Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN STRATEGIS GEREJA YANG SUKSES

Wanapri Pangaribuan

Abstrak
Gereja yang sukses dalam melaksanakan tiga tugas panggilan gereja (koinonia, marturia,
diakonia), bergerak secara dinamis berdasarkan perencanaan strategis. Perencanaan strategis
dalam gereja jarang sekali dirumuskan sehingga gereja berdinamika tanpa perencanaan yang
matang. Perencanaan strategis yang dirumuskan berorientasi pada individu jemaat sebagai
gereja.

Kata Kunci: Perencanaan strategis, koinonia, marturia, diakonia, individu sebagai gereja

A. PENDAHULUAN
Kesuksesan satu gereja dalam dilakukan terhadap data gereja yang
mengemban tiga tugas panggilan gereja, sedapat mungkin sangat rinci.
ditinjau dari ilmu manajemen adalah Jika diangan-angankan
sejauh mana fungsi-fungsi manajemen (dimimpikan) keadaan gereja pada masa
diimplementasikan secara efisien, efektif, 20 s.d. 25 tahun ke depan, maka
dan berkesinambungan. Keempat fungsi dirumuskanlah rencana induk (grand
manajemen tersebut meliputi perencanaan design). Rencana induk tersebut
(planning), pengorganisasian (organizing), diturunkan menjadi rencana-rencana
pengarahan (leading), dan pengendalian strategis setiap lima tahun. Selanjutnya,
(controlling). setiap rencana strategis diturunkan
Perencanaan diawali dengan menjadi rencana kerja tahunan (RKT) atau
perencanaan strategis yang dirumuskan sering juga disebut Rencana Operasional
berdasarkan analisis keadaan gereja saat (Renop). Kumpulan rencana kerja tahunan
lalu, saat sekarang dan saat masa yang atau rencana operasional yang disusun
akan datang yang diharapkan. Organisasi setiap tahunnya disebut milestones.
modern menggunakan analisis SWOT Pelaksanaan milestones akan menjamin
(strength, weakness, opportunity, dan ketercapaian angan-angan (cita-cita) gereja
treath) untuk menggambarkan keadaan lima hingga dua puluh lima tahun ke
gereja, yang hasilnya dijadikan untuk depan.
merumuskan visi, misi, dan tujuan gereja Gereja yang bekerja dan berkarya
pada lima tahun ke depan. Analisis SWOT berpedoman pada milestones tersebut akan
lebih sukses jika dibandingkan dengan
348
Wanapri Pangaribuan adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas
Negeri Medan
gereja yang bekerja dan berkarya tanpa tidak ikut serta berubah maka dapat
perencanaan, bahkan dengan gereja yang mengakibatkan pemborosan sumber daya,
bekerja berdasarkan perencanaan setiap dan gereja ditinggalkan jemaatnya.
tahunnya sebagaimana yang umumnya Religious Landscape Survey, Pew, 2008
dilaksanakan pada rapat majelis di awal mengungkap 48 % penganut Protestan
tahun tentang rencana pendapatan dan meninggalkan gereja masa kanak-
belanja gereja setiap tahun. kanaknya, dan 20 % dari rohaniawannya
Sejalan dengan hal tersebut meninggalkan gereja dan berkecimpung
veriabel (parameter) kesuksesan gereja pada organisasi yang tidak ada sama sekali
sedapat mungkin haruslah terukur. terkait dengan kepercayaan (agama)
Variabel (parameter) kesuksesan gereja (http://religionspewforumorg/pdf/report-
tersebut dijadikan menjadi indikator- religious-landscape-study-full.pdf; diunduh
indikator kinerja gereja, yang selanjutnya tanggal 21 Oktober 2014).
menjadi pedoman dalam merumuskan Kenapa hal tersebut terjadi,
instrumen pengukuran kinerja gereja. mungkinkah karena gereja tidak mampu
Persoalan muncul ketika mengadaptasikan metode pelayanannya ?.
organisasi modern, khususnya organisasi Mungkin jugakah karena gereja tidak
nonprofit termasuk gereja, secara dinamis merumuskan granddesign dan rencana
bergerak membangun dirinya, banyak strategisnya ?. Mungkin jugakah, kalaupun
melakukan pemborosan (tidak efisien) gereja merumuskan granddesign dan
karena strategi yang diimplementasikannya rencana strategis akan tetapi tidak
tidak efektif dan tidak berkesinambungan berdasarkan analisis data yang benar ?.
sehingga kemajuan-kemajuan yang dicapai Banyak pertanyaan-pertanyaan yang dapat
tidak sesuai dengan harapan (Bryson, dimunculkan untuk mengidentifikasi
2004). permasalahan dan faktor-faktor
Persoalan lain yang muncul penyebabnya.
adalah akselerasi IPTEKS ikut serta
mempengaruhi perubahan jemaat dan
tuntutannya, yang jika pelayanan gereja

349
B. MANAJEMEN STRATEGIS GEREJA DAN DASAR PEMBENARAN
ALKITABIAH

Defenisi gereja dapat ditinjau dari tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait
berbagai sudut pandang. Sudut pandang Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh
fisik, gereja adalah bangunan tempat Kudus yang kamu peroleh dari Allah, ..dan
beribadah umat kristen. Sudut pandang kamu bukan milik kamu sendiri ?.
organisasi, gereja adalah seperangkat Berdasarkan firman tersebut,
aturan dan kebijakan serta prosedur yang maka individu pengikut Tuhan adalah bait
harus diikuti oleh warga gereja dalam Allah atau Gereja Tuhan. Sejalan dengan
beraktivitas yang terkait dengan hubungan hal tersebut, gereja tidak saja hanya
warga gereja dengan Tuhan dan hubungan bangunan, seperangkat aturan dan
warga gereja dengan sesamanya. Sudut kebijakan, interaksi manusia yang terikat
pandang subjek yang beraktivitas, gereja dengan dogma, akan tetapi lebih dari hal
adalah sekumpulan orang-orang, tersebut adalah individu yang
kelompok, dan individu yang berinteraksi menguduskan dirinya sebagai tempat roh
secara unik (khusus) yang diikat dengan kudus.
dogma (ajaran keimanan). Identik dengan Manajemen strategis gereja harus
hal tersebut, Gereja adalah persekutuan bermuara pada pengudusan diri secara
(communio) kaum beriman kristiani yang individu, sehingga layak menjadi tempat
percaya kepada Allah dalam/melalui Yesus kudus Tuhan. Manajemen strategis, yang
dengan kekuatan (dijiwai) oleh Roh di dalamnya termasuk grand design dan
Kudus. perencanaan strategis, adalah perencanaan
Firman Tuhan dalam 1 Korintus 3 menyeluruh untuk pengudusan individu.
: 16 - 17 dikatakan “Tidak tahukah kamu, Pengudusan individu membutuhkan
bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa berbagai program dan kegiatan serta
Roh Allah diam di dalam kamu ?. Jika ada berbagai pembangunan-pembangunan fisik
orang yang membinasakan bait Allah, dan administratif. Pembangunan yang
maka Allah akan membinasakan dia. direncanakan dan yang dilaksanakan
Sebab bait Allah adalah kudus dan bait tersebut jangan sampai justru membuat
Allah itu ialah kamu. Selanjutnya dalam 1 individu-individu yang bersekutu menjadi
Korintus 6:19 dikatakan: Atau tidak tidak kudus, sehingga Tuhan tidak

350
berkenan untuk tinggal di dalamnya. Betapa pentingnya perencanaan
Jikalau Tuhan tidak berkenan tinggal di strategis bagi sebuah gereja, karena
dalam gereja, akibat dari perencanaan dan sesungguhnya menguduskan individu-
pelaksanaan sejumlah program dan individu adalah tantangan yang besar dari
kegiatan, maupun hal lainnya, sulit.
sesungguhnya telah dilakukan
pembangunan gereja untuk setan dan iblis.

Sejumlah ayat dalam Alkitab yang terkait dengan manajemen dan perencanaan strategis
di tampilkan sebagai berikut:
Mazmur 20 : 5 : “Kiranya diberikan-Nya kepadamu apa yang kau kehendaki dan
dijadikanNya berhasil apa yang kau rancangkan”.
Mazmur 127:1 : “Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah
usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-
sialah pengawal berjaga-jaga”.
Amsal 15 : 22 : “Rancangan gagal kalau tidak ada pertimbangan, tetapi terlaksana
kalau penasihat banyak”.
Amsal 16 : 3 : “Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah
segala rencanamu”.
Amsal 16 : 9 : “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi TUHANlah yang
menentukan arah langkahnya”.
Amsal 20 : 18 : “Rancangan terlaksana oleh pertimbangan, sebab itu berperanglah
dengan siasat”.
Lukas 14 : 28 : “Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah
menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya
untuk menyelesaikan pekerjaan itu ?”
Kolose 3 : 23 : “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu
seperti untuk Tuhan bukan untuk manusia”.
Berdasarkan kutibab Firman Tuhan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
perencanaan strategis dalam gereja memiliki dasar pembenaran Alkitab.

351
C. PARAMETER KINERJA GEREJA
Sebagai mana hal gereja yang upaya gereja yang tertuang dalam program,
telah dijelaskan sebelumnya, bahwa gereja kegiatan, peraturan dan kebijakan. Kinerja
adalah tempat kudus Tuhan, dan gereja itu gereja diukur dengan instrumen
sendiri tidak saja hanya bangunan dan pengukuran yang dirumuskan berdasarkan
aturan serta kebijakan akan tetapi lebih indikator kekudusan individu dalam
jauh dari hal tersebut adalah individu- jemaat.
individu yang kudus. Indikator kinerja gereja digali dari
Individu yang kudus adalah tiga tugas panggilan gereja. Sipahutar, dkk
individu yang mengasihi Tuhan Allah (2013) menjelaskan ketiga tugas panggilan
dengan segenap pikiran, hati dan gereja tersebut, yaitu: (1) bersaksi
perbuatan, serta yang mengasihi sesama (marturia); (2) bersekutu (koinonia); dan
manusia seperti mengasihi diri sendiri. (3) melayani (diakonia). Bersaksi berarti
Individu yang kudus adalah yang memberitakan, menyampaikan, menyebar-
melakukan kesepuluh Hukum Tuhan. luaskan, menyatakan, memaklumkan injil
Kesupuluh Hukum Tuhan yang dilakukan Kristus yang menjadi kabar baik, berita
tersebut sulit direalisasikan oleh individu kesukaan, berita tentang pengampunan
dalam kehidupannya, sehingga dosa, dan keselamatan.
pembenaran dan pengudusan individu Callahan (1983) merumuskan 12
tersebut sesungguhnya berada dalam Yesus kriteria keefektifan pelayanan gereja, yang
Kristus. dapat membagun kekudusan gereja.
Kinerja gereja dapat diukur Keduabelas kriteria tersebut adalah sebagai
berdasarkan kekudusan individu-individu berikut:
yang berada dalam kumpulan orang-orang 1. Adanya tujuan misi yang konkret
percaya dan beriman yang dibenarkan oleh secara rinci yang difokuskan pada
Tuhan di dalam kasih karunia Tuhan Yesus kebutuhan komunitas sehingga tidak
Kristus. Kekudusan individu masih harus hanya tujuan pelayanan secara umum.
lebih diterjemahkan lebih rinci sehingga 2. Adanya program kunjungan pastoral
dapat dirumuskan indikator-indikatornya. setiap minggu pada jemaat yang
Kekudusan itu sendiri merupakan hasil sedang terbaring sakit, pendatang baru,

352
unsur-unsur pada geraja, dan anggota 9. Memiliki peluang yang besar untuk
jemaat lainnya. saling mengunjungi antara gereja dan
3. Pelayanan ibadah bersama dan dinamis masyarakat, serta dilaksanakan
yang holistik dalam musik dan pesan, promosi melalui media iklan.
pelayanan ibadah bersama yang 10. Memiliki kecukupan tempat parkir,
terencana dan dipimpin oleh seorang tanah dan ruang yang cukup untuk
yang penuh kasih, membentuk sebuah pertumbuhan.
tim yang kompeten, yang terdiri dari 11. Ruang dan fasilitas yang akan
pendeta dan dua orang awam. memberikan fleksibel serta ruang untuk
4. Memiliki kelompok konsultasi rohani pertumbuhan
untuk jemaat dan masyarakat. 12. sumber daya keuangan yang cukup dan
5. Memiliki kelompok pemimpin yang mengalami peningkatan, tetapi itu juga
kuat yang diperlihatkan adanya ditandai dengan adanya anggaran
kelompok inti pemimpin yang tertulis, dan hutang yang tidak melebihi
dilengkapi pendeta, staf-staf gereja, pendapatan.
dan juga team yang merumuskan
Allison (1997) memberikan
perencanaan strategis serta tim yang
indikator organisasi yang efektif sebagai
dapat menilai proses dan keberhasilan.
berikut: misi, struktur, staf yang cukup dan
6. Struktur ramping dan padat, partisipatif
anggota yang cukup, sistem, hasil dan
dalam pengambilan keputusan, ditandai
kualitas, kepemimpinan, hubungan dan
dengan kepemilikan dan keterbukaan
komunikasi, elemen manajemen organisasi
terhadap keyakinan dan pendapat yang
yang sefektif.
beragam.
7. Kehadiran beberapa program yang Berdasarkan kedua pendapat di

kompeten dan kegiatan yang dilakukan atas, maka dapat ditetapkan indikator atau

dengan baik dan fokus pada beberapa parameter kinerja gereja, sebagai berikut:

individu bukan pada semua anggota memiliki visi, misi, dan tujuan, memiliki

gereja. kepemimpinan yang berkualitas, memiliki

8. Pemimpin memiliki akses yang mudah kuantitas dan kualitas sumber daya

mengunjungi jemaat dan anggota (jemaat), memiliki fasilitas yang cukup,

masyarakat. memiliki kelompok konsultasi, memiliki


program pastoral, memiliki program
visitasi bagi jemaat, memiliki sumber
353
keuangan yang baik, memiliki program mampu membiayai program dan kegiatan
rutin dan pengembangan yang terencana, secara mandiri.
memiliki iklim kondusif, memanfaatkan Kualitas sumber daya manusia
IPTEKS dalam pelayanan. (jemaat) dapat dilihat dari indikator-

Kepemimpinan yang berkualitas indikator berikut: (1) Tingkat pendidikan;

adalah kepemimipinan yang (2) Tingkat pendapatan; (3) Pekerjaan; (4)

mengutamakan kemuliaan Tuhan dalam Kehadiran mengikuti kebaktian minggu;

menerapkan fungsi-fungsi manajemen. (5) kehadiran mengikuti kebaktian sektor;

Kepemimpinan yang berkualitas adalah (6) keterlibatan mengikuti kegiatan gereja

juga kepemimpinan transformasional, yang ataupun kebaktian kategorial, paduan

meliputi pemimpin sebagai gembala, suara, vocal group; (7) memiliki sikap

pemimpin sebagai pelayan, pemimpin positip terhadap program dan kegiatan

sebagai pengurus. gereja; (8) ketaatan melaksanakan


kewajiban terhadap gereja; (9) mengetahui
Peraturan Rumah Tangga GKPI
dan dapat menuntut haknya sebagai warga
Pasal 3 ayat 6 menjelaskan syarat-syarat
gereja; (9) memilki damai sejahtera di
menjadi Jemaat Khusus, yaitu: (1)
rumah tangga.
mempunyai anggota lebih dari 750 (tujuh
Kualitas pelayan atau
ratus lima puluh) jiwa; (2)
kepengurusan dapat dilihat dari indikator:
Menyelenggarakan kegiatan ibadah dan
(a) adanya program dan kegiatan setiap
pelayanan secara teratur; (3)
seksi yang telah direncanakan; (b)
Memiliki pelayan dan/atau kepengurusan;
berjalannya pelaksanaan program dan
(4) Mempunyai sarana dan prasarana
kegiatan seksi dengan baik; (c) Jumlah
ibadah dan pelayanan; (5) Mampu untuk
optimal jemaat yang terlibat dalam progran
membiayai kebutuhan dan pelayanan
dan kegiatan; (d) komitmen pelayanan
Resort yang terdiri dari satu jemaat; (6)
yang tinggi; (e) kepuasan kerja yang tinggi
Ditetapkan oleh pimpinan sinode. Sejalan
dalam pelayaan.
dengan hal tersebut kelemahan GKPI
Jemaat Khusus Bromo adalah belum ada Sarana dan prasarana yang baik

anggota jemaat sebanyak 750 jiwa, sarana meliputi: (1) gedung gereja yang nyaman,

dan prasaranan belum memadai sesuai sejuk sebagai tempat ibadah; (2) mudah

dengan yang diharapkan, masih belum diakses dengan kenderaan; (3) memiliki
lahan parkir yang cukup luas; (4) memiliki

354
ruang konsistori; (5) memiliki gedung Perempuan; (9) Seksi Pria; (10) Seksi
sekolah minggu; (6) memiliki Lansia (Lanjut Usia); (11) Seksi
perpustakaan; (7) memiliki sound system Kesehatan; (12) Seksi Pendidikan; (13)
yang baik; (8) memiliki infocus; (9) Seksi Sarana dan Prasarana; (14) Seksi
memiliki internet; (10) memiliki komputer Usaha/Pengembangan Sumber Dana. Ke-
dan printer yang memadai. empat belas seksi tersebut seharusnya
Pelayan dan kepengurusan yang memiliki program yang terinci dan dapat
baik memiliki iman yang kokoh dalam dijalankan sepenuhnya. Orang-orang yang
pelayanannya, memiliki komitmen dalam menempati seksi sebaiknya orang-orang
melaksanakan tugas panggilannya, yang memiliki kompetensi yang tepat.
memeiliki pengetahuan atas pelayanannya, Kemampuan pembiayaan secara
memiliki kepuasan kerja yang tinggi, mandiri untuk program dan kegiatan
memiliki komunikasi yang baik antar jemaat, wilayah, maupun sinode.
pelayan, saling membantu, memiliki Kemampuan pembiayaan program dan
program dan kegiatan rutin serta kegiatan rurin dan pengembangan. Sejalan
pengembangan, memiliki program dengan hal tersebut, sumber pendapatan
upgrading bagi pelayan. gereja yang memadai harus ada secara
Peraturan Rumah Tangga GKPI permanen dan dapat diprediksi, memiliki
Pasal 14 ayat 5 dijelaskan 14 seksi di sumber pendapatan lain yang tidak sulit
jemaat, yaitu: (1) Seksi direalisasikan (misalnya: anak-anak
Pembinaan/Pelayanan Rohani; (2) Seksi perantau jemaat dapat membantu
Pekabaran Injil; (3) Seksi Diakoni; (4) mewujudkan visi, misi, dan tujuan gereja).
Seksi Musik/Nyanyian Koor; (5) Seksi Jika memungkinkan, gereja memiliki
Sekolah Minggu; (6) Seksi Remaja; (7) usaha mandiri untuk peningkatan
Seksi Pemuda Pemudi; (8) Seksi pendapatan gereja.

D. ANALISIS SWOT

Analisis SWOT adalah analisis kelemahan adalah analisis yang dilakukan


kekuatan (strength), kelemahan terhadap organisasi atau gereja. Peluang
(weakness), kesempatan (opportunity), dan dan tantangan dilakukan terhadap komuniti
tantangan (treath). Analisis Kekuatan dan di luar gereja. Agar dapat dilaksanakan

355
analisis SWOT dibutuhkan data-data yang gereja setiap minggunya dan umber
cukup dan lengkap, menyangkut pendapatan itu sendiri. Akses pemimpin
organisasi, yaitu kebijakan dan aturan yang dan anggota jemaat kepada masyarakat dan
jelas, pemimpin yang ditinjau dari komunitas lainnya. Data-data tentang
kompetensi-kompetensinya. Kompetensi masyarakat dan lingkungan serta
jemaat yang diperlihatkan dari tingkat kepedulian pemerintahan.
pendidikan, pendapatan, kepedulian, Berikut ini ditampilkan tabel yang
pekerjaan, ketersediaan waktu, komitmen, dapat dipergunakan untuk mentabulasi
umur, jenis kelamin, status keluarga, kekuatan, kelemahan, peluang, dan
kuantitas jemaat. Sumber daya keuangan, tantangan sebuah gereja untuk
yang dapat diperlihatkan dari pendapatan berkembang.

Peluang (O) Tantangan (T)


1. 1.
SWOT 2. 2.
3. 3.
Kekuatan 1. Organisasi
(S) 2. SDM STRATEGI SO STRATEGI ST
3. Keuangan
4. Asset
Kelemahan 1.
(W) 2. STARTEGI WO STRATEGI WT
3.

Tabel Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Tantangan


GKPI Jemaat Khusus Bromo
Untuk Dasar Acuan Analisis SWOT
Organisasi: Struktur organisasi, kebijakan, Tupoksi
SDM: Kwantitas dan kualitas (pemimpin, majelis, jemaat)
Kekuatan SD Keuangan (Sumber kuangan permanen yang memadai)
(S) Asset dan vasilitas
Jaringan kerja
356
Organisasi: Struktur organisasi, kebijakan, Tupoksi
SDM: Kwantitas dan kualitas (pemimpin, majelis, jemaat)
Kelemahan SD Keuangan (Sumber kuangan permanen yang memadai)
(W) Asset dan vasilitas
Jaringan kerja
Peluang pengembangan kuantitas jemaat
Peluang pengembangan kualitas jemaat
Peluang kerjasama yang saling menguntungkan dengan gereja lain
Peluang Peluang bantuan pemerintah
(O) Peluang bantuan sumber keuangan yang tidak mengikat
Peluang sumber dana baru yang diciptakan
Peluang kemudahan komunikasi dengan orang di luar gereja
Tantangan Perkembangan IPTEKS
(T) Promosi dan komunikasi
Kompetitor
Kultur dunia
Globalisasi

E. PERENCANAAN STRATEGIS GEREJA


Strategic planning is an and resources, strengthen operations,
organization's process of defining its ensure that employees and other
strategy, or direction, and making stakeholders are working toward common
decisions on allocating its resources to goals, establish
pursue this strategy agreement around intended
(http://en.wikipedia.org/wiki outcomes/results, and assess and adjust the
/Strategic_planning, diunduh tanggal 07 organization's direction in response to a
November 2014). “Perencanaan strategis changing environment
yang disusun oleh suatu instansi (http://balancedscorecard.org
pemerintah harus mencakup : (1) /Resources/Strategic-Planning-Basics,
Pernyataan visi, misi strategis, dan faktor- diunduh tanggal 7 November 2014)
faktor keberhasilan organisasi, (2) Visi
Rumusan tentang tujuan, sasaran dan Visi adalah cita-cita, angan-angan
uraian aktivitas organisasi, dan (3) Uraian lima tahun ke depan. Perumusan visi
tentang cara mencapai tujuan dan sasaran organisasi non-profit khususnya organisasi
tersebut (Depdagri, LAN RI, BAPPENAS kerohanian (gereja) harus berangkat dari
dan BPKP ,2001:44). Strategic planning is tujuan gereja di bumi, yaitu menjadikan
an organizational management activity semua bangsa menjadi murid Yesus
that is used to set priorities, focus energy Kristus. Murid Yesus yang dimaksudkan
357
adalah manusia sebagai bait Allah, tempat
bersemayamnya roh khudus. Sangat ideal, 2. Melaksanakan Marturia
manusia sebagai bait Allah, dan hal Marturia adalah kesaksian tentang
tersebut adalah tujuan gereja yang paling Iman Rasuli umat Kristen. Pemberitaan
ideal. Sejalan dengan hal tersebut, bait firman Tuhan yang tertulis di dalam
Allah sebagai individu dan bait Allah Alkitab.
sebagai kolektivitas individu-individu yang 3. Melaksanakan Diakonia
kudus yang bertugas untuk melaksanakan Pelayan diakonia harus mencakup
tiga panggilan gereja. Visi yang upaya pemahaman akar penyebab
dirumuskan jangan terlalu ambisius dan keprihatinan social sekaligus
jangan pula terlalu pessimis. Artinya mengembangkan prakarsa
adalah perumusan Visi harus pemberdayaan masyarakat untuk
mempertimbangkan ketercapaian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang
lima tahun ke depan. layak.
Misalkan Tumusan Visi GKPI Tujuan
Jemaat Khusus Bromo: 1. Menjadikan gereja GKPI Jemaat
“Menjadi gereja yang ideal dalam Khusus Bromo sebagai tubuh Kristus
melaksanakan tiga tugas yang utuh, penuh damai sejahtera dan
panggilan gereja”. kudus.
2. Menjadikan gereja GKPI Jemaat
Misi Khusus Bromo sebagai lembaga
Misi adalah aksi strategis yang penyebaran Firman Allah, penguatan
harus dilakukan dalam mencapai visi. Iman Rasuli bagi jemaat dan bukan
1. Melaksanakan Koinonia. jemaat.
Gereja adalah tubuh Kristus. Di dalam 3. Menjadikan GKPI Jemaat Khusus
tubuh Kristus, semua orang menjadi Bromo sebagai saluran berkat ekonomi
satu, dan satu di dalam semua oleh dan nonekonomi (Gereja yang
Kristus (1 Kor.12:26). Persekutuan memiliki kepedulian terhadap jemaat,
koinonia itu dialaskan atas dasar lingkungan, dan pemerintah).
Firman Allah, Baptisan dan Perjamuan
Kudus.

358
F. TONGGAK CAPAIAN (MILESTSONES)
Milestones adalah tonggak- sejumlah kegiatan dan target setiap tahun.
tonggak capaian setiap tahunnya yang Tugas panggilan gereja dapat dijadikan
harus menjadi target. Milestones diawali program, dan diuraikan menjadi kegiatan.
dengan penguraian program menjadi

Milestones GKPI Jemaat Khusus Bromo


Program Kegiatan Kond Capai Tahun Tahun 2015-2019
isi an Capai 201 201 201 201 201
Awal Targe an 5 6 7 8 9
t target
Koinonia 1. Seksi
2. Seksi
3. Seksi
4. Seksi
5. Seksi
6. Seksi
Marturia 1. Kebaktian
umum
2. Kebaktian
kategorial
3. Pembinaan
sidi
4. Pembinaan
Pranika
5. Pembinaan
jemaat baru
6. Penginjilan
Diakonia 1. Jem. Miskin
2. Jem. Sakit
3. Jem.
Kemalangan
4. Bantuan
pendidikan
5. Mencipta
lapangan
kerja

359
G. STRATEGI PENCAPAIAN
Berdasarkan hasil analisis SWOT strategi tersebut adalah Strategi Kekuatan-
maka dapat dirumuskan empat strategi Peluang, Strategi Kekuatan-Tantangan,
yang dapat diimplementasikan agar Strategi Kelemahan-Peluang, dan Strategi
tercapai visi, misi, dan tujuan. Keempat kelemahan dan Tantangan.

H. INSTRUMENTASI PENILAIAN KINERJA GEREJA


Penilaian kinerja gereja, ketercapaian setiap kegiatan yang telah
menyangkut penilaian terhadap proses dan dirumuskan. Agar lebih mudah
hasil. Sejalan dengan hal tersebut, setiap melaksanakan penilaian, maka setiap
kegiatan gereja harus memiliki SOP tonggak-tonggak dalam milestones
(standard operational procedure) sebagai diuraikan dalam rencana tahunan (rencana
dasar penilaian proses. Penilaian hasil, operasional).
diawali dengan pengukuran hasil atau

I. PENUTUP
Manajemen gereja yang sukses serta strategi-strategi yang akan
terletak pada kekuatan perencanaan dilaksanakan. Pengendalian menjamin
strategis dan juga pengendalian yang pelaksanaan program dan kegiatan yang
diimplementasikan dengan ketat. telah dirumuskan dalam perencanaan
Perencanaan strategis, merumuskan strategis secara benar.
pedoman gerakan dan pembangunan geraja

DAFTAR PUSTAKA

Bryson John M. 2004. Strategic Planning Callahan, Kennon L. , 1983. Twelve


for Public and Nonprofit Keys to an Effective Church :
Organizations. A Guide to Strategic Planning for Ministry.
Strengthening and Sustaining San Francisco: harper & Row Inc.
Organizational Achievement. Third http://religionspewforumorg/pdf/report-
Edition. San Fransisco: Jossey Bass, religious-landscape-study-full.pdf
John Wiley & Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai