CYBERCOUNSELING THERAPY
KELOMPOK 7:
1. Ayu Yuli Eka Pratiwi
2. Ririn Safarina
3. Riska Sylvia
1715132587
1715132601
1715132600
CYBERCOUNSELING
A. Pendahuluan
Hadirnya teknologi informasi dan komunikasi membuka era baru dalam profesi
konseling (Zeng dalam Ifdil, 2013). Kondisi ini merupakan tantangan tersendiri bagi para
guru bimbingan dan konseling atau konselor untuk dapat berperan serta dan dapat
menguasai berbagai keterampilan didalamnya.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi berbasis
komputer, sejak tahun 1980-an peran komputer telah banyak dikembangkan dalam
bimbingan dan konseling. Bidang yang telah banyak memanfaatkan jasa komputer ialah
bimbingan karier dan bimbingan konseling pendidikan.
Sering kali permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa/remaja berawal dari
dunia online, teknologi informasi juga dapat secara sosial mengisolasi dan telah
menyebabkan masalah sosial baru khususnya dikalangan anak-anak dan remaja (Csiernik
dalam Ifdil, 2013). Tidak hanya itu, konselor juga dapat mengalami masalah di lapangan
berawal dari dunia online. Lebih lanjut dunia online dapat dijadikan sarana dalam
membantu guru BK/konselor untuk meng-update pengetahuannya guna membantu
mengerjakan tugas, seperti mencari referensi, diskusi, dan sebagainya.
Seiring dengan itu penyelenggaraan konseling juga tidak hanya dilakukan face to
face (FtF) dalam satu ruang tertutup, namun bisa dilakukan melalui format jarak jauh
yang dibantu teknologi yang selanjutnya dikenal dengan istilah e-counseling (Gibson
dalam Ifdil, 2013). Istilah e-counseling berasal dari bahasa inggris yaitu e-counseling
(electronic counseling) yang secara singkat dapat diartikan yaitu proses penyelenggaraan
konseling secara elektronik.
Cikal bakal berdirinya istilah e-counseling berawal dari penyelenggaraan
konseling online pada decade 1960-1970, sebagaimana menyebutkan bahwa konseling
online pertama kali muncul pada decade 1960 dan 1970 dengan perangkat lunak program
Eliza dan Parry (Koutsonika dalam Ifdil, 2009). Tetapi secara online, juga dikenal sebagai
e-terapi, e-konseling, tele-terapi atau cyber counseling, merupakan perkembangan yang
relative baru dalam kesehatan mental dimana seorang terapis atau konselor memberikan
saran psikologis dan dukungan melalui internet. Hal ini dapat terjadi melalui email, video
conferencing, online chat, atau telepon internet. Terapi secara online dapat terjadi secara
real-time, seperti dalam percakapan telepon dan online chat room, atau dalam format
waktu-tertunda, seperti melalui pesan e-mail.
Cyber counseling adalah sebuah konsep yang relative baru teknologi konseling
dimungkinkan oleh pengenalan internet untuk bidang ini teknologi. Cyber counseling
didefinisikan sebagai praktek konseling professional dan pengiriman informasi yang
terjadi ketika client (s) dan konselor berada di lokasi yang terpisah atau jauh dan
memanfaatkan sarana elektronik untuk berkomunikasi melalui internet. Cyber
counseling menggunakan bentuk komunikasi elektronik di tempat tatap muka atau
telepon komunikasi dimediasi (John Bloom dalam Law, 2011).
Penting untuk dicatat bahwa terapi secara online tidak dapat dianggap psikoterapi
dan tidak akan pernah menggantikan terapi tradisional. Dalam banyak hal, e- terapi
berbagi beberapa persamaan dengan kehidupan pembinaan. Sementara terapis online
tidak dapat mendiagnosa atau mengobati penyakit mental online, mereka dapat
menawarkan bimbingan dan nasehat kepada orang-orang yang mengalami masalah dalam
hubungan, pekerjaan, atau kehidupan. E-terapi memiliki keterbatasan, tetapi dengan cepat
menjadi sumber daya penting untuk semakin banyak konsumen.
B. Pengertian Cybercounseling
Cybercounseling, or WebCounseling, as it is called by the National Board of
Certified Counselors (NBCC), is defined by NBCC as the practice of professional
counseling and information delivery that occurs when client and counselor are in
separate or remote locations and utilize electronic means to communicate over the
Internet. This definition would seem to include Web pages, email, and chat rooms but
not telephones and faxes.
Cybercouseling atau Webcounseling, sebutan dari National board of Certified
Counselors (NBCC) adalah sebuah praktek konseling professional dan merupakan sebuah
proses pengiriman pesan yang terjadi antara klien dan konselor pada tempat yang terpisah
atau dengan jarak yang berjauhan dan menggunakan media elektronik untuk
berkomunikasi melalui internet.
Definisi tersebut meliputi halaman web, email, chat room, tapi tidak untuk telepon
dan faks. Konseling online masuk dalam kategori telehealth, yaitu penggunaan teknologi
telekomunikasi untuk melakukan perawatan kesehatan yang tersedia bagi siapa saja yang,
entah karena pilihan atau keharusan, menerima perawatan tanpa kehadiran fisik seorang
praktisi/ahli.
Dalam bidang konseling maya dimana terapis tidak memiliki akses visual dan
komunikasi non-verbal, ada berbagai strategi digunakan untuk mengkompensasi
kurangnya isyarat. Salah satu bentuk tersebut adalah penggunaan emoticon (misalnya, ,
,:-S), yang desain kreatif yang meniru ekspresi wajah dan dengan demikian
menunjukkan pengirim perasaan atau pengakuan perasaan penerima. Selain itu, ukuran
mengubah font atau teks dapat menggambarkan perubahan nada untuk pembaca.
mengalami suatu masalah (klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi
klien (Prayitno dan Amti, 2004). Sedangkan kata online diartikan sebagai komputer atau
perangkat yang terhubung ke jaringan (seperti internet) dan siap untuk digunakan (atau
digunakan oleh) komputer atau perangkat lain.
Lebih lanjut Fields menyebutkan bahwa konseling online adalah layanan terapi
yang relatif baru. Konseling dikembangkan dengan menggunakan teknologi komunikasi
dari yang paling sederhana dari yang menggunakan email, sesi dengan chat, sesi dengan
telepon, pc- to- pc sampai penggunaan dengan menggunakan webcam (video live
sessions), yang secara jelas menggunakan komputer dan internet (Kenneth, 2011).
Konseling online adalah klien dan konselor berkomunikasi menggunakan
streaming video dan audio. Konseling menggunakan komputer sehingga tercipta
komunikasi antara konseli dan konselor (Haberstroh dalam Ifdil, 2013).
Konsleing online sangat nyaman memungkinkan anda untuk mengakses layanan
konseling professional pada jadwal anda sementara menghemat waktu dengan banyaknya
kebutuhan untuk perjalanan ke dan dari kantor. Bagi mereka yang tinggal di daerah
pedesaan, atau untuk siapa konseling professional tidak mudah diakses, konseling online,
konseling telepon, dan terapi internet menyediakan akses ke layanan tersebut dinyatakan
tidak tersedia.
Konseling online terjangkau dengan tarif, biaya dan pilihan yang jauh fleksibel
daripada konseling kantor tradisional. Konseling online efektif, rahasia, nyaman dan
terjangkau. Konseling ini sangat efektif dalam mencari saran hubungan, konseling
pernikahan atau gangguan untuk depresi, kecemasan, panic, sedih, marah, stress, atau
trauma, terapi dan konseling secara online internet melalui email, live chat, konseling
telepon atau webcam conferencing menyediakan dukungan, wawasan, umpan balik,
bimbingan dan dorongan dalam pribadi, nyaman pengaturan (Kenneth, 2011).
Beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa konseling online adalah usaha
membantu (teraupetik) terhadap klien atau konseli dilakukan dengan memanfaatkan
teknologi informasi, komputer dan internet.
D. Ciri-ciri Cybercounseling
Konseling dengan menggunakan Cybercounseling berbeda dengan konseling pada
umumnya dicirikan dengan kriteria sebagai berikut:
1) Menggunakan media internet.
