Anda di halaman 1dari 3

Materi 2, 28 Juli 2021

Format A

RENCANA PEMBERIAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 7 Palangka Raya


Kelas/Semester : IX / Ganjil
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen

Materi Pokok :
Bab I Gereja Sebagai Umat Allah yang Baru
D. Umat Allah yang Baru
Setelah mengikuti proses pembelajaran,peserta didik :
 Menjelaskan beberapa aspek pergumulan gereja di masa lampau dan masa kini
Bahan:
1). Pendidikan Agama dan Budi Pekerti : buku guru / Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.-- . Jakarta : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015
2). Internet : https://epaper.myedisi.com/bse/27142/docs/Edisi-2013-Kelas-09-SMP-
Pendidikan-Agama-Kristen-dan-Budi-Pekerti Sisw.pdf.pdf?reload=1551059604259
3). Materi Paket Pendidikan Agama Kristen Dan Budi Pekerti (Hal 4-5 )
D. Umat Allah yang Baru
Bagaimana hubungan gereja dengan umat Israel? Apakah keduanya
berbeda ataukah sama? Dalam Yeremia 31:31-33 dikatakan :
31.Sesungguhnya ,akan datang waktunya, demikianlah firman Tuhan, Aku akan mengadakan

perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda, 32bukan seperti perjanjian yang telah
Kuadakan dengan nenek moyang mereka . . . 33 . . . Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin
mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan
mereka akan menjadi umat-Ku.
Nabi Yeremia menubuatkan bahwa Allah akan mengadakan suatu perjanjian yang baru dengan
kaum Israel dan kaum Yehuda, yaitu umat Allah. Perjanjian ini tidak dibuat dalam loh batu,
melainkan yang dituliskan di hati mereka. Artinya, perjanjian Allah yang lama akan diperbarui
dengan sebuah perjanjian yang baru. Mengapa Allah ingin mengadakan perjanjian yang baru
dengan umat-Nya? Pada masa Perjanjian Lama kita menemukan banyak sekali kasus
pelanggaran perjanjian oleh umat Israel. Berulang kali bangsa itu menolak dan berpaling dari
Allah. Akibatnya mereka juga berulang kali mengalami penghukuman (Ul. 9:18; 31:29; Hak.
6:1; 10:6, dan lain-lain.). Apa sebabnya? Tampaknya umat Israel hanya mengetahui hukum Allah
apabila mereka membacanya atau mendengar hukum itu dibacakan atau disampaikan kepada
mereka. Selain itu, hukum Taurat seringkali malah dijadikan sebagai senjata untuk menghakimi
orang lain. Di masa Perjanjian Baru, ketika Tuhan Yesus melayani orang banyak, banyak ahli
Taurat yang mengecamnya karena Tuhan Yesus dianggap melanggar aturan-aturan Taurat
dengan menyembuhkan orang pada hari Sabat (mis. Mrk. 3:1-6, bdk. Mat. 12:1-8; dan lain-lain.).
Taurat yang seharusnya digunakan untuk menjadi penuntun menuju kehidupan yang lebih baik,
malah lebih sering menghadirkan masalah dalam kehidupan bersama karena digunakan secara
keliru.Karena itulah, melalui Nabi Yeremia, Tuhan Allah mengatakan bahwa Ia akan
menaruhkan Taurat-Nya di batin mereka dan menuliskan hukum-Nya di hati mereka. Dengan
demikian, umat Allah akan selalu mengingat hukumhukum-Nya. Dengan menaruh hukum Taurat
di dalam hati, umat Allah pun akan memberlakukan hukum itu dengan hati, bukan sekadar
mengikuti aturanaturan hukum dengan membabi buta (bdk. 2Kor. 3:6). Itulah sebabnya gereja
dibentuk Allah sebagai umat Allah yang baru. Inilah umat Allah yang hidup dengan hukum yang
baru, yaitu hukum kasih. Karenaitu pula, gereja seringkali disebut sebagai ”Israel yang baru”.
Dalam 1 Petrus 2:9-10 dikatakan:

9Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah
sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil
kamukeluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: 10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah,
tetapi yang sekarang telah menjadi umatNya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah
beroleh belas kasihan.
Gereja perdana terbentuk sebagai koreksi atas umat Israel yang menjadikan Taurat sebagai
hukum yang membelenggu diri dan sebagai alat untuk menghakimi orang lain. Bagaimana orang
sekarang menggunakan hukumhukum agama untuk membelenggu diri sendiri dan menghakimi
orang lain? Pernahkah kamu menghakimi seseorang yang tidak pergi ke gereja pada suatu
hari Minggu?
Coba perhatikan percakapan di bawah ini:

Tina :”Didi, kok kamu nggak ke gereja sih tadi pagi? Itu dosa lho!”
Santo :”Rudi, kamu nggak boleh mendengarkan musik sejenis itu. Itu dosa, tahu!”
Marni :”Nana, pakaian kamu tuh nggak sopan ya. Itu dosa!”
Berapa sering kamu mendengar kata-kata seperti itu yang diucapkan oleh teman kamu? Atau
mungkin kamu sendiri pernah berkata demikian kepada salah seorang teman kamu? Bahaslah
masalah ini dengan teman kamu sebangku. Apakah kamu setuju dengan apa yang dikatakan oleh
Tina, Santo,dan Marni? Kalau ya, mengapa? Kalau tidak, apa sebabnya? Menurut kamu,
manakah sikap yang mirip dengan apa yang diperlihatkan oleh para ahli Taurat di zaman Tuhan
Yesus?

Palangka Raya, 19 Juli 2021


Guru Mata Pelajaran

YUNITAE, S.Pd.K
NIP. 196906021994122003
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

Nama :
Kelas :

Diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan itu dengan teman kamu


sebangku, lalu tuliskan jawabanmu di bawah ini!
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai