Anda di halaman 1dari 19

Pengantar Intervensi Psikologi: Sifat

Bantuan, Karakteristik Seorang


Penolong, dan Proses Menolong
Widyastuti, S. Psi., M. Si., Psikolog
Ahmad Ridfah, S. Psi., M. Psi., Psikolog

FAKULTAS PSIKOLOGI
Universitas Negeri Makassar
2021
Sifat Bantuan yang Diberikan
(Supratiknya, 2011)

Winkel menyatakan bahwa sifat bantuan menunjuk


pada tujuan bantuan psikologis yang diberikan kepada
orang atau lembaga tertentu. Hershenson, Power, dan
Waldo menyebutkan bahwa salah satu sifat bantuan
yang sering dipakai di bidang layanan psikologis
adalah sbb:
1. Fasilitatif/perseveratif/developmental  membantu
memudahkan berlangsungnya pertumbuhan pribadi
yang sehat tanpa hambatan-hambatan yang berarti,
dengan cara memberikan aneka pengetahuan
dan/atau keterampilan yang dibutuhkan
2. Preventif  mencegah timbulnya kesulitan yang bisa
menghalangi pelaksanaan aneka fungsi dan
pertumbuhan pribadi seseorang atau sebuah
lembaga.
3. Remedial/kuratif memperbaiki atau
“menyembuhkan” pola perkembangan yang terlanjur
kurang sehat.
4. Rehabilitatif  bertujuan membantu orang atau
lembaga tertentu dengan cara meningkatkan
kemampuannya menggunakan atau memanfaatkan
kelebihan/kekuatan pribadi yang dimiliki.
5. Enhancing/meningkatkan  memperbaiki kualitas
kehidupan orang atau lembaga melampaui taraf
kualitas yang sudah berhasil dicapainya.
Karakteristik Seorang Penolong/Helpers
(Combs dalam Brammer & MacDonald, 2003)

Helpers merasa bahwa orang lain:


• mampu untuk menyelesaikan masalahnya
• mampu mengatur hidup mereka sendiri
• mandiri,
• bersahabat
• berharga
Karakteristik Seorang Penolong/Helpers
(Combs dalam Brammer & MacDonald, 2003)

Helpers itu:
• memiliki kapasitas untuk menanggulangi berbagai masalah
secara adekuat,
• lebih banyak membuka diri,
• memiliki keinginan untuk menjadi diri sendiri,
• menarik,
• bersahabat,
• seseorang yang membuatmu nyaman,
• seseorang yang beranggapan bahwa kamu berharga,
• mengilhami untuk percaya diri,
• well-functioning people themselves,
• kepedulian akan diri sendiri sebaik kepedulian pada orang lain
• berbelas kasih,
• jujur,
• matang,
• teraktualisasi,
• gembira,
• peduli,
• sensitivitas yang tinggi pada komunitas,
• mampu menikmati waktunya ketika berada dalam kesendirian,
• bertindak untuk mengurangi rasa sakit dan ketidakadilan,
• adanya keseimbangan antara kekuatan, kematangan,
• aktualisasi diri dengan rasa rapuh yang muncul dari
pengalaman hidup yang tragis. Kerapuhan yang nyata
merupakan jalan pembuka untuk meningkatkan kredibilitas dan
membangun kepercayaan (Brammer & MacDonald, 2003).
Helpers as growth facilitator:
1. Berempati
2. Hangat dan perhatian
3. Terbuka
4. Positive regard dan menghormati
5. Konkrit dan spesifik
6. Kompeten dalam berkomunikasi
7. Intentionality  Mampu merespon dengan
tepat pada helpees.
Karakteristik Konselor (Sadarjoen, 2011)

• Awareness of self and values.


• Awareness of cultural experences.
• Ability to analyze the counselor own feeling.
• Ability to serve as model and influencer
• Altruism
• Strong sense of ethics
• Responsibilitas
Karakterisik helper (Brammer & MacDonald, 2003)

1. Sadar akan diri dan nilai.


2. Sadar akan budaya.
3. Mampu menganalisa perasaan diri
4. Mampu menjadi model dan influencer
5. Altruism dan belas kasih
6. Beretika
7. Bertanggungjawab
8. Mampu melakukan empower kpd org lain
Karakteristik2 tersebut dapat dibagi dalam lima
tingkatan atau level, yaitu:
Level 5  nampak secara konsisten  sangat tinggi
Level 4  nampak di sebagian besar waktu 
tinggi
Level 3  minimum dan jarang  minimal
effectiveness
Level 2  nampak ada
Level 1  tidak ada
Karakteristik helpers haruslah juga nampak dalam
kehidupan sehari-hari (Brammer & MacDonald, 2003).
Perbedaan antara helpees dan helpers haruslah
dipahami, dihormati, dan dihargai oleh helpers
(Brammer & MacDonald, 2003), karena kesesuaian

kepribadian antara helpees dengan helpers


merupakan faktor kunci dalam keberhasilan
hubungan (Ivey dalam Brammer & MacDonald, 2003).
Menurut penelitian, helpees cenderung memilih
helpers yang memiliki latar belakang etnis yang
sama, untuk itu helpers dapat bertanya kpd
helpees apakah ia nyaman atau tidak dengan
helpers (Brammer & MacDonald, 2003).
Proses Menolong
Komponen helping relationship (Brammer & MacDonald,
2003)

1. Dinamis  terjadinya perubahan pada


tataran verbal dan nonverbal.
2. Kualitas  hubungan kerjasama yang baik
yang dimulai di awal proses menolong
3. Working alliance  kesepakatan antara
helper dan helpee pada tujuan, tugas, dan
keberadaan ikatan emosional.
Dimensi helping relationships (Brammer, Abrego, dan Shostrom
dalam Brammer & MacDonald, 2003)

1. Uniqueness-Commonality
2. Intellectual and emotional content  adanya
proses feeling and thinking
3. Ambiguity- clarity
4. Trust-distrust
5. Personal-social responsibility
6. Freedom-control
7. Ethical commitment
Ada dua fase/tahapan penting dalam proses
menolong, yaitu:
1. Building a relationship, keterampilan yg
dibutuhkan adalah understanding dan
support
2. Facillitating positive action, keterampilan
yang dibutuhkan adalah membuat keputusan
dan melakukan tindakan
Tahapan proses menolong (Brammer & MacDonald, 2003)
Fase 1: Building relationships
1. Entry: menyiapkan helpee dan opening the
relationships
2. Clarification: menyatakan masalah,
perhatian, alasan untuk mencari bantuan
3. Structure: menyusun kontrak dan struktur
4. Relationship: building the helping relationship
Fase 2: Facillitating Positive Action
5. Exploration: menggali permasalahan,
merumuskan tujuan, merencanakan strategi,
mengumpulkan fakta, mengekspresikan
perasaan terdalam, mempelajari ketrampilan
baru.
6. Consolidation: menggali alternatif, working
through feelings, mempraktekkan keterampilan
baru.
7. Planning: menyusun rencana tindakan
menggunakan berbagai strategi untuk
menyelesaikan masalah, mengurangi perasaan
sakit, mengkonsolidasi dan menggeneralisasi
keterampilan-keterampilan baru atau perilaku
pada aktivitas lainnya.
8. Termination: mengevaluasi hasil, dan
mengakhiri hubungan.
Referensi
Brammer, L. M., & MacDonald, G. (2003). The
helping relationship: Process and skills. Eight
Edition. Boston: Pearson Education.
Sadarjoen, S. S. (2011). Buku Ajar Teori dan
Praktek Konseling. Bandung: BKU Magister
Profesional Psikologi UNPAD.
Supratiknya, A. (2011). Psikoedukasi: Merancang
program dan modul. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai