Anda di halaman 1dari 21

Semester II

KEMAJEMUKAN AGAMA DAN KEPERCAYAAN: BERBEDA TETAPI SATU TUJUAN

 Penyebab Konflik antaragama di Indonesia

a. Adanya ambisi dari penganut atau pemimpin agama yang ingin memperjuangkan kepentingan

tertentu dengan mengatasnamakan agama dan keyakinan sebagai alasan untuk mengadakan

pertikaian antarumat beragama.

b. Kurangnya umat memahami dan mendalami agamanya secara benar, sehingga mudah dihasut

dan diprovokasi oleh pihak lain yang mempunyai niat jahat.

c. Fanatisme beragama yang berlebihan yang disertai dengan sikap dan pandangan negatif

terhadap agama yang lain.

d. Kurang mengenal, atau tidak mau mengenal agama dan kepercayaan lain, sehingga selalu

mengukur kebenaran berdasarkan agamanya sendiri.

e. Menganggap agama dan kepercayaan lain sebagai ancaman terhadap agama yang dianutnya.

f. Kurang cepatnya penanganan aparat pemerintah dalam menangani isu-isu SARA, sehingga

menimbulkan masalah yang lebih besar.

g. Adanya kecemburuan sosial dalam hal tertentu, misalnya dalam hal kesejahteraan hidup,

sehingga memakai agama untuk melampiaskan kekesalannya.

 Ajaran Gereja tentang tentang Kebersamaan Umat Bragama

memiliki tujuan mulia yang sama, yaitu menghantar dan membimbing kita para penganutnya

untuk menuju kepada kebaikan dan kebenaran yang memungkinkan kita semua berbahagia baik

di dunia maupun di kehidupan yang akan datang. Oleh karena itu kita memiliki kewajiban untuk

senantiasa berusaha memperjuangkan kehidupan bersama yang penuh dengan kerukunan dan

kedamaian. Gereja Katolik secara nyata mendukung terciptanya persaudaraan sejati dalam

kehidupan bersama, termasuk dengan mereka yang berbeda agama dan kepercayaan, baik

melalui dialog kehidupan dan dialog karya. Karena semua bangsa merupakan satu masyarakat,

mempunyai satu asal, sebab Allah menempatkan seluruh manusia di bumi. Semua mempunyai

juga tujuan akhir yang satu: Allah. Penyelenggaraan-Nya dan bukti kebaikan-Nya mencakup

semua orang, tanpa kecuali. (bdk. Nostra Aetate. art. 1)

1
 Usaha Untuk membina Kerukunan Hidup Beragama

Berbagai usaha yang dapat dilakukan untuk menjaga kerukunan antarumat beragama, misalnya:

 Berusaha untuk berteman dengan semua orang dengan tanpa membedakan agama dan

kepercayaan.

 Selalu berpandangan secara positif terhadap orang lain termasuk yang berbeda agam

 Mau hidup rukun dan saling membantu antarumat beragama.

 Saling memberikan salam dan ucapan selamat pada teman yang merayakan hari besar

agamanya.

 Menghargai ajaran dan juga peribadatan dari agama lain.

2
SIKAP GEREJA KATOLIK TERHADAP AGAMA DAN KEPERCAYAAN LAIN

 Sikap Gereja Terhadap Gereja-Gereja Kristen

Gereja Katolik mendukung pemulihan kesatuan antara segenap umat Kristen.

(unitatis redintegratio art. 1). Tidak sedikit upacara-upacara agama Kristen yang

diselenggarakan oleh saudara-saudari yang tercerai berai dari kita.

Konsili mengundang semua umat Katolik untuk berperan aktif dalam kegiatan ekumenis.

yang dimaksud “ gerakan ekumenis” adalah kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha untuk

menanggapi bermacam-macam kebutuhan gereja. Gerakan ekumenis diadakan untuk

mendukung kesatuan umat Kristen:

 Semua daya upaya untuk menghindari kata-kata, penilaian-penilaian serta

tindakan-tindakan, yang ditinjau dari sudut keadilan dan kebenaran tidak cocok

dengan situasi saudar-saudari yang terpisah.

 Pertemuan dengan umat Kristen dari berbagai gereja atau jemaat, yang

diselenggrakan dalam suasana religious.

 Dialog antara para pakar yang kaya informasi, yang member ruang kepada

setiap peserta untuk secara lebih mendalam menguraikan ajaran

persekutuaannya, dan dengan jelas menyajikan corak-cirinya.

 Menggalang kerja sama yang lebih luas ligkupnya dalam aneka usaha demi

kesejahteraan umum menurut tuntutan suara hati Kristen

 Bertemu dalam doa sehati-sejiwa

 Sikap Gereja Terhadap Agama dan Kepercayaan Lain

Gereja Katolik selalu berpandangan positif terhadap agama dan kepercayaan lain. Sikap

gereja terhadap agama dan kepercayaan lain menurut dokumen gereja okumen Gereja (

Unitatis Redintegratio, art.3 ayat 13, dalam hubungan gereja dan agamalain dan Nostra

Aetate art.1 dan 2 dan Yoh 14 : 6 ) :

- Gereja meninjau degan cermat, sikapnya terhadap agama-agama bukan Kristen

dalam tugasnya memupuk kesetuan dan cinta kasih antar-manusia, malah antar

bangsa-bangsa . Gereja memandang terutama apa yang sama pada manusia dan

yang membawa kebersamaan hidup. Karena semua bangsa merupakan satu

3
masyarkat, mempunyai satu asal, sebab Allah menempatkan seluruh manusia di

- “ Gereja Katolik tidak menolak apa pun, yang dalam agama-agama itu serba

benar dan suci. Dengan sikap hormat yang tulus Gereja merenungkan cara-cara

bertindak dan hidup, kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran, yang memang dalam

- banyak hal bebeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak

jarang toh memantulkan sinar kebenaran, yang menrangi semua orang. Namun

Gereja tiada hentinya mewartakan Kristus, yakni “ jalan, kebenaran, dan hidup “

( lih. Yoh 14 : 6 ) ; dalam Dia manusia menemukan kepenuhan hidup keagamaan,

dalam Dia pula Allah mendamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya.

- Dengan kata lain sikap Gereja Katolik terhadapa agama dan kepercayaan lain

yaitu :tidak menolak apa pun yang dalam agama itu serba benar dan suci. Dengan

sikap hormat yang tulus gereja merenungkan cara-cara bertindak dan hidup,

kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran, yang dalam banyak hal berbeda dari apa yang

diyajini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak jarang toh memantulkan sinar

kebenaran yang menerangi semua orang.

 Contoh-contoh konkret tindakan gereja dalam menghormati agama lain :

Ikut serta dalam forum-forum dialog antaragama,baik dialog kehidupan maupun dialog

karya,misalnya : membantu membangun rumah ibadat dan melaksanakan ibadat, mendirikan

yayasan-yayasan yang bergerak dalam aksi peduli kepada yang menderita tanpa membatasi

pelayanan untuk kelompok agama tertentu.

4
KEBERSAMAAN ITU INDAH

Betapa bahagianya orang yang hidup dalam suasana kehidupan yang penuh dengan

persaudaraan. Hidup dalam persaudaraan adalah hidup dalam semangat kasih. Kasih itu tidak

membeda-bedakan, tulus, rela berkorban, dan kasih itu mau terlibat.

Bagi umat Katolik, pengertian persaudaraan bukanlah dalam arti sempit yaitu relasinya

dengan sesama umat Kristiani dalam satu paroki atau mereka yang sudah dibaptis sehingga

menjadi anak anak Allah dan menjadi saudara. Dalam konteks persaudaran Kristen, Kristus

mengatakan : “… barang siapa mengasihi Allah, ia harus mengasihi saudaranya” (1 Yoh 4:21).

Perkataan Kristus tersebut perlu dimaknai dalam konteks universal, artinya tidak terbatas pada

iman yang sama atau agama yang sama. Sehingga bagi umat Kristen, segala tingkat kehormatan

harus tunduk pada persamaan dasar: “Kamu satu sama lain adalah saudara!”

Jika kita menghayati dan mewujudkannyatakan apa yang telah difirmankan Tuhan, maka

kehidupan persaudaraan yang penuh dengan keindahan akan dapat kita wujudkan pula. Itulah

keindahan kebersamaan dalam hidup yang dapat kita usahakan. Keindahan dalam hidup

kebersamaan tidak akan datang begitu saja, namun perlu untuk kita usahakan. Berbagai contoh

berikut ini membuktikan hal itu :

 Di lingkungan RT/RW tertentu ada kebiasaan silaturahmi yang bagus sekali. Setiap hari

raya Natal para warga yang muslim dan beragama lain secara perorangan atau kelompok

berkunjung ke rumah warga yang beragama Katolik atau Kristen. Sebaliknya, pada hari raya

Idul Fitri, seluruh warga berkumpul di perempatan RT tersebut untuk bersama-sama

bersilaturahmi dan saling mengucapkan selamat baik oleh warga muslim maupun non

muslim. Juga ada kegiatan saling berkunjung pada saat Idul Fitri;

 Di beberapa Gereja Katolik, ada warga muslim yang tergabung dalam ormas (organisasi

kemasyarakatan) tertentu yang selalu membantu menjaga keamanan dalam perayaan malam

Natal atau malam Paskah;

 Ada pula umat Katolik terlibat dalam kepanitiaan pembangunan mesjid atau kepanitiaan

kegiatan keagamaan umat beragama lain;

 Ketika terjadi bencana banjir, banyak sekolah Katolik yang memberikan fasilitas

sekolahnya sebagai tempat untuk mengungsi dengan tanpa membedakan agama dan suku,

tetapi bersama-sama mereka membangun kebersamaan dan hidup saling membantu.30

5
Pengalaman-pengalaman indah itu hendaknya makin banyak dilakukan dan makin menyebar

sehingga pastilah dunia ini akan tersenyum, terlebih Allah akan merasa bangga terhadap manusia

ciptaan-Nya. Sebagai pelajar, dapat juga mengusahakan kebersamaan yang indah itu dengan ikut

terlibat di dalam berbagai kegiatan kebersamaan seperti itu. Secara lebih nyata lagi dapat

dilakukan dengan membangun persahabatan dengan semua teman tanpa membedakan.

Gereja, melalui dokumen “Unitatis Redintegratio Art.2” ada bagian yang menekankan

pentingnya dialog antarumat beragama agar tercipta kehidupan kebersamaan yang indah; “…..

maka Gereja mendorongdialog dan kerja sama dengan para penganut agama-agama lain,

sambil memberi kesaksian tentang iman serta perihidup Kristiani,

 Pandangan gereja tentang pentingnya dialog antara umat beragama :

= Kutipan teks Kitab Suci Mat 8 : 5 – 13, mau mengajarkan kepada kita tentang keterbukaan

perwira Romawi dan keterbukaan Yesus terhadap penganut agama lain. Perwira Romawi yang

dianggap kafir oleh masyarakat mau datang kepada Yesus yang beragma Yahudi. Yesus sendiri

tidak menolak permintaan itu, bahkan Yesus mendengarkan dan mau ke rumahnya. Pada hal

menurut hukum dan adat Yahudi, haram untuk bergaul dengan orang kafir seperti perwira

Romawi.

 Sikap Yesus terhadap permintaan perwira yang hambanya sakit keras :

Menerima perwira itu, mendengarkan permintaannya, dan mau datang ke rumahnya. Dengan

kata lain :Yesus sungguh menereima,berbelas kasih kepada orang lain,sekalipun orang itu

bukan Yahudi, bahkan Yesus memuji iman poerwira yang memohon kesembuhan untuk

hambanya ( Mat 8:5-13 ).

 Tindakan poisitif yang dikembangkan dalam mewujudkan persahabatan dengan penganu

agama dan kepercayaan lain :

Bersikap terbuka serta mau membangun persaudaraan dengan semua orang tanpa memandang

perbedaan agama atau kepercayaan.

6
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

A. Penilaian pengetahuan

Kerjakan soal soal –soal di bawah ini dengan baik dan benar

1. Jelaskan penyebab timbulnya konflik antarumat beragama di Indonesia!

2. Tulislah usaha-usaha untuk menjaga kerukunan antarumat beragama !

3. Jelaskan sikap gereja terhadap agama non kristiani dan kepercayaan lain!

4. Jelaskan sikap gereja terhadap agama Kristiani yang lain

5. Jelaskan pandangan gereja tentang pentingnya dialog antarumat beragama!

𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai : 𝑥100
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

KRITERIA PENILAIAN

No INDIKATOR SKOR MAKSIMAL KETERANGAN


1 Kebenaran jawaban 60
2 Kerapian pekerjaan 20
3 Ketepatan waktu 10
Jumlah 100

7
B. PENILAIAN KETERAMPILAN

Komptensi dasar Bentuk insTrumen Instrumen penilaian

3.8. Memahami ajaran Gereja Membuat puisi Buatlah puisi yang


menggambarkan
tentang persaudaraan sejati
kebersaman itu indah!
dengan penganut agama dan

kepercayaan lain

Format penilaian

NO Aspek yang dinilai Skor

1 Puisi dibuat secara pribadi 20

2 Puisi sesuai dengan tema 50

3 Menggunakan bahasa Indonesia yang benar 20

4 Ketetapan waktu pengumpulan 10

Skor maksimal 100

8
C.PENILAIAN SIKAP

 Sikap Spritual
a. Teknik : Penilaian Diri
b. Bentuk Instrumen : lembar Penilaian Diri

Petunjuk : Nilailah dirimu sendiri: Berilah tanda cek (√) pada kolom YA atau
TIDAK sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya selalu mensyukuri keberagaman agam di Indonesia
Saya selalu mengucap syukur kerukunan hidup umat beragama di
2 Indonesia
3 Saya selalu berdoa bagi pemeluk agama lain

Sikap Sosial

No Pernyataan Nilai
ya Tidak
1 Selalu menghargai keberagaman agama yang ada di lingkungan
2 Bergaul dengan semua teman yang berbeda agama
3 Tidak mengganggu teman yang menjalankan ibadanya
Member ucapan selamat pada teman yang merayakan Hari raya
4 agamanya
5

CATATAN :

LKPD I AKAN DIKUMPULKAN PADA TANGGAL 23

JANUARI 2021

9
CITA-CITA

 Pentingnya Cita-Cita

Cita-cita merupakan keinginan atau kehendak yang akan kita wujud nyatakan, suatu

keinginan yang akan kita tuju, ataupun juga dapat kita sebut sebagai suatu harapan yang

senantiasa kita perjuangkan untuk kita dapatkan. Cita-cita yang telah dicanangkan dan ingin

digapai akan mempengaruhi seluruh proses persiapan yang harus dijalani guna menggapai cita

cita tersebut. Orang yang memiliki cita-cita yang tinggi tentunya memerlukan persiapan dan

usaha yang keras pula untuk dapat menggapainya. Cita-cita penting untuk kita canangkan, sebab

dengan cita-cita yang telah kita tentukan akan menjadikan kita mempunyai harapan dan

lain:

1). Cita-cita dapat kita jadikan sebagai arah hidup. Dengan memiliki arah hidup yang jelas maka

segala daya upaya yang kita lakukan saat ini selama proses belajar dan persiapan menggapai

masa depan, diarahkan untuk menuju pada pencapaian dari cita-cita kita. Sebaliknya seseorang

yang tidak memiliki cita-cita, akan cenderung arah hidupnya tidak jelas; mau menjadi apa kelak,

akan seperti apa masa depan yang dibangunnya juga menjadi tidak jelas;

2). Cita-cita mempengaruhi pola pikir dan sikap. Cita-cita yang telah kita canangkan, akan

menjadikan pola pikir dan sikap kita senantiasa tertuju pada pencapaian dari cita-cita itu sendiri.

Cita-cita bahkan dapat mengubah ataupun mempengaruhi segala pola pikir kita maupun sikap

kita mulai saat ini, walaupun terpenuhinya cita-cita itu masih lama.

 Usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai cita- cita

Dalam menentukan cita-cita tentunya kita tidak asal-asalan saja tetapi

perlu mempertimbangkan beberapa hal, misalnya:

1). Mengukur kemampuan kita.

Kita harus mengetahui segala kelebihan dan kekurangan kita, sehingga cita-cita yang kita

canangkan sesuai dengan kemampuan dan talenta yang kita miliki, dengan demikian akan

memudahkan kita dalam mengusahakan perencanaan dan

persiapan, sebab sudah sesuai dengan kemampuan dan talenta kita;

2). Bersikap realistis.

Kita perlu bersikap realistis terhadap keadaan dan kemampuan ekonomi yang kita miliki;

3). Selalu siap untuk berubah.

10
Cita-cita yang kita canangkan saat ini, dapat saja dalam perjalanan mengalami perubahan. Kita

harus siap untuk adanya perubahan tersebut jika memang situasi dan keadaannya menuntut

semua itu;

4). Siap untuk bekerja keras dan tidak mudah putus asa.

 Pandangan Kitab Suci Tentang Pentingnya Merencanakan Masa Depan

Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi (Flp 3: 14) mengatakan, bahwa ia Itulah yang

menjadi tujuan akhir dari segala kegiatan yang kita lakukan, termasuk juga dalam

memperjuangkan cita-cita. Dari sini kita dapat melihat bahwa Kitab Suci memberikan gambaran

bahwa setiap orang hendaknya memiliki cita-cita dan berusaha berjuang (berlari-lari) untuk

menggapainya. Dan terlebih disini Paulus menyampaikan bahwa cita-cita akhir dari hidup

manusia adalah memperoleh panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.

Perjuangan mencapai cita-cita hidup mempunyai maknanya sendiri seperti yang dapat kita

petik dari surat Rasul Paulus kepada umat di Roma ( Rm 9 : 21 ) :” Apakah tukang periuk

tidak mempunyai hak atas tanah kiatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda

untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang

biasa. Paulus mengajak kita untuk menyadari bahwa kita berhak dan bebas untuk menentukan

cita-cita kita masing-masing. Tentu saja sejauh perwujudan cita-cita itu tidak merugikan orang

lain atau bertentangan dengan kehendak Allah ialah yang bermanfaat bagi kita dan sesama

kita. dalam Kristus Yesus.” Inilah seharusnya yang menjadi tujuan akhir dari segala kegiatan

yang kita lakukan, termasuk juga dalam memperjuangkan cita-cita. Cita-cita manusia yang

terakhir adalah keselamatan. Untuk mendapat keselamatan orang harus mengabdi Tuhan dan

sesama. Pada zaman ini, pengaruh dari mass media yang begitu gencar dan tidak selalu sehat

terhadap para remaja akan membuat mereka mudah tertipu dalam memilihdan mencapai cita –

cita mereka. Umumnya, dambaan orang adalah menjadi kaya, punya rumah, mobil bagus, dan

hidup enak. Hampir tak ada atau amat sedikit orang yang bercita-cita menjadi pejuang ataupun

menjadi orang yang berjasa bagi masyarakat.Memang tak seorang pun yang bercita-cita menjadi

penjahat atau koruptor, tetapi banyak orang terobsesi untuk mencapai kesejahteraan pribadi

ataupun keluarganya. Kebutuhan masyarakat atau kebutuhan bangsa jarang sekali menjadi

keprihatinana dan menjasi pertimbangan untuk menentukan cita-cita.

11
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK II

A. Penilaian pengetahuan

Kerjakan soal soal –soal di bawah ini dengan baik dan benar

1. Apa yang dimaksud dengan cita-cita?

2. Apa pentingnya memiliki cita-cita?

3. Apa yang dapat dilakukan untuk menggapai cita-cita?

4. Bagaimana pandangan dalam kitab Suci tentang pentingnya merencanakan masa depan?

𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai : 𝑥100
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

KRITERIA PENILAIAN

No INDIKATOR SKOR MAKSIMAL KETERANGAN


1 Kebenaran jawaban 60
2 Kerapian pekerjaan 20
3 Ketepatan waktu 10
Jumlah 100

12
B. PENILAIAN KETERAMPILAN

Komptensi dasar Bentuk insTrumen Instrumen penilaian

3.9. Memahami pandangan Membuat refleksi tertulis Buatlah refleksi secara


tertulis dalam usaha meraih
masyarakat dan gereja tentang
cita-cita
pentingnya cita-cita

Format penilaian

NO Aspek yang dinilai Skor

1 Refleksi dibuat secara pribadi 20

2 Refleksi sesuai dengan tema 50

3 Menggunakan bahasa Indonesia yang benar 20

4 Ketetapan waktu pengumpulan 10

Skor maksimal 100

13
C.PENILAIAN SIKAP

Teknik : Penilaian Diri


Bentuk Instrumen : lembar Penilaian Diri

Petunjuk : Nilailah dirimu sendiri: Berilah tanda cek (√) pada kolom YA atau
TIDAK sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

No Pernyataan Ya Tidak
Saya selalu mengucapkan kalimat pujian kepada Tuhan yang
1 Maha esa
Saya selalu berdoa sebelum dan sesudah menjalankan setiap
2 perbuatan
Saya selalu berusaha semaksimal mungkin untuk meraih hasil
3 atau prestasi yang diharapkan
4 Saya selalu mampu membuat keputusan dengan cepat
5 Saya selalu belajar dengan sungguh-sungguh
5 Saya selalu teguh dalam meraih cita-cita

CATATAN: TUGAS LKPD II AKAN DIKUMPULAN

PADA TANGGAL 8 FEBRUARI 2021

14
SAKRAMEN PERKAWINAN

1.Pandangan masyarakat tentang perkawinan :

Perkawinan adalah persekutuan antara pria dan wanita atas dasar ikatan cinta kasih yang total

dengan persetujuan yang bebas dari keduanya.Rumusan ini merupakan salah satu dari sekian

banyak rumusan tentang perkawinan yang ada di tengah masyarakat kita.

Selain pandangan tersebut, ada orang yang memandang bahwa :

- Perkawinan dipandang sebagai kontrak /perjanjian. Hal ini banyak terjadi di

- Negara maju seperti : Eropa dan Amerika.

- Ada yang melihat perkawinan itu juga dari segi tujuan yakni untuk mendapat anak

atau keturunan.

- Ada yang menghubungkan perkawinan dengan usaha untuk memperoleh status,

warisan atau harta, kekuasaan dan kepentingan ekonomi, dll. Dengan demikian,

hubungan antara anggota keluarga, terutama suami dan istri bukanlah hubungan

antar-pribadi.

- Adanya pemahaman yang keliru tentang perkawinana menjadi salah satu sebab

banyaknya hidup perkawinan yang patah di tengah jalan. Kegagalan dalam hidup

berkeluarga yang berakhir dengan perceraian trjadikarena masing-masing pihak

kurang memeahami secara benar hakikat dan tujuan perkawinan. Nilai-nilai hidup

perkawinan yang luhur kurang disadari.

Pandangan Gereja Katolik tentang Perkawinan

Dalam Gereja Katolik dasar perkawinan adalah cinta di antara dua orang (laki-laki dan

perempuan) yang mengikat janji dalam sebuah perkawinan. Gereja Katolik memandang dan

memahami bahwa hidup berkeluarga itu sungguh suci dan bernilai luhur, karena kelu merupakan

“Persekutuan hidup dan kasih suami istri yang mesra, yang diadakan oleh Sang Pencipta, dan

dikukuhkan dengan hukumhukumnya, dan dibangun oleh janji pernikahan atau persetujuan

pribadi yang tak dapat ditarik kembali. Hal ini terungkap dalam dokumen Gereja yaitu dalam

Gaudium et Spes artikel 48.

 Arti dan hakekat perkawinan sebagai sakramen :

Dalam pandangan Kristiani, perkawinan dipahami bukan hanya menyangkut hubungan

antara seorang pria dan seorang wanita yang sepakat hidup bersama, melainkan adanya

15
keterlibatan Allah di dalamnya. Di dalam hidup perkawinan hubungan tersebut terjadi karena

Allah yang menghendaki dan memberkati. Perkawinan disebut sakramen karena

melambangkan huungan antara Krsitus dan Gereja-Nya ( Ef 5 : 22 – 33 ). Dengan hidup

sebagai persekutuan yang didasarkan kasih perkawinan memperlihatkan dan melambangkan

kasih Allah kepada manusia dan kasih Yesus kepada Gereja-Nya.

Ikatan perkawinan adalah ikatan pribadi-pribadi yang didasarkan pada kasih. Ikatan

perkawinan itu nampak dalam seluruh kehidupan, misalnya tinggal pada rumah yang sama,

pengelola harta milik bersama, tanggung jawab terhadap pendidikan anak secara bersama.

 Tujuan perkawinan ristiani :

a) Kesejahteraan suami-isteri sebagai pasangan

b) Memperoleh keturunan,

c) Pendidikan anak

d) Kesejahteraan masyarakat

 Sifat-sifat perkawinan kristiani :

a) Tak terceraikan

b) Monogam

c) Perkawinan terjadi antara seorang pria dan seorang wanita.

Cinta antara seorang suami dan seorang istri bersifat total atau tak terbagikan. Seorang suami

harus mengasihi istrinya seperti tubuhnya sendiri ( lih. Ef 5 : 28 ). Demikian juga istri terhadap

suaminya. Dengan menghayati hidup perkawinan sebagai sakramen, maka keluarga Krsitiani

akan dijiwai oleh rahmat cinta kasih Allah dalam pelaksanaan tanggung jawabnya. Keluarga

akan dapat membentuk diri sebagai Gereja mini di mana kasih Allah menjadi dasar hidup di

dalam keluarga dan iman Kristiani diperdalamdan dikembangkan oleh seluruh anggota keluarga.

16
SAKRAMEN IMAMAT

1. Arti dan hakekat sakramen imamat :

= Pilihan hidup imamat dipahami oleh Gereja Katolik sebagai panggilan Allah. Hidup imamat

sakramen, yakni sakramen imamat. Sakramen imamat diadakan untuk mengangkat orang-orang

beriman dengan panggilan khusus untuk menjadi pelayan gereja yakni untuk menguduskan,

mengajar dan memimpin umat.

= Menjadi seorang imam merupakan paggilan yang menuntut orang untuk menerimanya,

bersedia meninggalkan segala-galanya untuk mengikuti Yesus serta bersedia diutus.

= Para rasul dan penggantinya yang kini disebut Uskup mendapat kuasa untuk merayakan

perjamuan Tuhan dan mengampuni dosa. Uakup kemudian melimpahkan kuasa ini juga kepada

pembantunya yaitu para imam.

= Seorang imam betugas menjadi pemersatu dan gembala bagi umat yang dipercayakan

kepadanya. Imam menggembalakan umat baik dalam bidang liturgi, bidang pewartaan, bidang

persaudaraan dan bidang pelayanan.

= Hidup imamat mengikuti teladan Yesus sebagai gembala yang sejati.

 Syarat-syasrat untuk menjadi seorang imam :

1.Seorang beriman dan berperilaku baik

2.Mempunyai motivasi yang kuat dan luhur untuk menjadi imam.

3.Sehat rohani dan jasmani

4.Mengikuti pendidikan calon imam

5.Seorang beriman yang sudah dpermandikan secara katolik dan sudah sudah menerima

sakramenkrisma

6.Tidak/belum beristri dan tidak akan beristri seumur hidup atau dengan kata lain bersedia

menjalanihidup selibat.

Semua syarat di atas diberikan untuk mendukung tugasnya sebagai imam. Seseorang

yang telah membaktikan diri dan hidupnya sebagai seorang imam, harus siap secara total

memberikan dirinya bagi karya pewartaan, pengudusan, dan pelayanan. Hidupnya tidak lagi

berorientasi pada hal-hal duniawi. Seorang imam menjadi milik Allah dan milik

Gereja.Pelayanan seorang imam akan berhasil bila hidupnya bersahaja. Melalui kata-kata,

17
pikiran, perbuatan dan pola hidupnya, seorang imam harus berusaha memperlihatkan hidup

Yesus yang sederhana, penuh damai, suci, dan berbelakasih. Dalam melakukan karya

pelayanan, para imam saling bekerja sama sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Ada

imam yang berkarya di paroki, ada yang dilembaga pendidikan, dan di lembaga-lembaga

pelayanan lainnya. Secara hierarkis, para imam dalam suatu keuskupan diketuai/dipimpin

oleh uskup. Mereka bekerja dalam kesatuan dengan uskupnya

18
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK III

A. Penilaian pengetahuan

Kerjakan soal soal –soal di bawah ini dengan baik dan benar

1. Jelaskan berbagai pandangan tentang perkawinan dalam masyarakat!


2.Jelaskan pandangan gereja tentang perkawinan !
3. Jelaskan sifat perkawinan sebagai sakramen!
4. Jelaskan arti dan hakekat sakramen imamat!
5. Sebutkan syarat-syasrat untuk menjadi seorang imam!

𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai : 𝑥100
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

KRITERIA PENILAIAN

No INDIKATOR SKOR MAKSIMAL KETERANGAN


1 Kebenaran jawaban 60
2 Kerapian pekerjaan 20
3 Ketepatan waktu 10
Jumlah 100

19
C. PENILAIAN KETERAMPILAN

Komptensi dasar Bentuk insTrumen Instrumen penilaian

3.10. Memahami sakramen Menyusun doa tertulis 1. Buatlah doa untuk


perkawinan dan sakramen kelestarian perkawinan
imamat sebagai orang tuamu!
2. Buatlah doa untuk para
panggilan hidup
imam agar setia dalam
panggilan hidupnya!

Format penilaian

NO Aspek yang dinilai Skor

1 Doa mengandung unsure pujian, syukur, dan permohonan 20

2 Isi doa sesuai dengan tema 50

3 Menggunakan bahasa Indonesia yang benar 20

4 Ketetapan waktu pengumpulan 10

Skor maksimal 100

20
C.PENILAIAN SIKAP
Teknik : Penilaian Diri
Bentuk Instrumen : lembar Penilaian Diri

Petunjuk : Nilailah dirimu sendiri: Berilah tanda cek (√) pada kolom YA atau TIDAK sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.

No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya selalu mengucapkan kalimat pujian kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas karunia-Nya
2 Saya selalu berdoa untuk orang tua
3 Saya selalu menghormati orang tua
4 Saya selalu menjalankan orang tua
5 Saya selalu mengucapkan terima kasih kepada orang tua
6 Saya tidak selalu berkat-kata kotor, kasar dan tidak menyakitkan
pada anggota keluarga
7 Saya selalu menghormati para imam
8 Saya selalu berdoa bagi para imam
9 Saya selalu mendengarkan ajaran para imam sebagai pemimpin
gereja
10 Saya selalu bersedia membantu meringankan kerja para imam

CATATAN: TUGAS LKPD III AKAN DIKUMPULAN

PADA TANGGAL 22 FEBRUARI 2021

21

Anda mungkin juga menyukai