Anda di halaman 1dari 20

Eksegese Yesaya 43:1-7

Maret 4, 2013 deviluvgod Tinggalkan komentar

BAB I
PENDAHULUAN
Kitab Yesaya memiliki keunikan tersendiri di antara kitab-kitab PL. Kitab ini merupakan kitab
para nabi terfavorit bagi para penulis PB. Kitab Yesaya banyak dikutip dalam PB. Yang bisa
menandingi Kitab Yesaya dalam hal ini hanyalah Kitab Mazmur. Keunikan yang lain dari kitab
ini terletak pada nuansa Kristologis yang sangat kental. Di antara semua kitab PL, kitab ini
merupakan yang paling jelas dalam memaparkan doktrin tentang Kristus. Archer bahkan berani
mengatakan, “deeper Christological insights are to be found in his work than anywhere else in
the Old Testament.”1 Nuansa Kristologis ini pula yang menjadi alasan mengapa kitab ini
menjadi favorit para penulis PB. Keindahan sastra dalam Kitab Yesaya merupakan keunikan lain
yang sulit ditandingi oleh kitab-kitab para nabi yang lain. Penulis kitab ini merupakan ahli
bahasa Ibrani yang mahir dalam menggunakan metafora, kosa kata yang sangat variatif maupun
ekspresi yang unik. Willem A. Vangemeren mengungkapkan kekagumannya terhadap nilai sastra
kitab ini dengan ungkapan sebagai berikut:2 The prophet Isaiah was a master of the Hebrew
language. His style reflects a rich vocabulary and imagery with many words and expressions
unique to him. Much of the book’s brilliance derives from imagery: war (63:1-6), social life (3:1-
17), and rural life (5:1-7). He also personifies creation: the sun and the moon (24:23), the desert
(35:1), the mountains and the trees (44:23; 55:12). He employs taunt (14:4-23), apocalyptic
imagery (chaps. 24-27), sarcasm (44:9-20), ersonification, metaphors, wordplay, alliteration, and
assonance.
Nama kitab dan posisi dalam kanon Alkitab bahasa Ibrani memberi nama kitab ini sesuai dengan
nama nabi yang menyampaikan pesan ilahi di dalamnya, yaitu Yesaeyah. Walaupun nama ini
sudah sangat populer sebagai nama kitab, namun nama Yesaya sendiri di dalam Alkitab
seringkali memakai bentuk yang lebih panjang, yaitu Yesaeyh. Bentuk pendek Yesaeyah hanya
muncul beberapa kali saja (1Taw 3:21; Ez 8:7, 19; Neh 11:7). Nama Yesaeyh memiliki arti
“keselamatan dari Yahweh”atau “Yahweh adalah keseamatan”. Dalam LXX kitab ini berjudul
Hsaias, sedangkan versi Latin Vulgata memakai Esaias atau Isaias. Dari penjelasan ini terlihat
bahwa judul Isaiah dalam berbagai versi Inggris merupakan adaptasi dari judul Latin Isaias. Jika
ditilik dari keseluruhan isi kitab, maka pemberian judul berdasarkan nama nabi merupakan usaha
yang tidak tepat. Ada banyak petunjuk yang mendukung dugaan ini. (1) Nama “Yesaya” hanya
muncul 17 kali dalam keseluruhan kitab. Jumlah ini jelas sangat sedikit dibandingkan dengan
ukuran kitab yang sangat panjang. Dari sisi persentasi, pemunculan ini bahkan masih kalah
dengan pemunculan nama yang sama di kitab raja;4 (2) kisah pemanggilan Yesaya diletakkan
bukan di bagian awal kitab (6:1-12). Hal ini menyiratkan bahwa yang paling penting bukanlah
sang pembawa berita (messenger), tetapi berita yang dibawa (message); (3) bagian narasi dalam
Kitab Yesaya tergolong sangat sedikit dibandingkan dengan bagian ucapan. Beberapa narasi
yang muncul pun tidak semuanya menyinggung tentang Yesaya. Cara penulisan seperti ini sekali
lagi menguatkan dugaan bahwa kehidupan sang nabi bukanlah poin yang paling penting. Dalam
kanon Ibrani Kitab Yesaya dikategorikan sebagai kitab para nabi (nevi’im). Kitab ini muncul di
barisan pertama dari serangkaian kitab yang dalam diskusi modern dipahami sebagai kitab para
nabi (Nabi besar dan nabi kecil). Beberapa kitab yang mendahului posisi Kitab Yesaya dalam
kategori Nevi’im hanyalah beberapa kitab yang di jaman modern dikategorikan kitab sejarah
(Yosua, Hakim-hakim, Samuel, Raja-raja).
Dalam LXX urutan ini mengalami perubahan.Kitab-kitab sejarah yang di kanon Ibrani
digolongkan kitab para nabi akhirnya dikategorikan tersendiri sebagai kitab sejarah. Dengan
demikian, Kitab Yesaya sekarang benar-benar menduduki posisi pertama dalam daftar kitab para
nabi. Kitab Daniel dan Ratapan yang semula berada dalam kategori Tulisan-tulisan (Kethu’bim),
sekarang digabungkan dengan Kitab Yesaya, Yeremia dan Yehezkiel. Kitab Ratapan dilekatkan
dengan Kitab Yeremia karena pengarangnya secara tradisional dianggap sama, yaitu Nabi
Yeremia. Kitab Daniel diubah posisinya karena figur Daniel dipandang sebagai salah satu nabi
yang penting. Diskusi modern menggolongkan Yesaya ke dalam kitab nabi-nabi besar.
Pembedaan antara nabi besar dan kecil dipercaya dimulai dari bapa gereja Agustinus (On
Christian Doctrine 2.8). Klasifikasi seperti ini dalam taraf tertentu bisa membingungkan, karena
orang Kristen awam akan mengalami kesulitan untuk mengetahui kriteria yang dipakai guna
membedakan kitab nabi besar dan nabi kecil. Pembedaan ini sebenarnya lebih ditentukan oleh
panjang tulisan seorang nabi. Nabi-nabi yang tulisannya sangat panjang akan digolongkan
sebagai nabi besar (dalam hal ini Kitab Ratapan yang pendek tetap dimasukkan ke dalam kitab
nabi besar karena penulisnya adalah Yeremia). Secara historis pembagian seperti di atas bisa
dipahami dan bahkan tidak terelakkan. Dalam kanon Ibrani 12 kitab nabi (sekarang dikenal
sebagai nabi kecil) memang sudah dianggap sebagai satu kesatuan. Mereka diperlakukan sebagai
satu kitab dengan nama TereAsar (12 Kitab). Ketika Kitab Daniel dan Ratapan dikeluarkan dari
Kethu’bim dan dimasukkan dalam kategori Nevi’im, maka dua kitab ini secara natural akan
dikaitkan dengan nabi-nabi lain yang bukan termasuk 12 nabi (kecil).
Yesaya (Ibrani ysya’yahu: Yahwe adalah keselamatan) adalah figur utama dalam Kitab Yesaya.
Ia adalah nabi Yudea abad ke-8 SM. Ia dipanggil sebagai nabi pada tahun matinya raja Uzia,
sekitar tahun 740 SM. Yesaya bernubuat sekurang-kurangnya 40 tahun. pada zaman raja Uzia,
Yotam, Ahas, dan Hizkia dari Kerajaan Yehuda. Ia menikah dengan seorang nabiah yang
melahirkan dua orang putra, yaitu Syear Yasyub (orang yang tertinggal akan kembali) dan
Maher-Syalal Hasy-Bas (cepat rusak, cepat jadi mangsa). Nama yang diberikan kepada kedua
anaknya merupakan petunjuk mengenai misinya. Ayahnya bernama Amos.
“Yesaya” berarti “Tuhan adalah keselamatan” dan dia adalah nabi keselamatan. Namun,
keselamatan dan penghakiman selalu bersama-sama dalam Alkitab; jika Anda tidak mau
diselamatkan, maka Anda akan dihakimi. Oleh karena itu, Yesaya menggabungkan kedua tema
ini: penghakiman (Yes 1:1-35:10) dan keselamatan (Yes 40:1-66:24). Kedua tema utama ini
dipadukan dengan adanya bagian bersejarah tentang Raja Hizkia (Yes 36:1-39:8). Yesaya
menerima visinya pada masa pemerintahan empat orang raja yaitu Uzia, Yotam, Ahas dan
Hizkia (Yes 1:1). Raja Uzia wafat pada tahun 740 sebelum Masehi (lihat Yes 6:1), dan Hizkia
pada tahun 687 sebelum Masehi, dengan demikian visi-visi Yesaya mencakup kurun waktu
setengah abad. Yesaya adalah seorang nabi, bukan semata-mata seorang pengkhotbah dan Kitab
Yesaya merupakan buku nubuatan, bukan hanya buku sejarah. Yesaya tidak hanya mampu
menganalisis keadaan, tetapi juga mempunyai banyak visi. Nubuatan mengatakan bahwa ada
Allah yang mengetahui hari depan dan yang mengungkapkan sebagian rencana-Nya kepada para
nabi. Waktu Yesaya mulai bekerja, Israel sedang berada di ambang kehancuran. Dalam tahun
722 sebelum Masehi kerajaan utara dengan kesepuluh sukunya dikalahkan oleh bangsa Asyur
(2Ra 17). Tetapi kerajaan selatan, Yehuda, sedang menuju nasib yang sama. Secara sosial, politis
mereka sudah rusak, demikian juga iman percaya mereka. Kerajaan utama telah dihukum dan
musnah. Tetapi, Yehuda berbeda. Negeri itu harus dihakimi, tetapi oleh karena adanya perjanjian
abadi dengan Allah, maka Yehuda juga akan diselamatkan. Pada suatu saat, dari Yehuda akan
datang seorang Hamba Tuhan, Sang Juruselamat yang akan menyelamatkan bukan hanya
Yehuda, tetapi seluruh dunia. Kitab Yesaya ini menjadi kitab nubuat PL yang paling teologis dan
luas; ia menjangkau ke belakang kepada saat Allah menciptakan langit dan bumi serta hidup
manusia (mis. Yes 42:5) dan memandang ke depan kepada saat Allah mengakhiri sejarah dan
menciptakan langit baru dan bumi baru (mis. Yes 65:17; Yes 66:22). Kitab ini berisi lebih
banyak penyataan tentang tabiat, keagungan, dan kekudusan Allah daripada kitab nubuat PL
lainnya. Allah yang diperlihatkan Yesaya adalah kudus dan mahakuasa, Yang akan menghakimi
dosa dan ketidakbenaran dalam umat manusia dan bangsa-bangsa.

