PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Ketiga, interaksi operan-respons memberi kita sebuah sejarah
penguatan sehingga mengikuti aturan otomatis diperkuat dan kegagalan
mengikutinya otomatis dihukum. Ketika kita mengikuti aturan maka
kecemasan akan menurun dan kecenderungan kita mempertahankan kepatuhan
akan aturan dipertahankan bukan oleh penguatan positif melainkan penguatan
negatif.
4
dan memungkinkan sering kali efektif bahkan meski penguatnya ditunda.
Sebaliknya, aturan yang mendeskripsikan dengan tidak begitu jelas situasi
dan tenggat waktu bagi perilaku tertentu, apalagi jika tidak mengarah
kepada hasil-hasil yang bisa diukur dan tidak memungkinkan, sering kali
lemah atau tidak efektif.
b. Tujuan
Sebuah tujuan adalah tingkat performa atau hasil yang berusaha diraih
individu atau kelompok. Penetapan tujuan adalah proses membuat tujuan bagi diri
sendiri atau orang lain.
Dari perspektif behavioral, sebuah tujuan adalah aturan yang bertindak
sebagai operasi motivasi untuk meraih sejumlah tujuan khusus yang diinginkan.
Dan seperti pembahasan aturan di bagian sebelumnya, tujuan sering kali
digunakan untuk memengaruhi indivdu memperbaiki performa ketika penguat
ditunda, atau penguat diberikan menurut jadwal sesekali.
1) Penetapan Tujuan Yang Efektif Dan Tidak Efektif
i. Deskripsi Tujuan Yang Spesifik Lebih Efektif Daripada Yang Samar-
samar.
Contohnya akan lebih efektif jika tujuan diet tujuan diet adalah
menurunkan berat tubuh 5 kg dalam 2 bulan, daripada sekadar
menurunkan beberapa kg berat tubuh.
ii. Tujuan Yang Terkait Pembelajaran Keterampilan Tertentu Mestinya
Mencakup Di dalamnya Kriteria penguasaannya.
Kriteria penguasaan adalah garis pedoman spesifik untuk menampilkan
sebuah keterampilan sehingga jika syarat-syarat garis pedomannya
terpenuhi, keterampilan tersebut akan bisa dikuasai. Ini berarti individu
yang sudah memenuhi kriteria penguasaan untuk sebuah keterampilan
telah mempelajarinya dengan cukup baik untuk bisa menampilkan dengan
benar kapanpun dibutuhkan.
iii. Tujuan Mestinya mengidentifikasikan Situasi Di mana Perilaku Yang
Diinginkan Harus Muncul.
Contohnya tujuan berbincang-bincang dengan audiens yang terdiri atas 30
orang tak dikenal jelas berbeda dengan tujuan berbincang-bincang hal
yang sama terhadap 2 teman yang sudah dikenal.
5
iv. Tujuan Yang realistik Dan Menantang Lebih Efektif Daripada
Tujuan Lakukan-yang-terbaik.
Kemungkinan mengapa ungkapan “lakukan terbaik yang kamu bisa tidak
efektif ialah samar-samar jangkauannya. Kemungkinan lain; ungkapan
yang dimaksudkan agar individu berusaha semaksimal mungkin, namun
tidak sampai tertekan itu malah ditafsirkan sebagai sekadar mengupayakan
sebisanya dengan cara yang semudahnya. Mereka justru menemukan
tujuan yang lebih sulit dan menantang, yaitu dengan defenisi target yang
jelas, justru mampu menghasilkan performa yang lebih baik.
v. Tujuan Yang Berkaitan Denagn Publik Lebih Efektif Daripada
Tujuan Yang semata-mata Pribadi.
vi. Penetapan Tujuab Lebih Efektif Apabila Tenggat-Waktunya
Dicantumkan.
vii. Penetapan Tujuan Plus Umpan-Balik Lebih Efektif Daripada
Penetapan Tujuan Semata.
Tujuan lebih berpotensi untuk terpenuhi apabila umpan-baliknya
mengindikasikan taraf kemajuan menuju pencapaian tujuan. Salah satu
cara menyediakan umpan-balik ini adalah membuat target kemajuan yang
akan dibuat disetiap tahapnya.
viii. Penetapan Tujuan Paling Efektif Ketika Individu Berkomitmen
Penuh Kepada Tujuan-tujuan Tersebut.
Perilaku dapat dikurangi atau dihilangkan, baik itu perilaku yang baru atau yang
sudah lama. Individu cenderung akan menghilangkan atau mengurangi perilaku yang
merugikan dirinya atau perilaku yang tidak menyenangkan untuknya. Cara
8
menghilangkannya yaitu dengan cara yang disebut dengan prosedur penghapusan dan
pengurangan perilaku atau ekstingsi (extinction).
2.2.1. Pengertian
2.2.2. Sifat-sifat
9
Pola berkurangnya perilaku setelah dihentikannya pengukuh tergantung pada
jadwal pemberian pengukuh sebelum prosedur penghapusan ini. Jadwal
pengukuhan terus-menerus lebih cepat proses hapusnya daripada jadwal
berselang. Jadwal bervariasi lebih tahan (resistan) daripada jadwal berjangka
sama.
b. Banyaknya Pengukuh yang telah diterima
Makin banyak berulang pemberian pengukuh pada masa lampau, makin
resistan perilaku terhadap penghapusan. Bila berulangnya pemberian
pengukuh belum begitu sering, maka penghapusan cepat tercapai. Demikian
juga, makin besar kuantitas pengukuh yang telah dinikmati, makin resistan
perilaku.
c. Deprivasi
Makin besar deprivasi subjek terhadap pengukuh, dan makin vital pengukuh
yang dideprivasikan, makin sulit perilaku dihapus. Karena itu prosedur
penghapusan perlu dikombinasikan dengan prosedur lain, agar kebutuhan
subjek terpenuhi dengan cara yang diingini modifikator.
d. Usaha
Makin besar usaha yang dibutuhkan untuk melaksanakan perilaku yang
mendapat pengukuhan, makin cepat penghapusan tercapai. Sifat lain yang
perlu dipahami ialah adanya peristiwa kambuh (spontaneous recovery).
Kadang-kadang perilaku yang sudah hapus, tiba-tiba timbul kembali. Perlu
diingat bahwa peristiwa semacam ini biasa terjadi, sehingga tidak
mengagetkan dan tidak membuat modifikator salah langkah. Bila terjadi
peristiwa kambuh dan pengukuh lama diberikan, maka perilaku akan terus
berulang, bahkan sukar untuk dihapuskan (makin resistan). Ini seakan-akan
meyakinkan: bila orang cukup gigih, tujuan akan tercapai juga.
2.2.3. Kelebihan & Kelemahan
a. Kelebihan
i. Prosedur ini dikombinasikan dengan prosedur lain telah terbukti efektif
diterapkan dalam berbagai macam situasi
ii. Prosedur penghapusan menimbulkan efek yang tahan lama
iii. Prosedur penghapusan tidak menimbulkan efek sampingan senegatif
prosedur – prosedur yang menggunakan stimuli aversif atau hukuman
b. Kelemahan
10
i. Efek tidak terjadi dengan segara
ii. Frekuensi dan intensitas sementara meningkat
iii. Perilaku – perilaku lain, termasuk perilaku agresif, sering timbul akibat
penghapusan.
iv. Imitasi perilaku oleh orang lain
v. Kesukaran menemukan pengukuh yang mengontrol
vi. Kesukaran menghentikan pengukuhan
2.2.4. Aplikasi
11
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Sebelum merancang sebuah progam modifikasi perilaku yang melibatkan
prosedur-prosedur seperti pembentukan dan perantaian
2. Sebuah perilaku yang dispesifikasikan oleh aturan akan mengarah kepada
penguat yang sudah diidentifikasikan didalam aturan, ataupun sebaliknya yang
tidak mengikuti aturan akan mengarah kepada penghukum
3. Terdapat 5 aturan yang efektif vs tidak efektif yakni : deskripsi perilaku yang
spesifik vs samar-samar, konsekuensi yang memungkinkan vs tidak
memungkinkan, konsekuensi yang dapat diukur vs kecil namun signifikan
secara kumulatif, dan tenggat-waktu vs tanpa tenggat-waktu.
4. Cara menghilangkannya yaitu dengan cara yang disebut dengan prosedur
penghapusan dan pengurangan perilaku atau ekstingsi (extinction).
5. Prosedur penghapusan ialah prosedur menghentikan pemberian pengukuh
pada perilaku yang semula dikukuhkan, sampai ke tingkat sebelum perilaku
tersebut dikukuhkan
2. Saran
Disarankan bagi yang ingin melakukan prosedur modifikasi perilaku agar bisa membaca
lebih banyak sumber lain.
12