100%(2)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
268 tayangan2 halaman
Gereja memiliki empat tugas pastoral utama yaitu koinonia (kebersamaan), diakonia (pelayanan), leitourgia (ibadah), dan kerygma (pewartaan). Tugas-tugas ini bertujuan membangun komunitas iman, melayani masyarakat, merayakan iman, dan menyebarkan injil. Gereja melaksanakan tugas-tugas ini untuk membimbing umat manusia dan membangun dunia sesuai kehendak Allah.
Gereja memiliki empat tugas pastoral utama yaitu koinonia (kebersamaan), diakonia (pelayanan), leitourgia (ibadah), dan kerygma (pewartaan). Tugas-tugas ini bertujuan membangun komunitas iman, melayani masyarakat, merayakan iman, dan menyebarkan injil. Gereja melaksanakan tugas-tugas ini untuk membimbing umat manusia dan membangun dunia sesuai kehendak Allah.
Gereja memiliki empat tugas pastoral utama yaitu koinonia (kebersamaan), diakonia (pelayanan), leitourgia (ibadah), dan kerygma (pewartaan). Tugas-tugas ini bertujuan membangun komunitas iman, melayani masyarakat, merayakan iman, dan menyebarkan injil. Gereja melaksanakan tugas-tugas ini untuk membimbing umat manusia dan membangun dunia sesuai kehendak Allah.
Gereja adalah paguyuban atau himpunan Umat Allah yang mengimani pribadi Yesus Kristus, dalam melanjutkan dan mewujudnyatakan keselamatan Allah di dunia ini. Dalam mengarungi peziarahan hidupnya, Gereja mengemban kewajiban untuk mengembangkan kehidupan beriman dan mengembangkan dunia terus-menerus agar menjadi lingkungan hidup yang layak serta selaras dengan kehendak Allah. Kedua kewajiban itu nerupakan tugas pastoral Gereja, yakni dalam usaha mem-bimbing dan mengembangkan iman umat serta pelayanan atas dunia, bertolak dari situasi konkret umat dan dunia. Gereja dalam mewujudkan tugas perutusannya melalui empat “bidang dasar kar-ya pastoral” (= fungsi dasar Gereja). Keempat bidang pastoral itu tidak terlepas antara yang satu dengan yang lain. Namun demikian empat bidang itupun tidak bisa disamakan begitu saja, mengingat masing-masing mempunyai ruang lingkup serta kekhasan tersendiri. Keempat bidang karya pastoral Gereja itu adalah; Koinonia (Per-sekutuan dan persaudaraan hidup dalam Tuhan), Diakonia (Pelayanan kepada sesa-ma dan solidaritas sosial), Leitourgia (Perayaan iman dalam ibadat dan doa), dan Ke-rygma (Pewartaan atau pengajaran dan pendidikan iman). 1. Koinonia Koinonia adalah usaha pelayanan Gereja untuk membentuk dan membangun komunitas orang beriman secara menyeluruh. Pelayanan ini terwujud dalam kegiatan menghimpun dan mempersatukan umat kristiani agar hidup dalam persekutuan dan persaudaraan dalam iman akan Yesus Kristus. Didalam komunitas kristiani itu, dicip-takan dan dibangun kerjasama yang baik untuk saling melayani. Dalam kebersamaan juga mengusahakan perdamaian dan kerukunan baik di dalam komunitas itu sendiri maupun dengan komunitas lain (kelompok beriman lain). Kekhasan koinonia Gereja adalah dalam usahanya untuk membangun dan membentuk komunitas orang ber-iman agar menjadi lebih baik dan mendalam dalam menghayati hidup berimannya. Gereja dalam menghayati dan mewujudkan koinonia di tengah masyarakat, pada dasarnya merupakan jawaban kerinduan manusia akan persaudaraan, perdamaian, persatuan dan komunikasi di antara umat manusia secara sehat dan mendalam. Oleh sebab itu Gereja tak henti-hentinya berusaha untuk memberikan kesaksian akan adanya suatu kemungkinan kehidupan yang disadari persaudaraan dan persatuan dalam persekutuan dengan Allah. 2. Diakonia Iman yang dimiliki jemaat akan menjadi iman yang mati apabila tanpa perwu-judan (perbuatan) konkret dalam kehidupan sehari-hari di tengah masyarakat. Dia-konia adalah merupakan suatu bentuk pelayanan Gereja untuk mewujudkan iman dalam masyarakat. Melalui pelayanan ini, Gereja berusaha menemukan nilai iman yang bentuknya sangat manusiawi, malahan bersifat profan sehingga dapat langsung berfungsi dan berhasil bagi perkembangan masyarakat. Dengan diakonia, Gereja berusaha agar melalui dan dalam segi-segi kehidupan masyarakat seperti; pendi-dikan, sosial, ekonomi, kesehatan, kebudayaan dsb. Iman menjadi nyata dan ber-kembang sesuai yang dicita-citakan. Dengan demikian Gereja melalui fungsi diakonia mewujudkan tugasnya untuk membangun dan mengembangkan dunia. Tugas ini berasal dari hakekat Gereja sendiri, karena Gereja harus menjadi “garam” dan “te-rang” dunia. 3. Leitourgia (liturgia) Liturgi Gereja adalah sebagai puncak perayaan iman umat, dan merupakan tem-pat dimana umat beriman dapat mengungkapkan hubungan pribadinya dengan Al-lah. Dalam liturgi dan perayaan sakramen-sakramen, jemaat mengungkapkan iman-nya serta menanggapi karya keselamatan Allah dengan bersyukur, pujian dan doa. Perayaan iman umat ini terlaksana dalam ibadat dan perayaan- perayaan, doa pribadi dan doa bersama. Mengingat akan kekhususan akan perayaan iman umat ini, maka segala bentuk dan simbol-simbol dalam liturgi baru betul-betul merupakan liturgi se-jauh dapat menolong atau mengantar umat pada hubungannya dengan Tuhan. Dan dalam perayaan itu jemaat sungguh-sungguh merasakan kehadiran dan bimbingan Tuhan dalam hidupnya. Dengan demikian liturgi Gereja sebenarnya menjawab kebu-tuhan manusia untuk secara khusus merayakan kehidupan berimannya. Dalam liturgi umat mengakui dan mengungkapkan dalam simbol-simbol anugerah keselamatan serta keberadaan mereka yang telah ditebus dan diselamatkan. 4. Kerygma (pewartaan) Kerygma adalah pelayanan Gereja dalam mewartakan Injil (Kabar Gembira) keselamatan bagi umat manusia. Dalam mewujudkan pelayanannya melalui fungsi kerygma ini, pada dasarnya Gereja melaksanakan pewartaan (pelayanan Sabda) yang membebaskan, menerangi, dan menafsirkan hidup manusia sehingga bermakna dihadapan Allah. Melalui fungsi kerygma, Gereja dipanggil untuk menjadi saksi dan pembawa harapan dengan mewartakan Yesus Kristus yang memulai serta menjamin terwujudnya karya keselamatan Allah di dunia ini. Karya pewartaan Injil yang meru-pakan tugas perutusan dasar Gereja ini, terus berlangsung tak henti-hentinya sejak Gereja perdana hingga akhir jaman nanti. Pelaksanaan pewartaan Gereja terlaksana dalam bentuk pengajaran dan pendidikan iman bagi manusia dalam situasi kon-kretnya. Perhatian pokok dalam pewartaan Gereja adalah kesaksian iman dan karya kese-lamatan Allah, yang puncaknya terlaksana dalam diri Yesus Kristus. Di dalam komu-nitas umat beriman sendiri selalu diusahakan terjadinya komunikasi iman, sehingga melalui komunikasi iman itu dicapai pengertian dan penghayatan iman yang lebih mendalam. Komunikasi iman yang terjadi selalu dalam keterarahan pada pertobatan (metanoia) secara terus-menerus, sehingga diharapkan umat mencapai kehidupan kristiani yang penuh.