Anda di halaman 1dari 7

Nama : Batara Fristian Lumbangaol

Elysa Yuniar Butarbutar


Peniel Pandopatan Hutauruk
Kelas : I-A
Jurusan/ting : Theologia
Dosen : Agus Jetron Saragih, M.Th

KITAB YESAYA
I. Pendahuluan
Nabi merupakan sebutan bagi orang-orang yang diutus Allah menyampaikan rencana
terhadap dunia dan umat Allah. Sejarah memperlihatkan bahwa kehadiran para nabi sudah ada
sejak Israel kuno hingga zaman pembuangan. Pesan nabi biasanya mengandung rencana Allah
atas umat, baik rencana pemberkatan maupun peringatan, penyelamatan, dan penghukuman.
Demikian juga halnya dengan nabi Yesaya yang diberi Tuhan tugas untuk menyatakan
keselamatan dari Allah untuk umat Allah.. Namun Yesaya hadir dalam konteks situasi yang
berlatarbelakang berbeda dengan situasi yang dihadapi Amos. Mengenai penulis dan kepenulisan
pun menjadi perhatian dikalangan para pakar theologia PL. Tapi tetap yang ditekankan adalah
mengenai otoritas Yesaya sebagai kitab yang tetap dipelihara sampai kini. Untuk itu kami akan
memaparkan mengenai rincian data dan informasi, dan tak lepas dari reflektif teologia dalam
sudut pandang iman Kristen. Tuhan memelihara kehidupan kita.
II. Pembahasan
II.1. Pengertian Kitab
Kitab Yesaya adalah kumpulan perkataan, nubuat, dan pesan dari nabi Yesaya, yang
merupakan suara nabi yang berpengaruh pada paruhan ke-2 abad ke-8 SM yang penuh dengan
kekacauan (sekitar tahun 740-700).1 Kitab ini juga adalah gulungan yang terbanyak di temukan
dalam naskah-naskah laut mati (± 15 naskah) setelah Kitab Ulangan. Kemudian kitab ini adalah
kitab yang paling banyak di kutip penulis Perjanjian Baru, hampir 411 kali di temukan yang di
pakai oleh Tuhan Yesus, dan para rasul lain. Misalnya dalam Matius 3:3 sebagaimana nubuat
nabi Yesaya bertobatlah...!2 Kitab Yesaya digolongkan kedalam nabi-nabi besar, karena
karangan nabi Ye umumnya jauh lebih panjang daripada karangan –karangan nabi lain. 3 Yesaya
padNama Yesaya berarti “keselamatan dari Yehova”.4 Nama Yesaya dalam bahasa Ibrani

1
Andrew E. Hill & John H. Walton, Survei Perjanjian Lama, ( Jawa Timur :Penerbit Gandum Mas, 2008,
523
2
Agus Jetron Saragih, Kitab Ilahi, Penerbit Bina Media Perintis 2016, 187
3
Denis Green, Pengenalan Perjanjian Lama, (Penerbit Gandum Mas; Malang, 1984 )152
4
Christopher D. Hudson, dkk., Buku Pintar Alkitab, Bethlehem Publisher 2008, 175
yesya’yahu, yang berarti “Allah akan menyelamatkan” atau “Allah adalah keselamatan”. 5, dan
hal ini merupakan inti berita seluruh kitab Yesaya (Yes 40-66)
II.2. Latar Belakang Kitab
Isi kitab Yesaya ini berlatarbelakangkan paruhan kedua dari abad ke-8 SM. Perlu diingat
bahwa pada masa itu kerajaan Neo-Asyur merupakan negara adikuasa pertama yang dikenal
dalam sejarah.6 Yesaya tinggal di atau dekat Yerusalem. Ia menyampaikan pesan dari Tuhan
selama masa pemerintahan empat raja Yehuda yang berbeda. Karya Yesaya sebagai nabi dimulai
ketika ia menerima penglihatan dari Tuhan di dalam Bait Allah. Peristiwa itu terjadi pada tahun
742 SM, tahun meninggalnya Raja Uzia (6:1). Saat itu, pasukan Asyur telah merebut Aram
(Syria) dan menyancam kerajaan utara (Israel). Tahun 733 SM, raja Aram dan raja Israel
menyerang Yehuda dan berusaha memaksa Ahaz, raja Yehuda, untuk bergabung dengan mereka
melawan Asyur. Sebaliknya, Ahaz membuat perjanjian dengan raja Asyur, dan mengabaikan
peringatan yang disampaikan Yesaya untuk tidak membuat perjanjian seperti itu. Strategi Ahaz
gagal ketika Asyur menyerang dan mengalahkan kerajaan utara tahun 721 SM. Kekalahan Israel
itu membuat Yehuda menjadi sasaran empuk bagi Asyur tahun 701 SM, Sanherib, raja Asyur,
mengancam akan merebut Yerusalem. Namun, raja Hizkia tetap setia kepada Tuhan dan
Yerusalem pun luput (36-38).
Namun, kesukaran Yehuda belum selesai. Ketika beberapa tamu dari Babel datang
mengunjungi Hizkia, Yesaya berkata bahwa kelak kerajaan Babel akan merebut Yerusalem dan
membawa banyak orang Israel ke pembuangan bersama barang-barang berharga dari istana dan
Bait Allah (39). Perkataan Yesaya itu terbukti benar lebih dari seratus kemudian, ketika Babel
mengalahkan Yehuda dan menghancurkan Yerusalem. Kelompok terakhir dari orang Israel
ditawan ke Babel pada tahun 586 SM. Nubuat-nubuat dalam pasal 40-55 mengandaikan
kekalahan itu telah terjadi sehingga kini pemberitaan naibi bersifat menghibur dan pengharapan.
Tuhan akan memakai Koresh, raja Persia, untuk mengalahkan Babel (41:2-4). Koresh juga akan
mengijinkan orang Yehuda pulang untuk membangun kembali Yerusalem dan Bait Allah (44:28,
45:13; Ezr 1:1-4). Ia mengalahkan Babel tahun 539 SM. Pada 538 SM, ia mengeluarkan perintah
resmi ia mengijinkan orang Israel kembali ke Yehuda.
Untuk membangun kembali Bait Allah yang ditahbiskan tahun 515 SM. Saat itu, tembok-
tembok kota Yerusalem dibangun kembali (Ezr.6:13-15;Neh.1-6). Meski amat berhubungan
dengan pasal 40-55, masa sesudah kembali ke Yehuda menjadi fokus bagian akhir kitab Yesaya
(pasal 56-66).7
II.3. Pribadi Nabi

5
W.S. LaSor, dkk., Pengantar Perjanjian Lama 2 Sastra dan Nubuat,(Jakarta : Gunung Mulia, 2015), 278
6
Andrew E. Hill & John H. Walton, Survei Perjanjian Lama, 525
7
..., Alkitab Edisi Study, (Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta, 2015), 1080
Ada pandangan bahwa Yesaya anak Amos orang Yerusalem yang melayani melai zaman
Uzia, Ahas dan Hizkia (740-701 SM) bahkan ada pandangan hingga zaman Manasye (696-
642SM). Ada juga pendapat bahwa Yesaya adalah saudara sepupu Uzia, sehingga Yesaya bebas
berhubungan dengan raj (7:3) dan Imam (8:2). Dia adalah orang kerajaandan bebas di kerjaan
(36:1-38:8,21-22). Keluarganya sekaligus menjelaskan isi nubuatnya. Istrinya adalah Nabiah dan
dua anaknya yaitu: Syear Yashub artinya “Orang tertinggal akan kembali” & Maher Syalal
artinya “Cepat jadi rusak/ cepat jadi mangsa”. Dia juga terkenal sebagai penulis dimana
dipercayakan untuk menulis riwayat Uzia (2 Taw 26:22). Yesaya adalah seorang nabi yang
berasal dari kaum kerajaan dan bangsawan.8 Panggilan yang diterima oleh Yesaya untuk menjadi
nabi terjadi ketika ia beribadah di Bait Allah di Yerusalem. Panggilan ini sngat menekankan
pemahaman tentang Allah sebagai “raja’’ Israel. Pemahaman yang demikian itu sangat
menonjol khususnya pada masa perayaan musim gugur (blan September-Oktober), yang mana
kuasa dan wibawa Allah dipuja-puja. Pemanggilan pribadi Yesaya menjadi nabi disertai dengan
penugasan kepada dirinya. Tugasnya adalah harus menyampaikan peringatan bahwa suatu
malapetaka yang besar akan menimpa tanah Israel (Yes 6: 11-13). 9 Jelaslah Yesaya merasakan
panggilan ilahi dan membebankan suatu tugas khusus ke atas bahunya (Yesaya 6:8-10).
Sekalipun ia melihat Tuhan ia merasa tidak layak dia menggambarkan dirinya sebagai seorang
yang najis bibir (Yesaya 6:5), namun Yesaya percaya bahwa Allah telah mengudukannya
sebagai persiapan untuk pekerjaannya (Yesaya 6:7). Tugasnya sulit dan Yesaya merasa takjub
karena sikap dan jangkauannya. Menurut 2 Tawarikh 26:22, Yesaya bin Amos menulis riwayat
Uzia. Hal ini memberi kesan bahwa Yesaya menjabat sebagai penulis atau pemelihara catatan
sejarah resmi dari raja Uzia. Kitab Yesaya menunjukan bahwa Yesaya dengan mudah bergerak
dalam lingkungan para pejabat dan dekat kepada raja-raja. Kedudukaj seperti itu memberi
penjelasan yang memuaskan tentang bagaimana cara Yesaya mendapat pengetahuan mengenai
berbagai masalah politik dunia pada zamannya.10

II.4. Penulis dan kepenulisan , Waktu, dan Tempat Penulisan Kitab


Yesaya hidup dan melayani di kerajaan Yehuda pada abad ke 8 SM. Hampir seluruh
ahli modern mengakui kebesaran Yesaya. Suatu pandangan yang berdasarkan keseluruhan
kitabnya, namun menyangkal bahwa Yesaya sendiri menulis sebagaian besar kitab Yesaya,
termasuk pasal-pasal yang luar biasa hebat dalam bagian kedua kitab ini. Inilah kelemahan yang
serius dari banyak pandangan modern. Pandangan yang akan dipertahankan adalah sebagai
berikut: hanya ada satu orang Yesaya yang bertanggung jawab atas keseluruhan kitab ini,
walaupun hal itu tidak harus berarti bahwa Yesaya merupakan pengarang atau penyunting
8
Agus Jetron Saragih, Kitab Ilahi, (Medan: Penerbit Bina Media Perintis, 2016), 188
9
S. Wismoady Wahono, Disini Kutemukan, (Jakarta: Gunung Mulia,2002), 165
10
W.S. Lasor, dkk, Pengantar Perjanjian Lama 2, 255-256
akhirnya. Hanya sedikit ahli yang menganut pandangan tradisonal bahwa Yesaya menulis
seluruvatif menerima adanya dua kitab yang ditulish kitab yang memakai namanya. Para ahli
yang lebih konservatif menerima adanya dua kitab yang ditulis oleh dua orang yang berbeda
(Yes 1-39 dan 40-66); ahli-ahli yang berpandangan moderat menerima adanya tiga kitab (Yes 1-
39, termasuk beberapa penambahan kemudian; 40-55; 56-66). Sebagai kesimpulan dapat
dikatakan bahwa bukti yang ada sampai sekarang ini masih lebih menyokong penulisan seluruh
kitab ini ditulis oleh seorang penulis saja, yaitu Yesaya sendiri. Teori yang mengemukakan lebih
dari seorang penulis belum dapat menjawab secara meyakinkan keberatan-keberatan terhadap
pendapat tradisional, bahkan teori itu sendiri menimbulkan banyak problema baru. Akibat-
akibatnya tidak terbatas pada satu kitab ini saja, dan jika diterapkan pada tulisan-tulisan PL yang
lain pasti menghasilkan kesimpulan bahwa kebanyakan para nabi tidak lagi diakui sebagai
penulis satu-satunya dari kitab-kitab mereka masing-masing. Tentunya, Yesaya sebagai penulis
seluruh kitab ini tidak berarti bahwa dia menuliskan serta menyusunnya dalam susunannya
sekarang ini.11
II.5. Maksud dan Tujuan Penulisan Kitab
Kitab Yesaya menekankan kekudusan Allah (Yes 6:3). Yesaya bermaksud
mengingatkan umat Israel bahwa mereka harus menyembah Tuhan Allah saja, serta berbuat
sesuai sifat kekudusan Allah tersebut. Hal lain lagi yang ditekankan adalah bahwa Allah telah
menghubungkan diri secara khusus dengan Israel (Yes 55:3). Yesaya berusaha untuk menahan
Israel dari pengaruh bangsa-bangsa kafir.12
Kitab Yesaya bertujuan untuk menyampaikan perkataan Allah kepada nabi untuk
disampaikan materi kitab Yesaya disusun untuk menyoroti sifat dapat dipercayai oleh Yahweh,
Allah perjanjian itu. Pasal 1-39 berisi mengenai tuduhan dan hukuman, sedangakan pasal 40-66
mengenai pengampunan dan kelepasan dari Allah serta pemulihan bangsa Israel. Kepercayaan
dan tetap setia kepada Tuhan Allah mendatangkan keselamatan.13

II.6. Ciri-ciri Kitab

a.Yesaya disebut nabi Injil karena dari semua kitab Perjanjian Lama nubuat-
nubuatnya mengenai Mesias yang paling lengkap dan jelas.
b. Penglihatan Yesaya tentang salib dalam pasal 53 adalah nubuat yang paling
khusus dan terinci dalam seluruh alkitab mengenai Tuhan Yesus yang mendamaikan
orang berdosa
11
Denis Green, Pengenalan Perjanjian Lama, (Penerbit Gandum Mas; Malang, 1984 )158
12
Denis Green, Pengenalan Perjanjian Lama,)161
13
Andrew E. Hill & John H. Walton, Survei Perjanjian Lama, ( Jawa Timur :Penerbit Gandum Mas, 2008,
527-528
c. Kitab ini menjadi kitab Perjanjian Lama yang paling theologis dan luas, ia
menjangkau kebelakang pada saat Allah menciptakan langit dan bumi serta hidup
manusia, misalnya 42:5 dan memandang kedepan pada saat Allah mengakhiri
sejarah dan menciptakan langit dan bumi baru, misalnya 65:17; 66:22
d. Kitab Yesaya lebih banyak berisi mengenai tabiat, keagungan, kekudusan Allah
dari pada kitab nubuat PL lainnya. Allah memperlihatkan Yesaya adalah kudus dan
mahakuasa yang akan menghakimi dosa dan ketidakbenaran dalam umat manusia
dan para bangsa. Ungkapan yang digemari untuk Allah adalah Yang Maha Kuds
Allah Israel
e. Yesaya yang artinya Tuhan menyelamatkan adalah nabi keselamatan. Ia memakai
istilah keselamatan hampir tiga kali lebih banyak daripada seluruh kitab para nabi
lain. Yesaya menyatakan bahwa maksud penuh keselamatan dari Allah.14

II.7. Struktur Kitab


Bagian pertama : Penghukuman (Yes 1-35)
Dosa-dosa Yehuda (Yes 1-12)
Tuduhan (Yes 1)
Yerusalem ( Yes 2-4)
Nyanyian tentang kebun anggur (Yes 5)
Penglihatan dan pengutusan Yesaya (Yes 6)
Imanuel : tanda bagi Ahas (Yes 7-8)
Raja Damai (Yes 8:23-9:6)
Murka Allah : Asyur sebagai alat hukumanNya (Yes 9:7-10:34)
Pengharapan : tunas dari tunggal Isai (Yes 11)
Nyanyian syukur (Yes 12)
Ucapan ilahi tentang penghukuman (Yes 13-23)
Ucapan ilahi terhadap Babel dan Asyur (Yes 13-23)
Ucapan ilahi terhadap Filistea, Moab, Damsyik, Kusy , Mesir, padang gurun di
tepi laut dan Tirus (Yes 14:28-23:18)

II.8. Tema-tema Teologi


 Penglihatan dan Misi
Apakah panggilan ada sesudah Yesaya bekerja, atau panggilan mengawali
pelayanan Yesaya? Penglihatan (Hajon): jelas ada konteksnya. Ini memperlihatkan

14
Alkitab Edisi Studi, Lembaga Alkitab Indonesia, 1039
ada hubungan sebab-akibat. Dalam penglihatan ini ada kelemhan kerajaan dan juga
diri Yesaya sendiri. Misi adalah pemberitaan tentang penolakan Israel dan dampak
penolakan itu.
 Allah yang Kudus
Kekudusan Allah berarti tidak berdosa dan adil, sehingga ketika Yesaya melihat
Allah, Yesaya merasa tidak layak karena najis dan berdosa. Pengudusan Yesaya
sebagai dasar kekuatan nabi melaksanakan tugas kenabiannya. Kekudusan Allah
mengandung penghakiman yang adil; orang-orang harus memperoleh sesuatu
akibat dari perbuatannya. (Israel dibuang karena dosa, Asyur dibuang karena
sombong 10;5,70)
 Umat yang Kudus
Kekudusan artinya dikhususkan atau dipisahkan. Teologis melahirkan moral dan
etis teologis. Yesaya juga sangat menentang hal-hal yang bersifat moral. Ketika
bangsa itu najis dan bernoda, penyuciannya adalah melihat kekhususan kita
dihadapan-Nya. Kekudusan umat adalah karena Allah yang kudus.
 Allah Penyelamat
Yesaya (Yesayahu) artinya Allah akan menyelamatkan. Allah adalah keselamatan
secara universal; 1-39: pembebasan politis dari Asyur, 4-55: pembebasan dari si
penindas (45:17), kebenaran (45:22); 56-66: pembebasan adalah keadilan,
pembalasan murka, penghukuman, penebusan dan belas kasihan (63:1-2).15
II.9. Tema yang paling berkesan
Tema yang paling berkesan yakni Allah sang penyelamat (Ibr; Yesayahu), yang berarti Allah
akan menyelamatkan (Yes 17:10; 12:2), menolong mengerti mengapa Yesn aya sangat tertarik
mengenai keselamatan. Karena gagasan Yesaya mengenai keselamatan dihubungkan dengan
penebusan, pembebasan, kebenaran, dan keadilan, maka kita perlu mempelajari gagasan-gagasan
ini juga untuk memperoleh gambaran yang lengkap mengenai apa yang dimaksudkannya dengan
kata-kata ”selamat”, “juruselamat”, dan “keselamatan”.16

II.10. Refleksi Teologis


Yesaya 6 : 8, yang berbunyi “Ini aku, utuslah aku”, menunjukkan pemahaman Yesaya
akan keselamatan serta kesiapan dirinya untuk melaksanakan tugas yang diembannya
yang merupakan pemberian tanggungjawab dari Sang Penyelamat.
III. Kesimpulan

15
Agus Jetron Saragih, Kitab Ilahi, 192
16
W.S. Lasor, dkk, Pengantar Perjanjian Lama 2279
Allah Sang Penyelamat tidak lepas dari makna kitab Yesaya
yang menegaskan bahwa keselamatan berada di tangan Allah. Hidup kudus juga
ditekankan, yang mana ketika Yesaya dipanggil Allah untuk mengemban tugasnya
melalui malaikat Allah, dengan respon penolakan Yesaya dengan mengatakan ia najis
bibir, lalu akhirnya menerima dengan perkataan “ini aku, utuslah aku”, menandakan
kedewasaan dan pemahaman Yesaya akan keselamatan Allah yang menekankan hidup
kudus bagi para umat Allah. Kaum moderat membagi kitab ini menjadi Proto, Deutro,
dan Trito Yesaya. Mengenai kepenulisan dan penulis kitab Yesaya, ada pihak yang
beranggapan bahwa Kitab Yesaya ditulis secara keseluruhan oleh Yesaya, namun kaum
moderat menekankan bahwa Yesaya bukan lah penulis secara keseluruhan ataupun
penyunting akhir. Hal yang lebih penting daripada persoalan pengarangnya adalah soal
otoritas. Otoritas kitab ini didasarkan pada pemberitaan seluruh kitab Yesaya, yang
menggabungkan penghukuman dan pembebasan, keputusasaan, dan harapan.
Pengharapan akan keselamatan Allah pun ditekankan pada kitab Yesaya. Nubuat Yesaya
berbicara dengan berwibawa kepada semua orang dari segala zaman. Kitab Yesaya
menyatakan keselamatan disediakan oleh Allah yang mengendalikan dunia ini dan dapat
menyatakan kepada nabi-nabi Allah hal apa yang akan terjadi pada masa yang akan
datang.

IV. Daftar Pustaka


Alkitab Edisi Studi, Lembaga Alkitab Indonesia, Jakarta, 2015
Andrew E. Hill dan John H Walton, Survei Perjanjian Lama, Malang : Penerbit Gandum
Mas, 2013
Christopher D. Hudson, dkk., Buku Pintar Alkitab, Bethlehem Publisher 2008
Green Denis, Pengenalan Perjanjian Lama, Penerbit Gandum Mas; Malang, 1984
Saragih, Agus Jetron, Kitab Ilahi, Medan : Bina Media Perintis, 2016
S. Wismoady Wahono, Disini Kutemukan, (Jakarta: Gunung Mulia,2002),
W.S. Lasor, dkk, Pengantar Perjanjian Lama II, Jakarta : BPK GM, 2012

Anda mungkin juga menyukai