Disusun oleh :
Bunga Mahardika
(4301413105)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
A. Pendahuluan
Sekolah adalah sebuah aktifitas besar yang di dalamnya ada empat komponen
yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah Staf Tata laksana
Administrasi, Staf Teknis pendidikan didalamnya ada Kepala Sekolah dan Guru,
Komite sekolah sebagai badan independent yang membantu terlaksananya operasional
pendidikan, dan siswa sebagai peserta didik yang bisa di tempatkan sebagai konsumen
dengan tingkat pelayanan yang harus memadai. Hubungan keempatnya harus sinergis,
karena keberlangsungan operasioal sekolah terbentuknya dari hubungan simbiosis
mutualis keempat komponen tersebut karena kebutuhan akan pendidikan demikian
tinggi, tentulah harus dihadapi dengan kesiapan yang optimal semata-mata demi
kebutuhan anak didik.
Salah satu unsur yang penting dimiliki oleh suatu sekolah agar menjadi
sekolah yang dapat mencetak anak didik yang baik adalah dari segi keuangan.
Manajemen keuangan sekolah sangat penting hubungannya dalam pelaksanaan
kegiatan sekolah. Ada beragam sumber dana yang dimiliki oleh suatu sekolah, baik
dari pemerintah maupun pihak lain. Ketika dana masyarakat atau dana pihak ketiga
lainnya mengalir masuk, harus dipersiapkan sistem pengelolaan keuangan yang
professional dan jujur. Pengelolaan keuangan secara umum sebenarnya telah
dilakukan dengan baik oleh semua sekolah. Hanya kadar substansi pelaksanaanya
yang beragam antara sekolah yang satu dengan yang lainnya.. Pada sekolah-sekolah
biasa yang daya dukung masyarakatnya masih tergolong rendah, pengelolaan
keuangannya pun masih sederhana. Sedangkan, pada sekolah-sekolah biasa yang daya
dukung masyarakatnya besar, bahkan mungkin sangat besar, tentu saja pengelolaan
keuangannya cenderung menjadi lebih rumit. Kecenderungan ini dilakukan karena
sekolah harus mampu menampung berbagai kegiatan yang semakin banyak dituntut
oleh masyarakatnya.
B. Pembahasan
1. Pengertian Manajemen Keuangan
Manajemen
keuangan
merupakan
manajemen
terhadap
fungsi-fungsi
manajemen
keuangan
dilakukan
melalui
proses
perencanaan,
pendanaan,
pemanfaatan
dana,
pelaporan,
pemeriksaan
dan
keuangan
yang
meliputi
pencatatan,
perencanaan,
menghitung rata-rata biaya siswa pada setiap sekolah, SBCAS mengumpulkan data
biaya langsung (direct costs) dari SchoolBased Cost Report (SBCR).
b. Grade-based system
Berbeda dengan SBCAS, sistem ini menetapkan siswa sebagai standard
costing unit. Pendekatan ini lebih akurat karena agar dapat melakukan evaluasi sistem
akuntansi biaya, para pengelola sekolah dapat mencari perbedaan penghitungan biaya
yang dihasilkan dari kedua sistem tersebut. Dalam pendekatan ini, perbedaan biaya per
siswa akan dihasilkan dengan prosedur akuntansi yang berbeda. Pada akhirnya, sistem
ini akan meningkatkan kemampuan kepala sekolah untuk menganggarkan dan
mengendalikan biaya pendidikan.
c. Service-based system
Pendekatan ini dihitung berdasarkan kepada tingkat jasa pendidikan yang
diterima. Oleh karena itu, penghitungan biaya pendidikan dipisahkan menurut jenisjenis jasa yang tersedia di sekolah, yaitu: jasa pendidikan umum, pendidikan khusus,
serta atletik dan konsultasi.
5.
lancar tanpa adanya dukungan biaya pendidikan yang memadai. Implikasi terhadap
pemberlakuan kebijakan desentralisasi pendidikan membuat para pengambil
keputusan pendidikan seringkali mengalami kesulitan dalam mendapatkan referensi
tentang komponen pembiayaan pendidikan. Kebutuhan tersebut dirasakan semakin
mendesak sejak dimulainya pelaksanaan otonomi daerah, termasuk otonomi dalam
bidang pendidikan. Apalagi masalah pembiayaan pendidikan tersebut sangat
menentukan kesuksesan program MBS, KBK, ataupun KTSP (kurikulum tingkat
satuan pendidikan) yang saat ini diberlakukan.
Pembiayaan pendidikan merupakan suatu masalah pendidikan yang kompleks
karena di dalamnya terdapat saling keterkaitan pada setiap komponennya, yang
memiliki rentang yang bersifat mikro (satuan pendidikan) hingga makro (nasional),
yang meliputi sumber pembiayaan pendidikan, sistem dan mekanisme pengalokasian
dana pendidikan, efektivitas dan efisiensi dalam penggunaan dana pendidikan,
akuntabilitas pendidikan yang diukur dari perubahan yang terjadi pada semua tataran
C. Kesimpulan
Pendidikan merupakan salah satu sektor publik yang dapat melayani
masyarakat dengan kegiatan pengajaran, bimbingan, dan latihan yang dibutuhkan oleh
peserta didik. Manajemen keuangan di dalam lembaga pendidikan (sekolah) berbeda
dengan manajemen keuangan perusahaan yang berorientasi profit atau laba. Sekolah
merupakan organisasi publik yang nirlaba atau non-profit. Oleh karena itu, manajemen
keuangan sekolah memiliki keunikan sesuai dengan misi dan karakteristik pendidikan.
Pada dasarnya, setiap sekolah sudah menyelenggarakan sistem pengelolaan keuangan
yang baik, tetapi kadar substansi pelaksanaannya beragam antara sekolah yang satu
dengan sekolah yang lainnya. Adanya keragaman tersebut tergantung kepada besar
kecilnya tipe sekolah, letak sekolah, dan predikat sekolah.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menganalisis biaya pendidikan
adalah analisis biaya-manfaat (cost-benefit analysis), yaitu suatu metode analisis
keuntungan atas investasi pendidikan dari sudut pandang pembentukan kemampuan,
sikap, dan keterampilan sehingga dapat membantu para pengambil keputusan
pendidikan dalam menentukan suatu pilihan di antara berbagai alternatif alokasi
sumber dana pendidikan yang terbatas tetapi memberikan keuntungan yang tinggi.