a. Kemah Suci itu merupakan "tempat kudus, suatu tempat yang dikhususkan bagi Tuhan untuk
tinggal di antara dan bertemu dengan umat-Nya (Keluaran 25:22; 29:45-46; Bilangan 5:3;
Yehezkiel 43:7,9). Kemuliaan Allah ada di atas Kemah Suci.
b. Kemah Suci merupakan "tempat hukum Allah" (Keluaran 38:21), yaitu berisi Kesepuluh
Hukum (Keluaran 25:10). Kesepuluh Hukum itu selalu mengingatkan mereka akan kekudusan
Allah dan tuntutan-tuntutan-Nya. Hubungan kita dengan Allah tidak pernah dapat dipisahkan
dari ketaatan kepada hukum-Nya. Di Kemah Suci inilah Allah menyediakan pengampunan
dosa melalui korban darah (Keluaran 29:10-14). Dengan demikian korban darah ini menunjuk
kepada korban nyawa Kristus di kayu salib karena dosa umat manusia (lihat Ibrani 8:1-2;
9:11-14).
c. Kemah Suci menunjuk ke surga, yaitu ke tempat kudus sorgawi di mana Kristus, imam besar
abadi kita, hidup selama-lamanya untuk berdoa bagi kita (Ibrani 9:11-12,24-28).
d. Kemah Suci menunjuk kepada penebusan Allah yang terakhir ketika langit baru dan bumi
baru akan datang, yaitu ketika "kemah Allah (harafiah: Kemah Suci) ada di tengah-tengah
manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka" (Wahyu 21:3).
1. Persekutuan semua orang di seluruh dunia yang percaya akan Yesus Kristus itu Putra
Allah dan satu-satunya Penyelamat kita.
2. Himpunan yang didalamnya terdapat Umat Allah, Tubuh Kristus dan Bait Roh Kudus (
bdk 1 Kor 10:32, 11:17-22, 15:9 ).
3. Himpunan orang-orang yang digerakan untuk berkumpul oleh Firman Allah, yakni
berhimpun bersama untuk membentuk Umat Allah dan yang diberi santapan dengan
Tubuh Kristus menjadi Tubuh Kristus.
a. I Korintus 6:19 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam
di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik
kamu sendiri? (Komuni Kudus)
b. Yohanes 14:20 Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu
di dalam Aku dan Aku di dalam kamu (Komuni Kudus)
c. Yohanes 15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak
dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga
kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
d. Matius 18:20 Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada
di tengah-tengah mereka."
a. Umat Allah merupakan suatu pilihan dan panggilan dari Allah sendiri. Umat Allah adalah
bangsa terpilih, bangsa terpanggil.
b. Umat Allah dipanggil dan dipilih untuk Allah dan untuk misi tertentu, yaitu menyelamatkan
dunia.
c. Hubungan antara Allah dan umatNya dimeteraikan oleh suatu perjanjian. Umat harus menaati
perintah-perintah Allah dan Allah akan selalu menepati janji-janjiNya.
d. Umat Allah selalu dalam perjalanan melewati padang pasir menuju Tanah Terjanji.
Gereja adalah organisasi resmi, berbadan hukum dan dilindungi oleh hukum Negara dan
internasional. Ketika Yesus memilih ke dua belas rasul dan mengangkat Petrus sebagai
pemimpin untuk menggembalakan kawanan-Nya, saat itulah gereja sebetulnya menjadi sebuah
Institusi. Institusi Gereja adalah hirarki, dari paus – para uskup – para imam/ diakon. Berikut
adalah ciri gereja sebagai Institusi, sekaligus pembeda gereja sebagai umat Allah.
Model Gereja
1. Institusional
a. Orgnasisasi (lahiriah) yang berstruktur piramidal tertata rapi.
b. Ada kepemimpinan yakni dari para tertahbis atau hierarki hampir identik dengan Gereja itu
sendiri. Suatu institusi, apalagi institusi besar seperti Gereja Katolik, tentu membutuhkan
kepemimpinan yang kuat.
c. Hukum dan peraturan digunakan untuk menata dan menjaga kelangsungan suatu institusi.
Suatu institusi, apalagi yang berskala besar, tentu saja membutuhkan hukum dan peraturan yang
jelas.
a. Hidup persaudaraan karena iman dan harapan yang sama. Persaudaraan ini adalah
persaudaraan kasih.
b. Semua umat ikut aktif dalam hidup menggereja.
c. Hukum dan peraturan memang perlu, tetapi dibutuhkan pula peranan hati nurani dan
tanggung jawab pribadi.
d. Sikap miskin, sederhana dan terbuka. Rela berdialog dengan pihak mana saja, sebab Gereja
yakin bahwa di luar Gereja Katolik terdapat pula kebenaran dan keselamatan.
e. Terbuka bagi peran kharisma / karunia-karunia
Kata hierarki berasal dari bahasa Yunani “hierarchy”yang berarti jabatan (hieros) suci
(archos). Jadi mereka yang masuk dalam jajaran hierarki adalah mereka yang disucikan melalui
tahbisan. Sejak Konsili Vatikan II, hierarki Gereja tidak lagi berbentuk pyramid tetapi menjadi
lingkaran dengan Kristus sebagai pusat dari lingkaran tersebut.
Susunan Hierarki
Susunan kepemimpinan dalam Gereja sekarang dapat diurutkan sebagai berikut:
1) Paus
Konsili Vatican II menegaskan: “Adapun dewan atau badan para uskup hanyalah berwibawa,
bila bersatu dengan imam agung di Roma, pengganti Petrus, sebagai kepalanya dan
selama kekuasaan primatnya terhadap semua, baik para gembala maupun kaum beriman,
tetap berlaku seutuhnya.” Sebab Imam Agung di Roma berdasarkan tugasnya, yakni sebagai
wakil Kristus dan gembala Gereja semesta, mempunyai kuasa penuh, tertinggi dan universal
terhadap Gereja, dan kuasa itu selalu dapat dijalankan dengan bebas (Lumen Gentium, Art
22). Penegasan itu didasarkan pada kenyataan bahwa Kristus mengangkat Santo Petrus
menjadi ketua para rasul lainnya. Petrus diangkat menjadi pemimpin para rasul. Paus,
pengganti Petrus, adalah pemimpin para uskup.
2) Uskup Konsili Vatican II merumuskan dengan jelas: “masing-masing uskup menjadi asas
dan dasar kelihatan bagi kesatuan dalam Gerejanya” (Lumen Gentium, Art.23). Tugas
pokok uskup adalam mempersatukan dan
mempertemukan umat. Tugas itu selanjutnya dibagi menjadi tiga tugas khusus menurut tiga
bidang kehidupan Gereja, yaitu tugas pewartaan, perayaan, dan pelayanan, di mana
dimungkinkan komunikasi iman dalam Gereja. Tugas utama dan terpenting bagi para uskup
adalah pewartaan Injil (Lumen Gentium, Art. 25) Para Imam adalah wakil uskup. Di setiap
Jemaat setempat dalam arti tertentu, para imam menghadirkan uskup. Tugas konkret
mereka sama seperti uskup. Mereka ditahbiskan untuk mewartakan Injil dan
menggembalakan umat beriman. Para Diakon Pada tingkat hierarki yang lebih rendah
terdapat para diakon, yang ditumpangi tangan bukan untuk imamat, melainkan untuk
pelayanan (Lumen Gentium Art 29). Para diakon adalah pembantu khusus uskup di bidang
materi sedangkan imam pembantu umum.
Pendidikan Agama Katolik Kelas XI Efinta Panggabean, S. Ag.
NB. Kardinal bukan jabatan hirarkis dan tidak termasuk dalam struktur hierarki. Kardinal
adalah penasehat utama Paus dan membantu Paus terutama dalam reksa harian seluruh
Gereja. Para Kardinal membentuk suatu dewan Kardinal. Seorang Kardinal dipilih oleh Paus
dengan bebas.
c. Fungsi Hierarki
Seluruh umat Allah mengambil bagian di dalam tugas Kristus sebagai nabi, imam,
dan raja (tugas: mengajar, menguduskan, dan mengembalakan).Tetapi umat itu tidak
bersifat seragam, maka Gereja mengenal pembagian tugas, tiap komponen umat (hierarki,
biarawan, biarawati, awam) menjalankan tugas dengan cara yang berbeda.
Peranan Hierarki
Fungsi kepemimpinan hierarki adalah untuk menggembalakan Gereja sebagai umat
Allah.hierarki berada dalam umat Allah oleh karena kehendak Kristus untuk
menggembalakan seluruh Gereja-Nya.dengan demikian, hierarki memiliki peran
pentingdalam penggembalaan Gereja Semesta. Dalam konteks Gereja Semesta (universal)
ini, hierarki memiliki dua peran utama sebagai berikut:
a. Secara Teologis : Awam adalah umat Allah yang tidak tertahbis : Umat biasa dan
biarawan/i tak tertahbis (suster, frater/ bruder). Secara Etimologis : Awam adalah umat Allah
selain imam dan biarawan/i
b. Tugas Awam