Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Token Economy

Token economy merupakan salah satu teknik modifikasi perilaku dengan cara
pemberian token atau kepingan untuk menguatkan perilaku positif atau mengurangi
perilaku yang diinginkan. Token ini berupa poin, cek, lubang dikartu, kupon, chip, uang
mainan, tanda bintang atau apapun yang bisa dengan mudah diidentifikasi sebagai milik
dari siswa. Token ini bisa ditukar dengan benda atau aktivitas pengukur yang sering
disebut pengukur idaman (hadiah).

2.2 Tujuan Token Economy

Bukti Token Economy dapat digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan pendidikan
dalam membangun perilaku siswa. Penggunaan sistem time token ekonomi memiliki
tujuan :
a. Meningkatnya kepuasan dalam mendorong peningkatan kompetensi siswa melalui
penghargaan yang kongkrit atau visual sehingga tingkat kesenangan siswa melakukan
sesuatu prestasi benar-benar tampak.

b. Meningkatnya efektivitas waktu dalam pelaksanaan pembelajaran.

Belajar yang efektif adalah yang menggunakan waktu yang pendek dengan hasil yang
terbaik dan terbanyak.Siswa harus menyadari berapa lama mereka telah belajar dan
berapa banyak waktu yang telah mereka gunakan secara efektif untuk melaksanakan
aktivitas belajar.

c. Berkurangnya kebosanan – Suasana belajar yang kolaboratif, rivalitas, kompetitif yang


diberi penguatan oleh pendidik dapat meningkatkan menurunkan tingkat di kebosanan
siswa sehingga siswa dapat berpartisipasi dalam jangka waktu yang yang lama.\

d. Meningkatnya daya respon – Suasana belajar yang kompetitif akan meningkatkan


kecepatan siswa meberikan respon. Setiap respon yang sesuai dengan tujuan akan segera
mendapat penguatan sehingga suasana belajar menjadi cair, komunikatif dan lebih
menyengkan.
e. Berkembangnya penguatan yang lebih alami, – melalui pemberian penguatan yang
tepat waktu akan dan disesuaikan dengan tingkat prestasi setiap siswa atau setiap
kelompok siswa memungkinkan

f. Meningkatnya penguatan untuk sehingga motivasi belajar berkembang – setiap siswa


atau setiap kelompok siswa dalam kelas selalu dalam keadaan terpacu untuk
mewujudkan dan daya pacu ini akan semakin berkembang jika siswa juga mendapat
layanan untuk mengabadikan daya kompetisinya seperti dengan dukungan rekaman
video.

2.2 komponen Token Economy

Sebelum kegiatan belajar dilaksanakan pendidik menyiapkan beberapa komponen


yang dibutuhkan, di antaranya:
a. Token atau simbol praktis dan atraktif untuk memicu tumbuhnya motivasi belajar.
Yang dapat digunakan sebagai simbol penghargaan seperti stiker, guntingan kertas,
simbol bintang, atau uang mainan.Token sendiri tidak selalu dalam bentuk yang
berharga, namun setelah siswa mengoleksinya setelah menunjukan perilaku yang
diharapkan mereka dapat menukarkan token itu dengan sesuatu yang berharga.Dengan
demikian setelah satu rentang waktu tertentu guru harus menyediakan barang penukar
token yang berharga untuk siswa. Yang paling mudah seperti permen, alat tulis atau
benda berharga lain yang dapat sekolah biayai.

b. Definisi target prilaku jelas. Hal itu berarti guru maupun siswa perlu memahami
dengan baik prilaku yang diharapkan. Siswa memahami benar prilaku seperti apa yang
harus ditunjukannya sebagai hasil belajar. Penjelasan harus singkat namun cukup sebagai
dasar pemahaman siswa mengenai hadiah yang dapat diperlehnya setelah menunjukan
prestasi.

c. Dukungan penguatan (reinforcers) dengan barang yang berharga. Dukungan itu dapat
dalam bentuk barang berharga, hak istimewa, atau aktivitas individu yang dapat ditukar
dengan makanan, perangkat permainan, waktu ekstra.
d. Sistem penukaran token atau simbol. Sukses penyelenggaraan token ekonomi sangat
bergantung pada sukses dalam memberikan penguatan yang dapat ditukarkan dengan
nilai yang sebanding dengan prestasi yang dicapai.

e. Sistem dokumentasi atau perekaman data. Pemberian penghargaan yangtepat sangat


bergantung pada ketepatan menghimpun data. Oleh karena itu alat perekam dapat
membantu meningkatkan proses ini sehingga informasi dari proses pembelajaran dapat
dikelola dengan tingkat akurasi yang tinggi.

f. Konsistensi dalam implementasi, untuk menjunjung konsistensi itu sebaiknya terdapat


panduan teknis yang tertulis sebagai pegangan pelaksanaan tugas sehingga apa yang
direncanakan itulah yang dilaksanakan.

2.3 Tahapan Pelaksanaan Token Economy

Teknik token economy dalam pelaksanaannya terdiri dari beberapa tahapan. Menurut
Purwanta (2015: 152-157) menjelaskan bahwa “pelaksanaan teknik token economy
dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi”.
Agar pelaksanaan program token economy dapat berjalan dengan baik, maka ada
beberapa hal yang harus diperhatikan pada tiap tahapan. Tahapan dalam token economy
tersebut yaitu:

1. Tahap Persiapan
Ada empat hal yang perlu di persiapkan dalam melaksanakan teknik token
economy yaitu: a) menetapkan tingkah laku yang akan diubah, disebut sebagai
tingkah laku yang ditargetkan. b) menentukan barang (benda) yang mungkin dapat
menjadi penukar token. c) memberi nilai atau harga untuk setiap kegiatan atau
tingkah laku yang ditargetkan dengan token. d) menetapkan harga barang dengan
token.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap Pelaksanaan diawali dengan pembuatan kontrak antara siswa dengan guru.
Kontrak cukup secara lisan antara kedua belah pihak sehingga dapat saling
memahami, atau dapat ditulis tangan dan ditandatangani oleh pihak yang
bersangkutan. Guru dalam tahap ini melaksanakan pembelajaran sesuai perencanaan.
Apabila tingkah laku yang ditargetkan muncul, maka siswa segera diberikan token.
Setelah token sudah mencukupi untuk ditukarkan dengan barang yang diinginkan,
siswa dibimbing ke tempat penukaran token dengan membeli barang sesuai nilai
token yang didapat.
3. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini akan diketahui faktor-faktor yang perlu ditambah atau dikurangi
dalam daftar pengubahan perilaku yang telah dilaksanakan. Misalnya, nilai token
perlu diuji untuk setiap tingkah laku yang akan diubah dan melihat ketertarikan
subjek dalam program yang dibuat. Keberhasilan dan kekurangan dalam pelaksanaan
didiskusikan untuk merencakan program selanjutnya.

2.4 Kelebihan dan kekurangan teknik Token Economy


Token economy sebagai salah satu teknik dalam memodifikasi perilaku tentu
memiliki kelebihan dibandingkan dengan teknik lain. Aylon dan Azrin (Miltenberger,
2008: 510-513) menyatakan bahwa mengunakan token economy mempunyai banyak
kelebihan,yaitu:
1) Token dapat menguatkan tingkah laku siswa dengan seketika setelah terjadi.
2) Token economy tersusun dengan baik sehingga tingkah laku siswa yang diharapkan
diperkuat secara konsekuen.
3) Token merupakan penguat yang dikondisikan secara umum karena akan dipasangkan
dengan penguat lain yang bervariasi.
4) Token mudah untuk dibagikan dan penerima mudah menjumlahkan.
5) Token dapat dengan mudah diukur sehingga tingkah laku yang berbeda dapat
menerima token lebih banyak atau lebih sedikit.
6) Penukaran token mudah dilaksanakan karena penerima dapat menjumlahkan token
yang dapat mengubah masalahnya dalam bertingkah laku.
7) Penerima dapat belajar kemampuan-kemampuan yang terlibat dalam perencanaan
kedepannya dengan menyimpan token untuk penukaran hal-hal yang lebih diinginkan.
Teknik token economy dapat diimplementasikan dengan tingkat keberhasilan tertentu
untuk semua subyek yang perilakunya layak untuk dimodifikasi.

Adapun kekurangan dalam teknik token economy yaitu pada waktu,


pengorganisasian program dan harga pembelian token. Waktu dalam perencanaan cukup
lama karena harus dirancang dengan matang, begitu pula pengorganisasiannya.
Pembelian token juga memerlukan biaya yang besar karena pengadaan pengukur bukan
hanya untuk satu siswa, melainkan siswa dalam suatu kelompok bahkan kelas.

Anda mungkin juga menyukai