Disusun oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2021
DAFTAR ISI
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Perkembangan Emosi Dewasa Awal : Teori Erik Erikson.........................................................3
B. Teori Psikososial Goergo Vaillant.............................................................................................6
C. Teori Daniel Levinson...............................................................................................................8
SIMPULAN........................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................11
PEMBAHASAN
َ ِق لَ ُك ْم ِّم ْن اَ ْنفُ ِس ُك ْم اَ ْز َواجًا لِّتَ ْس ُكنُ ْٓوا اِلَ ْيهَا َو َج َع َل بَ ْينَ ُك ْم َّم َو َّدةً َّو َرحْ َمةً ۗاِ َّن فِ ْي ٰذل
ٍ ك اَل ٰ ٰي
َت لِّقَوْ ٍم يَّتَفَ َّكرُوْ ن َ َِم ْن ٰا ٰيتِ ٖ ٓه اَ ْن خَ ل
2. Masa konsolidasi
Fase ini dimulai pada usia 30 sampai 40 tahun merupakan masa konsolidasi karier
dimana karir individu semakin stabil. Pada tahap tersebut individu memiliki
komitmen yang lebih besar terhadap pekerjaan seiring bertambahnya usia. Dalam hal
ini terdapat proses yang kemungkinan masih berkembang untuk memantapkan fase
tersebut. Proses yang ada di dalamnya termasuk mencoba hal baru dalam hidup atau
pekerjaan salah satunya dengan berpindah tempat kerja untuk mencapai tahap
konsolidasi karir. Oleh karena itu dalam memasuki dunia kerja, seseorang yang
memasuki fase usia dewasa awal harus malakukan tahap-tahap penyesuaian
pekerjaan, antara lain:
Pilihan pekerjaan
Individu dapat memilih bidang pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat,
kompetensi dan faktor-faktor psikologis lainnya supaya ketika bekerja kesehatan
mental dan fisiknya dapat dikelola.
Stabilitas pilihan pekerjaan
Dalam memilih pekerjaan, individu harus melakukannya dengan baik dan
berpindah-pindah kerja masih dapat dilakukan di usia awal dewasa dini.
Penyesuaian diri dengan pekerjaan
Proses menyesuaikan diri dengan jenis pekerjaan yang telah dipilih meliputi sifat
dan jenis pekerjaan, melakukan adaptasi dengan teman sejawat/kerja, pimpinan,
lingkungan kerja dan aturan-aturan dalam dunia kerjanya. Di dalam aktivitas
kerjanya, orang dewasa awal cenderung gesit dan cekatan dalam bekerja sehingga
mampu mencapai tahap pekerjaan yang mapan atau telah mencapai puncak karier,
akan tetapi mereka kurang bijaksana dalam bekerja.
Istilah ‘kerja’ dalam Islam bukanlah semata-mata merujuk kepada mencari
rezeki untuk menghidupi diri dan keluarga tetapi kerja mencakup segala bentuk
amalan atau pekerjaan yang mempunyai unsur kebaikan dan keberkahan bagi diri,
keluarga dan masyarakat sekelilingnya sebagaimana dimaksud dalam firman Allah
QS. At-Taubah ayat 105 :
۟ ُقُ ِل ٱ ْعمل
ِ وا فَ َسيَ َرى ٱهَّلل ُ َع َملَ ُك ْم َو َرسُولُهۥُ َو ْٱل ُم ْؤ ِمنُونَ ۖ َو َستُ َر ُّدونَ إِلَ ٰى ٰ َعلِ ِم ْٱل َغ ْي
َ َب َوٱل َّش ٰهَ َد ِة فَيُنَبِّئُ ُكم بِ َما ُكنتُ ْم تَ ْع َملُون َ
Artinya: "Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-
Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan."
Di sinilah Islam memberi petunjuk kepada umat muslim bahwa kerja adalah
bentuk bangunan relasi sosial antar manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
keluarga serta masyarakat disekitarnya dan sekaligus bentuk ideal dari pengabdian
diri kepada Allah. Islam telah membuka bebagai lapangan kerja bagi umatnya agar
mereka dapat memilih yang sesuai dengan keahlian, kemampuan, pengalaman dan
kesenangannya. Manusia tidak dipaksakan untuk memilih pekerjaan tertentu, kecuali
apabila pekerjaan tersebut akan mendatangkan kemaslahatan umum. Penanaman
nilai-nilai spiritual di dunia kerja diyakini mampu mendorong munculnya motivasi
dan produktivitas kerja yang tinggi atas dasar ibadah.
3. Masa transisi
Fase ini sekitar usia 40 tahun merupakan masa meninggalkan kesibukan
pekerjaan dan melakukan evaluasi terhadap hal yang telah diperoleh. Evaluasi
tersebut meliputi reaksi emosional terhadap peristiwa serta penilaian kepuasan
kognitif (kepuasan hidup) dan komponen afektif (pemenuhan/kebahagiaan) Hal
tersebut didukung oleh pendapat Diener (2009), bahwa SWB adalah proses penilaian
individu terhadap hidupnya, meliputi penilaian secara kognitif dan secara afektif yang
merupakan salah satu prediktor kualitas hidup individu. Kepuasan pada suatu
pekerjaan memiliki kaitan yang erat dengan proses kehidupan, indikasi-indikasi
kepentingan ini berkaitan dengan aspek kesetiaan (loyalitas) dan kesehatan. Ketika
orang yang bekerja mengalmi ketidakpuasan dengan hasil pekerjaannya, keadaan ini
seringkali dipengaruhi oleh sejenis stressor yang kuat .
Artinya: "Maka carilah rezeki di sisi Allah, kemudian beribadah dan bersyukurlah
kepada Allah. Hanya kepada Allah kamu akan dikembalikan." (QS al-Ankabut:17).
Dengan demikian, pekerjaan yang dilakukan secara ikhlas, tanpa pamrih, penuh
kesadaran, bertanggung jawab, bersemangat, dan bersungguh-sungguh karena merasa
dinilai Allah SWT, suci bersih dari penyimpangan, penyelewengan dan kebohongan,
penuh prestasi, terobsesi untuk selalu menampilkan yang terbaik, serta menjadi
teladan, contoh terbaik dalam kebaikan bagi lainnya. Berbagai sikap ini harus dibina
dan dikembangkan dalam keseharian kerja kita.
C. Teori Daniel Levinson
Menurut Levinson, pada masa dewasa awal, 2 tugas yang harus dikuasai adalah
mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan bagi orang dewasa dan mengembangkan
struktur kehidupan yang stabil.
Pengenalan dengan dunia orang dewasa (22-28 tahun), di mana orang akan mencari
tempat dalam dunia kerja dan dunia hubungan sosial untuk membentuk struktur
kehidupan yang stabil. Di dalam Al-Qur’an juga dijelaskan dalam Surat Al-Hujurat ayat
10 tentang hubungan manusia sebagai makhluk sosial sebagai berikut :
َإِنَّ َما ْال ُم ْؤ ِمنُونَ إِ ْخ َوةٌ فَأَصْ لِحُوا بَ ْينَ أَ َخ َو ْي ُك ْم ۚ َواتَّقُوا هَّللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون
Artinya: "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu
mendapat rahmat." (QS. Al-Hujurat: 10)
Pada usia antara 28-33 tahun pilihan struktur kehidupan ini menjadi lebih tetap dan stabil.
Dalam fase kemantapan (33-40 tahun) seseorang dengan keyakinan yang mantap
menemukan tempatnya dalam masyarakat dan berusaha sebaik-baiknya. Impian yang ada
pada (17-33 tahun) mulai mencapai kenyataan. Pekerjaan dan keluarga membentuk
struktur peran yang memunculkan aspek-aspek kepribadian yang diperlukan dalam fase
tersebut.Pada usia 40 tahun tercapailah puncak masa dewasa.
Levinson menganggap usia 20-an sebagai novice phase, fase orang baru dari
perkembangan orang dewasa, atau sebagai transisi dari dependen menjadi independen.
Novice phase adalah waktu untuk eksperimentasi yang bebas dan waktu untuk menguji
impian di dunia nyata. Sedangkan dari usia 28 sampai 33 tahun individu mengalami
proses transisi di mana dia harus menghadapi persoalan penentuan tujuan yang lebih
serius. Di mana biasanya individu berfokus pada keluarga dan perkembangan karir. Hal
ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an suart At-Taubah ayat 105 sebagai berikut :
ِ َوقُ ِل ا ْع َملُوا فَ َسيَ َرى هَّللا ُ َع َملَ ُك ْم َو َرسُولُهُ َو ْال ُم ْؤ ِمنُونَ ۖ َو َستُ َر ُّدونَ إِلَ ٰى عَالِ ِم ْال َغ ْي
َب َوال َّشهَا َد ِة فَيُنَبِّئُ ُك ْم بِ َما ُك ْنتُ ْم تَ ْع َملُون
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu
apa yang telah kamu kerjakan.
Sedangkan tahun-tahun berikutnya individu mengalami periode transisi dimana ia harus
memasuki fase becoming one own man atau disebut menjadi diri sendiri. Dimana pada
usia 40 tahun telah mencapai tempat yang stabil dalam karirnya telah mengatasi dan
menguasai belajar menjadi orang dewasa.
SIMPULAN
Pada masa dewasa awal, salah satu tugas perkembangannya adalah memasuki
dunia kerja dan karier. Menurut Levinson, pada masa dewasa awal 2 tugas yang harus
dikuasai adalah mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan bagi orang dewasa dan
mengembangkan struktur kehidupan yang stabil. Sedangkan menurut perspektif
Islam, kecerdasan emosi pada intinya adalah kemampuan seseorang dalam
mengendalikan emosi. Hal ini sesuai dengan ajaran Islam bahwa Allah
memerintahkan kita untuk menguasai emosi-emosi kita, mengendalikanya, dan juga
mengontrolnya.
DAFTAR PUSTAKA