Anda di halaman 1dari 19

Dasar-dasar Intervensi: Sifat

Bantuan, Karakteristik Seorang


Penolong, dan Proses Menolong
Widyastuti, S. Psi., M. Si., Psikolog
Harlina Hamid, S. Psi., M. Si., M. Psi., Psikolog
Ahmad Ridfah, S. Psi., M. Psi., Psikolog

FAKULTAS PSIKOLOGI
Universitas Negeri Makassar
2015
Sifat Bantuan yang Diberikan
(Supratiknya, 2011)
Winkel menyatakan bahwa sifat bantuan menunjuk
pada tujuan bantuan psikologis yang diberikan kepada
orang atau lembaga tertentu. Hershenson, Power, dan
Waldo menyebutkan bahwa salah satu sifat bantuan
yang sering dipakai di bidang layanan psikologis
adalah sbb:
1. Fasilitatif/perseveratif/developmental  membantu
memudahkan berlangsungnya pertumbuhan pribadi
yang sehat tanpa hambatan-hambatan yang berarti,
dengan cara memberikan aneka pengetahuan
dan/atau keterampilan yang dibutuhkan
2. Preventif  mencegah timbulnya kesulitan yang bisa
menghalangi pelaksanaan aneka fungsi dan
pertumbuhan pribadi seseorang atau sebuah
lembaga.
3. Remedial/kuratif memperbaiki atau
“menyembuhkan” pola perkembangan yang terlanjur
kurang sehat.
4. Rehabilitatif  bertujuan membantu orang atau
lembaga tertentu dengan cara meningkatkan
kemampuannya menggunakan atau memanfaatkan
kelebihan/kekuatan pribadi yang dimiliki.
5. Enhancing/meningkatkan  memperbaiki kualitas
kehidupan orang atau lembaga melampaui taraf
kualitas yang sudah berhasil dicapainya.
Karakteristik Seorang Penolong /Helpers(Combs
dalam Brammer & MacDonald, 2003)

Helpers merasa bahwa orang lain mampu


untuk menyelesaikan masalahnya dan
mengatur hidup mereka sendiri, mandiri,
bersahabat, dan berharga.
Helpers memiliki kapasitas untuk
menanggulangi berbagai masalah secara
adekuat, lebih banyak membuka diri, dan
memiliki keinginan untuk menjadi diri
sendiri.
Helpers haruslah menarik, bersahabat,
seseorang yang membuatmu nyaman, seseorang
yang beranggapan bahwa kamu berharga,
mengilhami untuk percaya diri, dan jujur (Rogers
dalam Brammer & MacDonald, 2003).
Kesepakatan lain adalah matang, teraktualisasi,
well-functioning people themselves, kepedulian
akan diri sendiri sebaik kepedulian pada org lain
(Brammer & MacDonald, 2003).
Terdapat pula kesepakatan mengenai kepribadian
yang sehat, yakni: berbelas kasih, gembira, peduli,
sensitivitas yang tinggi pada komunitas serta
mampu menikmati waktunya ketika berada dalam
kesendirian, bertindak untuk mengurangi rasa sakit
dan ketidakadilan.
Adanya keseimbangan antara kekuatan,
kematangan, dan aktualisasi diri dengan rasa rapuh
yang muncul dari pengalaman hidup yang tragis.
Kerapuhan yang nyata merupakan jalan pembuka
untuk meningkatkan kredibilitas dan membangun
kepercayaan (Brammer & MacDonald, 2003).
Helpers as growth facilitator:
1. Berempati
2. Hangat dan perhatian
3. Terbuka
4. Positive regard dan menghormati
5. Konkrit dan spesifik
6. Kompeten dalam berkomunikasi
7. Intentionality  Mampu merespon dengan
tepat pada helpees.
Karakterisik helper (Brammer & MacDonald, 2003)
1. Sadar akan diri dan nilai.
2. Sadar akan budaya.
3. Mampu menganalisa perasaan diri
4. Mampu menjadi model dan influencer
5. Altruism dan belas kasih
6. Beretika
7. Bertanggungjawab
8. Mampu melakukan empower kpd org lain
Altruism dan belas kasih
Helpers yang efektif adalah yang memiliki
ketertarikan yang kuat terhadap orang dan
pelayanan, serta humanis.
Mampu melakukan empower kpd org lain
Dasarnya  kepercayaan, kerjasama, dan
shared power.
Fokusnya  kekuatan dalam diri helpee dan
keyakinan bahwa helpee dapat memilih pilihan
hidup yang positif.
Karakteristik2 tersebut dapat dibagi dalam lima
tingkatan atau level, yaitu:
Level 5  nampak secara konsisten  sangat tinggi
Level 4  nampak di sebagian besar waktu  tinggi
Level 3  minimum dan jarang  minimal
effectiveness
Level 2  nampak ada
Level 1  tidak ada
Karakteristik helpers haruslah juga nampak dalam
kehidupan sehari-hari (Brammer & MacDonald,
2003).
Perbedaan antara helpees dan helpers haruslah
dipahami, dihormati, dan dihargai oleh helpers
(Brammer & MacDonald, 2003), karena
kesesuaian kepribadian antara helpees dengan
helpers merupakan faktor kunci dalam
keberhasilan hubungan (Ivey dalam Brammer &
MacDonald, 2003).
Menurut penelitian, helpees cenderung memilih
helpers yang memiliki latar belakang etnis yang
sama, untuk itu helpers dapat bertanya kpd
helpees apakah ia nyaman atau tidak dengan
helpers (Brammer & MacDonald, 2003).
Proses Menolong
Komponen helping relationship (Brammer &
MacDonald, 2003)
1. Dinamis  terjadinya perubahan pada tataran
verbal dan nonverbal.
2. Kualitas  hubungan kerjasama yang baik yang
dimulai di awal proses menolong
3. Working alliance  kesepakatan antara helper
dan helpee pada tujuan, tugas, dan keberadaan
ikatan emosional.
Dimensi helping relationships (Brammer, Abrego,
dan Shostrom dalam Brammer & MacDonald,
2003)
1. Uniqueness-Commonality
2. Intellectual and emotional content  adanya
proses feeling and thinking
3. Ambiguity- clarity
4. Trust-distrust
5. Personal-social responsibility
6. Freedom-control
7. Ethical commitment
Ada dua fase/tahapan penting dalam proses
menolong, yaitu:
1. Building a relationship, keterampilan yg
dibutuhkan adalah understanding dan
support
2. Facillitating positive action, keterampilan
yang dibutuhkan adalah membuat keputusan
dan melakukan tindakan
Tahapan proses menolong (Brammer &
MacDonald, 2003)
Fase 1: Building relationships
1. Entry: menyiapkan helpee dan opening the
relationships
2. Clarification: menyatakan masalah,
perhatian, alasan untuk mencari bantuan
3. Structure: menyusun kontrak dan struktur
4. Relationship: building the helping relationship
Fase 2: Facillitating Positive Action
5. Exploration: menggali permasalahan,
merumuskan tujuan, merencanakan strategi,
mengumpulkan fakta, mengekspresikan
perasaan terdalam, mempelajari ketrampilan
baru.
6. Consolidation: menggali alternatif, working
through feelings, mempraktekkan keterampilan
baru.
7. Planning: menyusun rencana tindakan
menggunakan berbagai strategi untuk
menyelesaikan masalah, mengurangi perasaan
sakit, mengkonsolidasi dan menggeneralisasi
keterampilan-keterampilan baru atau perilaku
pada aktivitas lainnya.
8. Termination: mengevaluasi hasil, dan
mengakhiri hubungan.
Referensi
Brammer, L. M., & MacDonald, G. (2003). The
helping relationship: Process and skills. Eight
Edition. Boston: Pearson Education.
Supratiknya, A. (2011). Psikoedukasi: Merancang
program dan modul. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai