BIMBINGAN/PENYULUHAN AGAMA KATOLIK DAN PEMBANGUNAN MANUSIA
MELALUI KEGIATAN BINA IMAN ANAK
(Avelinus Mambo, S.Fil – Penyuluh Agama Paroki Boganatar)
Kelompok Binaan : Misdinar Stasi Boganatar
Hari/Tanggal : Sabtu, 19 Maret 2022 Jam : 16.30 – 17.30 Tempat : Gereja Paroki Boganatar Tema : MAKNA “JALAN SALIB” BAGI UMAT KATOLIK
A. Menyanyikan Lagu (Ya Tuhan Kami Datang)
B. Doa Pembuka (Doa Spontan dari Peserta) C. Pengantar Pembukaan Jalan Salib adalah devosi yang mengarahkan pandangan spiritual kita pada peristiwa Yesus Kristus mulai dari keputusan hukuman mati pada Yesus hingga peristiwa pemakaman-Nya. Dalam bahasa Latin, Jalan Salib disebut Via Dolorosa artinya Jalan Penderitaan. Inilah saat- saat terakhir hidup Yesus secara historis di dunia. Devosi ini adalah peringatan akan peristiwa tersebut. Tradisi Jalan Salib dirintis oleh Santo Fransiskus Asisi, diperkenalkan oleh Ordo Fransiskan abad ke-14 lalu meluas di Gereja Katolik Roma pada abad pertengahan. Paus Klemens XII menetapkan secara resmi terkhusus perhentian-perhentiannya secara definitif pada abad XVII yang berlaku sampai sekarang. Devosi ini biasa dilaksanakan di biara-biara setiap hari Jumat. Namun umumnya dilaksanakan oleh umat beriman pada masa Prapaska terutama Jumat Agung. Ada 14 perhentian atau stasi Jalan Salib: 1. Yesus dijatuhi hukuman mati 2. Yesus memanggul salib 3. Yesus jatuh untuk pertamakali 4. Yesus berjumpa dengan ibu-Nya 5. Yesus ditolong oleh Simon dari Kirene 6. Wajah Yesus diusap oleh Veronika 7. Yesus jatuh untuk kedua kalinya 8. Yesus menghibur perempuan-perempuan yang menangisi-Nya 9. Yesus jatuh untuk ketigakalinya 10. Pakaian Yesus ditanggalkan 11. Yesus disalibkan 12. Yesus wafat di kayu salib 13. Yesus diturunkan dari salib 14. Yesus dimakamkan Devosi Jalan Salib menjadi penting bagi iman Kristiani karena melalui devosi ini, umat diingatkan akan peristiwa Yesus menebus dosa manusia. Jalan Salib menjadi penguat iman akan inkarnasi Sabda menjelma menjadi manusia. Kita tidak melupakan bahwa dalam diri Yesus ada dua kodrat yaitu kodrat insani dan ilahi. Di sini juga Yesus membuktikan ketaatanNya kepada Allah Bapa. Manusia juga diingatkan akan kejahatan manusia akibat tipu daya iblis. Di sini juga orang belajar mempertahankan iman sampai akhir hayat meski jalan beriman itu penuh penderitaan. Akan tetapi, di sini juga orang beriman memiliki harapan. Bahwa kebenaran meski membuat seseorang menanggung penderitaan, namun jika diteruskan sampai selesai akan membawa orang pada kebangkitan, hidup baru bersama Allah sesudah kematian. Yesus memperlihatkan bahwa Dia sendiri meski tidak bersalah, namun dipersalahkan oleh pengadilan yang tidak adil. Ketika pengadilan tidak membela orang benar, Tuhan tetap dapat berkarya di dalam diri orang benar sehingga kebenaran tetap bersinar meski di awal kisah ditutup mendung penderitaan. Pada peristiwa Jalan Salib orang beriman diyakinkan bahwa dosa manusia, tipu daya iblis, penderitaan hingga kematian tidak sanggup mengalahkan kesetiaan kasih Allah pada ciptaan. Sebab ciptaan dicipta untuk dicinta. Di Jalan Salib, telah terbukti bahwa perjuangan iblis untuk mengalahkan Yesus menjadi sia- sia. Iblis telah mengerahkan segala daya upayanya untuk menakuti Yesus agar membelot dari visi misi kebenaran. Namun usaha itu sia-sia, sebab Yesus menjalani sampai selesai perintah Bapa yaitu menyelamatkan umat manusia. Dengan ketaatan itu Yesus menanggung kematian sementara agar manusia dapat peluang bebas dari kematian kekal. Hal ini dapat dimengerti bila kita konsisten pada kisah Alkitab tentang Adam manusia pertama. Adam yang ditempatkan di taman Eden telah melanggar perintah Allah dengan memakan buah terlarang. Dimana sanksinya adalah hukuman mati. Namun hukuman mati itu dibatalkan dengan digantikan anak domba yang terus menerus dikorbankan setiap tahun. Namun hal itu tidak sepadan sehingga pengorbanan itu tak pernah final dan kekal. MAKNA KAYU SALIB Kayu menjulang vertikal :Melambangkan relasi kasih antara Allah dan manusia. Kayu membujur horizontal, melambangkan: Relasi kasih antar sesama manusia, pada lingkungan hidup dan alam. Kayu menjulang vertikal lebih panjang, melambangkan : Kasih pada Allah haruslah lebih daripada kasih pada dunia. Kayu membujur horizontal lebih pendek, melambangkan :Mengasihi kasih antar sesama manusia dan lingkungan hidup tetap penting dan sangat dibutuhkan. Kedua kayu itu menyatu, melambangkan :Relasi kasih terhadap Allah, sesama manusia dan lingkungan hidup haruslah satu. Ketika Yesus membicarakan tentang Hukum Cinta Kasih (Mengasihi Allah dan Mengasihi Manusia-Mengasihi musuh), sebenarnya Ia membicarakan tentang Salib yang kelak akan dipikul-Nya. Hanya dalam diri Yesus; Dia sekaligus Allah dan sekaligus manusia, sebagaimana pada Kayu Salib mengandung dimensi kasih Pada Allah dan kasih pada manusia. Inilah sebenarnya konsep yang mau dipakai, ketika kita mengatakan bahwa salib adalah tanda kemenangan. Salib adalah tanda kemenangan, karena hukum Salib bagi orang-orang Kristen adalah hukum tentang Cinta Kasih. Sebagaimana Salib adalah puncak kasih; sedemikian itu, Cinta kasih adalah hukum yang paling tertinggi dalam hidup kristiani. Hal ini pun dapat kita pahami dari penegasan Paulus, yakni nubuat akan berakhir, bahasa Roh akan berhenti, pengetahuan akan lenyap, namun kasih tidak akan berkesudahan. Di antara, iman, harap dan kasih, kasihlah yang paling terbesar di antaranya adalah kasih Salib berbentuk kasih penuh pengorbanan. Kasih tak kunjung padam; kasih tak kunjung terbenam, sebagaimana Yesus adalah Jalan, kebenaran dan hidup kekal. Yesus justeru menjadikan Salib sebagi suatu kenangan kekal. Kenangan ini disebut kekal karena iman, harapan dan kasih adalah kuncinya. Kekal berarti segala sesuatu, keberlangsungannya tak terikat oleh waktu. Walaupun, Bagi orang-orang Yahudi dan Romawi, Salib adalah sebuah peyiksaan; Bagi orang-orang Yunani, Salib adalah suatu kebodohan, tetapi bagi Orang-orang Kristen, Salib adalah lambang kemenangan dan keselamatan. Mengapa? Karena Peristiwa Salib adalah puncak kasih-Nya, dan kebangkitan adalah puncak keselamatan umat manusia. Sebagaimana Yesus mengatakan, “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya”.
Ciptaan Dicipta Untuk Dicinta
Namun, Allah tetap mengasihi manusia dan tak ingin ciptaan-Nya musnah. Telah direncanakan-Nya pengganti Adam untuk menjalani sanksi hukuman mati yaitu Yesus Kristus, Putra Allah, yang berhasil memperbaiki kegagalan Adam dalam ketaatan. Itulah sebabnya Yesus disebut Anak Domba Allah, Adam Baru dan Mesias. Ia yang Terurapi, derajat-Nya paling tinggi dari semua manusia di bumi. Pengganti sempurna Adam lama. Dia yang layak menggantikan Adam dan tidak gagal. Seluruh pengorbanan anak domba dalam Perjanjian Lama tidaklah seberharga darah-Nya, Anak Domba Allah. Darah-Nya yang tertumpah telah membasuh luka dan dosa manusia. Di situ juga terungkap bahwa penderitaan orang benar bukanlah aib, melainkan kesaksian akan ketaatan orang pada Allah yang suci. Memperoleh pengampunan atau Indulgensi Umat katolik secara umum mempercayai bahwa dengan mengikuti devosi jalan salib, yang biasanya dilaksanakan tiap minggu sebelum paskah, akan mendapatkan indulgensi. Indulgensi adalah salah satu bentuk pengampuan atau penghapusan atas dosa, yang punya hubungan erat dengan tradisi sakramen tobat. Sebagai puncak dari pengampunan ini, mereka wajib mengikuti Devosi atau jalan salib terakhir yang akan dilaksanakan pada Jumat Agung.