a. Adanya ambisi dari penganut atau pemimpin agama yang ingin memperjuangkan kepentingan
tertentu dengan mengatasnamakan agama dan keyakinan sebagai alasan untuk mengadakan
b. Kurangnya umat memahami dan mendalami agamanya secara benar, sehingga mudah dihasut
c. Fanatisme beragama yang berlebihan yang disertai dengan sikap dan pandangan negatif
d. Kurang mengenal, atau tidak mau mengenal agama dan kepercayaan lain, sehingga selalu
e. Menganggap agama dan kepercayaan lain sebagai ancaman terhadap agama yang dianutnya.
f. Kurang cepatnya penanganan aparat pemerintah dalam menangani isu-isu SARA, sehingga
g. Adanya kecemburuan sosial dalam hal tertentu, misalnya dalam hal kesejahteraan hidup,
memiliki tujuan mulia yang sama, yaitu menghantar dan membimbing kita para penganutnya
untuk menuju kepada kebaikan dan kebenaran yang memungkinkan kita semua berbahagia baik
di dunia maupun di kehidupan yang akan datang. Oleh karena itu kita memiliki kewajiban untuk
senantiasa berusaha memperjuangkan kehidupan bersama yang penuh dengan kerukunan dan
kedamaian. Gereja Katolik secara nyata mendukung terciptanya persaudaraan sejati dalam
kehidupan bersama, termasuk dengan mereka yang berbeda agama dan kepercayaan, baik
melalui dialog kehidupan dan dialog karya. Karena semua bangsa merupakan satu masyarakat,
mempunyai satu asal, sebab Allah menempatkan seluruh manusia di bumi. Semua mempunyai
juga tujuan akhir yang satu: Allah. Penyelenggaraan-Nya dan bukti kebaikan-Nya mencakup
1
Usaha Untuk membina Kerukunan Hidup Beragama
Berbagai usaha yang dapat dilakukan untuk menjaga kerukunan antarumat beragama, misalnya:
Berusaha untuk berteman dengan semua orang dengan tanpa membedakan agama dan
kepercayaan.
Selalu berpandangan secara positif terhadap orang lain termasuk yang berbeda agam
Saling memberikan salam dan ucapan selamat pada teman yang merayakan hari besar
agamanya.
2
SIKAP GEREJA KATOLIK TERHADAP AGAMA DAN KEPERCAYAAN LAIN
(unitatis redintegratio art. 1). Tidak sedikit upacara-upacara agama Kristen yang
Konsili mengundang semua umat Katolik untuk berperan aktif dalam kegiatan ekumenis.
tindakan-tindakan, yang ditinjau dari sudut keadilan dan kebenaran tidak cocok
Pertemuan dengan umat Kristen dari berbagai gereja atau jemaat, yang
Dialog antara para pakar yang kaya informasi, yang member ruang kepada
Menggalang kerja sama yang lebih luas ligkupnya dalam aneka usaha demi
Gereja Katolik selalu berpandangan positif terhadap agama dan kepercayaan lain. Sikap
gereja terhadap agama dan kepercayaan lain menurut dokumen gereja okumen Gereja (
Unitatis Redintegratio, art.3 ayat 13, dalam hubungan gereja dan agamalain dan Nostra
dalam tugasnya memupuk kesetuan dan cinta kasih antar-manusia, malah antar
bangsa-bangsa . Gereja memandang terutama apa yang sama pada manusia dan
3
masyarkat, mempunyai satu asal, sebab Allah menempatkan seluruh manusia di
- “ Gereja Katolik tidak menolak apa pun, yang dalam agama-agama itu serba
benar dan suci. Dengan sikap hormat yang tulus Gereja merenungkan cara-cara
- banyak hal bebeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak
jarang toh memantulkan sinar kebenaran, yang menrangi semua orang. Namun
Gereja tiada hentinya mewartakan Kristus, yakni “ jalan, kebenaran, dan hidup “
- Dengan kata lain sikap Gereja Katolik terhadapa agama dan kepercayaan lain
yaitu :tidak menolak apa pun yang dalam agama itu serba benar dan suci. Dengan
sikap hormat yang tulus gereja merenungkan cara-cara bertindak dan hidup,
kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran, yang dalam banyak hal berbeda dari apa yang
diyajini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak jarang toh memantulkan sinar
Ikut serta dalam forum-forum dialog antaragama,baik dialog kehidupan maupun dialog
yayasan-yayasan yang bergerak dalam aksi peduli kepada yang menderita tanpa membatasi
4
KEBERSAMAAN ITU INDAH
Betapa bahagianya orang yang hidup dalam suasana kehidupan yang penuh dengan
persaudaraan. Hidup dalam persaudaraan adalah hidup dalam semangat kasih. Kasih itu tidak
Bagi umat Katolik, pengertian persaudaraan bukanlah dalam arti sempit yaitu relasinya
dengan sesama umat Kristiani dalam satu paroki atau mereka yang sudah dibaptis sehingga
menjadi anak anak Allah dan menjadi saudara. Dalam konteks persaudaran Kristen, Kristus
mengatakan : “… barang siapa mengasihi Allah, ia harus mengasihi saudaranya” (1 Yoh 4:21).
Perkataan Kristus tersebut perlu dimaknai dalam konteks universal, artinya tidak terbatas pada
iman yang sama atau agama yang sama. Sehingga bagi umat Kristen, segala tingkat kehormatan
harus tunduk pada persamaan dasar: “Kamu satu sama lain adalah saudara!”
Jika kita menghayati dan mewujudkannyatakan apa yang telah difirmankan Tuhan, maka
kehidupan persaudaraan yang penuh dengan keindahan akan dapat kita wujudkan pula. Itulah
keindahan kebersamaan dalam hidup yang dapat kita usahakan. Keindahan dalam hidup
kebersamaan tidak akan datang begitu saja, namun perlu untuk kita usahakan. Berbagai contoh
Di lingkungan RT/RW tertentu ada kebiasaan silaturahmi yang bagus sekali. Setiap hari
raya Natal para warga yang muslim dan beragama lain secara perorangan atau kelompok
berkunjung ke rumah warga yang beragama Katolik atau Kristen. Sebaliknya, pada hari raya
bersilaturahmi dan saling mengucapkan selamat baik oleh warga muslim maupun non
muslim. Juga ada kegiatan saling berkunjung pada saat Idul Fitri;
Di beberapa Gereja Katolik, ada warga muslim yang tergabung dalam ormas (organisasi
kemasyarakatan) tertentu yang selalu membantu menjaga keamanan dalam perayaan malam
Ada pula umat Katolik terlibat dalam kepanitiaan pembangunan mesjid atau kepanitiaan
Ketika terjadi bencana banjir, banyak sekolah Katolik yang memberikan fasilitas
sekolahnya sebagai tempat untuk mengungsi dengan tanpa membedakan agama dan suku,
5
Pengalaman-pengalaman indah itu hendaknya makin banyak dilakukan dan makin menyebar
sehingga pastilah dunia ini akan tersenyum, terlebih Allah akan merasa bangga terhadap manusia
ciptaan-Nya. Sebagai pelajar, dapat juga mengusahakan kebersamaan yang indah itu dengan ikut
terlibat di dalam berbagai kegiatan kebersamaan seperti itu. Secara lebih nyata lagi dapat
Gereja, melalui dokumen “Unitatis Redintegratio Art.2” ada bagian yang menekankan
pentingnya dialog antarumat beragama agar tercipta kehidupan kebersamaan yang indah; “…..
maka Gereja mendorongdialog dan kerja sama dengan para penganut agama-agama lain,
= Kutipan teks Kitab Suci Mat 8 : 5 – 13, mau mengajarkan kepada kita tentang keterbukaan
perwira Romawi dan keterbukaan Yesus terhadap penganut agama lain. Perwira Romawi yang
dianggap kafir oleh masyarakat mau datang kepada Yesus yang beragma Yahudi. Yesus sendiri
tidak menolak permintaan itu, bahkan Yesus mendengarkan dan mau ke rumahnya. Pada hal
menurut hukum dan adat Yahudi, haram untuk bergaul dengan orang kafir seperti perwira
Romawi.
Menerima perwira itu, mendengarkan permintaannya, dan mau datang ke rumahnya. Dengan
kata lain :Yesus sungguh menereima,berbelas kasih kepada orang lain,sekalipun orang itu
bukan Yahudi, bahkan Yesus memuji iman poerwira yang memohon kesembuhan untuk
Bersikap terbuka serta mau membangun persaudaraan dengan semua orang tanpa memandang
6
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
A. Penilaian pengetahuan
Kerjakan soal soal –soal di bawah ini dengan baik dan benar
3. Jelaskan sikap gereja terhadap agama non kristiani dan kepercayaan lain!
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai : 𝑥100
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
KRITERIA PENILAIAN
7
B. PENILAIAN KETERAMPILAN
kepercayaan lain
Format penilaian
8
C.PENILAIAN SIKAP
Sikap Spritual
a. Teknik : Penilaian Diri
b. Bentuk Instrumen : lembar Penilaian Diri
Petunjuk : Nilailah dirimu sendiri: Berilah tanda cek (√) pada kolom YA atau
TIDAK sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya selalu mensyukuri keberagaman agam di Indonesia
Saya selalu mengucap syukur kerukunan hidup umat beragama di
2 Indonesia
3 Saya selalu berdoa bagi pemeluk agama lain
Sikap Sosial
No Pernyataan Nilai
ya Tidak
1 Selalu menghargai keberagaman agama yang ada di lingkungan
2 Bergaul dengan semua teman yang berbeda agama
3 Tidak mengganggu teman yang menjalankan ibadanya
Member ucapan selamat pada teman yang merayakan Hari raya
4 agamanya
5
CATATAN :
JANUARI 2021
9
CITA-CITA
Pentingnya Cita-Cita
Cita-cita merupakan keinginan atau kehendak yang akan kita wujud nyatakan, suatu
keinginan yang akan kita tuju, ataupun juga dapat kita sebut sebagai suatu harapan yang
senantiasa kita perjuangkan untuk kita dapatkan. Cita-cita yang telah dicanangkan dan ingin
digapai akan mempengaruhi seluruh proses persiapan yang harus dijalani guna menggapai cita
cita tersebut. Orang yang memiliki cita-cita yang tinggi tentunya memerlukan persiapan dan
usaha yang keras pula untuk dapat menggapainya. Cita-cita penting untuk kita canangkan, sebab
dengan cita-cita yang telah kita tentukan akan menjadikan kita mempunyai harapan dan
lain:
1). Cita-cita dapat kita jadikan sebagai arah hidup. Dengan memiliki arah hidup yang jelas maka
segala daya upaya yang kita lakukan saat ini selama proses belajar dan persiapan menggapai
masa depan, diarahkan untuk menuju pada pencapaian dari cita-cita kita. Sebaliknya seseorang
yang tidak memiliki cita-cita, akan cenderung arah hidupnya tidak jelas; mau menjadi apa kelak,
akan seperti apa masa depan yang dibangunnya juga menjadi tidak jelas;
2). Cita-cita mempengaruhi pola pikir dan sikap. Cita-cita yang telah kita canangkan, akan
menjadikan pola pikir dan sikap kita senantiasa tertuju pada pencapaian dari cita-cita itu sendiri.
Cita-cita bahkan dapat mengubah ataupun mempengaruhi segala pola pikir kita maupun sikap
kita mulai saat ini, walaupun terpenuhinya cita-cita itu masih lama.
Kita harus mengetahui segala kelebihan dan kekurangan kita, sehingga cita-cita yang kita
canangkan sesuai dengan kemampuan dan talenta yang kita miliki, dengan demikian akan
Kita perlu bersikap realistis terhadap keadaan dan kemampuan ekonomi yang kita miliki;
10
Cita-cita yang kita canangkan saat ini, dapat saja dalam perjalanan mengalami perubahan. Kita
harus siap untuk adanya perubahan tersebut jika memang situasi dan keadaannya menuntut
semua itu;
4). Siap untuk bekerja keras dan tidak mudah putus asa.
Paulus dalam suratnya kepada jemaat di Filipi (Flp 3: 14) mengatakan, bahwa ia Itulah yang
menjadi tujuan akhir dari segala kegiatan yang kita lakukan, termasuk juga dalam
memperjuangkan cita-cita. Dari sini kita dapat melihat bahwa Kitab Suci memberikan gambaran
bahwa setiap orang hendaknya memiliki cita-cita dan berusaha berjuang (berlari-lari) untuk
menggapainya. Dan terlebih disini Paulus menyampaikan bahwa cita-cita akhir dari hidup
manusia adalah memperoleh panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.
Perjuangan mencapai cita-cita hidup mempunyai maknanya sendiri seperti yang dapat kita
petik dari surat Rasul Paulus kepada umat di Roma ( Rm 9 : 21 ) :” Apakah tukang periuk
tidak mempunyai hak atas tanah kiatnya, untuk membuat dari gumpal yang sama suatu benda
untuk dipakai guna tujuan yang mulia dan suatu benda lain untuk dipakai guna tujuan yang
biasa. Paulus mengajak kita untuk menyadari bahwa kita berhak dan bebas untuk menentukan
cita-cita kita masing-masing. Tentu saja sejauh perwujudan cita-cita itu tidak merugikan orang
lain atau bertentangan dengan kehendak Allah ialah yang bermanfaat bagi kita dan sesama
kita. dalam Kristus Yesus.” Inilah seharusnya yang menjadi tujuan akhir dari segala kegiatan
yang kita lakukan, termasuk juga dalam memperjuangkan cita-cita. Cita-cita manusia yang
terakhir adalah keselamatan. Untuk mendapat keselamatan orang harus mengabdi Tuhan dan
sesama. Pada zaman ini, pengaruh dari mass media yang begitu gencar dan tidak selalu sehat
terhadap para remaja akan membuat mereka mudah tertipu dalam memilihdan mencapai cita –
cita mereka. Umumnya, dambaan orang adalah menjadi kaya, punya rumah, mobil bagus, dan
hidup enak. Hampir tak ada atau amat sedikit orang yang bercita-cita menjadi pejuang ataupun
menjadi orang yang berjasa bagi masyarakat.Memang tak seorang pun yang bercita-cita menjadi
penjahat atau koruptor, tetapi banyak orang terobsesi untuk mencapai kesejahteraan pribadi
ataupun keluarganya. Kebutuhan masyarakat atau kebutuhan bangsa jarang sekali menjadi
11
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK II
A. Penilaian pengetahuan
Kerjakan soal soal –soal di bawah ini dengan baik dan benar
4. Bagaimana pandangan dalam kitab Suci tentang pentingnya merencanakan masa depan?
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai : 𝑥100
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
KRITERIA PENILAIAN
12
B. PENILAIAN KETERAMPILAN
Format penilaian
13
C.PENILAIAN SIKAP
Petunjuk : Nilailah dirimu sendiri: Berilah tanda cek (√) pada kolom YA atau
TIDAK sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
No Pernyataan Ya Tidak
Saya selalu mengucapkan kalimat pujian kepada Tuhan yang
1 Maha esa
Saya selalu berdoa sebelum dan sesudah menjalankan setiap
2 perbuatan
Saya selalu berusaha semaksimal mungkin untuk meraih hasil
3 atau prestasi yang diharapkan
4 Saya selalu mampu membuat keputusan dengan cepat
5 Saya selalu belajar dengan sungguh-sungguh
5 Saya selalu teguh dalam meraih cita-cita
14
SAKRAMEN PERKAWINAN
Perkawinan adalah persekutuan antara pria dan wanita atas dasar ikatan cinta kasih yang total
dengan persetujuan yang bebas dari keduanya.Rumusan ini merupakan salah satu dari sekian
- Ada yang melihat perkawinan itu juga dari segi tujuan yakni untuk mendapat anak
atau keturunan.
warisan atau harta, kekuasaan dan kepentingan ekonomi, dll. Dengan demikian,
hubungan antara anggota keluarga, terutama suami dan istri bukanlah hubungan
antar-pribadi.
- Adanya pemahaman yang keliru tentang perkawinana menjadi salah satu sebab
banyaknya hidup perkawinan yang patah di tengah jalan. Kegagalan dalam hidup
kurang memeahami secara benar hakikat dan tujuan perkawinan. Nilai-nilai hidup
Dalam Gereja Katolik dasar perkawinan adalah cinta di antara dua orang (laki-laki dan
perempuan) yang mengikat janji dalam sebuah perkawinan. Gereja Katolik memandang dan
memahami bahwa hidup berkeluarga itu sungguh suci dan bernilai luhur, karena kelu merupakan
“Persekutuan hidup dan kasih suami istri yang mesra, yang diadakan oleh Sang Pencipta, dan
dikukuhkan dengan hukumhukumnya, dan dibangun oleh janji pernikahan atau persetujuan
pribadi yang tak dapat ditarik kembali. Hal ini terungkap dalam dokumen Gereja yaitu dalam
antara seorang pria dan seorang wanita yang sepakat hidup bersama, melainkan adanya
15
keterlibatan Allah di dalamnya. Di dalam hidup perkawinan hubungan tersebut terjadi karena
Ikatan perkawinan adalah ikatan pribadi-pribadi yang didasarkan pada kasih. Ikatan
perkawinan itu nampak dalam seluruh kehidupan, misalnya tinggal pada rumah yang sama,
pengelola harta milik bersama, tanggung jawab terhadap pendidikan anak secara bersama.
b) Memperoleh keturunan,
c) Pendidikan anak
d) Kesejahteraan masyarakat
a) Tak terceraikan
b) Monogam
Cinta antara seorang suami dan seorang istri bersifat total atau tak terbagikan. Seorang suami
harus mengasihi istrinya seperti tubuhnya sendiri ( lih. Ef 5 : 28 ). Demikian juga istri terhadap
suaminya. Dengan menghayati hidup perkawinan sebagai sakramen, maka keluarga Krsitiani
akan dijiwai oleh rahmat cinta kasih Allah dalam pelaksanaan tanggung jawabnya. Keluarga
akan dapat membentuk diri sebagai Gereja mini di mana kasih Allah menjadi dasar hidup di
dalam keluarga dan iman Kristiani diperdalamdan dikembangkan oleh seluruh anggota keluarga.
16
SAKRAMEN IMAMAT
= Pilihan hidup imamat dipahami oleh Gereja Katolik sebagai panggilan Allah. Hidup imamat
sakramen, yakni sakramen imamat. Sakramen imamat diadakan untuk mengangkat orang-orang
beriman dengan panggilan khusus untuk menjadi pelayan gereja yakni untuk menguduskan,
= Menjadi seorang imam merupakan paggilan yang menuntut orang untuk menerimanya,
= Para rasul dan penggantinya yang kini disebut Uskup mendapat kuasa untuk merayakan
perjamuan Tuhan dan mengampuni dosa. Uakup kemudian melimpahkan kuasa ini juga kepada
= Seorang imam betugas menjadi pemersatu dan gembala bagi umat yang dipercayakan
kepadanya. Imam menggembalakan umat baik dalam bidang liturgi, bidang pewartaan, bidang
5.Seorang beriman yang sudah dpermandikan secara katolik dan sudah sudah menerima
sakramenkrisma
6.Tidak/belum beristri dan tidak akan beristri seumur hidup atau dengan kata lain bersedia
menjalanihidup selibat.
Semua syarat di atas diberikan untuk mendukung tugasnya sebagai imam. Seseorang
yang telah membaktikan diri dan hidupnya sebagai seorang imam, harus siap secara total
memberikan dirinya bagi karya pewartaan, pengudusan, dan pelayanan. Hidupnya tidak lagi
berorientasi pada hal-hal duniawi. Seorang imam menjadi milik Allah dan milik
Gereja.Pelayanan seorang imam akan berhasil bila hidupnya bersahaja. Melalui kata-kata,
17
pikiran, perbuatan dan pola hidupnya, seorang imam harus berusaha memperlihatkan hidup
Yesus yang sederhana, penuh damai, suci, dan berbelakasih. Dalam melakukan karya
pelayanan, para imam saling bekerja sama sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Ada
imam yang berkarya di paroki, ada yang dilembaga pendidikan, dan di lembaga-lembaga
pelayanan lainnya. Secara hierarkis, para imam dalam suatu keuskupan diketuai/dipimpin
18
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK III
A. Penilaian pengetahuan
Kerjakan soal soal –soal di bawah ini dengan baik dan benar
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai : 𝑥100
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
KRITERIA PENILAIAN
19
C. PENILAIAN KETERAMPILAN
Format penilaian
20
C.PENILAIAN SIKAP
Teknik : Penilaian Diri
Bentuk Instrumen : lembar Penilaian Diri
Petunjuk : Nilailah dirimu sendiri: Berilah tanda cek (√) pada kolom YA atau TIDAK sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya selalu mengucapkan kalimat pujian kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas karunia-Nya
2 Saya selalu berdoa untuk orang tua
3 Saya selalu menghormati orang tua
4 Saya selalu menjalankan orang tua
5 Saya selalu mengucapkan terima kasih kepada orang tua
6 Saya tidak selalu berkat-kata kotor, kasar dan tidak menyakitkan
pada anggota keluarga
7 Saya selalu menghormati para imam
8 Saya selalu berdoa bagi para imam
9 Saya selalu mendengarkan ajaran para imam sebagai pemimpin
gereja
10 Saya selalu bersedia membantu meringankan kerja para imam
21