BAB II
LATAR BELAKANG HISTORIS KITAB
A.Latar belakang
Latar belakang sejarah bagi pelayanan nubuat Yesaya, anak Amos adalah Yerusalem pada masa
pemerintahan empat raja Yehuda: Uzia, Yotam, Ahas, dan Hizkia (Yes 1:1). Raja Uzia wafat
pada tahun 740 SM (bd. 1Sam 6:1) dan Hizkia pada tahun 687 SM; jadi, pelayanan Yesaya
meliputi lebih daripada setengah abad sejarah Yehuda. Menurut tradisi Yahudi, Yesaya mati
syahid dengan digergaji menjadi dua (bd. Ibr 11:37) oleh Raja Manasye putra Hizkia yang jahat
dan penggantinya (+ 680 SM).
Yesaya rupanya berasal dari keluarga kalangan atas di Yerusalem; dia orang berpendidikan,
memiliki bakat sebagai penggubah syair dan berkarunia nabi, mengenal keluarga raja, dan
memberikan nasihat secara nubuat kepada para raja mengenai politik luar negeri Yehuda.
Biasanya, Yesaya dipandang sebagai nabi yang paling memahami kesusastraan dan paling
berpengaruh dari semua nabi yang menulis kitab. Ia menikahi seorang wanita yang juga
berkarunia kenabian, dan pasangan ini memiliki dua putra yang namanya mengandung pesan
yang simbolik bagi bangsa itu.
Yesaya hidup sezaman dengan Hosea dan Mikha; ia bernubuat selama perluasan yang
mengancam dari kerajaan Asyur, keruntuhan terakhir Israel (kerajaan utara) serta kemerosotan
rohani dan moral di Yehuda (kerajaan selatan).Yesaya memperingati raja Yehuda, Ahas, untuk
tidak mengharapkan bantuan dari Asyur melawan Israel dan Aram; ia mengingatkan Raja
Hizkia, setelah kejatuhan Israel tahun 722 SM, agar jangan mengadakan persekutuan dengan
bangsa asing menentang Asyur. Ia menasihati kedua raja itu untuk percaya Tuhan saja sebagai
perlindungan mereka (Yes 7:3-7; Yes 30:1-17). Yesaya mempunyai pengaruhnya terbesar pada
masa pemerintahan Raja Hizkia. Beberapa cendekiawan meragukan apakah Yesaya menulis
seluruh kitab ini. Mereka menentukan pasal 1-39 (Yes 1:1-39:8) saja yang ditulis Yesaya dari
Yerusalem; biasanya mereka beranggapan pasal 40-66 (Yes 40:1-66:24) berasal dari seorang
atau beberapa orang pengarang lain sekitar satu atau satu setengah abad kemudian. Akan tetapi,
tidak ada data alkitabiah yang mengharuskan kita menolak Yesaya sebagai penulis seluruh kitab
ini
Nubuat-nubuat Yesaya dalam pasal 40-66 (Yes 40:1-66:24) untuk para buangan Yahudi di Babel
jauh setelah kematiannya menekankan kemampuan Allah untuk menyatakan berbagai peristiwa
khusus di masa depan melalui para nabi-Nya (mis. Yes 42:8-9; Yes 44:6-8; Yes 45:1; Yes 47:1-
11; Yes 53:1-12). Jikalau seorang dapat menerima perwujudan penglihatan dan penyataan
kenabian (bd. Wahy 1:1; Wahy 4:1-22:21), maka lenyaplah sudah halangan utama untuk percaya
bahwa Yesaya menulis seluruh kitab ini.
Bukti-bukti pendukung positif cukup banyak dan tergolong di bawah dua bagian yang luas. (1)
Bukti dari dalam kitab ini sendiri mencakup pernyataan pembukaan (Yes 1:1) (yang berlaku
untuk seluruh kitab) dan banyak kesamaan ungkapan dan pikiran yang mencolok di antara kedua
bagian utama kitab ini. Salah satu contoh terkenal ialah ungkapan “Yang Mahakudus, Allah
Israel” yang muncul 12 kali dalam pasal 1-39 (Yes 1:1-39:8) dan 14 kali dalam pasal 40-66 (Yes
40:1-66:24), dan hanya enam kali di seluruh bagian PL lainnya. Tidak kurang dari 25 bentuk
kata Ibrani muncul dalam kedua bagian utama Yesaya, tetapi tidak terdapat di kitab nubuat yang
lain di PL. (2) Bukti dari luar kitab ini mencakup kesaksian Talmud Yahudi dan PB sendiri, yang
menghubungkan seluruh bagian kitab ini dengan nabi .
a) Latar Belakang Theologies

Kitab Yesaya ini menjadi kitab nubuat PL yang paling teologis dan luas; ia menjangkau ke
belakang kepada saat Allah menciptakan langit dan bumi serta hidup manusia (mis. Yes 42:5)
dan memandang ke depan kepada saat Allah mengakhiri sejarah dan menciptakan langit baru dan
bumi baru (mis. Yes 65:17; Yes 66:22). Teologi kitab Kitab Yesaya dipenuhi dengan muatan
teologis yang sangat luar biasa. Pertama, kekudusan TUHAN. Penekanan terhadap topik ini
dapat dilihat dari tiga hal:
(1) Dalam kisah pemanggilan Yesaya sebagai nabi, seruan dari para serafim adalah “kudus,
kudus, kuduslah TUHAN semesta alam.” (6:3);
(2) Sebutan “Yang Mahakudus, Allah Israel” yang muncul berkali-kali dan merupakan
karakteristik Yesaya;12
(3) Frekwensi pemunculan akar kata “kudus” yang sangat tinggi dalam Kitab Yesaya. Kata
“kudus” dikaitkan dengan “TUHAN” sekitar 30 kali (1:4; 5:16, 19, 24; 6:3; 10:17,20; 12:6; 17:7;
29:19, 23; 30:11-12, 15; 31:1; 37:23; 40:25; 41:14, 16, 20; 43:3, 14, 15; 45:11; 47:4; 48:17; 49:7;
55:5). Allah disebut sebagai “tempat kudus” (8:14) dan kediaman-Nya disebut “gunung
kekudusan” (11:9). Lengan (52:10) dan kota (48:2; 52:1) TUHAN juga diterangkan sebagai
kudus. Sebutan “Yang Mahakudus Allah Israel” bukan hanya berfungsi untuk menekankan
kekudusan TUHAN tetapi sekaligus mempertegas keseriusan dosa bangsa Yehuda.13 Kejahatan
mereka bukan hanya ditujukan pada orang lain yang berdosa tetapi pada TUHAN yang
mahakudus. Begitu berdosanya bangsa Yehuda sampai-sampai respon spontan Yesaya ketika
melihat TUHAN dalam sebuah penglihatan adalah kesadaran bahwa ia dan seluruh bangsa
Yehuda merupakan kumpulan orang berdosa yang seharusnya celaka (6:5). Kisah pemanggilan
Yesaya sekaligus mengajarkan berbagai aspek yang terkait dengan kekudusan TUHAN.14
Kekudusan ini sangat berkaitan dengan kedaulatan Allah yang mutlak atas seluruh bumi,
sebagaimana terlihat dari tahta Allah yang tinggi menjulang (6:1), sikap serafim di hadapan tahta
Allah (6:2), seruan serafim “seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya” (6:3) dan sebutan “TUHAN
semesta alam” (6:3, 5), posisi Allah sebagai Raja (6:1, 5). Tidak ada satu mahkluk pun yang
tahan berdiri di hadapan-Nya. Kekudusan TUHAN juga berkaitan dengan relasi TUHAN dan
umat-Nya yang didasarkan pada anugerah. Di tengah kemuliaan (kekudusan) TUHAN yang
begitu rupa, segala sesuatu yang cemar terlihat sangat kentara. Kesadaran tentang dosa langsung
muncul (6:5). Relasi dengan TUHAN yang kudus hanya dimungkinkan apabila dosa-dosa
dibereskan dan ini hanya terjadi ketika Allah mengambil inisiatif untuk menguduskan umat-Nya.
Dalam hal ini bara dari mezbah Allah menyimbolkan bahwa inisiatif berasal dari Allah dan
melalui api. Kedua, hanya TUHANlah Allah. Penglihatan yang diterima Yesaya di pasal 6
menandaskan perbedaan Allah dari semua ciptaan. Dia sangat mulia dan kudus serta terpisah dari
ciptaan. Senada dengan hal ini, Kitab Yesaya berkali-kali juga mengajarkan tentang posisi
TUHAN sebagai satu-satunya Allah. Pertanyaan TUHAN “dengan siapa hendak kamu samakan
Aku, seakan-akan Aku seperti dia?” (40:25) menunjukkan hasrat TUHAN yang dalam untuk
membuktikan bahwa selain Dia tidak ada Allah yang lain. TUHAN bahkan berkali-kali
mengungkapkan hal ini secara eksplisit (43:11; 45:5-7, 14, 18, 21, 22; 46:9). Dia tidak mau
berbagi kemuliaan dengan yang lain (42:8). Keesaan dan keutamaan TUHAN di atas paling jelas
digambarkan melalui perbandingan antara TUHAN dan para berhala. Ia sangat berbeda dengan
dewa-dewa kafir. TUHAN mengetahui dan mengontrol semua yang akan terjadi (41:21-29; 46:9-
10; 48:5; bdk. 42:9, 23; 43:9, 12; 44:7-8). TUHAN menciptakan langit dan bumi (37:16; 40:25-
26; 44:24). TUHAN menubuatkan hukuman pada bangsa-bangsa kafir (pasal 13-23) untuk
menunjukkan bahwa dewa-dewa mereka tidak mampu menolong mereka (bdk. 37:16, 20).
Ketiga, kedaulatan TUHAN atas seluruh bumi. TUHAN beberapa kali ditampailkan sebagai
Raja, baik atas Israel umat-Nya (33:22; 41:21; 44:6; 52:7) maupun seluruh bumi (6:5). Ia juga
disebut “TUHAN semesta alam” sebanyak 62 kali. Secara khusus kedaulatan-Nya atas semua
bangsa mendapat perhatian khusus dalam Kitab Yesaya. TUHAN menghukum (pasal 13-23)
maupun memberkati (2:2-4; 19:24-25) semua bangsa. Raja Koresh yang dinubuatkan akan
menguasai seluruh dunia kuno bahkan tidak lain hanyalah instrumen di tangan TUHAN: Ia
mengangkat Koresh maupun memakainya untuk menggenapi rencana penyelamatan (44:28;
45:1, 13). Kedaulatan TUHAN juga diterangkan melalui kekuasaan-Nya atas alam. Ia
memberikan hujan (30:23) maupun menahannya (5:6). Dia memakai hujan untuk memberkati
(44:3) maupun menghukum (30:30). TUHAN datang melalui berbagai fenomena alam (29:6).
Pemulihan oleh mesias pun digambarkan melalui Gary V. Smith merangkum semua ini dalam
kalimat: “since he is sovereign over this whole world and his demands for holiness impinge on
the future judgment or redemption of everything in the world, Go’s actions have consequences
for everything. God sustains a relationship with every thing he created; there is nothing that
exists outside of his sovereign realm of influence.”15 Kedaulatan tersebut seharusnya membuat
bangsa Yehuda bersandar kepada-Nya (8:17; 12:2; 26:4; 50:10), bukan pada kekuataan mereka
sendiri atau pada bangsa lain. Kunci kemenangan terletak pada pertobatan dan iman kepada
TUHAN (30:15; 31:6). Mengandalkan kekuatan sendiri hanya akan membawa kekalahan (30:16-
17). Mengandalkan pengetahuan dan sihir juga sama saja (47:10-12). Begitu pula dengan
meminta bantuan dari manusia yang lain (31:1, 3, 8-9) maupun berhala (42:17; 45:16). Dalam
terang kebenaran seperti ini, ejekan Raja Asyur merupakan penghinaan yang hebat kepada
TUHAN (36:1520), karena itu TUHAN tidak tinggal diam begitu saja (37:6-7). Ia mengalahkan
mereka supaya semua orang tahu bahwa Dialah TUHAN (37:20). Keempat, Hamba TUHAN.
Kitab Yesaya memiliki empat bagian yang seringkali dikenal dengan nama “Nyanyian Hamba”
(Servant Songs). Bagian ini adalah 42:1-7, 49:1-9, 50:4-11, dan 52:13-53:12. Beberapa bagian
lain secara jelas merujuk pada hal yang sama (61:1-3), namun sebutan “hamba” tidak muncul di
sana. Di sisi lain, sebutan “hamba” dikenakan pada orang lain juga, yaitu bangsa Yehuda.
Walaupun di bagian lain bangsa Yehuda juga disebut sebagai hamba TUHAN (41:8; 44:1; 49:3),
tetapi gambaran tentang Hamba TUHAN di Nyanyian Hamba melebihi gambaran untuk bangsa
Israel. Sebutan “hamba” dalam semua teks ini merujuk pada mesias, walaupun kata “mesias”
tidak muncul secara eksplisit di Kitab Yesaya. Hal ini terlihat dari kesamaan fungsi antara
Hamba TUHAN di teks tersebut dan keturunan Daud yang akan memerintah yang disinggung
beberapa kali di bagian lain (bdk. pasal 11; 55:35).16 Dalam PB Nyanyian Hamba ini banyak
dikutip. Ucapan ilahi “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi kepada-Nyalah Aku berkenan” kala
Yesus dibaptis (Mat 3:17; bdk. 17:5) memiliki latar belakang dari 42:1. Pelayanan Yesus secara
eksplisit dikatakan menggenapi nubuat tentang Hamba TUHAN (Mat 12:17-21).
Yesus adalah terang bagi bangsa-bangsa (Luk 2:32) seperti yang dinubuatkan melalui Yesaya
(42:6; bdk. 49:6). Penderitaan yang dialami oleh Hamba TUHAN di kemudian hari akan
tergenapi dalam diri Yesus pada saat penyaliban (Yes 50:6//Mat 26:67//Mar 14:65; Yes
53:4//Mat 8:17; Yes 53:5-6//1Pet 2:24-25; Yes 53:7-8//Kis 8:32-33; Yes 53:9//1Pet 2:22; Yes
53:12//Luk 22:37). Kelima, TUHAN sebagai Penyelamat dan Penebus. Penyebutan TUHAN
sebagai Penebus Israel hanya muncul 4 kali di kitab lain, tetapi di Kitab Yesaya sebutan ini
muncul berkalikali (41:14; 43:14; 44:6, 24; 47:4; 48:17; 49:7, 26; 54:5, 8; 59:20; 60:16; 63:16).
Tindakan Allah menebus umat-Nya juga disebutkan berkali-kali (43:1; 44:22-23; 48:20; 51:10;
52:3, 9; 62:12; 63:9). Sebagaimana dahulu bangsa Israel sudah ditebus dari Mesir (Kel 13:15; Ul
7:8; 9:26; 13:5; 15:15; 24:18; 2Sam 7:23; 1Taw 17:21; Mik 6:4), mereka kini juga akan ditebus
lagi dari tangan Babel (1:27; 29:22; 35:9; 41:14; 43:1, 14; 44:6, 22-24; 47:4; 48:17, 20; 49:7, 26;
51:10). Sebagaimana bangsa Yehuda dijual tanpa pembayaran, mereka ditebus juga tanpa
pembayaran (63:16). Penebusan ini berlaku untuk semua bangsa Israel yang terserak di berbagai
tempat (11:11). Alasan di balik tindakan penebusan ini adalah kekudusan dan kesetiaan TUHAN.
Ia tidak akan membiarkan Israel dalam keadaan mereka yang menyedihkan.17 Terakhir, teologi
sisa. Penjelasan di poin 5 sekilas menimbulkan ketegangan. Bagaimana kekudusan dan kesetiaan
TUHAN dapat digabungkan? Bagaimana cara TUHAN yang kudus menjaga perjanjian-Nya
dengan umat yang berdosa tetapi tanpa melanggar kekudusan-Nya? Jawaban bagi ketegangan ini
adalah teologi sisa.18 Kekudusan TUHAN menuntut penghukuman serius atas setiap dosa (1:8;
6:13; 17:4-6; 30:17), namun kesetiaan-Nya membuat TUHAN menyisakan beberapa orang yang
bertahan (4:2-3; 11:1-16). Keseimbangan yang indah dari dua hal tersebut sejak awal sudah
disampaikan TUHAN kepada Yesaya ketika ia dipanggil. TUHAN berulang kali akan
menghukum umat-Nya karena ketidaktaatan mereka sampai mereka hampir habis, namun dari
sedikit orang yang tersisa TUHAN nanti akan menumbuhkan tunas kudus (6:9-13). Jika TUHAN
tidak meninggalkan sisa, maka keadaan Yehuda akan sama seperti Sodom dan Gomora (1:9).
Dalam PB konsep orang-orang yang tersisa ini juga dipakai Paulus untuk menerangkan keadilan
dan kesetiaan TUHAN atas bangsa Israel yang tidak mau percaya kepada Kristus (Rom 9).
Apakah penolakan bangsa Israel (9:1-5) menunjukkan bahwa Allah sudah meninggalkan
perjanjian-Nya dengan Israel? Sama sekali tidak! Firman TUHAN tidak mungkin gagal (9:6a).
Tidak semua orang Israel secara jasmani adalah Israel sejati (9:6b). Israel sejati adalah mereka
yang dipilih oleh TUHAN (9:7-13). Dalam kalimat Yesaya, “sebab sekalipun bangsamu, hai
Israel, seperti pasir di laut banyaknya, namun hanya sisanya akan kembali. TUHAN telah
memastikan datangnya kebinasaan dan dari situ timbul keadilan yang meluap-luap.” (Yes
10:22//Rom 9:27-28).
Dengan demikian teologi sisa mengajarkan beberapa kebenaran yang penting: (1) tidak semua
orang yang secara luar termasuk umat Allah adalah benar-benar umat-Nya; (2) umat Allah sejati
adalah berdasarkan anugerah Allah melalui pemilihan-Nya yang berdaulat dan penuh kasih; (3)
jumlah yang sedikit bukanlah ukuran satu-satunya untuk menilai keberadaan umat Allah. Dari
tunas yang kecil Allah akan menjadikan pohon yang besar; (4) Allah melakukan setiap tindakan
selaras dengan semua sifat yang Ia miliki, baik kekudusan maupun kesetiaan-Nya; (5) selalu ada
harapan bagi umat Allah, sekalipun untuk sesaat mereka berada dalam keadaan yang
mengenaskan, baik akibat kesalahan mereka sendiri maupun tindakan orang lain.

b) Kepenulisan Kitab
Gaya penulisan (pasal 40-66 lebih puitis dan teoritis) maupun konteks historis (konteks pasal 40-
66 adalah situasi pembuangan di Babel). Semua perbedaan ini dianggap sebagai bukti esensial
dan tidak terbantahkan. Penyelidikan yang teliti akan menunjukkan bahwa pandangan modern
didasarkan pada argumen yang sangat lemah. Pandangan mereka lebih banyak ditentukan oleh
asumsi dasar yang anti-supranatural. Perbedaan antara pasal 1-39 dan 40-66 memang pasti ada,
namun kesamaan yang ada antara dua bagian ini jauh lebih esensial dan dengan kuat mengarah
pada kepenulisan tunggal. Selain itu, perbedaan antara pasal 1-39 dan 40-66 yang dimunculkan
teolog modern dapat dipahami dalam banyak cara. Bahkan perbedaan yang sama dapat
ditemukan dalam satu bagian itu sendiri, tidak heran para teolog modern pun tidak pernah
mencapai kesepakatan tentang jumlah kitab dalam Kitab Yesaya. Mereka selalu berpandangan
bahwa perbedaan gaya, kosa kata atau nuansa selalu mengarah pada perbedaan penulis.
Akibatnya, seorang teolog bisa saja mengusulkan bahwa penulis Kitab Yesaya berjumlah lebih
dari 10 orang!
Berikut ini adalah argumen yang mendukung kesatuan seluruh Kitab Yesaya.7 Argumen ini
bukan hanya persuasif karena jumlahnya jauh lebih banyak, namun juga karena data yang
diberikan lebih esensial. Penolakan terhadap kekuatan argumen di bawah ini hanya bisa
dimungkinkan apabila seseorang lebih dikuasai oleh asumsi dasar daripada bukti rasional.
Pertama-tama, sifat nubuat dari pasal 40-66 merupakan bagian esensial dalam keseluruhan
konteks yang ada. Di pasal 40-48 kedaulatan TUHAN atas dewa-dewa kafir ditunjukkan melalui
satu hal, yaitu kemampuan TUHAN untuk mengetahui dan mengatur segala sesuatu yang belum
terjadi. Sebagai contoh, Yesaya 48:5 mencatat “maka Aku memberitahukannya kepadamu dari
sejak dahulu; sebelum hal itu menjadi kenyataan, Aku mengabarkannya kepadamu, supaya
jangan engkau berkata: Berhalaku yang melakukannya, patung pahatanku dan patung tuanganku
yang memerintahkannya.” Penegasan tentang kemahatahuan dan kontrol TUHAN atas masa
depan ini bahkan diulang berkali-kali (41:26; 42:9, 23; 43:9, 12; 44:7-8). Dari semua petunjuk
ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ketepatan prediksi (istilah yang lebih tepat adalah nubuat)
memang disengaja untuk membuktikan bahwa berita ilahi yang disampaikan oleh Yesaya adalah
benar. Jika unsur nubuat dihilangkan (hanya dianggap penjelasan sesudah peristiwa terjadi),
maka semua teks di atas tidak memiliki makna apapun dalam konteksnya. Lebih masuk akal jika
semua teks ini dipahami sebagai nubuat ilahi yang menunjuk pada masa yang jauh (bahkan dua
abad sebelumnya!), sehingga dengan demikian pembuktiannya akan menjadi semakin tak
terbantahkan. Sebagai tambahan, perlu diketahui bahwa nubuat dalam Kitab Yesaya cukup
beragam penggenapan. Sebagian digenapi beberapa tahun sesudah diucapkan Yesaya, misalnya
kelepasan Yerusalem dari tangan Senhenrib (37:33-35), kekalahan Damaskus oleh Asyur (8:4,
7), kehancuran Samaria (7:16). Sebagian nubuat digenapi pada masa yang jauh di depan,
misalnya keruntuhan Babel di tangan Media Persia (13:17, 19-20). Beberapa bahkan baru
digenapi pada jaman Yesus, misalnya kedatangan Terang yang Besar (9:1-2; bdk. Mat 4:15-16).
Semua ini merupakan dukungan tambahan bahwa Kitab Yesaya memang dipenuhi dengan
nubuat dan hal ini penting untuk menunjukkan kedaulatan/kehebatan TUHAN atas dewa-dewa
kafir.
Kedua, nubuat yang sangat spesifik (sampai menyebutkan nama orang) bukanlah hal yang asing
dalam Alkitab. 1Raja-raja 13:2 menubuatkan kemunculan keturunan Daud yang bernama Yosia,
padahal penggenapan nubuat ini baru terjadi tiga abad sesudahnya. Para teolog liberal bisa saja
menerangkan teks ini sebagai sebuah upaya penyisipan oleh seorang penyalin/redaktor di
kemudian hari, tetapi masih ada teks lain yang sulit dibantah. Mikha 5:2 di mata orang Yahudi
dan Kristen merupakan teks mesianis (bdk. Mat 2:5-6) yang penggenapannya terjadi tujuh abad
sesudahnya dan dalam nubuat ini nama tempat disebutkan secara detil dan eksplisit. Jadi, nubuat
spesifik tidak perlu ditafsirkan sebagai laporan sesudah peristiwanya terjadi.
Ketiga, pembedaan nuansa antara pasal 1-39 (peringatan dan hukuman) dengan pasal 40-66
(penghiburan) terlalu dilebih-lebihkan. Pasal 40-66 tetap memuat bagian-bagian yang bernuansa
peringatan atau hukuman (45:9-10; 57:7; 59:3-9), begitu pula pasal 1-39 juga membawa kabar
pemulihan (33:22-24; 35:4; 38:20). Perbandingan statistik memang mengarah pada nuansa
penghiburan yang semakin jelas di pasal 40-66, tetapi hal ini tidak perlu dilebih-lebihkan, karena
berita para nabi memang seringkali diawali dengan peringatan/kecaman tetapi akhirnya ditutup
dengan berita keselamatan (bdk. 1:12-20). Kekudusan dan kebaikan TUHAN berjalan
beriringan.
Keempat, kehancuran Yerusalem maupun pemulihannya sebenarnya sudah dinubuatkan di pasal
1-39. Para teolog modern umumnya mengakui kepenulisan Yesaya atas bagian ini, tetapi
anehnya mereka mengabaikan unsur nubuat yang dicatat di dalamnya. Yesaya 6:11-12
menubuatkan bahwa Yerusalem akan mengalami kehancuran yang sangat parah dan
penduduknya akan dibuang (lihat juga 3:24-26; 5:5-6; 24:11-12; 27:13; 32:13-18; 39:5-7). Di
ayat selanjutnya disiratkan bahwa TUHAN akan memulihkan keadaan itu (6:13). Rujukan pada
pemulihan ini juga dapat dilihat dari nama anak Yesaya, yaitu Syear Yasyub (7:3) yang berarti
“sebuah sisa akan kembali”. Yesaya bahkan sudah menubuatkan kehancuran Babel sejak awal
tulisannya. Yesaya 13 menceritakan bagaimana TUHAN akan menghukum Babel atas semua
kekejaman mereka (13:17-22). Bagi penganut teori Deutero/Trito-Isaiah teks ini pasti sulit
dijelaskan. Teks ini secara eksplisit membuktikan bahwa pasal 1-39 yang disepakati sebagai
tulisan Yesaya pun sudah menubuatkan suatu peristiwa yang akan digenapi jauh sesudahnya.
Tidak ada penjelasan lain yang memuaskan kecuali mengakui bahwa TUHAN mampu
menyatakan semua ini kepada Yesaya sebelum semua itu jadi (13:1 “ucapan ilahi terhadap Babel
yang dinyatakan kepada Yesaya bin Amos”). Semua versi Inggris memberikan terjemahan yang
lebih jelas dan tepat untuk ayat ini dengan menerjemahkan “perkataan ilahi terhadap Babel yang
Yesaya bin Amos lihat”. Dari sini terlihat bahwa Yesaya mengetahui semua ini melalui sebuah
penglihatan ilahi. Hal ini sesuai dengan Yesaya 1:1 yang berfungsi sebagai pendahuluan bagi
seluruh kitab (1:1 “Penglihatan yang telah dilihat Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan
Yerusalem dalam zaman Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia, raja-raja Yehuda”).
Kelima, pendapat yang mengatakan bahwa konteks historis pasal 40-66 adalah situasi
pembuangan di Babel merupakan sebuah kesalahan. Penyelidikan yang seksama justru
menunjukkan bahwa kaitan dengan Babel malah lebih banyak ditemukan di pasal 1-39 daripada
di pasal 40-66. Sebagai contoh, kata “Babel” hanya muncul 4 kali di pasal 40-66 (43:14; 47:1;
48:14, 20), sedangkan kata yang sama muncul 10 kali di pasal 1-39 (13:1, 19; 14:4, 22, 23; 21:9;
39:1, 3, 6, 7). Di samping itu, pasal 40-66 justru menunjukkan situasi di Palestina: (1) flora yang
disebut sagat tipikal Palestina, bukan Babilonia (41:19; 44:14); (2) penulis pasal 40-66 melihat
semua dari perspektif Palestina, misalnya pembuangan dikatakan “ke Babel” (43:14), pemulihan
disebut sebagai tindakan mengumpulkan “dari ujung-ujung bumi” (41:9; 45:22); (3) penulis 40-
66 mengasumsikan bahwa bangsa Yehuda masih berdiri (40:9; 58:6; 62:6).
Keenam, dosa-dosa yang dikecam di pasal 1-39 dan 40-66 adalah sama. Peringatan Yesaya
terutama difokuskan pada dosa penyembahan berhala, ibadah yang munafik dan ketidakadilan.
Menariknya, semua dosa ini disebutkan di seluruh bagian Kitab Yesaya, misalnya kemunafikan
(29:13; 58:2, 4), penyembahan berhala (1:29; 17:8; 27:9; 44:9-20; 57:5, 7; 65:2-4; 66:17),
ketidakadilan (10:12; 59:3, 7, 10-14). Catatan ini sangat persuasif mendukung kepenulisan kitab
sebelum pembuangan. Jika pasal 40-66 ditulis sesudah pembuangan, maka dosa penyembahan
berhala dan ketidakadilan mungkin tidak akan mendapat perhatian serius. Dosa-dosa ini sangat
nyata pada masa sebelum pembuangan. Kesamaan dosa di pasal 1-39 dan 40-66 secara natural
seharusnya mengarah pada situasi yang sama. Secara khusus, situasi di pasal 40-66 bahkan sama
dengan situasi pada masa pemerintahan Manasye (bdk. 2Raj 21 dan Yes 59).
Ketujuh, sebutan “Yang Mahakudus, Allah Israel” yang merupakan karakteristik Kitab Yesaya
muncul di pasal 1-39 (1:4; 5:19, 24; 10:17, 20; 12:6; 17:7; 29:19; 30:11, 12, 15; 31:1; 37:23)
maupun 40-66 (41:14, 16, 20; 43:3, 14, 15; 45:11; 47:4; 48:17; 49:7; 54:5; 55:5; 60:9, 14). Data
ini akan terlihat sangat berkesan apabila dikaitkan dengan fakta bahwa sebutan “Yang
Mahakudus Allah Israel” tidak pernah ditemukan di tulisan para nabi yang lain sesudah
pembuangan (sebutan ini hanya muncul di Mzm 71:22; 89:18; Yer 50:29; 51:5). Fakta menarik
lain adalah jumlah pemunculan sebutan ini yang lebih banyak di pasal 40-66 (14 kali) daripada
di pasal 1-39 (12 kali). mengatakan” yang merupakan tipikal Yesaya (bukan bentuk perfect yang
lebih umum) muncul di pasal 1-39 dan 40-66. Jika penulis pasal 1-39 dan 40-66 adalah orang
yang berbeda, mengapa dipakai sebutan yang sama? Mengapa penulis pasal 40-66 yang katanya
hidup sesudah pembuangan memakai sebutan Allah yang tidak ditemukan pada tulisan apapun
pada jamannya? Mengapa ia justru lebih sering memakai sebutan ini daripada Yesaya sendiri?
Pandangan modern tidak akan mampu memberikan jawaban memuaskan terhadap semua
keberatan ini. Lebih sederhana dan alamiah jika kesamaan sebutan ini mengarah pada kesamaan
penulis.
Kedelapan, kesamaan ungkapan, frase atau kalimat antara pasal 1-39 dan 40-66. Menurut
perhitungan beberapa teolog, kesamaan ini mencapai jumlah 40-50. Berikut ini adalah beberapa
di antaranya: (1) frase “sungguh, TUHAN yang mengatakannya” (1:20; 40:5; 58:14); (2)
tindakan TUHAN tidak bisa diubah oleh siapapun (14:27; 43:3); (3) gambaran sukacita ketika
dipulangkan TUHAN muncul muncul dua kali dan sangat mirip (35:10; 51:11); (4) TUHAN
menghimpun orang-orang Yehuda yang terserak (11:12; 56:8); (5) situasi pemulihan yang
digambarkan seperti kedamaian antara ciptaan (11:6-9; 65:25); (6) TUHAN akan membuat aliran
air di padang gurun (35:6; 41:18); (7) keletihan TUHAN akibat ibadah yang munafik (1:11, 14;
43:24); (8) penggunaan bentuk imperfect “TUHAN

Kesembilan, kesamaan ungkapan dan berita antara Yesaya dan Mikha yang sama-sama melayani
sebelum pembuangan ke Babel (Yes 52:12//Mik 2:13; Yes 58:1//Mik 3:8; Yes 49:23//Mik 7:17;
Yes 41:15-16//Mik 4:13). Kesamaan ini dapat diterangkan dalam banyak cara: salah satu nabi
mengutip perkataan yang lain atau keduanya diperintahkan TUHAN untuk menyampaikan pesan
yang sama pada generasi yang sama dengan dosa yang sama pula. Manapun yang dipilih
kesamaan ini tetap memiliki bobot tersendiri yang mendukung bahwa penulis Yesaya 40-66
hidup pada jaman sebelum pembuangan.
Kesepuluh, tradisi Yahudi sejak awal menunjukkan keyakinan bahwa Yesaya 40-66 ditulis oleh
Yesaya. Catatan tertua tentang hal ini ada di Kitab Yesus Bin Sirakh (14:17-25; 48:2225). Di
pasal 14:17-25 disebutkan bahwa Yesaya menghibur orang-orang pembuangan melalui nubuat
yang sudah dia sampaikan jauh sebelum semua peristiwa itu terjadi. Menariknya, kata
“menghibur” (parakalein) yang dipakai di teks ini sama persis dengan yang ada di Yesaya 40:1
dan 61:1-2. Versi asli Kitab Yesus bin Sirakh dalam bahasa Ibrani pun memakai kata yang sama
dengan versi asli Yesaya, yaitu wayyinnahem.
Kesebelas, para penulis PB menyebut Yesaya sebagai penulis dari pasal 40-66. Rujukan ini
sangat banyak dan jelas (Mat 12:17-18//Yes 42:1; Mat 3:3//Yes 40:3; Luk 3:4//Yes 40:3-5; Kis
8:28, 34//Yes 53:7-8; Rom 10:16//Yes 53:1; Rom 10:20//Yes 65:1). Bukti paling meyakinkan
adalah Yohanes 12:38-41. Teks ini merupakan kutipan dari Kitab Yesaya, baik dari pasal 1-39
(Yoh 12:38//Yes 53:1) maupun pasal 40-66 (Yoh 12:40//Yes 6:9-10). Menariknya lagi, Yohanes
lalu menghubungkan semua teks di atas dengan Yesaya yang melihat kemuliaan Tuhan dan
menyatakan hal itu (Yoh 12:41). Keterangan ini jelas menunjukkan bahwa Yohanes mengakui
Yesaya 6:9-10 dan 53:1 sebagai tulisan Nabi Yesaya. Begitu melimpah dan kuatnya argumen
yang mendukung pandangan tradisional sampaisampai para teolog modern sekarang cenderung
merevisi pandangan mereka. Mereka memang tetap menolak kesatuan seluruh kitab, tetapi
sebagian bersikap lebih positif. Ada yang berpendapat bahwa pasal 40-66 ditulis oleh murid
Yesaya yang sangat akrab dengan khotbah-khotbah Yesaya.
Kesatuan tema dan motif dalam kitab ini juga semakin diakui. Tujuan penulisan Yesaya hidup
pada saat bangsa Yehuda berada dalam berbagai krisis, baik relijius (penyembahan berhala dan
ibadah yang munafik), sosial (ketidakadilan) maupun politik (munculnya Asyur sebagai
kekuatan tandingan bagi Mesir). Di tengah situasi seperti ini bangsa Yehuda diingatkan untuk
kembali kepada TUHAN dari segala dosa mereka dan tidak bersandar pada kekuatan bangsa lain.
Keselamatan adalah dari TUHAN, sebagaimana disiratkan melalui nama Yesaya sendiri. 8 Cara
lain untuk menegaskan kebenaran di atas adalah melalui perbandingan antara dua raja: Ahas
(pasal 7-14) dan Hizkia (pasal 36-39). Ahas memilih untuk mengatasi krisis dengan cara
meminta bantuan Asyur, sehingga ia hanya menghilangkan satu krisis dengan cara menciptakan
krisis yang lain.
c) Latar belakang politik
Konteks historis pasal 40-66 adalah situasi pembuangan di Babel. Itu adalah masa dimana
banyak kegiatan keagamaan di luar, tapi iman yang benar sangat sedikit. kultus kesuburan
Kanaan itu telah digabungkan ke dalam agama Israel. Orang-orang menyembah berhala tetapi
mereka menyebutnya YHWHisme. Kecenderungan umat Allah terhadap aliansi politik itu
melibatkan mereka dalam ibadah dan praktik penyembahan berhala. Ringkasan Singkat invasi
Asyur dan Babel selama abad kedelapan yang mempengaruhi Palestina.
1) abad Empat delapan para nabi aktif selama munculnya Tigris-Efrat kerajaan Asyur. Tuhan
akan memakai bangsa yang kejam ini untuk menghakimi umatNya, khususnya Israel.
a. Insiden khusus adalah pembentukan aliansi politik dan militer trans-Jordan yang dikenal
sebagai “Siro-Ephramatic Liga” (735 SM). Syria dan Israel mencoba memaksa Yehuda
bergabung dengan mereka melawan Asyur. Sebaliknya Ahas mengiriman surat kepada Asyur
untuk membantu. Raja Asyur yang pertama berorientasi pada kekaisaran yang kuat, Tiglat-
Pileser III (745-727 SM), menanggapi tantangan militer dan menyerang Syria.
b. Belakangan, boneka Raja Asyur, Hosea (732-722 SM), di Israel juga memberontak, menarik
ke Mesir. Shalmaneser V (727-722 SM) menyerang Israel lagi. Dia meninggal sebelum Israel
diduduki, tapi penggantinya, Sargon II (722-705 SM), merebut ibukota Israel Samaria tahun 722
SM. Asyur mendeportasi lebih dari 27.000 orang Israel pada kesempatan ini seperti Tiglat
Pileser telah diasingkan sebelumnya dalam 732 ribu SM
2) Setelah kematian Ahas (735-715 SM) koalisi militer lainnya dibentuk oleh negara-negara
trans- Jordan dan Mesir melawan Asyur (714-711 SM). Hal ini dikenal sebagai ” Pemberontakan
Asdod “. Banyak kota-kota Yudea hancur ketika Asyur menyerbu lagi. Hizkia awalnya
mendukung koalisi ini, namun kemudian menarik dukungannya.
3) Namun, koalisi lain berusaha lagi mengambil keuntungan dari kematian raja Asyur yang kuat,
Sargon II, pada 705 SM, bersama dengan pemberontakan lain yang terjadi di seluruh kekaisaran
Asyur.
a. Hizkia sepenuhnya berpartisipasi dalam pemberontakan ini. Dalam hal ini, tantangan Sanherib
(705-681 SM) menyerang (701 SM) Palestina, dan berkemah di dekat kota Yerusalem (II
Rajaraja 18-19; Yesaya 36-39), tapi tentara itu dihancurkan oleh Tuhan secara ajaib.
b. Ada pertanyaan diantara beberapa kalangan sarjana tentang berapa kali Sanherib menginvasi
Palestina (misalnya, John Bright memiliki satu invasi pada tahun 701 SM dan satu lagi mungkin
di 688 SM, lih. The History of Israel, hal 270).
c. Hizkia terhindar dari pengambilalihan Asyur, tetapi karena karena kesombongan atas harta
Yehuda untuk delegasi Babel, Yesaya memperkirakan kejatuhan Yehuda atas Babel (39:18).
Yerusalem jatuh ke Nebukadnezar di 587-586 sebelum Masehi
4) Yesaya meramalkan secara khusus pemulihan umat Allah di bawah Cyrus II, penguasa Media-
Persia (41:2-4, 44:28, 45:1, 56:11). Niniwe (ibukota Asyur) jatuh di 612 sebelum Masehi atas
Babel, tetapi kota Babel jatuh pada tahun 539 SM atas tentara Cyrus. Tahun 538 sebelum Masehi
Cyrus mengeluarkan keputusan bahwa semua orang yang diasingkan, termasuk orang-orang
Yahudi, bisa pulang ke rumah. Dia bahkan menyediakan dana dari perbendaharaannya untuk
membangun kembali bait allah nasional. Dia adalah orang yang percaya kepada takhayul dan
menginginkan semua dewa mendukung dia.
d) Latar belakang Agama
A. Yesaya memegang Yehuda untuk perjanjian Daud (II Samuel 7), tetapi ia juga kembali ke
tujuan awal dari perjanjian Abraham (Kej 12:1-3), yang adalah Allah memilih Israel untuk
memilih dunia ( yakni, Kel 19:5-6). Sungguh suatu hal yang mengejutkan dari pemerintahan
universal YHWH. Allah tidak hanya akan mengembalikan orang Israel, tetapi akan memperluas
rencana penebusan Allah ke seluruh dunia!
B. Yesaya secara khusus meramalkan kejadian kegerakan dunia pada masanya dan masa yang
akan datang, menuju kepada pemulihan Kerajaan Daud melalui Allah Mesias (begitu juga,
Mikha). Kerajaan ini kudus dan universal (begitu juga, Mikha). Ini adalah kedua aspek
monoteistik Yesaya, Dewa suci, penebusan.
C. Yesaya dengan jelas menunjukkan kegagalan umat Allah untuk percaya kepada dunia yang
jatuh, sumber daya manusia. Pembebasan akan datang dari YHWH saja!
D. Yesaya mengungkapkan tiga karakteristik yang paling kuat dari rencana penebusan Allah.

1. kedatangan Mesias
2. Mesias sebagai Hamba Yang Menderita
3. pemerintahan universal Mesias
Bagian utama kedua (pasal 40-66; Yes 40:1–66:24) berisi berbagai nubuat yang paling akbar
dalam Alkitab mengenai kebesaran Allah dan kemegahan rencana penebusan-Nya. Pasal-pasal
ini membangkitkan harapan dan hiburan dalam umat Allah pada tahun-tahun terakhir
pemerintahan Hizkia (Yes 38:5) dan untuk abad-abad selanjutnya. Bagian ini penuh dengan
penyataan nubuat mengenai kuasa dan kemuliaan Allah dan janji-janji-Nya untuk memulihkan
kaum sisa di Israel yang benar dan berbuah dan di antara bangsa-bangsa sebagai perwujudan
penuh dari kasih penebusan-Nya. Janji- janji dan penggenapannya ini secara khusus dikaitkan
dengan tema penderitaan dan berisi “nyanyian hamba” gubahan Yesaya (lih. Yes 42:1-4; Yes
49:1-6; Yes 50:4-9; Yes 52:13– 53:12), yang menunjuk kepada titik waktu melewati pengalaman
orang buangan Yahudi kepada kedatangan Yesus Kristus di kemudian hari dan kematian-Nya
yang mendamaikan (pasal 53; Yes 53:1-12). Sang nabi menubuatkan bahwa datangnya Mesias
akan memungkinkan kebenaran bersinar dengan terang dan keselamatan keluar kepada bangsa-
bangsa bagaikan obor yang menyala (pasal 60-66; Yes 60:1–66:24). Yesaya mengutuk kebutaan
rohani mengenai jalan-jalan Allah (Yes 42:18-25) dan menghargai doa syafaat dan rasa sakit
melahirkan oleh umat Allah sebagai perlu agar segala sesuatu dapat digenapi (bd. Yes 56:6-8;
Yes 62:1-2,6-7; Yes 66:7-18).
e) Kesatuan Kitab
Beberapa Alasan Untuk Kesatuan Yesaya
1. Dua puluh lima istilah yang ditemukan dalam kedua bagian Yesaya yang tidak ditemukan di
tempat lain dalam PL (NIV, pengantar kepada Yesaya, Hal 1014).
2. Sebutan “Yang Mahakudus, Allah Israel” muncul 13 kali dalam bab 1-39 dan 14 kali dalam
bab 40- 66 dan hanya enam kali di semua buku Perjanjian Lama lainnya.
3. Yesus, dalam Yohanes 12:38,40, dikutip dari Yes. 53:1 dan 6:10 dan diatributkan untuk
Yesaya.
4. Ayat-ayat dari Yesaya 40-66 diberikan ke Yesaya dalam Mat. 3:3; 8:17; 12:17; 3:4; Lukas
4:17, Yohanes 1:23, Kis 8:28; dan Rm. 10:16-20.
5. Tidak ada bukti manuskrip dari sebuah divisi dari buku di bab 39 (MT, DSS, atau LXX).
6. Tidak ada lagi historis seorang nabi besar (Deutro-Yesaya) pada abad ke-6. RK Harrison,
dalam Introduction to the OT, komentar tentang hal ini, “Argumen-argumen dari gaya penulisan
sangat menjadi mode pada akhir abad kesembilan belas, tetapi dalam terang pengetahuan yang
lebih luas dari bahasa-bahasa Timur Dekat kuno sekarang posisi hal-hal tersebut dianggap jauh
kurang penting. Subyektifitas dari pertimbangan-pertimbangan gaya memiliki daya tarik besar
bagi penganut teori analisis penulisan Graf- Wellhausen, yang melihat tidak adanya inkonsistensi
apapun dalam bahan bacaan yang dianggap berasal dari seorang penulis Alkitab, dan kemudian
menyangkal bagian-bagian yang sama tersebut karena bentuk penulisan dan kosakata tiap bab
ternyata tidak identik. Rupanya tidaklah terjadi pada para peneliti awal bahwa hanyalah mungkin
untuk menurunkan beberapa konsep gaya penulis kuno sebagai hasil penelitian yang seksama
terhadap semua bahan yang dihubungkan dengannya, dan bahwa penolakan berikutnya sebagian
atau semua kumpulan itu hanya bisa divalidasi berdasarkan beberapa kontrol eksternal yang ketat
“(hal. 776).

BAB III
Analisa bentuk sastra
Keterampilan penulisan Yesaya melebihi semua nabi PL. Permainan kata-kata dan puisinya
megah dan menarik. Kitab ini sebagian besar adalah puisi Ibrani Penulis kitab ini merupakan ahli
bahasa Ibrani yang mahir dalam menggunakan metafora, kosa kata yang sangat variatif maupun
ekspresi yang unik. Willem A. Vangemeren mengungkapkan kekagumannya terhadap nilai sastra
kitab ini dengan ungkapan sebagai berikut:2 The prophet Isaiah was a master of the Hebrew
language. His style reflects a rich vocabulary and imagery with many words and expressions
unique to him. Much of the book’s brilliance derives from imagery: war (63:1-6), social life (3:1-
17), and rural life (5:1-7). He also personifies creation: the sun and the moon (24:23), the desert
(35:1), the mountains and the trees (44:23; 55:12). He employs taunt (14:4-23), apocalyptic
imagery (chaps. 24-27), sarcasm (44:9-20), ersonification, metaphors, wordplay, alliteration, and
assonance. Sebagian besar kitab ini ditulis dalam bentuk syair Ibrani dan sebagai karya sastra
tidak dapat dibandingi keindahan, kuasa, dan keanekaragaman dalam syairnya. Kekayaan
kosakata Yesaya mengungguli semua penulis PL lainnya.
Ungkapan yang digemari untuk Allah ialah “Yang Mahakudus, Allah Israel”. Sebagian besar
kitab ini ditulis dalam bentuk syair Ibrani dan sebagai karya sastra tidak dapat dibandingi
keindahan, kuasa, dan keanekaragaman dalam syairnya. Kekayaan kosakata Yesaya
mengungguli semua penulis PL lainnya. Yesaya disebut “nabi injili” karena, dari semua kitab
PL, nubuat-nubuatnya tentang Mesias berisi pernyataan yang paling lengkap dan jelas dari Injil
Yesus Kristus. Penglihatannya tentang salib dalam pasal 53 (Yes 53:1-12) adalah nubuat yang
paling khusus dan terinci dalam seluruh Alkitab mengenai kematian Yesus yang mendamaikan
bagi orang berdosa.

BAB IV
Analisa Eksegetis
a. Analisa Konteks
• Konteks dekat
Yesaya 42:18-25 Didalam konteks pasal ini TUHAN meminta perhatian akan kebutaan yang
aneh dan tak dapat dipertanggungjawabkan dari bangsa Israel yang menjadi hamba-Nya itu.
Walaupun telah melihat mukjizat-mukjizat-Nya ketika menyelamatkan mereka, bangsa Yahudi
tetap tidak mengerti dan bodoh. Tujuan Allah waktu la memilih Israel ialah meninggikan dan
menghargai hukum-Nya yang kudus melalui satu bangsa yang menaati hukum itu. Tetapi sayang,
bangsa Yahudi mengabaikan sama sekali hukum-Nya; karena itu mereka harus mengalami
perampasan oleh musuh-musuh mereka dan penawanan di Babel.
Sekalipun bangsa Israel adalah umat Allah, namun banyak di antara mereka yang menutup mata
dan telinga mereka terhadap firman Tuhan. Ketidakpercayaan dan kekerasan hati telah
mengaburkan iman mereka. “Siapakah yang buta seperti suruhan-Ku dan tuli seperti hamba
Tuhan?” (19c, d). Sungguh sangat menyedihkan bila hamba-hamba Tuhan yang dipakai Tuhan
namun mereka sendiri tidak melihat perbuatan Tuhan.
Awal penolakan terhadap Tuhan. Buta dan tuli rohani merupakan awal penolakan terhadap
Tuhan. Akibatnya sangat fatal. Hukuman yang dialami Israel merupakan tindakan Tuhan agar
mereka mau menyadari kesalahannya. Mereka harus mengakui bahwa mereka telah berdosa,
tidak mengikuti jalan yang ditunjukkan-Nya dan tidak mendengarkan pengajaran-Nya.
Bagaimana keadaan mata dan telinga rohani kita? Perhatikanlah bahwa Tuhan marah karena
ketidaktaatan. Adakah perbuatan kita yang akan membuat Tuhan murka? Seberapa jauh kita
mengindahkan atau menyepelekan tindakan Tuhan dalam hidup kita? Bukalah mata dan telinga,
agar nyata penyelamatan Tuhan dalam hidup Anda.

• Konteks Jauh
Yesaya 43:8-21,Dalam ayat 8-13 Di sini bangsa yang menjadi hamba-Nya itu diceritakan
sebagai saksi TUHAN kepada lingkungan bangsa-bangsa lain. Israel yang telah pulih dan
sembuh dari kebutaan, layak menjadi saksi tentang kebenaran dan kesetiaan Allah yang hidup –
berbeda sekali dengan para penyembah berhala, yang tidak dapat memberikan kesaksian seperti
ini mengenai allah-allah mereka. Israel bertanggung jawab mewartakan TUHAN (Yahweh)
sebagai satu-satunya Allah. Juruselamat bagi orang berdosa.
Ayat 12. Tidak pernah terjadi allah orang kafir bersama-sama TUHAN membebaskan Israel dari
tirani asing atau bahaya nasional. Yang Mahakuasa akan menunjukkan kuasa-Nya untuk
menyelamatkan, jika umat-Nya meninggalkan semua bentuk penyembahan kepada allah-allah
lain.
Ayat 14-21. Bagian ini menyatakan bahwa Allah akan memperlihatkan kedaulatan-Nya dengan
menggulingkan Kerajaan Kasdim dan membawa kembali bangsa Yahudi ke Palestina. Dia akan
menjatuhkan bangsa Kasdim dari kedudukan mereka yang sangat menonjol dan membuat
mereka lari ke luar Babel, sebelum Persia datang dengan serangan yang gencar. Dialah Allah
yang sama yang membuat jalan melintasi Laut Merah bagi bangsa Ibrani pada waktu peristiwa
Keluaran, dan yang menenggelamkan kereta-kereta perang Mesir yang mengejar mereka. Tetapi,
kelepasan yang akan Dia berikan waktu ini bahkan akan jauh melebihi peristiwa Keluaran dalam
hal kemuliaan. Sebab Dia akan memimpin bangsa Yahudi yang telah bebas itu melalui Padang
Gurun Siria yang panas membakar, lalu Dia membuat sungai-sungai di sana memuaskan
kehausan mereka (barangkali ini mengiaskan pemeliharaan berkelanjutan yang Dia berikan
kepada para perintis pada tahun-tahun awal, di mana mereka mengalami kekurangan dan
penderitaan). Binatang-binatang gurun yang diceritakan bersukacita dengan tersedianya air ini
adalah gambaran dari bangsa-bangsa lain yang akan memperoleh manfaat karena menjadi saksi
dari pemulihan bangsa Yahudi.

b. Analisa teks dan terjemahan


 Struktur teks
Yesaya 43:1
lae_r”f.yI
yiSrä´ël
^ßr>c,yOw>
Wüyöcerkä
bqoê[]y
ya`áqöb
Y ^åa]r:B
Böra´ákä
‘hw”hy
yhwh(´ädönäy)
rm:Üa’-hKo)
Böra´ákä
hT’ú[;w>1WTT
ya`áqöb

`hT’a'(-yli
lî-´äºTTâ
^ßm.vib.
Büšimkä ytiar”îq’
qär亴tî ^yTiêl.a;g>
gü´alTîºkä yK
Kî ‘ar”yTi-la;
´al-Tîrä
Terjemahan ayat 1
Sekarang, beginilah firman TUHAN, yang menciptakan engkau, hai Yakub, dan Dia yang
membentuk engkau, hai Israel: “Jangan takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah
memanggil kamu oleh namamu; Kamu jadi milikku.

Yesaya 43:2

%lEÜte-yKi(
Kî|-tëlëk ^Wp+j.v.yI
yiš†üpûºkä al{å
lö´ tArßh’N>b;W
ûbannühärôt ynIa’ê-^T.ai
´iTTükä-´äºnî ‘~yIM;’B;
Bammaºyim rboÝ[]t;-yKi(2 WTT
Kî|-ta`ábör
`%B”)-r[;b.ti
wülehäbâ Al
lö´ hb’Þh’l,w>
tib`ar-Bäk hw<ëK'ti
tiKKäwè
al{å
lö´ ‘vae-AmB.
Bümô-´ëš

Terjemahan ayat 2
Ketika kamu melalui perairan, Aku akan bersama kamu; Dan melalui sungai, mereka tidak akan
meluap engkau. Ketika kamu berjalan melalui api, kamu tidak akan terbakar, juga akan nyala api
tidak menghanguskan kamu.

Yesaya 43:3
^[
yhwh(´ädönäy) ‘ynIa]
´ánî yKiª 3WTT

`^yT,(x.T
TaHTʺkä ab’Þs.W
ûsübä´ vWKï
Kûš ~yIr:êc.mi\
micraºyim ‘^r>p.k’
koprükä yTit;Ûn”
nätaºTTî

Terjemahan ayat 3
Karena Akulah TUHAN, Allahmu,Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamat mu, Tuhan
memberikan Mesir untuk tebusanmu, Etiopia dan Seba di tempatmu.

Yesaya 43:4
!TEÜa,w>
wü´eTTën ^yTi_b.h;a]
´áhabTîºkä ynIåa]w:
wa´ánî T’d>B;Þk.nI
nikBaºdTä yn:±y[eb.
bü`ênay T’r>q:ôy”
yäqaºrTä rv,’a]me 4WTT
më´ášer

`^vz:
zar`eºkä aybiäa’
´äbî´ ‘xr”z>Mimi
mimmizräH ynIa”+-^T.ai
´iTTükä-´äºnî yK
Kî ar”ÞyTi-la; 5WTT
´al-Tîrä´
`&’c<)B.q;a]
´áqaBBüceºKKä

Terjemahan ayat 5
Jangan takut, sebab Aku melindungi engkau. Dari barat dan dari timur Kusuruh anak cucumu
datang berkumpul.

Yesaya 43:6

‘yn:b'
Bänay yaiybiÛh'
î häbî yail'_k.Ti-la;
´al-Tikl亴î !m"ßytel.W
ûlütêmän ynITeê
Tëºnî !ApC'l
laccäpôn rm:Üao 6WTT
´ömar
`#rc;y>
yücarTîw wyti_ar”B.
Bürä´tîw ydIÞAbk.liw>
wülikbôdî ymiêv.b
i bišmî ar”äq.NIh;
hanniqrä´ lKo… 7WTT
Köl
Terjemahan ayat 7
Sebab mereka semua telah dipanggil dengan nama-Ku, mereka Kuciptakan untuk mengagungkan
Aku.”
 Perbandingan Dengan Beberapa Terjemahan Alkitab
Yesaya 43:1
NKJV AV FAYH
But now, this is what the LORD says– he who created you, O Jacob, he who formed you, O
Israel: “Fear not, for I have redeemed you; I have summoned you by name; you are mine.
But now thus saith the LORD that created thee, O Jacob, and he that formed thee, O Israel, Fear
not: for I have redeemed thee, I have called thee by thy name; thou art mine.
TETAPI sekarang, hai Israel, TUHAN yang menciptakan engkau dan membentuk engkau telah
berfirman, “Janganlah takut, karena Aku telah menebus engkau. Aku memanggil engkau dengan
namamu; engkau kepunyaan-Ku.

Yesaya 43:2
NKJV AV FAYH
When you pass through the waters, I will be with you; And through the rivers, they shall not
overflow you. When you walk through the fire, you shall not be burned, Nor shall the flame
scorch you.

When thou passest through the waters, I will be with thee; and through the rivers, they shall not
overflow thee: when thou walkest through the fire, thou shalt not be burned; neither shall the
flame kindle upon thee. Apabila engkau mengarungi air yang dalam (kesukaran yang hebat),
Aku akan menyertai engkau. Apabila engkau menyeberangi sungai (kesulitan), engkau tidak
akan hanyut! Apabila engkau melintasi api (penindasan), engkau tidak akan hangus — api itu
tidak akan membakar engkau.

Yesaya 43:3
NKJV AV FAYH
For I am the LORD your God, The Holy One of Israel, your Savior; I gave Egypt for your
ransom, Ethiopia and Seba in your place. For I am the LORD thy God, the Holy One of Israel,
thy Saviour: I gave Egypt for thy ransom, Ethiopia and Seba for thee. Karena Akulah TUHAN,
Allahmu, Juruselamatmu, Yang Mahakudus, Allah Israel. Aku memberikan Mesir, Etiopia, dan
Seba (kepada Koresy) sebagai tebusanmu, untuk membeli kemerdekaanmu.

Yesaya 43:4
NKJV AV FAYH
Since you were precious in My sight, You have been honored, And I have loved you; Therefore I
will give men for you, And people for your life.
Since thou wast precious in my sight, thou hast been honourable, and I have loved thee: therefore
will I give men for thee, and people for thy life. {life: or, person} Karena engkau berharga bagi-
Ku dan mulia, dan Aku mengasihi engkau, maka Aku membiarkan orang-orang lain mati ganti
engkau supaya engkau tetap hidup, dan Aku menyerahkan bangsa-bangsa ganti nyawamu..

Yesaya 43:5
NKJV AV FAYH
Fear not, for I am with you; I will bring your descendants from the east, And gather you from the
west; Fear not: for I am with thee: I will bring thy seed from the east, and gather thee from the
west; “Janganlah takut, karena Aku menyertai engkau. Aku akan mengumpulkan engkau dari
timur dan dari barat,

Yesaya 43:6
NKJV AV FAYH
I will say to the north, ‘Give them up!’ And to the south, ‘Do not keep them back!’ Bring My
sons from afar, And My daughters from the ends of the earth— I will say to the north, Give up;
and to the south, Keep not back: bring my sons from far, and my daughters from the ends of the
earth; dari utara dan dari selatan. Aku akan membawa anak-anak-Ku, laki-laki dan perempuan
dari ujung-ujung bumi, untuk kembali ke Israel,

Yesaya 43:7
NKJV AV FAYH
Everyone who is called by My name, Whom I have created for My glory; I have formed him,
yes, I have made him.” Even every one that is called by my name: for I have created him for my
glory, I have formed him; yea, I have made him. yaitu semua orang yang disebut dengan nama-
Ku. Akulah yang menciptakan mereka untuk kemuliaan-Ku; Akulah yang membuat dan
membentuk mereka.”

c. Pembagian teks dan tema


Tema: Keselamatan (Allah ingin menyelamatkan bangsa Israel karena Allah sangat mengasihi
Israel)
• ISI: Yes 43:1-7 Di bagian ini, Tuhan berjanji memberkati Israel dengan pemulihan yang
menyenangkan, yang diberikan karena kasih-Nya dan yang bekerja melalui penebusan. Allah
mengungkapkan kasih-Nya untuk Israel dan keuntungan-keuntungannya. Semua berkat yang
terdaftar di sini lebih banyak berhubungan dengan orang yang menjadi anak Allah melalui iman
kepada Yesus Kristus. Allah telah menciptakan dan menebus kita; kita adalah milik-Nya, dan Ia
mengenal nama masing-masing kita (ayat Yes 43:1). Apabila kita mengalami kesulitan dan
kesengsaraan, kita tidak akan hancur karena Dia ada bersama dengan kita (ayat Yes 43:2,5). Kita
ini berharga dan mulia di pandangan-Nya, sasaran kasih-Nya yang besar (ayat Yes 43:4).
Tujuan: Nubuat keselamatan ini sejalan dengan yang termaktub dalam Yes 41:8-20; Israel tidak
perlu takut-takut, Yes 43:1,5, sebab kenyataan bahwa dahulu dipilih oleh Tuhan menjamin
pembebasan yang mendatang.

d. Analisa kata
43:1 “TUHAN” Kata Tuhan dalam ayat ini dalam bahasa ibrani memakai kata ‫( יהוה‬Y@hovah)
Ini berasal dari kata YHWH dari asal kata ‫( היה‬hayah) yang memiliki arti Tuhan. Dalam Kel.
3:14 ini diterjemahkan sebagai “Aku.” Bentuk ini berasal dari kata kerja Ibrani “ada / menjadi.” .
“yang menciptakan engkau” dalam bahasa Ibrani memakai kata ‫( ברא‬bara’) Ini adalah sebuah qal
participle. Ini merupakan sebuah tema umum di seluruh Nyanyian Hamba. Di sini ini merujuk
pada pembentukan bangsa tersebut (lih. Kejadian12,15,22). Baris kedua dari pasal 43 memiliki
kata kerja paralelnya “dibentuk” (BDB 427, KB 428, qal participle, lih ay 21;. 44:2,21,24).
YHWH tidaklah hanya Pencipta dari alam fisik tetapi juga umat perjanjian (lih. Kejadian
12,15,18,22).
“hai Yakub… hai Israel.” Dalam bahasa aslinya hai Yakub memakai kata ‫( יעקב‬Ya‘aqob) dari
asal kata ‫‘( עקב‬aqab) yang artinya Yakub. Kemudia kata hai Israel dalam bahasa ibrani memakai
kata ‫( יׂשראל‬Yisra’el) dari asal kata ‫( ׂשרה‬sarah) yang memiliki arti Israel.Kedua vocative ini
semuanya merujuk pada umat perjanjian secara kolektif, keturunan Abraham.
“Janganlah takut” dalam bahasa aslinya memakai kata janganlah memakai kata ‫( אל‬al) dari asal
kata ‫( לא‬lo’) yang artinya tak pernah.sedangkan Takut dalam bahasa aslinya memakai kata ‫ירא‬
(yare’) yang artinya takut. Ini adalah sebuah perintah (BDB 431, KB 432, qal imperfect yang
digunakan dalam pengertian jussive). Saangatlah sering ini adalah firman Allah bagi umat-Nya,
terutama setelah pengasingan dan penghancuran Yerusalem dan Bait Allah (lih. 40:9;
41:10,13,14; 44:2; 54:4).
. Menebus engkau. Di sini, seperti sering muncul di tempat lain, kata “menebus” diterjemahkan
dari gã’al “bertindak sebagai gôēl, atau saudara laki-laki terdekat yang menjadi penebus.”
Melalui Yesaya, Allah menegaskan bahwa Dia akan memperlakukan Israel sebagai anggota
keluarga-Nya; Dia akan menuntut hak-hak mereka dan akan memenuhi kewajiban-kewajiban
mereka ganti mereka.
“Aku telah memanggil engkau dengan namamu” kata Aku telah memanggil engkau ini dalam
bahasa ibraninya memakai kata ‫( קרא‬qara’) dari asal kata ‫( קרא‬qara’) yang memiliki arti
memangil. Sedangkan kata engkau dengan namamu dalam bahasa aslinya memakai kata ‫ׁשם‬
(shem) dari asal kata ‫( ׂשום‬suwm) or ‫( ׂשים‬siym) yang artinya nama. Ini (baik “menebus” dan
“memanggil” adalah qal perfect) menunjuk pada pemilihan Allah akan Israel (lih. ay 7; 45:3-4).
Ini adalah sebuah panggilan khusus melalui Abraham (lih. Kejadian 12,15,18,22).
“engkau ini kepunyaan-Ku” dalam bahasa aslinya memakai kata ‫‘ אתה‬attah or (shortened) ‫את‬
‘atta or ‫‘ את‬ath feminine (irregular) sometimes ‫‘ אתי‬attiy plural masculine ‫‘ אתם‬attem feminine
‫‘ אתן‬atten or ‫‘ אתנה‬attenah or ‫‘ אתנה‬attennah dari artinya engkau. Lihat ayat 21 dan Kel 19:5-6.
Israel secara unik adalah umat YHWH.
43:2 “air… api… nyala api” kata “air… dalam bahasa aslinya memakai kata ‫( מים‬mayim) api
dalam bahasa alinya memkai kata ‫‘( אׁש‬esh) sedangkan nyala api bahasa Ibraninya ‫( להבה‬lehabah)
or ‫( להבת‬lahebeth) dari asal kata ‫( להב‬lahab) Ini adalah suatu naskah yang begitu indah! Hal-hal
ini digunakan sebagai metafora untuk masalah, ketakutan, dan musuh!
“Akan menyertai engkau” dalam bahas Ibrani memakai kata ‫(‘ את‬eth ) dari asal kata ‫‘( אנה‬anah)
yang merupakan jenis preposition yang memiliki arti terhadap. Ini adalah janji Allah yang
terbesar (yaitu, hadirat pribadi-Nya, lih. ay 5; Ul 31:6,8; Maz 23:4; Mat 28:20).
“dan nyala api tidak akan membakar engkau” kata “dan nyala api dalam ibraninya memakai kata
‫ להבה‬lehabah or ‫ להבת‬lahebeth dalam AV memakai flame yang artinya api. Kata Tidak dalam
bahasa aslinya memakai kata ‫( לא‬lo’) merupakan jenis adjective. Sedangkan kata akan membakar
engkau dalam bahasa ibraninya memakai kata ‫( בער‬ba‘ar) yang artinya membakar . ini Sebagai
salah satu contohnya lihat Daniel 3.
43:3 “Juruselamat” dalam bahasa ibrani memakai kata ‫( יׁשע‬yasha‘ ) Arti dasar dari akar kata ini
dapat diterjemahkan “menjadi lebar” (BDB 446, KB 448). Nama-nama Yosua dan Yesus
didasarkan atas akar ini.
“menebus” ibraninya memakai kata ‫( כפר‬kopher) dari asal kata ‫( כפר‬kaphar) memiliki arti
tebusan. Ini berbicara tentang mahalnya biaya penebusan. Tujuan dari ayat ini tampaknya adalah
penaklukan Koresh II.
Dalam ayat 3 ini berbicara tentang Dasar untuk pemberian janji-janji persahabatan serta
kelepasan dari penderitaan dan cobaan ini bukanlah suatu kehebatan atau kebaikan bangsa
Yahudi, melainkan kebaikan dan anugerah Allah semata, dan komitmen-Nya sendiri sebagai
Bapa dari umat perjanjian-Nya. Dia telah memberikan sebelumnya kepada bangsa Persia negeri
Mesir dan sebagian Etiopia menjadi tambahan kerajaan mereka (ini ditambahkan pada masa
pemerintahan Kambises, putera Koresy), sebagai upah karena melepaskan Israel dari tawanan
Babel.
43:4 Engkau. Bangsa Israel berharga di mata sang Bapa, sebab dihiasi kesempurnaan Tuhan
Yesus, yang oleh anugerah dipertalikan dengan mereka. 5. Mereka yang terserak dalam
pembuangan akan dihimpun kembali dari semua penjuru geografis. Tetapi, secara tidak
langsung, kedatangan kembali ke Sion kelihatannya juga menerangkan berhimpunnya semua
umat pilihan (ay. 7) dalam Gereja Yesus Kristus, sebab mereka termasuk semua orang … yang
Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku.
Ada paralel yang nampak antara
1. ay 3 – uang tebusan yang melibatkan Mesir, Kusy, Syeba dan bukan Israel
2. ay 4 – uang tebusan yang melibatkan
a. orang-orang lain
b. bangsa-bangsa lain
Proyek Naskah UBS (hal. 111) memberikan pilihan lain (misalnya, Asyur… Edom), yang
ditemukan di terjemahan REB. Perubahan ini kemungkin tanpa perubahan konsonan. Namun
demikian, Proyek Naskah UBS memberi peringkat opsi 1 sebagai A (probabilitasnya sangat
tinggi). Ayat 3 dan 4 adalah sebuah cara sastra untuk menunjukkan kasih yang besar dari YHWH
untuk Israel dan kehendak-Nya atas kemenangan militer Koresh untuk memastikan kembalinya
Israel ke Palestina.
43: 5-7 Hal ini mencerminkan kembalinya dari pembuangan Babel yang diizinkan oleh
Keputusan Koresh II.
43:7 “disebutkan… Kuciptakan… Kubentuk… Kujadikan” dalam bahasa asilinya kata
disebutkan memakai kata ‫( קרא‬qara’) kata Kuciptakan memakai kata ‫( ברא‬bara’) ; kata Kubentuk
memakai kata ‫ ( יצר‬yatsar) ; kata kujadikan memakai kata ‫‘( עׂשה‬asah) Tuhan memiliki suatu
maksud bagi Israel (lih. Ay 10; Kej 12:1-3; Kel 19:5-6)
BAB V
Aplikasi
Melalui Yesaya 43:1-7 kita melihat bagaimana pandangan Tuhan terhadap umat Isreal, sekalipun
mereka telah memberontak terhadap Allah, namun Tuhan kembali membentuk, menebus,
menolong, dan menyertai karena begitu berharga di mata Tuhan. Yes 43:1-7 Di bagian ini, Allah
mengungkapkan kasih-Nya untuk Israel dan keuntungan-keuntungannya.Semua berkat yang
terdaftar di sini lebih banyak berhubungan dengan orang yang menjadi anak Allah melalui iman
kepada Yesus Kristus. Allah telah menciptakan dan menebus kita; kita adalah milik-Nya, dan Ia
mengenal nama masing-masing kita (ayat Yes 43:1). Apabila kita mengalami kesulitan dan
kesengsaraan, kita tidak akan hancur karena Dia ada bersama dengan kita (ayat Yes 43:2,5). Kita
ini berharga dan mulia di pandangan-Nya, sasaran kasih-Nya yang besar (ayat Yes 43:4). Di sini
Tuhan berjanji memberkati Israel dengan pemulihan yang menyenangkan, yang diberikan karena
kasih-Nya dan yang bekerja melalui penebusan.
Dalam konteks ini juga Walaupun Israel telah berdosa kepada Tuhan, tetapi Tuhan tetap
mengasihinya. Kasih yang bukan dilandaskan keadaan umat, tetapi karena Dia adalah Tuhan.
Tuhan juga berotoritas menghibur dan memberi keamanan kepada umat-Nya dengan
mengatakan, “Janganlah takut, engkau ini kepunyaan-Ku” (1). Tuhan yang telah menebus
berjanji akan memelihara mereka. Sebagai orang-orang tebusan Tuhan, kita pun mempunyai
jaminan pemeliharaan-Nya. Pada waktu kita takut menghadapi hidup ini, ingatlah bahwa Tuhan
telah menebus kita dan berpeganglah pada janji-janji-Nya.
Manusia berharga. Jika kita telah ditebus dengan darah Yesus, adakah hal lain yang membuat
kita mempertanyakan kasih Tuhan kepada kita? Dia melakukan semuanya ini karena sebagai
ciptaaan-Nya, kita berharga di hadapan-Nya. Kekuatan, kejayaan, dan kekayaan Mesir, Etiopia,
dan Syeba tak memiliki arti apa-apa bila dibandingkan dengan darah Yesus. Dia menciptakan
kita untuk kemuliaan-Nya (7b). Diciptakan dan hidup dalam Yesus Kristus untuk melakukan
pekerjaan baik, yang telah dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalam-
Nya. Bila kita berharga di mata Tuhan, layakkah kita menyia-nyiakan hidup?

Anda mungkin juga menyukai