Anda di halaman 1dari 9

Nama : Basto Edi Suranta Kaban

Ting/Jur : V-A/Theologia

Mata Kuliah : Seminar Dogmatika

Dosen : Pardomuan Munthe, M.Th

Perjamuan Kudus

(Tinjauan Dogmatis terhadap Pemahaman Jemaat GBKP Rg. Tigabaru tentang


Kehadiran Tuhan dalam Perjamuan Kudus Menurut diperhadapkan dgn teo. Calvin)

I. Latar Belakang Masalah

Salah satu unsur terpenting dari perayaan-perayaan Kristen adalah Sakramen Perjamuan
Kudus. Perjamuan Kudus merupakan suatu ibadah Kristen yang penting yang diperintahkan
oleh Tuhan Yesus sendiri (1 Kor. 11:24-25; Mat. 26:26-27). Perjamuan ini merupakan
peringatan persembahan Kristus dengan kemauanNya sendiri diatas kayu salib yang
dilakukan sekali saja untuk semuanya Pada saat melaksanakan perjamuan Kudus, jemaat
dituntun untuk mendalami dan memaknai arti dari perjamuan kudus itu sendiri. Perjamuan
Kudus juga merupakan ikatan dan perjanjian persekutuan orang Kristen dengan Kristus dan
dengan satu sama lain. Dalam perjamuan kudus, seringkali menjadi perdebatan teologi yang
selalu menarik dibahas,  Banyak persoalan yang timbul yang menjadi pertanyaan tentang
Sakramen Perjamuan Kudus itu sendiri, seperti: bagaimana mengartikan perkataan Tuhan
Yesus "Inilah tubuhKu" dan "Inilah darahKu", dengan cara bagaimanakah Kristus hadir,
apakah Kristus hadir secara rill, atau perjamuan kudus hanya sekedar simbolis atau tanda
untuk memperingati Yesus Kristus yang mati di kayu salib untuk menebus dosa manusia ?
pertanyaan seperti ini menjadi persoalan. Perjamuan Kudus juga merupakan ikatan dan
perjanjian persekutuan orang Kristen dengan kristus dan dengan satu sama lain. Maka dari
itu penyeminar mengangkat judul : Perjamuan Kudus (Tinjauan Dogmatis terhadap
Pemahaman Jemaat GBKP Rg. Tigabaru tentang Kehadiran Tuhan dalam Perjamuan
Kudus Menurut diperhadapkan dgn teo. Calvin)

II. Temuan Penelitian

Temuan penelitian yang saya gunakan yaitu wawancara dengan jemaat Rg. Tigabaru,
dengan sampel yang saya ambil 4 orang. Berikut hasil wawancara yang saya lakukan :
1. Berlin Tarigan (45 Thn)1
 Perjamuan Kudus merupakan sakramen yang dilaksanakan orang Kristen
sebagai tanda untuk mengingat kasih Yesus Kristus kepada manusia.
Perjamuan kudus dimaknai sebagai perenungan bagi kita sebagai orang
berdosa yang telah ditebus oleh darah Yesus Kristus yang mati di kayu salib.
2. Darta Ginting (50 Thn)2
 Perjamuan Kudus sebagai peringatan sekaligus tanda untuk kita sebagai
orang Kristen yang telah ditebus dosa dosanya pada saat Yesus mati di kayu
salib dengan darah-Nya. Dalam melakukan Perjamuan Kudus, anggur adalah
darah dan roti adalah tubuh Kristus.
3. Desma Br Bangun (31 Thn)3
 Perjamuan Kudus merupakan sakramen yang sangat sakral dilakukan dalam
Kekristenan. Yang mendorong kita untuk mengikuti sakramen ini, untuk
memperoleh pengampunan dosa. Perjamuan Kudus yang kita terima roti dan
anggur digambarkan sebagai tanda tubuh dan darah Kristus yang hidup.
4. Murat Br Sembiring (54 Thn)4
 Perjamuan Kudus, sebagai ucapan syukur kita akan kasih yang diberikan
Kristus pada kita. Dan Perjamuan Kudus sebagai peringatan akan kematian
dan pengorbanan Yesus bagi kita manusia. Dan sebagai tanda penebusan
dosa kita manusia sehingga ia rela mati di kayu salib.

Dari hasil wawancara yang saya lakukan point yang saya dapatkan yaitu:

Perjamuan Kudus adalah sakramen yang sangat sakral dilakukan dengan hati yang terbuka

Perjamuan Kudus sebagai tanda untuk penebusan dosa manusia

Perjamuan Kudus sebagai ucapan syukur dan pengampunan dosa manusia yang telah ditebus
oleh Yesus Kristus yang amti dikayu salib

III. Pembahasan
III.1. Pengertian Perjamuan Kudus

1
Wawancara dengan Berlin Tarigan dilakukan pada Minggu, 15Nov 2020 pukul 13.50 Wib
2
Wawncara dengan Darta Ginting dilakukan pada Minggu,15 Nov 2020 pukuk 17.20 Wib
3
Wawancara dengan Desma Br Bangun dilakukan pada Senin, 16 Nov 2020, pukul 12.33 Wib
4
Wawancara dengan Murat Br Sembiring dilakukan pada Senin, 16 Nov 2020, pukul 15.10 Wib
Sakramen ini berasal dari Perjamuan yang diadakan Tuhan Yesus beserta murid-
muridNya pada malam Ia di tangkap untuk disalibkan. Perjamuan pada malam itu diadakan
berhubung dengan upacara Yahudi (Pesakh). Melalui bentuk aramnya Paskha (yang juga
dipakai dalam Perjanjian Baru berbahasa Yunani). Kata ini telah diterjemahkan menjadi
Paskha. Pesakh berasal dari kata ibrani pasakh, artinya “berlalu” atau “melewati” (Kel 12:3).
Di mana Tuhan berjanji bahwa hukumanNya akan berlalu pada pintu-pintu yang diberi tanda
dengan darah anak domba paska. “pesakh” itu menunjukkan kepada perjanjian yang diadakan
Allah dengan Israel dalam melepaskan bangsa ini dari perbudakan di tanah mesir (Ul 16:1) 5.
Upacara perjamuan Kudus diadakan oleh Yesus pada malam hari ketika Ia dikhianati.
Perjamuan itu harus dirayakan oleh gereja-gerejaNya sampai akhir dunia untuk menjadi
peringatan abadi terhadap Yesus Kristus dan pengorbananNya di dalam kematianNya.
Perjamuan Kudus juga diadakan untuk meneguhkan iman orang percaya bahwa mereka
memiliki seluruh manfaat dari korban Kristus. Perjamuan Kudus juga merupakan ikatan dan
perjanjian persekutuan orang Kristen dengan kristus dan dengan satu sama lain. Perjamuan
ini merupakan peringatan persembahan Kristus dengan kemauanNya sendiri diatas kayu salib
yang dilakukan sekali saja untuk semuanya.6

Perintah mengenai Perjamuan Kudus itu terdapat dalam Mat 26:26-29 ; Mark 19:22-
25 ; Luk 22:15-20 ; 1 Kor 11:23-25. “Dan ketika Yesus dan murid-murid-Nya sedang makan,
Yesus mengambil roti, mengucap berkat dan memecah-mecahkannya kepada mereka dan
berkata “Ambillah, inilah tubuhKu” sesudah itu Ia mengambil cawan. Mengucap syukur lalu
memberikannya kepada mereka semua dan mereka semua minum dari cawan itu, dan
berkata kepada mereka “inilah darah Ku, darah perjanjian yang ditumpahkan bagi banyak
orang aku berkata kepadanya sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur,
sampai pada hari Aku meminumnya yaitu yang baru dalam kerajaan Allah” (Mark. 14:22-
25)”7 berdasarkan perkataan inilah maka beberapa kali dalam setahun Jemaat Kristen
mengadakan kebaktian khusus untuk merayakan Perjamuan Kudus. Perjamaun Kudus adalah
perjamuan yang tergolong kepada perjanjian yang diadakan Allah dengan umatNya dibukit
golgota di mana anak domba Paska telah dikorbankan satu kali untuk selama-lamanya ( 1 Kor
5:7. Bila dalam Perjamuan Kudus kita terima roti dan anggur maka dengan Fiman yang
kelihatan” ini ditegaskan dan di beri jaminan kepada kita, bahwa kita boleh ambil bagian
dalam keselamatan yang dikerjakan Kristus bagi kita manusia. Sebab dengan menerima
5
G. C. Van Niftrik & B. J. Boland, Dogmatika Masa Kini, (Jakarta: BPK-GM, 2014), 454
6
Carey Publication, Pengakuan Iman Babtis 1689, (copyright: 1996), 50
7
Rasid Rachman, Hari Raya Liturgi, (Jakarta: BPK-GM, 2001), 80
tanda-tanda roti dan angggur itu ditandakan bahwa kita dijadikan satu di dalam Kristus di
dalam kematianNya.8

III.2. Arti Roti dan Anggur dalam Perjamuan Kudus


 Roti : Menandakan bahwa roti adalah Tubuh Kristus yang di salibkan. Makan tubuh
Kristus dalam arti kita dipersatukan dengan Dia, dengan menerima apa yang
dilakukanNya bagi manusia (Yoh 6: 8-58). Makan roti mengingatkan bahwa Yesus
menjadi manusia supaya tubuh manusiawi itu disalibkan. Ia menderita dan mati serta
bangkit, untuk menciptakan tubuh baru yaitu jemaat Kristus
 Anggur : Menandakan bahwa anggur adalah darah Kristus yang ditumpahkan untuk
menyucikan dosa-dosa manusia. Darah ditumpahkan dari tubuh Yesus yang terpaku di
kayu salib untuk pengampunan atau penghapusan dosa seluruh manusia. Darah yang
adalah hidup, ditumpahkan agar memberi hidup kekal bagi manusia. Minum anggur dari
cawan pada saat Perjamuan Kudus, mengingatkan kita bahwa Yesus sendiri telah
meminum cawan murka Allah yang seharusnya diterima manusia.9
III.3. Pelaksanaan Perjamuan Kudus

Pada pelaksanaan Perjamuan Kudus ini Tuhan Yesus menyuruh hamba-hamba Tuhan
berdoa dan memberkati roti dan anggur yang dipakai (dengan demikian roti dan anggur itu
dikhususkan untuk hal rohani). Lalu mereka disuruh mengambil roti kemudian
memecahkannya dan sesudah itu mengambil cawan yang keduanya diberikan kepada peserta,
sedang mereka sendiri makan dan minum bersama dengan peserta. Peserta yang layak makan
roti dan minum air anggur dalam pelaksanaan upacara berarti mereka menerima Kristus yang
disalibkan dan menerima segala manfaat yang berasal dari kematianNya. Hal ini sungguh-
sungguh terjadi bukan seolah daging dan darah dari tubuh jasmani yang dimakan dan
diminum melainkan dibuat secara rohani dan iman. Di dalam pelaksanaan upacara tubuh dan
darah Kristus di berikan kepada iman orang percaya bukan secara jasmani melainkan secara
rohani seperti halnya pemberian roti dan anggur secara lahiriah kepada mereka. 10 Air anggur
itu diberikan oleh pendeta lalu diminum. Jika kita perhatikan upacara yang dilakukan Yesus
pada Perjamuan Kudus sebagai perjamuan yang pertama sekali, di mana fungsi Tuhan Yesus
sebagai imam yang mempersembahkan korban persembahan. Pendeta melakukan itu bukan

8
G. C. Van Niftrik & B. J. Boland, Dogmatika Masa Kini, (Jakarta: BPK-GM, 2014), 455
9
Rasid Rachman, Hari Raya Liturgi, (Jakarta: BPK-GM, 2001), 81
10
Ibid, 53
mempersembahkan korban tetapi sebagai wakil jemaat melaksanakan (memimpin) jemaat
menikmati hasil korban yang dipersembahakan Kristus di Kayu Salib.

Jadi Perjamuan Kudus itu adalah bagaimana Kristus telah membagi-bagi kan hasil
korbannya kepada manusia, seperti halnya Pendeta memecahkan roti dan menuangkan
anggur serta memberikan kepada jemaat untuk dimakan dan diminum. Demikian Kristus
telah membagikan hasil korbanNya di kayu salib untuk pengampunan dosa dan hidup yang
kekal kepada manusia. Gereja protestan pada umumnya lebih menekankan Perjamuan Kudus
sebagai peringatan akan kematian dan pengorbanan Yesus bagi umat manusia.11

III.4. Makna Perjamuan Kudus12

1. Perjamuan Kudus sebagai perjamuan pengucapan syukur

Perjamuan Kudus adalah suatu pesta kemenangan, bukan perjamuan duka ataupun
perjamuan orang mati, melainkan berlangsung dalam kegembiraan (Kis 2:46) jemaat
merayakan Perjamuan Kudus dengan gembira dan dengan pengucapan syukur karena jemaat
tau bahwa Yesus yang telah mati tetapi Dia telah bangkit-hadir bersama-sama dengan mereka
di dalam perayaan tersebut. Jemaat merayakan Perjamuan Kudus dengan gembira sebagai
pengucapan syukur untuk kemenangan Kristus akan maut dan keselamatan yang telah di
anugerahkanNya kepada semua manusia oleh kematian dan kebangkitanNya. Untuk dosa-
dosa kita Kristus telah mati dan telah bangkit untuk keselamatan kita. Oleh sebab itu kita
sebagai jemaat harus merayakan Perjamuan Kudus sebagai manifestasi pengucapan syukur
kita kepada Allah, karena Dia telah mengasihi umat manusia sedemikian rupa sehingga
memberikan Anak-Nya yang tunggal sebagai korban penebusan dosa kita hingga kita selamat
dari dosa (Yoh 3:16).

2. Perjamuan Kudus sebagai peringatan akan Yesus

Pada waktu Yesus dan murid-muridNya merayakan Perjamuan Kudus, Ia mengambil


roti dan sesudah Ia mengucap syukur atasnya, ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah
tubuhKu, yang diserahkan bagi kamu perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku, demikian
juga Ia mengambil cawan sesudah makan, lalu berkata, cawan ini adalah perjanjian baru yang
di materikan oleh darahKu. Perbuatlah ini setiap kamu meminumnya, menjadi peringatan
akan Aku” (1 Kor 11:24-25). Dalam hal ini yang menjadi peringatan itu adalah peringatan

11
Ibid, 81
12
J. L. Ch Abineno, Perjamuan Malam, (Jakarta: BPK-GM, 1979), 25-26
akan keselamatan yang “dihasilkan” Yesus oleh kematian itu dan juga atas karya-karya
pembebasan Allah. Dengan kata lain Perjamuan Kudus sebagai peringatan untuk menghayati
keselamatan yang Yesus kerjakan oleh kematian dan kebangkitannya. Oleh karena
penderitaan dan kematian Yesus sebagai anak domba Allah di kayu salib itulah yang
membuat umat manusia diselamatkan dari dosa warisan Adam (Luk 22: 19)

3. Perjamuan Kudus sebagai pemberian Roh Kudus

Roti tetap roti, dan anggur tetap anggur, tidak pernah dapat berubah menjadi daging
dan darah. Namun dengan hadirnya Roh Kudus saat Perjamuan Kudus berlangsung, maka
makna roti dan anggur menjadi berbeda. Dengan adanya Roh Kudus kita memperoleh
persekutuan dengan kristus dengan kematian dan kebangkitanNya yang benar-benar hadir di
dalam perayaan Perjamuan Kudus.

4. Perjamuan Kudus sebagai perjamuan persekutuan

Perjamuan Kudus adalah perjamuan persekutuan. Jemaat yang datang berkumpul


bersama-sama dan merayakan Perjamuan Kudus beroleh persekutuan dengan Kristus.
Persekutuan dengan Kristus bukan saja karena memakan roti yan dipecah-pecahkan sebagai
simbol tubuh Yesus dan meminum anggur merupakan simbol darah Yesus sehingga disebut
dengan persekutuan. Dengan tubuh dan darah kristus atau persekutuan dengan kematian dan
kebangkitan Kristus. Melainkan juga persekutuan diri kita dengan orang lain di dalam
Kristus. Dalam 1 Kor 11, Paulus mengatakan bahwa kalau anggota-anggota jemaat dalam
Perjamuan Kudus hanya memperhatikan dirinya sendiri tanpa memperhatikan diri orang lain,
maka mereka mendatangkan hukuman atas diri mereka sendiri karena mereka tidak mengakui
tubuh Tuhan (1 Kor 11:29). Oleh karena itu, dengan saling memperhatikan satu sama lain di
dalam Perjamuan Kudus maka terbebas atas diskriminasi ras, suku, bangsa, dan golongan.
Perjamuan Kudus terbuka untuk siapa saja, baik untuk orang kaya, miskin, yang berkuasa,
yang lemah, dan sebagainya. Semua bersatu dan bersekutu di dalam Kristus.13

13
J.L. Ch. Abineno, Ulrich Zwingly: Hidup Pekerjaan, dan AjaranNya, (Jakarta: BPK-GM, 1993),
57-58
III.5. Tujuan Perjamuan Kudus14

1. Pengampunan dosa

Perjamuan Kudus yang dilatarbelakangi Perjamuan Malam yang di lakukan Yesus


dengan murid-muridNya, sebelum Ia ditangkap dan disalibkan. Tujuan dari penyaliban Yesus
untuk pengampunan dosa manusia, serta mengadakan perdamaian dengan Allah dan manusia.
Ketika Ia berkata Inilah tubuh dan darahKu, yang diserahkan dan ditumpahkan bagi kamu
untuk pengampunan dosa. Secara singkat dapat dikatakan inilah yang mendorong kita untuk
mengikuti sakramen ini, untuk memperoleh pengampunan dosa. Jadi tujuan dari Perjamuan
Kudus ini adalah yang berhubungan dengan yang terjadi yaitu penyaliban Yesus di bukit
Golgata, serta hubungan dengan kedatanganNya yang kedua kali, berarti ada pengharapan
bahwa Kristus akan memberikan kesempurnaan keselamatan kepada manusia.

2. Peneguhan Iman

Sakramen ini memelihara dan menguatkan manusia baru itu. Perjamuan Kudus itu
diberi sebagai makanan dan penyegaran sehingga iman kita dapat bertumbuh lagi dan
memperbaharui kekuatannya, tidak jatuh lagi di dalam pergumulan, melainkan semakin teguh
sebab hidup baru itu haruslah tetap bertumbuh dan berkembang. Tetapi ada banyak
perlawanan yang harus dihadapi, sebab iblis benar-benar musuh yang ganas mengintai dan
menekan manusia serta menekan manusia, dan berkeliling mencari mangsa dan mencoba
dengan segala tipu daya. Itulah sebabnya sakramen ini memberi penghiburan sehingga kita
dapat memperoleh kekuatan baru dan penyegaran.

IV. Tinjauan dogmatis terhadap pemahaman jemaat GBKP Rg. Tigabaru tentang
kehadiran Tuhan dalam Perjamuan Kudus Menurut diperhadapkan dengan
teo.Calvin

Mengenai Perjamuan Kudus, Calvin meyakini dan mengajarkan bahwa Perjamuan Kudus
adalah tanda yang ditetapkan oleh Allah melalui AnakNya Yesus Kristus, supaya melalui roti
dan anggur itu orang-orang beriman dipersatukan dalam tubuh dan darah Kristus. Bagi
Calvin Perjamuan Kudus lebih daripada sekedar peringatan, ketika Perjamuan Kudus
dilayankan, tubuh Kristus tetap berada di dalam sorga, tetapi RohNya melalui roti dan anggur
sehingga peserta perjamuan yang beriman menerima Kristus secara rohani.15
14
Martin Luther, Katekismus Besar, (Jakarta: BPK-GM, 2011), 211
15
Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran di dalam dan sekitar Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 2012), 77-
78
Calvin menolak bahwa tubuh Kristus turun dari Sorga untuk memasuki roti dan anggur
Perjamuan Kudus, apalagi untuk hadir dimana saja Perjamuan Kudus. Menurut Calvin, tubuh
Kristus setelah naik ke Sorga, hadir di sebelah kanan Allah Bapa, sebagai jaminan
kebangkitan tubuh manusia pada akhir zaman. Jadi untuk dipersatukan dengan tubuh dan
darah Kristus, manusia harus diangkat ke Sorga. Namun manusia bukan berarti diangkat
secara jasmaniah tetapi secara rohaniah karena hatinya diarahkan ke atas (sursum corda).
Dengan kata lain ia menolak kehadiran jasmani dalam Perjamuan Kudus. Kristus sungguh-
sungguh hadir pada waktu Perjamuan Kudus dirayakan, dengan cara yang cocok bagi Tuhan
yang telah dimuliakan yaitu dalam Roh Kudus yang tidak terikat pada roti dan anggur. Bagi
Calvin, Perjamuan Kudus adalah tanda tetapi bukan tanda kosong sebab tanda ini diberikan
Allah melalui AnakNya supaya orang percaya melalui roti dan anggur betul-betul
dipersatukan dengan tubuh dan darah Kristus. Karena kelemahan manusia tanda ini mutlak
perlu sebagai tambahan kepada firman yang diberitakan. Sebab persatuan dengan Kristus
yang dikaruniakan kepada orang percaya ini hanya dapat dimengerti kalau diperlihatkan
dalam upacara makan roti dan minum anggur.16

V. Analisa Penyeminar

Perjamuan kudus merupakan sakramen yang diadakan oleh Yesus pada murid-muridnya
sebelum dia mati di kayu salib. Kehadiran Kristus dalam perjamuan Kudus bukanlah secara
jasmaniah atau bukan tubuh kristus yang jasmaniah itu yang dimakan. Dengan kata lain roti
dan anggur tidak berubah menjadi darah dan tubuh Kristus, tetapi roti dan anggur tetap
sebagaimana adanya.  Kehadiran-Nya adalah suatu rahasia sehingga tidak dapat ditangkap
dengan akal atau tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Dalam Perjamuan itu Kristus
sungguh-sungguh hadir dan benar-benar bertindak. Dia juga mengatakan bahwa Perjamuan
Kudus merupakan hidangan rohani yang didalamnya Kristus bersaksi bahwa Dialah roti
hidup, roti yang menjadi makanan bagi jiwa untuk mencapai hidup kekal yang benar dan
berbahagia. Tanda-tandanya ialah roti dan anggur yang mewakili bagi kita makanan yang tak
kelihatan yang kita terima dari daging dan darah Kristus. Sama halnya roti dan anggur
merupakan makanan jasmaniah begitu pula Kristus menjadi makanan bagi jiwa. Perjamuan
Kudus menegaskan bahwa tubuh Tuhan Yesus pernah dikorbankan untuk manusia dan darah-
Nya pernah ditumpahkan untuk manusia supaya menjadi makanan dan minuman bagi
manusia untuk selama-lamanya.

Ursinus-Caspar, Katekismus Heidelberg (Pengajaran Agama Kristen), (Jakarta: BPK-


16

Gunung Mulia), 51
VI. Kesimpulan

Perjamuan Kudus juga diadakan untuk meneguhkan iman orang percaya bahwa mereka
memiliki seluruh manfaat dari korban Kristus. Perjamuan Kudus adalah suatu pesta
kemenangan, bukan perjamuan duka ataupun perjamuan orang mati, melainkan berlangsung
dalam kegembiraan (Kis 2:46) jemaat merayakan Perjamuan Kudus dengan gembira dan
dengan pengucapan syukur karena jemaat tau bahwa Yesus yang telah mati tetapi Dia telah
bangkit-hadir bersama-sama dengan mereka di dalam perayaan tersebut. Perjamuan Kudus
itu diberi sebagai makanan dan penyegaran sehingga iman kita dapat bertumbuh lagi dan
memperbaharui kekuatannya, tidak jatuh lagi di dalam pergumulan, melainkan semakin teguh
sebab hidup baru itu haruslah tetap bertumbuh dan berkembang.

VII. Daftar Pustaka


Abineno ,Ch.J.L., Perjamuan Malam, Jakarta: BPK-GM, 1979
Abineno, Ch. J.L. Ulrich Zwingly: Hidup Pekerjaan, dan AjaranNya, Jakarta: BPK-
GM, 1993
Aritonang S.Jan, Berbagai Aliran di dalam dan sekitar Gereja, Jakarta: BPK-GM,
2012.
Carey Publication, Pengakuan Iman Babtis 1689, copyright: 1996.
Caspar Ursinus, Katekismus Heidelberg (Pengajaran Agama Kristen), Jakarta: BPK-
Gunung Mulia.
Luther Martin, Katekismus Besar, Jakarta: BPK-GM, 2011.
Rachman Rasid, Hari Raya Liturgi, Jakarta: BPK-GM, 2001.
Van Niftrik C. G. & B. J. Boland, Dogmatika Masa Kini, Jakarta: BPK-GM, 2014.
Van Niftrik C. G. & B. J. Boland, Dogmatika Masa Kini, Jakarta: BPK-GM, 2014

Sumber lain :

Hasil Wawancara dengan Berlin Tarigan dilakukan pada Minggu, 15Nov 2020 pukul
13.50 Wib
Hasil Wawancara dengan Desma Br Bangun dilakukan pada Senin, 16 Nov 2020,
pukul 12.33 Wib
Hasil Wawancara dengan Murat Br Sembiring dilakukan pada Senin, 16 Nov 2020,
pukul 15.10 Wib
Hasil Wawncara dengan Darta Ginting dilakukan pada Minggu,15 Nov 2020 pukuk
17.20 Wib

Anda mungkin juga menyukai