Anda di halaman 1dari 4

Nama: Yuand Aknov S

NIM: 1708015185

Tugas Review Jurnal

Judul POLA PERILAKU KEBERSIHAN: STUDI PSIKOLOGI


LINGKUNGAN TENTANG PENANGGULANGAN SAMPAH
PERKOTAAN
Jurnal Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia
Volume & halaman VOL. 13, NO. 1
Tahun JULI 2009: 37-47
Penulis Istiqomah Wibowo
Reviewer Yuand Aknov S
Tanggal 03 April 2020
Tujuan penelitian Untuk dapat memahami gambaran perilaku warga kota yang
menghasilkan kondisi lingkungan yang bersih dan kotor oleh
sampah yang dihasilkan mereka
Subjek penelitian Warga perkotaan
Metode penelitian Metode kualitatif dimana peneliti bertindak sebagai primary
instrument, mengamati, mengawasi, dan terlibat langsung dalam
peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi sehari-hari di
perkotaan
Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan penghuni secara
kolektif terhadap sampah yang terjadi secara terus menerus dari
hari ke hari merupakan proses yang membentuk pola perilaku
kebersihan yang relatif menetap
Kekuatan Kekuatannya adalah penelitian ini memnggunakan dua metode
Kelemahan -

PEMBAHASAN

Tujuan Penelitian
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui refleksi perilaku masrakat perkotaan yang
membentuk suasana lingkungan yang bersih dan kotor oleh sampah yang dihasilkan mereka.
Peneliti mengkaji pola perilaku kebersihan masyarakat perkotaan, peneliti merancang penelitian
secara kualitatif. Peneliti beraksi sebagai primary instrument yaitu dengan mengamati dan
memantau langsung peristiwa atau kejadian-kejadian yang timul sehari-hari di perkotaan dengan
hidup dan melibatkan diri di antara mereka (participatory approach).

Subjek Penelitian

Kebersihan lingkungan merupakan salah satu tolok ukur kualitas hidup masyarakat.
Masyarakat yang telah mementingkan kebersihan lingkungan dipandang sebagai masyarakat
yang kualitas hidupnya lebih tinggi dibandingkan masyarakat yang belum mementingkan
kebersihan.

Subjek pada penelitian ini adalah warga orang/warga perkotaan. Pola perilaku warga kota
mampu bertahan dan berkelanjutan karena di wilayah tersebut terdapat orang-orang yang
berkelanjutan dalam memimpin dan memobilisasi atau mempengaruhi penduduk lain untuk
melakukan gerakan-gerakan yang sinkron atas tujuan bersama yaitu menciptakan dan menjaga
serta merawat kebersihan lingkungan. Mereka secara rutin menyerukan, mengingatkan,
menghimbau warga untuk merawat kebersihan lingkungan, memantau serta menegur apabila ada
perilaku membuang sampah sembarangan. Orang-orang yang memiliki impresi dan daya
motivasi tinggi seperti itu jarang ditemukan bahkan tidak ada pada wilayah dengan kondisi
lingkungan kotor seperti itu. Aski atau gerakan-gerakan penduduk masing-masing masih
bergantung pada orang yang mempunyai motivasi atau kesadaran yang tinggi, jadi belum ada
mufakat bersama tentang bagaimana memelihara kebersihan lingkungan khususnya ruang publik.

Metode penelitian

Peneliti merancang penelitian secara kualitatif. Peneliti bertindak sebagai primary


instrument, mengamati dan memantau langsung peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi
sehari-hari di perkotaan dengan hidup dan melibatkan diri di antara mereka (participatory
approach). Hasil studi di lapangan dianalisa dengan:

(1) melakukan pembandingan konstan antara data dengan kategori kategori yang muncul; dan
(2) melakukan theoretical sampling dari kelompok-kelompok yang berbeda (bersih-kotor) guna
memaksimalkan perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan temuan empirik lapangan
(Glaser & Strauss, 1967). Kejelasan mengenai dinamika perilaku kebersihan diperoleh melalui
analisis yang mengarah pada 2 proses yang berlangsung simultan, proses pertama dengan
menganalisis apa yang dilakukan pada kejadian-kejadian yang berlangsung sehari-hari yaitu
proses interaksi antar orang-orang serta benda-benda di dalam setting-perilaku (dinamika
internal), proses kedua dengan menganalisis yang mengarah pada proses interaksi antar sistem
sosial yang terkait dengan setting-perlilaku yaitu jaringan kerja.

Faktor Pengaruh

Faktor Internal

Faktor yang mempengaruhi terciptanya lingkungan itu menjadi bersih atau kotor adalah
perilaku. Perilaku mempunyai peran atau tanggung jawab di dalam merawat atau menajaga
lingkungan agar lingkungan itu menjadi bersih atau kotor.

Faktor Eksternal

Di lain pihak, perilaku yang bertanggung jawab terhadap lingkungan selain ditentukan
oleh faktor-faktor internal, juga tidak terlepas dari faktor situasional (faktor eksternal). Perilaku
tidak terbentuk dengan sendirinya tapi terbentuk melalui proses pembelajaran. Memiliki
pengetahuan dan kemampuan saja tidak cukup, perlu disertai hasrat atau keinginan untuk
mewujudkan perbuatan yang dimaksud. Hasrat atau keinginan seseorang itu sendiri sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor kepribadian, yaitu sikap, locus of control dan rasa tanggung
jawab.

Alasan

Pada penelitian ini mudah untuk dibaca karena jelas dan terdapat data yang valid. Dengan
komponen-komponen penelitian yang mendukung dapat memudahkan pembaca maupun
reviewer dalam menyimpulkan dan memahami isi dari bacaan penelitian tersebut.

Variabel Dependen

Perilaku kebersihan
Variabel Independen

Penanggulangan sampah perkotaan

Langkah-langkah

(1) pengamatan: dilakukan terhadap situasi dan kondisi S-P, perilaku keseharian penghuninya
dan serakan sampah;

(2) wawancara: wawancara tidak berstruktur dilakukan terhadap penghuni, pedagang yang
berjualan dalam lokasi S-P, tukang sampah, pemulung dan pejabat di kelurahan, RW, RT di
wilayah/lokasi pengamatan. Jumlah keseluruhan sekitar 50 orang;

(3) pengumpulan dokumen tertulis/rekaman: dokumen dan rekaman termasuk catatan hasil
wawancara dan pengamatan lapangan, dan brosur, lembar peraturan, peta lokasi dikumpulkan
melalui kantor kecamatan, kelurahan, dinas Kebersihan Kota, Dinas Tata Kota dan kliping
Koran.

Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa respons penghuni secara kolektif terhadap sampah
yang terjadi secara terus menerus dari hari ke hari merupakan proses yang membentuk pola
perilaku kebersihan yang relatif menetap.

Kekuatan

Kekuatannya adalah penelitian ini memnggunakan dua metode yaitu dengan menjadi
primary instrument, mengamati, dan mengawasi kejadian-kejadian sehari-hari di perkotaan dan
menjadi participatory approach yang melibatkan diri di antara mereka. Jsdi dapat dikatakan
penelitian ini kuat sehingga terdapat perbandingan antara metode yang satu dengan lainnya dan
memiliki hasil studi lapangan yang dianalisa setelah melakukan dua metode tersebut.

Anda mungkin juga menyukai