Contoh :
1. Seks
Libido (hasrat seksual) adalah istilah yang biasa digunakan oleh pendiri psikoanalis, Sigmund
Freud, untuk menamakan hasrat atau dorongan seksual. Ia mengatakan bahwa dorongan ini
dikarakteristikkan dengan bertumbuhnya secara bertahap sampai puncak intensitas, diikuti
dengan penurunan tiba-tiba dari rangsangan. Dengan kata lain, dorongan dasar manusia
untuk kegiatan reproduksi dan potensi berdasar biologis untuk mendapatkan kenikmatan dari
tindakan yang berhubungan dengan kontak fisik (misalnya titik saraf di kulit dan membran
mukosa) yang dibentuk oleh pengalaman seseorang dalam pertumbuhannya dalam suatu
keluarga dan masyarakat. Bagaimana motivasi seksual distrukturkan, dan melalui bagaimana
dorongan seksual dipuaskan, dan apakah tindakan tertentu dinamakan atau dihindari sebagai
tidak pantas, semuanya ditentukan oleh pengaruh sosial tersebut.
Freud berpendapat bahwa seluruh perilaku manusia didorong oleh nafsu atau instingnya,
dimana instingnya merupakan representasi neurologis dari kebutuhan-kebutuhan fisik-
biologis.Freud mengemukakan insting kehidupan mencakup:
1. Kehidupan individual, dengan mendorong seorang individu memenuhi kebutuhan
makan dan minum.
2. Kehidupan spesies, dengan mendorongnya untuk melakukan hubungan seks .
3. Kecemasan
Kecemasan merupakan perasaan terjepit dan terancam. Menurut Freud ada tiga jenis
kecemasan:
Kecemasan realistik
Kecemasan jenis ini disebut sebagai rasa takut. Contohnya: Ketika ada seorang
yang melempar seekor ular berbisa di depan kita, maka kita akan mengalami
kecemasan realistik.
Kecemasan moral
Kecemasan moral ini merupakan kata lain dari rasa malu, rasa bersalah atau rasa
takut mendapat sanksi. Kecemasan ini bisa muncul karena kegagalan bersikap
konsisten dengan apa yang mereka yakini benar secara moral, misal tidak mampu
mengurus orang tua yang memasuki usia lanjut.
Kecemasan neurotik
Kecemasan akibat bahaya yang tidak diketahui. Misalnya kita pernah merasakan
gugup, tidak mampu mengendalikan diri, perilaku, akal, dan mikiran kita maka kita
sedang mengalami kecemasan neurotik.
Sullivan memandang kepribadian sebagai suatu sistem energi yang fungsi utamanya
adalah melakukan aktivitas-aktivitas yang akan mereduksikan tegangan.
Tegangan menurut sullivan ada 2 sumber utama tegangan yaitu :
Jung menyatakan bahwa kepribadian atau psyche bersifat dinamis dengan gerak yang
terus-menerus. Dinamika psyche tersebut disebabkan oleh enerji psikis yang oleh Jung
disebut libido.
Dalam dinamika psyche terdapat prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Prinsip oposisi
Berbagai sistem, sikap, dan fungsi kepribadian saling berinteraksi dengan tiga cara, yaitu :
saling bertentangan (oppose), saling mendukung (compensate), dan bergabung mejnadi
kesatuan (synthese).
Menurut Jung, prinsip oposisi paling sering terjadi karena kepribadian berisi berbagai
kecenderungan konflik. Oposisi juga terjadi antar tipe kepribadian, ekstraversi lawan
introversi, pikiran lawan perasa, dan penginderaan lawan intuisi.
2. Prinsip kompensasi
Prinsip ini berfungsi untuk menjaga agar kepribadian tidak mengalami gangguan. Misalnya
bila sikap sadar mengalami frustrasi, sikap tak sadar akan mengambil alih. Ketika individu
tidak dapat mencapai apa yang dipilihnya, dalam tidur sikap tak sadar mengambil alih dan
munculah ekpresi mimpi.
3. Prinsip penggabungan
Menurut Jung, kepribadian terus-menerus berusaha menyatukan pertentangan-pertentangan
yang ada agar tercapai kepribadian yang seimbang dan integral.
1. Tingkah laku yang berakar pada proses fisiologis, termasuk kebutuhan dasar (makanan,
minuman, dan udara), kebutuhan mengembangkan dan memerinci fungsi tubuh serta
generasi.
2. Tingkah laku yang berkaitan dengan motivasi psikologis untuk menjadi diri sendiri.
3. Tingkah laku yang tidak meredakan ketegangan tetapi justru meningkatkan tegangan, yaitu
tingkah laku yang motivasinya untuk berkembang dan menjadi lebih baik.
P. Eko Santoso
NPM : 201801500042