2) Tidak bertatap muka disatu tempat yang sama,
3) Penilaian dalam bidang konseling Cyber pengambilan datanya diperoleh dari
klien yang diminta untuk melengkapi alat penilaian online/kontrak konseling.
4) Menilai klien yakni melalui teks yang mereka tulis berbasis representasi.
5) Pola Komunikasi tertulis.
6) Memadu komponen dengan menggandeng masa posting dan pencocokan bahasa
klien, metafora, dan gaya menulis dalam web berbasis konseling.
E. Tujuan Cybercounseling
Tujuan utama yang ingin dicapai dengan menggunakan Cybercounseling antara lain:
1) Menambah keterampilan komunikasi konseling khususnya konselor.
2) Memudahkan proses konsultasi bagi individu bermasalah yang
ingin
menyelesaikan masalahnya dengan cepat dan tepat, fleksibel dalam waktu dan
tempat.
3) Menyediakan ruang bantuan menanggapi postingan remaja dan anak yang
bermasalah dengan tetap memperhatikan asas kerahasiaan.
4) Gerakan pemberdayaan dan konstruktif.
F. Teknik-teknik Cybercounseling
Yang menjadi teknik dasar dalam pelaksanaan Cybercounseling tidak berbeda
jauh dengan konseling secara umum yakni interpersonal skill dan intrapersonal skill yang
meliputi:
1) Interview awal namun dilakukan melalui proses secara tertulis.
2) Role playing dapat dilakukan jika memungkinkan, melihat kondisi pasien yang
mendesak atau juga dapat dinilai dari tulisannya. Percontohan harus dilakukan
dengan sesederhana mungkin agar tidak melenceng dari tujuan dan menimbulkan
ambiguitas.
kontinum
fleksibel
dimana
saling
berhubungan
dan
bersambung sesuai tahap dan lebih terbuka untuk dimodifikasi, mulai dari tahap
awal sampai tahap akhir, juga penggunaan teknik-teknik umum dan khusus tidak
secara penuh seperti penyelenggaraan konseling secara langsung.
4) Supervise dan riset, yaitu kegiatan untuk memberikan supervise kepada konselor
yang menggunakan internet untuk mengevaluasi langkah yang telah ditempuh
serta pengembangan selanjutnya. Demikian pula
cybercounseling dapat
kecepatan
koneksinya,
teruma
dalam
menjalankan
yang
membutuhkan
layanan
di
luar
jam
sekolah/non
J. Kesimpulan
Dunia bimbingan dan konseling yang sudah sejak lama memasuki Indonesia
khususnya, saat ini sedang melebarkan sayap keilmuannya di bidang teknologi. Lahirnya
konseling online atau cybercounseling sebagai bukti bahwa sesuatu yang mutakhir yang
dapat mengikuti kecepatan dan keaktifan komunikasi lewat internet merupakan layanan
tanpa harus berhadapan langsung dengan klien. Demikian pun konseli, dapat memperoleh
informasi dalam ruang lingkup yang luas.
Cybercounseling adalah salah satu strategi bimbingan dan konseling yang bersifat
virtual atau konseling melalui bantuan koneksi internet. Konseling online hadir sebagai
usaha membantu konseli/klien dengan bantuan teknologi seperti perangkat komputer dan
internet. Konseling online akan lebih tepat pada sasarannya jika konseli adalah seseorang
yang sulit menemukan waktu luang namun ingin berkonsultasi. Hal ini juga diperkirakan
lebih fleksibel, terjangkau. Umumnya konseling ini akan efektif dalam mencari saran
dalam sebuah hubungan, bantuan untuk depresi, kecemasan, kesedihan, atau trauma.
Beragamnya teknologi informasi baik media di internet membuat konseling
online sekarang lebih mudah di akses. Melalui email, live-chat (yahoo messenger),
konseling telepon, video counferencing, konseli/klien dapat melakukan konseling secara
professional. Pendekatan cybercounseling cocok untuk mengatasi berbagai masalah
kesehatan mental seperti gangguan makan, pelecehan seksual, payudara dan kanker
lainnya, HIV dan penyalahgunaan zat/kecanduan.
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.uinsby.ac.id/9782/4/bab%202.pdf