LANDASAN TEORI
A. Kepercayaan Diri
1. Pengertian Kepercayaan Diri
Menurut Hakim percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri
seseorang terdapat proses tertentu di dalam pribadinya sehingga
terjadilah pembentukan rasa percaya diri. Secara garis besar
terbentuknya rasa percaya diri yang kuat pada seseorang terjadi
melalui empat proses antara lain:
a. Faktor Internal
1) Konsep diri. Terbentuknya percaya diri pada seseorang diawali
dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh dalam pergaulan
suatu kelompok. Konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya
sendiri. Seseorang yang mempunyai rasa rendah diri biasanya
mempunyai konsep diri negatif, sebaliknya orang yang mempunyai
rasa percaya diri akan memiliki konsep diri positif.
2) Harga diri. Yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri.
Orang yang memiliki harga diri tinggi akan menilai pribadi secara
rasional dan benar bagi dirinya serta mudah mengadakan hubungan
dengan individu lain. Orang yang mempunyai harga diri tinggi
cenderung melihat dirinya sebagai individu yang berhasil percaya
bahwa usahanya mudah menerima orang lain sebagaimana
menerima dirinya sendiri.
3) Kondisi fisik. Perubahan kondisi fisik berpengaruh pada percaya
diri. Penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga
diri dan percaya diri seseorang.
4) Pengalaman hidup. Pengalaman yang mengecewakan seringkali
menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri, lebih-lebih jika pada
dasarnya seseorang memiliki rasa tidak aman, kurang kasih sayang
dan kurang perhatian.
b. Faktor Eksternal
b. Optimis .
c. Objektif.
d. Bertanggung jawab.
e. Rasional.
Menurut Lidenfield ada empat ciri utama yang khas pada orang
yang mempunyai percaya diri batin yang sehat, yaitu:
1) Cinta diri
2) Pemahaman Diri
4) Berfikir positif
Untuk memberikan kesan percaya diri pada dunia luar, maka kita
perlu mengembangkan ketrampilan dalam empat bidang yang
berkaitan dengan kepercayaan diri lahir, yaitu:
1) Komunikasi
2) Ketegasan
3) Penampilan diri
4) Pengendalian Perasaan
B. Kecemasan Sosial
1. Pengertian Kecemasan
c. Struktur otak
a. Berkencan
b. Bertatapan mata dengan orang lain
c. Berinteraksi dengan orang asing
d. Makan di hadapan orang lain
e. Bekerja atau bersekolah
f. Memasuki ruangan penuh orang
g. Menghadiri pesta atau acara pertemuan
a. Wajah memerah
b. Bicara terlalu pelan
c. Postur tubuh yang kaku
d. Otot menjadi tegang
e. Keringat berlebih
f. Mual
g. Pusing
h. Jantung berdebar (Palpitasi)
i. Sesak nafas
j. Sakit perut
k. Perut kembung
l. Keinginan buang air kecil terus
m.Sering Menguap
a. Psikoterapi
Salah satu bentuk psikoterapi untuk mengatasi kecemasan sosial
adalah terapi perilaku kognitif. Terapi ini bertujuan untuk
mengurangi rasa cemas pada penderita. Penderita akan
dihadapkan pada situasi yang membuatnya cemas atau takut,
kemudian psikolog atau psikiater akan memberikan solusi untuk
menghadapi situasi tersebut.
Seiring waktu, diharapkan rasa percaya diri penderita akan
meningkat untuk menghadapi situasi ini, meskipun tanpa
pendampingan.
Terapi perilaku kognitif berlangsung selama 12 minggu, bisa
dilakukan hanya berdua dengan psikiater atau secara berkelompok
bersama pasien kecemasan sosial yang lain.
Psikiater juga akan memberikan pemahaman kepada keluarga
penderita mengenai gangguan ini, agar dapat memberikan
dukungan kepada penderita untuk sembuh.
b. Obat-obatan
Beberapa jenis obat juga dapat digunakan untuk mengatasi
kecemasan sosial. Psikiater akan memberikan obat dalam dosis
ringan terlebih dahulu, kemudian ditingkatkan secara bertahap.
Sejumlah obat yang digunakan untuk fobia sosial adalah: