Disusun guna memenuhi tugas presentasi kelompok pada mata kuliah Psikologi Klinis KELOMPOK 1 Ataka Muhammad A. Anandita Putri Salwa D. K. 01 20090000151 04 20090000158
Alfanyy Hana Apriliani
02 20090000152 05 20090000165
Valerina Rahmadiana S. Adinda Chacha Prawinda K.
03 20090000153 06 20090000176 Psikologi klinis adalah sains dan juga terapan (science- practitioner), maka penelitian dalam psikologi klinis sangat perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan kebenaran suatu teori dalam praktiknya.
Metode penelitian psikologi klinis ini pada dasarnya sama
dengan metode penelitian pada umumnya, namun tujuan dan penekanannya adalah untuk keperluan populasi khusus, misalnya mengetahui efektivitas suatu perlakuan pada kelompok tertentu, menentukan tes yang dapat meramalkan kerentanan seseorang terhadap serangan stroke, dan lain-lain Metode 01 OBSERVASI Adler & Adler (1987: 389) menyebutkan bahwa observasi merupakan salah satu dasar fundamental dari semua metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, khususnya menyangkut ilmu-ilmu sosial dan perilaku manusia.
Observasi dibagi menjadi beberapa bentuk:
Systematic X Non-sistematic Partisipan X Non-Partisipan
Eksperimental X Natural Formal X Informal
Metode 02 EPIDEMIOLOGI Epidemiologi adalah metode investigasi yang digunakan untuk mendeteksi penyebab atau sumber dari penyakit, sindrom, kondisi atau risiko yang menyebabkan penyakit, cedera, cacat atau kematian dalam populasi atau dalam suatu kelompok manusia.
Manfaat mengggunakan metode epidemiologi:
. Mempelajari riwayat penyakit . Diagnosis masyarakat . Melengkapi gambaran klinis . Identifikasi sindrom . Menentukan penyebab dan sumber penyakit Metode 03 KORELASI Metode korelasi memungkinkan peneliti untuk menentukan apakah suatu variabel tertentu berkaitan dengan variabel lain.
Teknik korelasi memerlukan dua set data untuk dicarikan apakah
data set pertama berhubungan dengan data set lainnya, yang kemudian menghasilkan suatu koefesien korelasi yang berkisar antara -1 (korelasi negatif) dan +1 (korelasi positif). Koefesien dapat bermakna (signifikan) pada tingkatan 0,05 (berarti berlaku pada 95 persen pengamatan) atau pada tingkatan 0,01 (berlaku pada 99 persen pengamatan). Metode 04 LONGITUDINAL VS CROSS SECTIONAL
Dua pendekatan dalam penelitian ini sering kali dilakukan terhadap
populasi lanjut usia, atau anak-anak dengan kelainan khusus.
Penelitian Longitudinal ialah penelitian yang dilakukan secara terus
menerus dalam janga waktu tertentu pada subjek yang sama.
Desain penelitian cross sectional adalah penelitian yang dilakukan
dengan cara memakai sampel-sampel yang mewakili usia anak yang ingin diteliti. Metode 05 EKSPERIMENTAL Penelitian eksperimental diartikan sebagai penelitian yang dilakukan dengan melakukan manipulasi terhadap salah satu variable untuk mempelajari adanya hubungan sebab akibat.
Pembuktian penelitian eksperimen diperoleh melalui
komparasi/perbandingan antara : • Kelompok eksperimen (yang diberi perlakuan) dengan kelompok kontrol (yang tidak diberikan perlakuan); atau • Kondisi subjek sebelum diberikan perlakuan dengan sesudah diberi perlakuan. Metode 06 DESAIN SATU KASUS Studi tentang sebuah Kasus atau Case Study (Desain satu kasus) adalah sebuah Metode Penelitian untuk memperoleh Pengetahuan selengkap mungkin bukan hanya sekedar bertanya saja tentang sebuah proses, program, kejadian, atau aktivitas.
Studi Kasus meneliti sebuah fenomena langsung di dalam
konteksnya tanpa peneliti melakukan intervensi apapun. Sederhananya metode Case Study adalah Lawan dari metode Eksprimen yang memerlukan rekayasa penelitian. Metode 07 MULTIPLE BASELINE Desain multilpe baseline mula-mula diperkenalkan oleh Baer, Wolf, dan Risley (1968), sejak itu desain ini digunakan secara luas di lingkungan pendidikan. Desain multiple baseline digunakan jika pengukuran pada fase baseline diulang pada variabel, kondisi, atau subyek.
Ada tiga variasi dalam desain multiple baseline yaitu,
• desain multiple baseline cross variables • desain multiple baseline cross conditions, • desain multiple baseline cross subjects 6 hal yang harus diperhatikan pada metode desain multiple baseline
1. Merumuskan tujuan sebelum memulai penelitian
2. Memberikan intervensi setelah data pada fase baseline level dan trendnya stabil 3. Memberikan intervensi pada fase baseline yang lain setelah data pada fase intervensi pertama mencapai level tertentu sesuai dengan kriteria yang ditentukan 4. Menentukan tiga target atau lebih pada fase baseline 5. Mengupayakan agar ketiga fase baseline benar – benar independen terhadap satu dengan yang lain untuk menghindari adanya pencampuradukan pengaruh intervensi 6. Mengupayakan kondisi baseline yang sama untuk menghindari intervensi yang tidak konsisten Metode 08 DESAIN CAMPURAN Menurut Sugiyono, 2016 metode penelitian campuran merupakan metode penelitian dengan mengkombinasikan antara dua metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam suatu kegiatan penelitian sehingga akan diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliabel, dan objektif.
Creswell (2010) berpendapat bahwa penelitian campuran dapat
berguna ketika metode kuantitatif atau kualitatif secara sendiri- sendiri kurang mumpuni untuk memahami permasalahan penelitian. TERIMAKASIH