Anda di halaman 1dari 6

PSIKOLOGI KEREKAYASAAN

PIO UNIVERSITAS MERCUBUANA

Mariance Feronika Manullang (46114120107)

Iffah Karimah (46118110130)

Seno Alkahfi (46118110030)

Defenisi Psikologi Kerekayasaan.

Psikologi kerekayasaan adalah Suatu proses Interaksi antara manusia , mesin dan
lingkungan pekerjaan yang dapat mempengaruhi tenaga kerja dan kondisi kerja yang
Meminimalisasikan kesalahan manusia ketika berhubungan dengan mesin (Human Eror).

Rancangan ini meliputi kinerja karyawan, Pengembangan alat dan system kerja. Menurut
Chapanis (1976: 698) Psikologi kerekayasaan terutama memperhatikan penemuan dan penerapan
informasi tentang perilaku manusia dalam kaitannya dengan mesin-mesin, peralatan, pekerjaan
dan lingkungan kerja.

Istilah lain yang berdekatan artinya dengan psikologi kerekayasaan yaitu : 

 Kerekayasaan faktor-faktor manusia (human factors engineering)


 Kerekayasaan manusia (human engineering)
 Biomekanika (biomechanics)
 Ergonomika (ergonomics)
 Psikoteknologi
 Psikologi eksperimen terapan (Chapanis 1976)

Sejarah Psikologi Kerekayasaan.

a) Manajemen Ilmiah
Menurut Frederick W. Taylor, yang menekankan efisensi dalam melakukan tugas pekerjaan,
yang mebuat berbagai macam peralatan yang disesuaikan dengan bentuk dan berfungsinya
anggota badan merupakan pendahulu dari psikologi kerekayasaan.
b)      Analisis Waktu dan Gerak
Menurut Gilbreth dengan therblig-nya (simbol-simbol dari berbagai macam gerak) yang
diciptkandalam rangka kajian atau analisis waktu dan gerak (time and motion analysis). Melalui
analisis waktu dan gerak Gliberth dan rekan-rekannya sampai pada penyederhanaan kerja dan
pembakuan kerja (work simplification and work standardization).
c)      Kondisi kerja
Penelitaian lain yang merupakan pendahulu psikologi kerekayasaan adalah penelitian
eksperimental yang dilakukan tentang lingkungan kerja fisik.

Kondisi Fisik Kerja

1.  Iluminasi (Penerangan)


Faktor yang perlu diperhatikan dalam iluminasi adalah kadar (intensity) cahaya, distribusi
cahaya dan sinar yang menyilaukan
2. Warna
Warna dapat digunakan sebagai:
- Alat sandi atau coding device (Schultz, 1982), atau sebagai penciptakontras warna (Suyatno,
1985).
- Upaya menghindari timbulnya ketegangan mata (Schultz, 1982). Setiap warna berbeda
dalam kemampuan pantulan cahayanya.
- Alat untuk menciptakan ilusi tentang besarnya dan suhunya ruangan kerja (Schultz, 1982),
yang memiliki efek psikologis (Suyatno, 1985).
3. Bising (Noise)
Tingkat-tingkat kerasnya suara atau bunyi tertentu dapat merupakan ancaman bagi pendengar.
Bising dalam lingkungan kerja membuat kita menjadi mudah marah, gelisah dan tidak bisa tidur,
bahkan dapat membuat kita menjadi tuna rungu jika berlebihan.
4. Musik dalam bekerja
Musik memiliki pengaruh yang baik pada pekerjaan-pekerjaan yang sederhana, rutin dan
monoton, sedangkan pada pekerjaan yang lebih majemuk memerlukan konsentrasi yang tinggi
pada pekerjaan, pengaruhnya dapat menjadi sangat negatif.
Lingkungan kerja merupakan sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas. Lingkungan fisik yang mencakup setiap hal dari fasilitas
parkir, lokasi, rancangan gedung sampai pada penerangan, suara dan faktor faktro lain yang
mempengaruhi ruang kerja pada tenaga kerja

Kondisi Lama Waktu Kerja

a)      Jam Kerja


Jumlah jam kerja di Indonesia dalam satuan minggu rata-rata 40 jam per minggu, dapat
dibagi menjadi 6 hari atau 5 hari kerja
b)      Kerja Paro Waktu Tetap
Yang termasuk kedalam kelompok ini adalah para tenaga kerja yang menyukai gaya
hidup lentur dan yang masuk dalam kelompok ini adalah mereka yang telah menjalani usia
pension (karena dapat meningkatkan pendapatan dan dapat memnuhi kebutuhan akan aktivitas).
Pekerjaan ini juga diminati oleh ibu-ibu rumah tangga yang ingin bekerja tetapi berjalan
seimbang dengan pekerjaan rumah tangga. Selain itu orang cacat jasmani (yang mengahadapi
masalah waktu pergi dan pulang pada pekerjaan) dan orang-orang yang tidak bersedia bekerja
full-time.
c)      4 Hari Perminggu Kerja
Dari hasil penelitian pada perusahaan, 4 hari seminggu kerja lebih dapat meningkatkan
produktivitas dan efiensi pekerja dan mengurangi jumlah absensi tenaga kerja. Jadi dalam 4 hari
kerja tetap dengan 40 jam tetapi ada juga yang 36 jam.
d)      Jam Kerja Lentur
Amerika dan Jerman, waktu kerja yang ditetapkan adalah 4 hari perminggu, karyawan
dapat melappor kerja antara jam 7:30-09.00 dan pulang antara pukul 16.00-17.30. dengan kata
lain tenaga kerja bekerja minimal 6,5 jam/ hari dan maksimal 9,5 jam/hari. Penetapan berapa
lama setiap pekerja akan bekerja tergantung perorangan dalam setiap bagian atau seksi.
Penerapan jan kerja lentur ternyata berhasil dan memberi beberapa keuntungan terutama maslah
kemacetan dan karyawan akan merasa senang dan tenag memulai kerja Penerapan system ini
sangat sulit ditetapkan pada system kerja shift (karena ada keterkaitan dengan tenaga kerja
lainnya)
Keuntungan bagi tenaga kerja sangat banyak, contohnya: bebas dari aturan waktu, adanya
waktu untuk belanja, mampu menepati janji, tidak mungkin datang terlambat, dapat
memanfaatkan cuaca yang bagus, dapat menyesuaikan jam-jam kerja apabila tidak enak badan,
mengurangi konflik antara kerja dan keluarga.

Sistem Mesin-Manusia

Adalah system dimana kedua komponen harus bekerja sama untuk menyelesaikan
pekerjaannya. Masing-masing komponen tidak akan ada artinya pabila tidak ada komponen lain
sebagai pelengkapnya. Ada dua system mesin-manusia yaitu system ikal-terbuka dan system
ikal-tertutup
 Sistem ikal-terbuka
Yaitu suatu masukan memasuki system tertentu, membuat suatu mekanisme kendali bekerja dan
terjadilah suatu kegiatan tertentu). contoh: system alat pengaman kebakaran, masukan: derajat
panas dalam ruangan, jika suhu panas melampaui batas tertentu, panasnya akan melelehkan
sumbat tembaga dalam pipa air dan membiarkan air keluar, setelah suhu ruangan kembali normal
system ini tidak akan berhenti dengan sendirinya tetapi harus dibantu oleh operator manusia.
 Sistem ikal- tertutup
merupakan system yang dapat manusia atur sendiri. Contoh: AC

Sistem mesin-manusia, secara umum digambarkan prosesnya sebagai berikut:


1. Tenaga kerja menerima masukan dalam bentuk perintah atau instruksi, informasi diterima
dari indra penglihatan dan pendengaran.
2. Masukan diolah, terjadi proses berfikir, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan
3. Tenaga kerja melaksanakan perintahnya, melaksanakan tugasnya dengan mengoprasikan
alat atau mesin dengan menggunakan alat-alat operasi atau kendali seperti tombol atau
hendel dll.
4. Mesin melakukan apa yang ia lakukan
5. Lewat peraga penglihatan/ peraga pendengarab dapat diketahui bagaimana mesin
berfungsi. Hasil kerja mesin merupakan keluaran sedangkan bagaimana mesin bekrja
merupakan masukan.
Jadi yang perlu diperhatikan adalah apakah keterangan dalam alat peraga dapat ditangkap
dengan tepat dan cermat oleh operator manusia. System mesin-manusia juga digunakan untuk
merancang ruang kerja dengan berdasarkan prinsip ekonomi atau penghematan gerak serta dari
ukuran struktur fisik dari badan manusia.Schult memberikan 3 prinsip umum dalam rancangan
ruang kerja, yaitu:
A. Semua bahan, peralatan dan persediaan harus terletak berurutan sesuai dengan tingkat
penggunaannya
B. Alat-alat harus diletakkan sedemikian rupa sehingga mereka siap diambil untuk digunakan
C. Semua suku cadang dan alat-alat harus berada dalam jarak raih yang mudah dan
menyenangkan.

Sumber :
Munandar, Sunyoto. A. (2008). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta :
Universitas Indonesia (UI-Press)
Spector, Paul. E. (2012). Industrial and Oganizational Psychology : Research and
Practice  (6th ed). Department of Psychology University of South Florida : Paul E.
Spector
Schmitt, Neal. W. & Highhouse, Scott. (2013). Handbook of Psychology : Industrial and
Organizational Psychology (2nd ed). Canada : John Wiley & Sons, Inc., Hoboken,
New Jersey
Ashar Sunyoto Munandar. Psikologi Industry dan Organisasi
Yanuar, F., Sepriana, R., Dyah, R., & Azam, M, H. (2013). Pengaruh Desain Warna
Ruang Kerja Terhadap Tingkat Stres dan Kinerja Karyawan
jurnalergonomik3.ti.itb.ac.id/index.php/ergonomik3/article/view/23/17 Analisis Stres
Kerja dan Upaya Intervensi Psikologi Kerekayasaan dalam Mengatasi Stres Kerja
Nelayan Tradisional Tanjung Peni Citangkil dan Leleyan Grogol Pesisir Pantai
Cilegon
DAH Antonius Manurung, Yosephin Sri Sutanti SJurnal Ergonomi dan K3 2
(Psikologi Kerekayasaan) ANALISIS HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INDIVIDU
DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN STRES KERJA DI BAGIAN PRODUKSI PT. X
SURABAYAYohan Ratih F.E., Tjipto Suwandi Departemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Anda mungkin juga menyukai