Anda di halaman 1dari 12

Nama : Epi Sihombing

Tingkat/jurusan : II-A/Theologi

Mata Kuliah : PAK Kateketik Dewasa

Dosen : Dr. Setia Ulina Tarigan

Psikologi Perkembangan Orang Dewasa

I. Pendahuluan

Pada tahap perkembangan manusia ada beberapa yang harus diperhatikan dan menjadi
pelajaran juga bagi kita untuk mengenali karakter setiap individu. Mulai dari dalam kandungan,
batita/balita, anak kecil, anak tanggung, remaja, dan dewasa. Pada kesempatan kali ini kita akan
membahas bagaimana psikologi perkembangan orang dewasa. Dimana orang dewasa juga
memiliki tahapan-tahapan perkembangan yang harus diperhatikan dalam usianya yang semakin
bertambah. Untuk itu mari kita membahahasnya bersama-sama.

II.Pembahasan
II.1.Pengertian Dewasa

Secara etimologi atau asal kata, orang dewasa atau Andragogy kata aslinya (dasarnya)
diambil dari kata “aner” yang berarti “man” (orang dewasa). Andragogy diartikan sebagai
seni dan ilmu untuk menolong orang dewasa belajar. 1 Kata dewasa adult juga berasala dari
bahasa latin yaitu “adolescence-adulescere” yang berarti tumbuh menjadi kedewasaan. Kata
adult ini juga berarti telah tumbuh menjadi kekuatan dan ukuran yang sempurna.2

Maka dapat disimpulkan bahwa orang dewasa adalah individu yang telah selesai masa
pertumbuhannya yang mempunyai masa pertumbuhan yang maksimal dan siap dalam
kognitif, afektif, moral, dan spiritualitas.

1
Daniel Nuhamara, PAK Dewasa, (Bandung: Jurnal Info media:2008), 15-16
2
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Edisi V, (Jakarta: Erlangga, 1980), 246

1
II.2. Pembagian Umur Orang Dewasa

Dewasa dini merupakan masa peralihan dari remaja menuju dewasa, dari seorang pelajar
menuju pekerjaan atau pernikahan. Dan masa dewasa ini terlihat perbedaan pada aspek
kehidupannya. Dewasa muda ini banyak belajar dari pengalamannya pada masa remaja
sehingga pada masa ini dibutuhkan penyesuaian dalam berbagai aspek kehidupan.
Ketegangan dan emosi turut mewarnai karena persoalan-persoalan yang dihadapi. Menurut
Erikson, dewasa dini/awal kebanyakan diperhadapkan denagn keteganagan antara keakraban
dan pengasingan diri. Menurut Erikson, orang dewasa muda pada dasarnya membutuhkan
cara belajar mengalahkan rasa takutnya yang tidak terkendali. Mereka membutuhkan bantuan
untuk berhasil keluar dari krisis yang mereka hadapi untuk meraih persahabatan, relasi dalam
pernikahan yang kekal, dan di semua hubungna antar pribadinya. 3Adapun ciri-ciri dari
dewasa muda yaitu:

Ciri-ciri Dewasa Dini/Muda

a. Termasuk dalam usia produktif

Dari usia dewasa dini mulai dari 18 tahun yang biasanya seseorang telah tamat dari SMA.
Dan usia seperti ini tidak tidak jarang orang menentukan pilihan untuk menikah atau
melanjutkan studinya. Pada usia ini orang dewasa telah mempunyai kemampuan reproduksi
dan pola pikir yang jauh berbeda denagn usia remaja.4

b. Masa Komitmen

Orang dewasa mengalami perubahan tanggungjawab dari seorang pelajar menjadi


seorang yang harus mempunyai tanggung jawab. Dalam hal ini orang dewasa harus
menentukan komitmen yang bisa dipertanggung jawabkan.

c. Masa banyak mengalami masalah

Perubahan kehidupan dan pola pikir yang signifikan membuat dewasa ini mengalami
banyak masalah. Banayak sumber masalah yang harus dihadapi baik dari segi sosial,

3
Junihot S, Psikologi Pendidikan Agama Kristen,(Yogyakarta: ANDI, 2016), 168
4
Andi Marpiare, Psikologi Orang Dewasa, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), 20

2
ekonomi. Meskipun dalam usia ini banyak masalah tetapi dalam usia ini juga orang dewasa
belajar untuk bertahan, mencari solusi untuk masalah dan berusaha untuk bertanggungjawab.

d. Mempunyai kreatifitas

Minat dan kemampuan yang dimiliki orang dewasa memnentukan keratifitasnya. Kreatif
dapat ditunjukkan melalui pekerjaan, pemikiran ataupun bentuk nyata dari kreatifitas. Pada
dewasa muda ini, banyak keinginan, cita-cita, yang obsesi yang ingin dicapai berdasarkan
minat dan kemampuan yang dimiliki. Perbedaan lingkungan dan peningkatan pola pikir
membuat mereka berusaha untuk selalu bertangungjawab karena adanya norma atau nilai
yang mengatur.5

e. Masa perubahan Nilai

Banyak nilai masa kanak-kanak dan remaja berubah karena pengalaman dan hubungan
sosial yang lebih luas dengan orang-orang yang berbeda usia dank arena nilai-nilai itu kini
dilihat dari kacamata orang dewasa. Orang dewasa yang tadinya menganggap sekolah itu
suatu kewajiban yang tidak berguna, kini sadar akan nilai pendidikan sebagai loncatan untuk
meraih keberhasilan sosial, karier, dan keputusan pribadi.6

f. Bertanggung jawab

Bahwa dewasa ini telah mengerti tentang perbedaan antara yang benar dan salah, yang
boleh dan yang dilarang, yang dianjurkan dan yang dicegah, yang baik dan yang buruk, dan
ia sadar bahwa ia menjauhi segala yang bersifat negative dan mencoba membina diri untuk
selalu mengunakan hal-hal positif. Sehingga ia dapat melakukan apa yang dia mengerti, dia
tidak lagi tergoda dengan melakukan yang sama dengan yang lain. Dan ketika suatu saat ia
berbuat salah maka ia tahu dan mengerti akan kesalahannya itu.

g. Menggariskan jalan hidupnya

Yang dimaksud dengan hal ini adalah ia mulai dapat menggariskan jalan hidupnya,
bahwa jalan yang dilalui dalam perjuangannya mencapai cita-citanya itu. Jaln itu merupakan
garis-garis yang ditarik dari himpunan kemampuan dan kelebihan dan kekuatan itu kearah
5
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Edisi V, (Jakarta: Erlangga, 1980), 241-320
6
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Edisi V, 320-324

3
cita-cita. Ia harus yakin bahwa cita-citanya akan tercapai bila jalan itu dilalui dengan penuh
kesetiaan.7

Psikologi Perkembangan Dewasa Dini

Ciri Khas
a. Segi Afektif
Orang dewasa mempunyai dunia sosial dan personal yang lebih luas dibandingkan
sebelumnya. Dalam hal ini tentu berbeda pola tingkah laku sehingga perlu penyesuaian.
- Cenderung membutuhkan simpati, pengertian.
- Perlu waktu untuk penyesuaian diri dalam lingkungan atau hidup baru.
- Memiliki rasa tanggung jawab mengelola karier, keluarga ataupun studi.
- Cenderung membutuhkan kelompok sosial yang menyenangkan.
- Ada rasa ketergantungan.8
b. Segi Moral
Moral pada masa remaja tentu berbeda dimasa dewasa, pada masa dewasa sudah lebih
banyak mengetahui tentang yang baik dan yang buruk yang didukung oleh pengalaman-
pengalam dan ajaran-ajaran yang telah diterima pada masa lalu sehingga dapat
dikembangkan pada masa dewasa.
- Perubahan nilai-nilai sesuai dengan lingkungan hidup.
- Bekerja demi hidup suami atau istri dan juga keluarga.
- Keputusan yang tepat dan bertanggungjawab.
- Mempertimbangkan pertimbangan dalam menetapkan suatu keputusan.
- Dibimbing oleh pertimbangan dan pembandingan sendiri atau dengan rasio.9
c. Segi Spiritualitas
Spiritual setiap orang tentu berbeda-beda, spiritual sipengaruhi oleh lingkungan yang
termasuk keluarga, teman, orangtua, ataupun konteks kehidupan sehari-hari. Keyakinan
kepada Tuhan bermula dari penerimaan dan kepercayaan akan Firman Tuhan lalu
menuju persekutuan pribadi dan persekutuan bersama.
- Melangkah dalam kebenaran dan berusaha merefleksikan keyakinan.
- Adanya penyesuaian terhadap kelompok kepercayaan yang lain.

7
Agoes Soejanto, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta,2005), 264-265
8
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan perkembangan, (Jakarta: Pedoman Limo Jaya,1993),171
9
Earl Zeigler, Christian Education of Adults, (Philadelphia: The Westminster Press), 100

4
- Serius dalam menanggapi tanggung jawab terhadap komitmen, gaya hidup dan
keyakian sendiri.
- Keyakinan dipengaruhi oleh rasio, emosi, dan sosial.10
d. Seni Fisik
Bertambahnya usia tentunya mempengaruhi keadaan dan kekuatan fisik. Pada usia muda,
fisik mempunyai kekuatan yang cukup baik namun seiring bertambahnya usia kekuatan itu
berkurang bahkan tidak jarang orang dewasa terkena penyakit.
- Puncak kemampuan dan kesehatan fisik.
- Memiliki kemampuan produktif.
- Gerak-gerik yang cukup cepat dan lincah.
- Secara berangsur-angsur terjadi penurunan kemampuan sel-sel otak.
- Mulai terjadi pengendoran pada dagu dan membesarnya pinggul dan paha.11
e. Segi Kognitif
Perkembangan kognitif bermaksud memahami aktivitas perilaku manusia seperti perhatian
membuat keputusan, pemecahan masalah, pengetahuan dalam belajar.
- Telah melewati masa operasional formal yang dialami pada masa remaja sehingga
tahap pembentukan lagi tetapi tahap pengembangan.
- Pemikiran berubah dari mencari menjadi menerapkan apa yang diketahui untuk
mencapai karier ataupun keluarga.
- Penalaran yang analogis dan berpikir kreatif.12

II.2.1. Dewasa Madya/Tengah (35-60)

Masa dewasa tengah ini bisa disebut sebagai masa penghasilan. Pada tahap ini seseorang telah
menetapkan dan sedang dalam proses memlihara dan meningkatkan stabilitas ekonomi pada saat
ini dan masa mendatang.

Mereka sering merasa tidak nyaman dengan pilihan yang mereka buat semasa muda dan
menganggap bahwa pilihan-pilihan tersebut tidak berlaku lagi. Ditengah-tengah pengevaluasian
tersebut, orang dewasa menengah memiliki tanggung jawab besar. Pada masa itu juga pindah

10
Agus Cremers, Teori Perkembangan Kepercayaan,(Yogykarta: Kanisius,1995), 224
11
Samsuniwiyati, Psikologi Perkembangan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008), 234-237
12
Dien Sumiyatiningsih, Mengajar dengan Kreative dan Menarik, (Yogyakarta: ANDI,2006), 126

5
kerja atau keluarga merupakan hal yang biasa untuk mendapati pria atau wanita usia
pertengahan.13

Orang dewasa madya/tengah membutuhkan pengakuan dari orang lain tentang generativitas
mereka, akan kualitas hidup mereka. Mereka membutuhkan pembimbing yang dapat
membimbing mereka menjadi manusia yang penuh kreativitas, keluar dari kegagalan mereka,
mampu berbuat sesuatu untuk orang lain, dan dapat melanjutkan hidup mereka tanpa baying-
bayang penyesalan akan diri sendiri yang bisa saja akan mempercepat kematian mereka.14

Ciri-ciri Dewasa Madya/tengah

a. Tanggung jawab Soaial Sebagai Warga Negara

Mereka cenderung aktif dalam kegiatan gereja, sosial, dan kewarganegaraan. Namun pada waktu
masih muda, partisipasi mereka sangat rendah. Disamping stabilitas keuangan mereka
merupakan factor utama dalam keberhasilan program tersebut.

b. Membimbing Remaja memasuki tahap Kedewasaan

Pasangan usia menengah yang dimiliki anak remaja mulai membimbing anak mereka menuju
kedewasaan. Keteganagan pun mulai karena remaja sangat mendambakan kebebasan. Untuk itu
orangtua harus bisa menjaga keseimbangan antara tetap mempertahankan keutuhan keluarga
sambil sedikit demi sedikit melepaskan kebebasan anak.

c. Mengahadapi rumah Kosong

Mereka yang selalu mencurahkan pada anak seringkali menghadapi dilemma saat anak bungsu
meninggalkan rumah. “buat apa hidup kita sekarang kalau anak-anak sudah pergi?” untuk itu
mereka perlu mempersiapkan diri agar dapat hidup berdua, sekalipun saat anak-anak masih
berada dirumah.

d. Menerima dan menyesuaikan perubahan Fisik

Masalah utama mereka adalah perubahan fisik karena usia. Namun pada usia ini biasanya
merupakan awal kemerosotan atau melemahnya fungsi-fungsi tubuh. Mereka harus
13
Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, (Yogyakarta:ANDI,2006),118
14
Junihot S, Psikologi Pendidikan Agama Kristen,(Yogyakarta: ANDI, 2016), 169

6
membiasakan diri dan bersikap positif tentang keterbatasan mereka seperti kekuatan,
penglihatan, pendengaran dan menyesuaikan diri dalam gaya hidup mereka.15

Perkembangan Psikologi Dewasa Madya/tengah

Ciri Khas
16
a. Segi fisik
Status kesehatan menjadi persoalan utama masa dewasa madya, hal ini dikarenakan adanya
sejumlah perubahan fisik. Perubahan kejantanan bagi pria dan juga bagi wanita mengalami
berkurang/ hilangnya kesuburan. Seperti, pada wanita mengalami monopouse.
b. Segi kognitif17
Tahap tanggung jawab (responsibility stage)
Masa dewasa madya, akan dituntut rasa tanggung jawabnya sebagai individu yang bekerja di
lembaga sosial tempat ia bekerja, serta dituntut tanggung jawabnya sebagai individu yang telah
membina kehidupan rumah tangga. Jadi, yang disebut dengan masa tanggung jawab, menurut
schaie adalah rasa tanggung jawab yang harus diwujudkan dalam kehidupan masa dewasa
madya sebagai seorang yang bekerja di lingkungan lembaga sosial-pekerjaan ataupun lembaga
sosial keluarga.
c. Segi Moral18
Perkembangan emosi, sosial, dan moral yang menjadi titik perhatian pada masa ini adalah
berkenaan dengan beberapa hal, yaitu:
- Pernikahan dan cinta, terbentuknya ikatan pernikahan sepasang suami istri.
- Hubungan persaudaraan dan persahabatan.
- Pengisian waktu luang
- Hubungan antar generasi
d. Segi Spiritual19
Dalam psikologi yaitu masa yang terbukanya realitas-realitas yang bersifat spiritual, seseorang
dapat memahami realitas alam semesta, semuanya tersingkap sehingga indera, hati, dan akal
pikirannya dapat memahami realitas dengan cerdas dan bertindak secara tepat dan terukur,

15
Paulus Lilik Kristianto, Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen, (Yogyakarta:ANDI,2006),118-119
16
Wiji Hidayati,Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Teras, 2008),  154
17
Agoes Dariyo,Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, (Jakarta: Grasindo, 2003),62-63
18
Wiji Hidayati,Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Teras, 2008),156-157
19
Wiji Hidayati, Psikologi Perkembangan,153-154

7
sesudah tersingkap tabir komunikasi dengan Allah maka seseorang sadar bahwa kesalehan yang
terbaik bukan hanya bila dapat dinikmati diri sendiri, tapi juga harus berimplikasi sosial.

II.2.2. Dewasa Lanjut/Lansia (60 tahun ke atas)

Erikson melukiskan ketegangan yang dapat dalam kehidupan ornag dewasa lanjut, yaitu
antara integritas dan keputusan. Menurutnya orang yang mencapai integritas ego adalah orang
yang telah merawathal-hal dan orang-orang yang mampu menyesuaikan diri dengan dirinya
sendiri, meraih kemengan dari kekecewaan orang lain.

Orang dewasa lanjut yang kurang pengintegrasan ego seperti ini aka nada dalam
keputusasaan. Mereka takut dan tidak dapat menerima kematian. Integritas didapatkan oleh
orang dewasa lanjut usia dan orang-orang yang dapat menerima masa lalu mereka tanpa
penyesalan yang kuat sehingga mereka dapat menerima kematian.20

Ciri-ciri Usia Lanjut

Usia lanjut ialah periode rentan seseorang yang mebawa penyesuaian diri kepada kesengsaraan
daripada kebahagiaan dengan cirri-ciri sebagai berikut:

a. Keinginan menjadi muda kembali

Status kelompok minoritas yang dikenakan pada ornag berusia lanjut dan tanda-tanda
yang menua yang tampak pada tubuh membuat orang berusia lanjut memaksa ingin kembali
kemasa mudanya apalagi dengan mengunakan cara-cara kuno ataupun mengunakan zat-zat kimia
untuk mencapai tujuan tersebut.

b. Usia lanjut dengan periode kemundurannya

Periode usia lanjut mengalami kemunduran fisik dan mental secara perlahan serta secara
bertahap yang dikenal sebagai “senescence” yaitu masa proses menjadi tua. Kemunduran

20
Junihot S, Psikologi Pendidikan Agama Kristen, 169

8
tersebut datang dari factor fisik maupun factor psikologis. Kemunduran dalam factor psikologis
antara lain sikap tidak senang kepada diri sendiri, orang lain, pekerjaan, dan kehidupan dimasa
uzurnya ditambah mengalami ketegangan dan stress dalam lingkungan masa tuanya.

c. Criteria yang berbeda

Perubahan criteria dari masa muda ke masa tua membuat orang-orang pada usia lanjut
menutup diri untuk membuat mereka tamapk muda. Pendapat masyarakat luas memandang
lansia nseperti mentalnya loyo, sering [ikun dan sulit hidup bersama siapa pun merubah karakter
menjadi kearah negative dan lebih menutup diri dalam kehidupan masyarakat.

d. Perubahan peran dalam usia lanjut

Melihat usia yang menua membuat pengurangan peran dalam konteks sosial dari yang
dibanggakan, diharapkan serta keberhasilan-keberhasilan masa lalu menjadi peran pasif dalam
konteks masyarakat, lebih banyak menunggu daripada beraksi serta mendapat tekanan-tekanan
sosial serta batin memaksa lansia berubah peran menjadi hal yang tidak diharapkannya pada
masa mudanya.21

Psikologi perkembangan Dewasa lanjut

Ciri Khas
a. Segi fisik
Proses penuaan berarti menurunnya daya tahan fisik,lanjut usia disebabkan oleh meningkatnya
usia, sehingga terjadi perubahan struktur dan fungsi sel, jaringan serta sistem organ.22
Departemen kesehatan menyatakan bahwa menjadi tua ditandai dengan kemunduran biologis
yang terlihat dari gejala kemunduran fisik, antara lain:
- Kulit mulai mengendur dam pada wajah timbul keriput serta garis-garis yang menetap
- Rambut beruban
- Gigi mulai tanggal
- Penglihatan dan pendengaran mulai berkurang
- Cepat lelah
- Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah

21
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan Edisi V, (Jakarta: Erlangga, 1980), 380
22
Wiji Hidayati, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Teras, 2008),155

9
- Kerampingan tubuh menghilang, terjadi timbunan lemak terutama di bagian perut dan
pinggul.23
b. Segi kognitif24
Individu pada masa ini, telah melampaui masa puncak eksekutif tersebut, mulai melepaskan diri
dari berbagai kesibukan.Ia memikirkan dan merenungkan kembali apa yang dicapainya. Ia
mulai mengolah segala pengalaman yang dicapainya, baik yang berhasil maupun yang gagal.
Semuanya diolah kembali melalui berbagai penghayatan, pemikiran, dan perenungan mendalam
guna mencari arti dan makna bagi hidupnya. Untuk itu, ia segera menengok ke dalam dunia
batinnya. Kemampuan mengolah kembali segala pengalaman yang berhasil ataupun yang gagal
sepanjang perjalanan hidup sebelumnya, guna memperoleh arti dan makna kehidupan pribadi.
Memusatkan pikiran pada tujuan tugas yang memberi arti kehidupan.
c. Segi Moral25
Bahwa semakin tinggi usia manusia akan diikuti secara berangsur-angsur oleh semakin
mundurnya interaksi sosial, fisik, dan emosi dengan kehidupan dunia. Terjadi suatu proses
saling menarik diri atau pelepasan diri baik individu maupun masyarakat dari individu. Individu
mengundurkan diri karena kesadaran akan berkurangnya kemampuan fisik maupun mental.
Sebaliknya masyarakat mengundurkan diri karena ia memerlukan orang yang lebih muda yang
lebih mandiri untuk menggantikan bekas jejak orang yang lebih tua. Namun ada juga yang
menyatakan bahwa semakin tua seseorang akan semakin memelihara hubungan sosial, fisik,
maupun emosionalnya. Kepuasan hidup orang tua sangat tergantung pada kelangsungan
keterlibatannya pada berbagai kegiatan.
d. Segi Spiritual
Pada masa ini seseorang yang berusia lanjut akan mengalami pertumbuhan keyakianan karena
ia merasakan dari setiap pengalaman-pengalaman hidupnya Tuhan turut bekerja untuk
memelihara hidupnya sehingga ia cenderung akan membagikan pengalaman hidupnya kepada
orang yang lebih muda darinya.

III.Kesimpulan
23
Siti Partini Suardiman, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Islam
Negeri Yogyakarta, 2006), 177

24
Agus Dariyo,Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, (Jakarta: Grasindo, 2003), 63-64

25
Wiji Hidayati, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Teras, 2008), 157-158

10
Dari pemaparan diatas dapat saya simpulkan bahwa orang dewasa merupakan proses
meninggalkan masa remajanya dan membentuk kepribadian yang seutuhnya. Dimulai dari
dewasa dini yang mulai meninggalkan masa remaja mencoba meyesuaikan diri dengan orang-
orang disekitarnya, lingkungannya. Ia banyak belajar dari pengalaman masa remajanya sehingga
ia harus menyesuaikan diri dan terkadang menutup diri dengan lingkungan karena memikirkan
dampak dan kemampuannya. Sampai kepada masa dewasa madya yang merupakan masa
menghasilkan dari setiap usaha yang dilakukan baik dari pekerjaan, karier. Hal ini akan
memelihara dan meningkatkannya dalam situasi yang nyaman atau tidak nyaman karena
dipengaruhi oleh berhasil atau tidaknya ia diusianya yang sudah bertambah. Ia akan merasa gagal
atau berhasil dari usaha yang ia lakukan sebelumnya.

Diakhiri dengan usia lansia (lanjut usia) yang merupakan masa menikmati dari hasil masa
mulai karier sampai pensiunnya. Sering kali di masa ini seseorang akan banyak bergaul
melepaskan dengan kegiatan masyakarat/gereja. Sehingga membuatnya lupa akan usianya yang
uzur karena ingin kembali ke masa mudanya. Namun ada juga orang lansia yang merasa ia gagal
dalam hidupnya. Hal ini dipengaruhi oleh situasi keluarga (anak-anak,cucunya) yang tidak sesuai
dengan keinginan hatinya. Sehingga ia cenderung mengeluh dan hilangnya pengharapan hidup
yang membuatnya untuk cepat-cepat meninggalkan dunia ini.

IV. Daftar Pustaka

Cremers Agus, Teori Perkembangan Kepercayaan,Yogykarta: Kanisius,1995


Dariyo,Agoes Psikologi Perkembangan Dewasa Muda,Jakarta: Grasindo, 2003
Hidayati, Wiji Psikologi Perkembangan,Yogyakarta: Teras, 2008
Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan Edisi V,Jakarta: Erlangga, 1980
Kristianto, Paulus Lilik, Prinsip dan Praktik Pendidikan Agama Kristen,Yogyakarta:ANDI,2006
Marpiare, Andi Psikologi Orang Dewasa,Surabaya: Usaha Nasional, 1983
Nuhamara, Daniel PAK Dewasa, Bandung: Jurnal Info media:2008
Sabri M. Alisuf, Pengantar Psikologi Umum dan perkembangan,Jakarta: Pedoman Limo
Jaya,1993
Samsuniwiyati, Psikologi Perkembangan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008
Simanjuntak, Junihot Psikologi Pendidikan Agama Kristen,Yogyakarta: ANDI, 2016

11
Soejanto Agoes, Psikologi Perkembangan,Jakarta: Rineka Cipta,2005
Suardiman, Siti Partini, Psikologi Perkembangan,Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2006

Sumiyatiningsih, Dien Mengajar dengan Kreative dan Menarik,Yogyakarta: ANDI,2006

Zeigler, Earl Christian Education of Adults,Philadelphia: The Westminster Press

12

Anda mungkin juga menyukai