Anda di halaman 1dari 12

RISET DALAM PSIKOTERAPI

Widyastuti, S. Psi., M. Si., Psikolog


Ahmad Ridfah, S. Psi., M. Psi., Psikolog

FAKULTAS PSIKOLOGI UNM


2015
Apakah psikoterapi dan konseling memberi efek
positif bagi klien?
Apakah psikoterapi dan konseling lebih bernilai
dalam hal waktu (waktu yg lebih singkat untuk
memperoleh hasil positif)? (Dallos & Vetere,
2005).
Apakah psikoterapi dan konseling lebih bernilai
dalam hal biaya (lebih murah dibanding alternatif
lain)? (Dallos & Vetere, 2005).
Apakah psikoterapi dan konseling lebih atau
kurang efektif di banding pendekatan medis
(obat-obatan)? (Dallos & Vetere, 2005).
Pertanyaan-pertanyaan diatas adalah sebagian yang
mendorong perlunya riset dalam psikoterapi maupun
konseling.
Perlunya riset membuat psikoterapis dan konselor harus
meningkatkan keterampilan penelitian.
Proses riset seringkali dijelaskan sebagai berikut:
1. dimulai dengan beberapa pertanyaan,
2. kemudian menyaring pertanyaan-pertanyaan tersebut,
3. mencari metode yang tepat untuk menjawab
pertanyaan,
4. mengumpulkan data,
5. menganalisa data, dan
6. menuliskan laporan hasilnya (Dallos & Vetere, 2005).
Salah satu bentuk penelitian yang berkembang
saat ini adalah ‘practice based evidence’.
Penelitian ini dipengaruhi oleh kurangnya
populasi klinis yang tersedia, kurangnya waktu
para klinisian, sehingga para klinisian
menggunakan klien mereka sekaligus sbg subjek
penelitian. Penelitian tersebut kemudian
melaporkan apa yang telah dilakukan oleh
klinisian dan menjelaskannya secara jelas dan
sistematis (Dallos & Vetere, 2005).
Data yang dikumpulkan saat penelitian dapat terdiri atas
data kuantitatif dan data kualitatif.
Data kuantitatif diperoleh dari pengukuran yang
terstandarisasi selama dan di luar proses terapi. Dapat pula
dilakukan pengukuran yang lebih subjektif melalui rating.
Data kualitatif biasanya tidak begitu memperhatikan
mengenai jumlah perubahan yang terjadi, tetapi lebih
kepada makna yang individu capai mengenai apa yang
telah berubah selama terapi, bagaimana terapi tersebut
telah membantu mereka untuk melihat sesuatu secara
berbeda atau mendukung harapan yang mereka miliki
bahwa mereka dapat mengatasinya (Dallos & Vetere,
2005).
Mengapa kita ingin melakukan penelitian? Kita
ingin melakukan penelitian antara lain karena:
a. Merupakan bagian dari professional training.
b. Merupakan bagian dari deskripsi tugas.
c. Merupakan keinginan untuk mempromosikan
suatu bentuk psikoterapi.
d. Untuk melakukan generalisasi temuan kita
terhadap metode yang sdh kita adaptasi.
e. dll (Dallos & Vetere, 2005).
Pertanyaan penelitian dlm psikoterapi dapat
dikelompokkan pada (Dallos & Vetere, 2005):
a. Questions of evaluation
b. Questions about the process of psychotherapy
c. Questions about theoretical underpinnings of
pschotherapy

Contoh pertanyaan mengenai evaluation


d. Are narrative counselling therapies effective?
e. How does CBT compare with systemic couples
therapy and drug therapy for severe
depression?
Contoh pertanyaan mengenai the process of
psychotherapy
a. What is the influence of the therapeutic alliance in
counselling and psychotherapy?
b. How do understandings of problem and of oneself
change in the process in the process of therapy?
Contoh pertanyaan mengenai theoretical
underpinnings of pschotherapy
c. What are the attachment dynamics in families with
a member with a diagnosis of anorexia nervosa?
d. What are the core schemas in people struggling
with addictive disorder?
Informasi apa yang telah diberikan oleh
penelitian psikoterapi selama ini? (Lebow, 2006)
a. Psikoterapi berhasil.
b. Psikoterapi secara signifikan mengatasi
masalah.
c. Psikoterapi yang dikombinasikan dengan
obat-obatan menjadi tritmen yang efektif
bagi klien dengan schizophrenia, bipolar
disorders, childhood autism (Dixon dkk.
dalam Lebow, 2006).
Hasil penelitian dalam psikoterapi selain menunjukkan
kekuatan, juga menunjukkan kelemahan, yaitu (Lebow,
2006):
a. Tidak semua klien terbantu oleh psikoterapi.
b. Perubahan yang terjadi seringkali hanyalah sementara.
c. Banyak klien mengabaikan psikoterapi secara
prematur, ketika psikoterapi belum menghasilkan efek.
d. Psikoterapi hanya dapat dijangkau oleh individu
dengan tingkat ekonomi menengah ke atas.
e. Masih kurangnya bukti bahwa psikoterapi memiliki
efek pada dunia nyata, dibanding pada setting yang
dibuat untuk penelitian.
Referensi
Dallos, R. & Vetere, A. (2005). Researching
psychotherapy and counselling. Berkshire:
Open University Press.
Lebow, J. (2006). Research for the
psychotherapist from science to practice. New
York: Routledge.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai