Anda di halaman 1dari 2

KATEKESE DALAM TUGAS PASTORAL GEREJA

A. Karya Pastoral Gereja


Gereja adalah paguyuban atau himpunan Umat Allah yang mengimani pribadi Yesus Kristus, dalam
melanjutkan dan mewujudnyatakan keselamatan Allah di dunia ini. Dalam mengarungi peziarahan
hidupnya, Gereja mengemban kewajiban untuk mengembangkan kehidupan beriman dan
mengembangkan dunia terus-menerus agar menjadi lingkungan hidup yang layak serta selaras dengan
kehendak Allah. Kedua kewajiban itu nerupakan tugas pastoral Gereja, yakni dalam usaha mem-bimbing
dan mengembangkan iman umat serta pelayanan atas dunia, bertolak dari situasi konkret umat dan
dunia.
Gereja dalam mewujudkan tugas perutusannya melalui empat “bidang dasar kar-ya pastoral” (= fungsi
dasar Gereja). Keempat bidang pastoral itu tidak terlepas antara yang satu dengan yang lain. Namun
demikian empat bidang itupun tidak bisa disamakan begitu saja, mengingat masing-masing mempunyai
ruang lingkup serta kekhasan tersendiri. Keempat bidang karya pastoral Gereja itu adalah; Koinonia
(Per-sekutuan dan persaudaraan hidup dalam Tuhan), Diakonia (Pelayanan kepada sesa-ma dan
solidaritas sosial), Leitourgia (Perayaan iman dalam ibadat dan doa), dan Ke-rygma (Pewartaan atau
pengajaran dan pendidikan iman).
1. Koinonia
Koinonia adalah usaha pelayanan Gereja untuk membentuk dan membangun komunitas orang beriman
secara menyeluruh. Pelayanan ini terwujud dalam kegiatan menghimpun dan mempersatukan umat
kristiani agar hidup dalam persekutuan dan persaudaraan dalam iman akan Yesus Kristus. Didalam
komunitas kristiani itu, dicip-takan dan dibangun kerjasama yang baik untuk saling melayani. Dalam
kebersamaan juga mengusahakan perdamaian dan kerukunan baik di dalam komunitas itu sendiri
maupun dengan komunitas lain (kelompok beriman lain). Kekhasan koinonia Gereja adalah dalam
usahanya untuk membangun dan membentuk komunitas orang ber-iman agar menjadi lebih baik dan
mendalam dalam menghayati hidup berimannya.
Gereja dalam menghayati dan mewujudkan koinonia di tengah masyarakat, pada dasarnya merupakan
jawaban kerinduan manusia akan persaudaraan, perdamaian, persatuan dan komunikasi di antara umat
manusia secara sehat dan mendalam. Oleh sebab itu Gereja tak henti-hentinya berusaha untuk
memberikan kesaksian akan adanya suatu kemungkinan kehidupan yang disadari persaudaraan dan
persatuan dalam persekutuan dengan Allah.
2. Diakonia
Iman yang dimiliki jemaat akan menjadi iman yang mati apabila tanpa perwu-judan (perbuatan) konkret
dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat. Dia-konia adalah merupakan suatu bentuk
pelayanan Gereja untuk mewujudkan iman dalam masyarakat. Melalui pelayanan ini, Gereja berusaha
menemukan nilai iman yang bentuknya sangat manusiawi, malahan bersifat profan sehingga dapat
langsung berfungsi dan berhasil bagi perkembangan masyarakat. Dengan diakonia, Gereja berusaha
agar melalui dan dalam segi-segi kehidupan masyarakat seperti; pendi-dikan, sosial, ekonomi,
kesehatan, kebudayaan dsb. Iman menjadi nyata dan ber-kembang sesuai yang dicita-citakan. Dengan
demikian Gereja melalui fungsi diakonia mewujudkan tugasnya untuk membangun dan
mengembangkan dunia. Tugas ini berasal dari hakekat Gereja sendiri, karena Gereja harus menjadi
“garam” dan “te-rang” dunia.
3. Leitourgia (liturgia)
Liturgi Gereja adalah sebagai puncak perayaan iman umat, dan merupakan tem-pat dimana umat
beriman dapat mengungkapkan hubungan pribadinya dengan Al-lah. Dalam liturgi dan perayaan
sakramen-sakramen, jemaat mengungkapkan iman-nya serta menanggapi karya keselamatan Allah
dengan bersyukur, pujian dan doa. Perayaan iman umat ini terlaksana dalam ibadat dan perayaan-
perayaan, doa pribadi dan doa bersama. Mengingat akan kekhususan akan perayaan iman umat ini,
maka segala bentuk dan simbol-simbol dalam liturgi baru betul-betul merupakan liturgi se-jauh dapat
menolong atau mengantar umat pada hubungannya dengan Tuhan. Dan dalam perayaan itu jemaat
sungguh-sungguh merasakan kehadiran dan bimbingan Tuhan dalam hidupnya. Dengan demikian liturgi
Gereja sebenarnya menjawab kebu-tuhan manusia untuk secara khusus merayakan kehidupan
berimannya. Dalam liturgi umat mengakui dan mengungkapkan dalam simbol-simbol anugerah
keselamatan serta keberadaan mereka yang telah ditebus dan diselamatkan.
4. Kerygma (pewartaan)
Kerygma adalah pelayanan Gereja dalam mewartakan Injil (Kabar Gembira) keselamatan bagi umat
manusia. Dalam mewujudkan pelayanannya melalui fungsi kerygma ini, pada dasarnya Gereja
melaksanakan pewartaan (pelayanan Sabda) yang membebaskan, menerangi, dan menafsirkan hidup
manusia sehingga bermakna dihadapan Allah. Melalui fungsi kerygma, Gereja dipanggil untuk menjadi
saksi dan pembawa harapan dengan mewartakan Yesus Kristus yang memulai serta menjamin
terwujudnya karya keselamatan Allah di dunia ini. Karya pewartaan Injil yang meru-pakan tugas
perutusan dasar Gereja ini, terus berlangsung tak henti-hentinya sejak Gereja perdana hingga akhir
jaman nanti. Pelaksanaan pewartaan Gereja terlaksana dalam bentuk pengajaran dan pendidikan iman
bagi manusia dalam situasi kon-kretnya.
Perhatian pokok dalam pewartaan Gereja adalah kesaksian iman dan karya kese-lamatan Allah, yang
puncaknya terlaksana dalam diri Yesus Kristus. Di dalam komu-nitas umat beriman sendiri selalu
diusahakan terjadinya komunikasi iman, sehingga melalui komunikasi iman itu dicapai pengertian dan
penghayatan iman yang lebih mendalam. Komunikasi iman yang terjadi selalu dalam keterarahan pada
pertobatan (metanoia) secara terus-menerus, sehingga diharapkan umat mencapai kehidupan kristiani
yang penuh.

Anda mungkin juga menyukai