Anda di halaman 1dari 29

INTERVENSI INDIVIDU,

GRUP, & KOMUNITAS


Widyastuti, S. Psi., M. Si., Psikolog
Ahmad Ridfah, S. Psi., M. Psi., Psikolog

FAKULTAS PSIKOLOGI UNM


2021
INDIVIDUAL PSYCHOTHERAPY
(Beutler & Harwood, 2002)

Individual Psychotherapy (IP) merupakan suatu proses yang terjadi antara


seorang individu yang memiliki masalah dan seorang praktisi yang menawarkan
bantuan.
Psikoterapi modern, utamanya IP, telah berkembang lebih dari 110 tahun,
dengan tokoh paling utama adalah Freud.
Diperkirakan terdapat lebih dari 400 teori yang berbeda yang mendasari IP.
Meski demikian, kesemuanya dapat dikelompokkan dalam lima kelompok, yaitu:
1. Cognitive psychotherapy
2. Behavior therapy
3. Interpersonal psychotherapy
4. Psychodynamic/psychoanalytic psychotherapy
5. Experiential psychotherapy
Cognitive psychotherapy

Merupakan model intervensi memfokuskan diri pada


mengidentifikasi spesific problems dan mengubah proses serta
mekanisme pada pasien dalam mengevaluasi diri mereka, orang
lain, serta lingkungan.
Asumsi utama dari model ini adalah beliefs (keyakinan). Jika beliefs
seseorang terdistorsi dan tidak akurat, maka kemampuan orang
tersebut dalam melakukan evaluasi serta memori yang ia miliki akan
terdistorsi pula.
Model ini efektif untuk depresi, kecemasan, general distress,
kecanduan, spesific anxiety disorders.
Behavior therapy

BT fokus pada kejadian yang berlangsung dan konsekuensi yang


timbul.
Tritmen difokuskan pada pengembangan keterampilan baru dan
melakukan exposure sehingga terjadi pemadaman terhadap perilaku
yang berlebihan dan berulang.
Terapi ini efektif untuk depresi, psychophysiological disorders, and
habit control problems.
Interpersonal psychotherapy

Terapi ini menekankan bahwa semua perilaku terjadi dalam suatu


social context.
Terapi ini difokuskan pada krisis sosial dan intimate seperti
kehilangan, transisi pada lingkungan sosial yang baru, keterampilan
untuk memenuhi harapan dan permintaan sosial, dan melakukan
mediasi terhadap persaingan antara harapan dan keinginan yang
timbul ketika seseorang menjalin hubungan dengan orang lain.
Terapi ini diidentifikasi efektif untuk depresi dan eating disorders.
Psychodynamic/psychoanalytic psychotherapy

Terapi ini memiliki variasi yang sangat luas, namun secara umum
menekankan pada hubungan tidak langsung antara perilaku dengan
lingkungan. Dimana, perilaku dan perasaan yang mengganggu
merupakan refleksi dari konflik internal.
Terapi ini berguna untuk depresi, chemical abuse, and social
distress.
Experiential psychotherapy

Terapi ini fokus pada masalah-masalah yang berhubungan dengan


kegagalan untuk mengintegrasikan pengalaman emosional dengan
pikiran atau perilaku.
Terapi ini mengadopsi sudut pandang yang menyatakan bahwa
pengalaman traumatis dan krisis interpersonal di awal masa
kehidupan membuat individu belajar cara untuk mencegah diri
mereka sendiri untuk mengalami pengalaman yang dpt
memunculkan emosi yang kuat.
Terapi ini diidentifikasi efektif untuk depresi dan relationship
problems.
GROUP PSYCHOTHERAPY
General systems theory berpandangan bahwa grup merupakan suatu
organisasi atau sistem yang kompleks yang merupakan hasil dari
interaksi yang dinamis antara bagian-bagiannya (MacKenzie, 2002).

Group psychotherapy (GP) adalah suatu bentuk terapi yang terdiri atas
sejumlah kecil individu yang saling bertemu di bawah bimbingan
seorang terapis terlatih profesional, selain untuk membantu individu,
terapi ini juga bertujuan membantu anggota lain dalam kelompok
(www.groupsinc.org, diunduh 15 Oktober 2012) .
Filosofi yang mendasari GP adalah individu dibesarkan dalam
lingkungan, yang dengan kata lain merupakan kelompok, lingkungan
ini merupakan tempat individu tumbuh dan berkembang sebagai
manusia. GP pun seperti itu, menyediakan tempat yang dapat
didatangi bersama dengan individu lainnya. Suatu tempat untuk
berbagi masalah, memahami dengan lebih baik situasi yang dialami,
belajar dari orang lain serta belajar bersama orang lain
(www.groupsinc.org, diunduh 15 Oktober 2012).
GP membantu individu untuk mempelajari mengenai diri mereka sendiri
serta mengembangkan hubungan interpersonal mereka. GP juga
membantu individu untuk membuat perubahan yang signifikan dalam
diri anggota kelompok, sehingga mereka dapat memiliki kualitas hidup
yang lebih baik.
Prinsip-prinsip dalam GP juga dapat diterapkan pada pada berbagai
keadaan dan situasi lain seperti bisnis, sekolah, komunitas, juga
organisasi.
Dalam sejumlah penelitian yang membandingkan antara GP dan IP, GP
telah menunjukkan keefektifannya dan seringkali bahkan lebih efektif ,
utamanya dalam kasus medis. Terdapat bukti bahwa GP membantu
penderita untuk melakukan penyesuaian dengan lebih baik terhadap
sakit yang mereka alami, dalam beberapa kasus seperti kanker payudara,
terdapat bukti bahwa GP mampu membantu untuk meningkatkan
kesempatan hidup lebih lama (www.groupsinc.org, diunduh 15 Oktober 2012).
Tujuan umum GP antara lain sbb:
• Menjadi pendengar yang baik (Carrol & Wiggins dalam Sadarjoen 2011).
• Tempat melampiaskan perasaan-perasaan kelompok secara konstruktif (Frank dalam
Sadarjoen 2011).
• Tempat untuk mengembangkan kepekaan dan penerimaan terhadap orang lain (Carrol
& Wiggins dalam Sadarjoen 2011).
• Tempat untuk menguatkan harga diri (Frank dalam Sadarjoen 2011).
• Tempat untuk meningkatkan kesadaran diri dan mengembangkan identitas diri (Carrol
& Wiggins dalam Sadarjoen 2011).
• Tempat untuk menghadapi dan mengatasi masalah yang dialami (Frank dalam Sadarjoen
2011).
• Tempat untuk belajar mempercayai orang lain seperti halnya mempercayai diri
sendiri (Carrol & Wiggins dalam Sadarjoen 2011).
• Tempat untuk mengenali area kepercayaan dan nilai-nilai tanpa
diikuti rasa takut akan represi (Carrol & Wiggins dalam Sadarjoen, 2011).
• Tempat untuk merasakan rasa kepemilikan dan mengatasi
perasaan terisolasi (Carrol & Wiggins dalam Sadarjoen, 2011).
• Tempat untuk meningkatkan keterampilan dalam menganalisa dan
mengatasi konflik interpersonal serta intrapersonal (Frank dalam
Sadarjoen, 2011).
• Tempat untuk meningkatkan kemampuan anggota kelompok guna
melakukan konsolidasi dan mempertahankan makna terapetik
yang diperoleh (Frank dalam Sadarjoen, 2011).
• Mentransfer apa yang individu pelajari dalam kelompok melalui
penerimaan rasa tanggungjawab untuk mengatasi problemnya
sendiri (Carrol & Wiggins dalam Sadarjoen, 2011).
Fungsi-fungsi terapetik dari GP dapat dibagi dalam 4 faktor (MacKenzie,
2002), yaitu:
1. Faktor dukungan
a. Universalitas dengan cara memahami bahwa orang lain memiliki
pengalaman yang mirip.
b. Adanya perasaan diterima oleh kelompok.
c. Mengalami altruisme dengan menolong anggota lain.
d. Mengembangkan harapan bahwa perubahan adalah sesuatu
yang mungkin terjadi.
2. Faktor self revelation (membuka diri)
e. Pengungkapan diri (self-disclosure)
f. Katarsis.
3. Faktor pembelajaran
a. Modeling pada anggota lain.
b. Vicarios learning, belajar dari individu lain dengan melihat
anggota kelompok.
c. Bimbingan malalui sugesti dari anggota lain.
d. Pendidikan lewat pengalaman anggota lain.
4. Faktor psychological work
e. Interpersonal learning melalui interaksi grup.
f. Insight kedalam pola-pola yang dimiliki oleh individu.
Fungsi terapis dalam GP adalah menciptakan budaya kelompok yang
positif dan aman sehingga fungsi-fungsi terapetik dapat berperan.
Berbeda dengan IP dimana terapi berkembang melalui
kebijaksanaan terapis, terapi dalam GP berkembang melalui
pembelajaran interpersonal di antara anggota kelompok.
Proses ini akan digunakan dengan cara yang berbeda tergantung
pada model grup yang digunakan.
Model grup yang digunakan bergantung pada dasar teori yang
dianut oleh terapis.
Meski terdapat bermacam-macam model grup, semuanya
berdasarkan pada interaksi antar anggora yang merupakan kekuatan
dari kelompok sebagai sarana dukungan dan memajukan perubahan
dari kondisi yang dialami (MacKenzie, 2002).
Tugas terapis atau pemandu kelompok (Yalom dalam Prawitasari, 2011) adalah:
1. Membuat dan mempertahankan kelompok.
2. Membentuk budaya.
3. Membentuk norma.

Perilaku efektif terapis atau pemimpin (George & Christiani dalam Prawitasari,
2011) adalah:
4. Mendengarkan dengan aktif.
5. Mengamati proses kelompok dengan seksama.
6. Memberikan umpan balik.
7. Menghubungkan antara satu pernyataan dengan pernyataan lain.
8. Menghubungkan peristiwa satu dengan peristiwa lain.
9. Melakukan konfrontasi.
10. Mempunyai kemampuan untuk memahami proses kelompok.
11. Meringkas apa yang terjadi dalam tiap pertemuan.
12. Menyoroti proses yang terjadi di sini dan saat ini.
Masalah-masalah yang biasanya ditangani menggunakan GP adalah:
1. Kesulitan dalam hal hubungan interpersonal.
2. Masalah-masalah yang berkaitan dengan anak dan remaja.
3. Penuaan.
4. Sakit fisik.
5. Depresi dan kecemasan.
6. Kehilangan
7. Trauma
8. Isu-isu yang berkaitan dengan gaya hidup yang berbeda dengan
budaya tradisional.
9. Gangguan kepribadian.
10. Kecanduan (www.groupsinc.org, diunduh 15 Oktober 2012).
Sebelum membentuk grup, terapis haruslah melakukan asesmen.
Asesmen berfungsi untuk mengidentifikasi masalah yang dialami
oleh individu serta untuk mengembangkan fokus tritmen (MacKenzie,
2002).
Setelah asesmen dilakukan, sebelum individu dimasukkan ke dalam
kelompok, perlu dilakukan persiapan.
Persiapan yang dimaksud adalah pemberian informasi pada individu
mengenai GP. Persiapan akan mendukung terjadinya kohesivitas
kelompok dan mengurangi kemungkinan keluarnya individu dari
kelompok, selain itu juga berguna untuk menjalin ikatan dengan
terapis (MacKenzie, 2002).
Tahapan dalam GP secara umum dapat di bagi menjadi 4 tahap
(MacKenzie, 2002), yaitu:
1. Engagement stages
2. Conflict stages
3. Interpersonal work stages
4. Termination stages
Engagement Stage

Tahap ini berperan untuk mengembangkan rasa keanggotaan dalam


grup.
Peranan ini akan terpenuhi jika seluruh anggota kelompok telah
menunjukkan komitmen dan berpartisipasi dengan melakukan
pengungkapan diri, biasanya terjadi dalam 3 atau 4 sesi awal.
Kebanyakan dropouts terjadi pada sesi ini. Hal ini berhubungan
dengan ketiadaan ikatan yang dirasakan oleh klien ketika berada
dalam grup (MacKenzie, 2002).
Conflict stages

Tugas utama dalam tahap ini adalah mengembangkan pola-pola


untuk pemecahan konflik dan bertoleransi terhadap atmosfir negatif
yang berkembang dalam kelompok.
Tugas leader atau terapis adalah menyatakan hal-hal yang
dipaparkan dan mengembangkan diskusi mengenai masalah-
masalah tersebut.
Anggota kelompok yang tidak memberi respon selama 6 sesi
pertama membutuhkan perhatian khusus (MacKenzie, 2002).
Interpersonal work stages

Pada tahap ini individu belajar untuk melakukan introspeksi dan


personal challenge.
Tahap ini meningkatkan kedekatan antar anggota (MacKenzie, 2002).
Pada tahap ini pula permasalahan seharusnya sudah selesai.

Termination

Pada sesi akhir dari terapi, maka terapi difokuskan pada reaksi-
reaksi terhadap terminasi termasuk didalamnya relapse prevention
(MacKenzie, 2002).
Jumlah sesi yang diperlukan dalam GP tergantung pada sejauhmana
grup dapat mencapai kemajuan (MacKenzie, 2002).
Makin cepat grup mencapai kemajuan maka makin sedikit pula sesi
yang diperlukan.
Contoh model GP (MacKenzie, 2002), yaitu:
1. Support groups
2. Group cognitive-behavioral therapy (GCBT)
3. Interpersonal therapy for group (IPT-G)
4. Yalom model interpersonal psychotherapy
5. Psychodinamic group therapy
Metode Intervensi & Perubahan Komunitas
(Markam, 2003)

1. Konsultasi  mengajak orang-orang yang mempunyai peran besar dalam


masyarakat untuk membahas dan membantu mengatasi masalah
kesehatan mental masyarakat.
2. Mengadakan layanan masyarakat sebagai ‘pengganti’ layanan rumah
sakit, tempat penitipan sementara bagi penderita gangguan jiwa menahun.
3. Intervensi krisis  misalnya, memberikan bantuan dan dukungan kepada
orang-orang dalam keadaan stres akut agar mereka terhindar dari
gangguan yang lebih parah dan menahun, mendirikan pusat-pusat
intervensi krisis yang lokasinya berdekatan dengan penderita dan
memberikan pelayanan langsung, layanan telepon 24 jam bagi korban
perkosaan, pecandu narkoba, korban kekerasan rumah tangga, dan lain-
lain.
4. Intervensi pada usia dini  penyuluhan gizi, kesehatan, imunisasi,
dll. merupakan contoh usaha memberi pengetahuan pada
masyarakat untuk meningkatkan kesehatan komunitas.
5. Pengembangan berbagai program pelatihan dan pemberdayaan
masyarakat  dapat dilakukan dengan membuat tulisan-tulisan
singkat ttg upaya-upaya cepat untuk mengatasi berbagai keadaan
darurat psikologis, misalnya kecemasan, mengatasi stres.
Prinsip Pelayanan Psikologi Komunitas
(Wibowo, Pelupessy, & Narhetali, 2013)
• Mengutamakan prinsip pencegahan.
• Menghargai keberagaman.
• Mendesain program pelayanan dengan mengutamakan cocok atau tidaknya
desain tersebut dengan lingkungan kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
Program juga didesain sedemikian rupa sehingga masyarakat bisa menjalaninya
secara swadaya.
• Berkolaborasi dengan disiplin ilmu lain untuk memberikan pandangan baru
tentang suatu gejala sehingga dapat memperkaya bahkan mengembangkan
perspektif sebelumnya.
• Psikolog komunitas perlu memiliki sense of community, yaitu suatu
penghayatan perasaan seseorang menjadi bagian sebuah kelompok, yang
ditandai berupa adanya komitmen antaranggotanya.
Layanan Psikologi Tradisional vs Komunitas?
(Bloom dalam Markam, 2003)

1. Intervensi dalam komunitas.


2. Intervensi dilakukan dalam populasi terbatas, misalnya high-risk
population.
3. Penekanan pada pencegahan.
4. Promosi pelayanan tak langsung, seperti mengadakan konsultasi
dan pelatihan.
5. Pelaksanaan oleh berbagai bidang ilmu dan awam.
Referensi
Beutler, L. E. & Harwood, T. M. (2002). Individual Psychotherapy. Encyclopedia of
Psychotherapy. Hersen, M. & Sledge, W. (Ed). USA: Elsevier Science.
MacKenzie, K. R. (2002). Group Psychotherapy. Encyclopedia of Psychotherapy. Hersen, M.
& Sledge, W. (Ed). USA: Elsevier Science.
Markam, S. S. I. S. S. 2003. Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: UI Press.
Prawitasari, J. E. (2011). Psikologi klinis: Pengantar terapan mikro dan makro. Jakarta:
Erlangga.
Sadarjoen, S. S. (2011). Buku ajar: Teori dan praktek konseling psikologi. Bandung:
Magister Profesional Psikologi UNPAD.
Wibowo, I., Pelupessy, D. C. & Narhetali, E. (2013). Psikologi Komunitas. Depok: LPSP3 F.Psi.
UI.
www.groupsinc.org/group/consumersguide2000.html#1
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai