Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/307863738

Coping Stress At Work Pada Personel Dinas Psikologi TNI Angkatan Laut

Working Paper · June 2016


DOI: 10.13140/RG.2.2.12911.43681

CITATIONS READS

0 916

1 author:

Rista nandya safira


Airlangga University
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Rista nandya safira on 07 September 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Coping Stress At Work Pada Personel Dinas Psikologi TNI Angkatan Laut

COPING STRESS AT WORK PADA PERSONEL DINAS PSIKOLOGI


TNI ANGKATAN LAUT

Rista Nandya Safira, Charisma Naturalita Prativhi, and Yullia Rizki Cahya S
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Surabaya
Kampus C Mulyorejo, Surabaya – 60115, Indonesia
rista.nandya11@gmail.com

Abstrak
Dalam lingkungan pekerjaan, tentu individu pernah merasakan tekanan akibat beban
pekerjaan yang berlebih. Dalam menangani tekanan tersebut maka individu melakukan coping stress.
Coping merupakan suatu usaha kognitif dan behavioral yang dilakukan untuk mentolelir, menguasai,
ataupun untuk mengurangi tuntutan eksternal, internal, serta konflik mereka (Folkman dan Lazarus
1980). Berdasarkan fungsinya coping dibagi menjadi dua yaitu, Problem focused
coping dan emotional focused coping . Stress merupakan keadaan internal yang diakibatkan oleh
tuntutan fisik dari tubuh, kondisi lingkungan, dan sosial yang dinilai membahayakan, tidak bisa
dikendalikan, melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya (Folkman dan Lazarus, 1986).

Kata kunci : Stress, Coping Stress

Pendahuluan adalah proses (Lazarus & Folkman, 1986).


Lazarus & Cohen (1977), membagi dua tipe
Pekerjaan merupakan aktivitas atau
kegiatan yang dilakukan oleh responden dengan kejadian yang dapat menyebabkan stres yaitu

tujuan untuk memperoleh penghasilan daily hassles dan personal stressor.

(Notoatmodjo, 2010). Jenis pekerjaan dibagi Stres kerja adalah kondisi dinamis dimana
menjadi 7 antara lain pedagang, buruh/tani, PNS, seseorang dihadapkan dengan langsung dengan
TNI/polri, pensiunan, wiraswasta, dan IRT hambatan, kesempatan, atau tuntutan yang
(Notoatmodjo, 2012). berhubungan dengan apa yang ia inginkan
padahal keberhasilan masih tidak pasti (Robbins,
Lazarus & Folkman (1986)
mengungkapkan stres merupakan keadaan 2007:368). Sumber stres kerja yang dialami oleh
seorang karyawan setidaknya ada 3 yaitu,
internal yang diakibatkan oleh tuntutan fisik dari
tubuh, kondisi lingkungan, dan sosial yang tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan pribadi

dinilai membahayakan, tidak bisa dikendalikan, (Robbins, 2007:372).

melebihi kemampuan individu untuk Berdasarkan pada studi dari Zackya Yahya
mengatasinya. Stres memiliki memiliki tiga Setyawan dkk di tahun 2008 dengan judul Stres
bentuk yaitu stimulus, respon, dan yang terakhir Kerja Dan Kecenderungan Gejala Gangguan
Mental Emosional Pada Karyawan Redaksi stres kerja sedang. Persentase depresi yang
Surat Kabar “X”hasil penelitian penulis adalah dialami responden yaitu sebanyak 46,7% depresi
sebagian besar kelompok responden yang ringan dan 53,3% tidak depresi dan peneliti
mengalamistres sedang sampai tinggi menyimpulkan ada hubungan positif yang
mengalami stresor terbanyak signifikan antara stres kerja dengan tingkat
berupa beban kerja berlebih kuantitatif. Faktor- depresi. Perusahaan CV Horison Semarang,
faktor yang berperan dalam terjadinya stres
Folkman dan Lazarus (1980) menyatakan
adalah kurangnya waktu untuk istirahat,
coping merupakan suatu usaha kognitif dan
banyaknya pertemuan yang tidak efektif, dan
behavioral yang dilakukan untuk mentolelir,
banyaknya karyawanan yang harus diselesaikan
menguasai, ataupun untuk mengurangi tuntutan
dalam waktu yang bersamaan. Prevalensi
eksternal, internal, serta konflik mereka. Coping
KGGME pada karyawan cukup tinggi, yaitu
dibedakan menjadi dua bentuk mendasar yaitu
58%. Nilai ini lebih tinggi jika dibandingkan
emotion-focused dan problem-focused coping
dengan hasil penelitian serupa maupun dengan
(Lazarus dan Folkman, 1984). Folkman dan
populasi umum yaitu (26,4%), yang didapat dari
Lazarus (1980) dalam “Ways of Coping
Survey Kesehatan Rumah Tangga (1998 antara
Questionnarie” membagi kelompok strategi
beban kerja dan kualitas karyawan.
coping menjadi delapan yaitu confrontative
Berdasarkan hasil Persatuan Perawat coping, distancing, self-controlling, seeking
Nasional Indonesia (PPNI) tahun 2006 bahwa social support, accepting responsibility, escape-
50,9 % perawat Indonesia yang aktif mengalami avoidance, planful problem-solving, dan positive
stres kerja, sering merasa pusing, lelah, kurang reapprisal.
ramah, kurang istirahat akibat beban kerja
Studi dari Julie Taylor & Kirk Chang di
terlalu tinggi serta penghasilan yang tidak
tahun 2012 yang berjudul Do Your Employees
memadai. Sedangkan American National
Use the Right Stress Coping Strategies? terdapat
Association for Occupational Health (ANAOH)
tiga temuan penting dari hasil dai penelitian
menempatkan kejadian stress pada perawat
mereka. Pertama strategies of self assistance dan
berada diurutan paling atas pada empat puluh
changing beliefs dapat mengurangi tingkat stres
pertama kasus stres pada pekerja (Ratnasari,
yang dirasakan. Kedua, ketergantungan pada
2009).
avoidance strategy dapat mengintensifkan
Berdasarkan pada studi dari Wira Sukma tingkat stres yang dirasakan. Ketiga, strategies
Perdana di tahun 2007 yang berjudul hubungan of seeking assistance dan intervensi kelompok
antara stres kerja dengan tingkat depresi pada mungkin tidak efektif ketika diterapkan untuk
karyawan di cv horison semarang dari total coping stres di tempat kerja.
populasi, yaitu sebanyak 30 orang. Persentase
Berdasarkan penjelasan di atas
stres kerja yang dialami responden yaitu
menunjukkan ada beberapa cara seseorang
sebanyak 46,7% stres kerja berat dan 53,3%
dalam melakukan coping stres di tempat kerja. 2. Teknik Sampling
Oleh karena itu peneliti merasa perlu untuk
Pengambilan subjek dalam penelitian ini
membuktikan dugaan tersebut dengan meneliti menggunakan teknik random sampling
strategi coping manakah yang paling banyak yaitu peneliti memberikan hak yang sama
kepada subjek untuk memperoleh kesempatan
dipakai tentara Dinas Psikologi TNI Angkatan
dipilih menjadi sampel. Kriteria utama dalam
Laut untuk menangani stress di tempat kerjanya. pemilihan sampel yaitu personil Dinas Psikologi
Angkatan Laut yang bersedia menjadi partisipan
Metode Penelitian dalam penelitian kami.

Penelitian ini adalah penelitian 3. Populasi Penelitian


deskriptif yang menggunakan pendekatan
kuantitatif. Menurut Sugiono (2003: 11) Pengambilan data dilakukan di Dinas
penelitian deskriptif adalah penelitian yang Psikologi Angkatan Laut dengan subyek tentara
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel yang bekerja di tempat tersebut, pengambilan
mandiri, baik satu variabel atau lebih data diambil dari 40 orang tentara yang bekerja
(independen) tanpa membuat perbandingan, atau di Dinas Psikologi Angkatan Laut dengan
menghubungkan dengan variabel yang lain. gender yang berbeda.
Pada penelitian ini data yang diperoleh dari
Alat Ukur Coping Stress
sampel populasi penelitian dianalisis sesuai
dengan metode statistik yang digunakan Skala yang peneliti gunakan pada
kemudian diinterpretasikan. penelitian ini dalam mengukur strategi coping
stress adalah dengan menggunakan Coping
Variabel Penelitian
Stress Inventori yang merupakan adaptasi
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari satu dari kuisioner Ways of Coping miliki Folkman
variabel yaitu coping stress. & Lazarus yang telah diterjemahkan
ke dalam Bahasa Indonesia oleh peneiti. CSI
Subjek Penelitian menggunakan skala likert dengen lima
1. Karakteristik Subyek Penelitian alternatif, yaitu Tidak sama sekali (1), sedikit (2),
kadang-kadang (3), sering (4),
Sesuai dengan tujuan penelitian untuk melihat
selalu (5).
coping stress at work pada personel TNI
Angkatan Laut di Dinas Psikologi TNI Uji Coba Alat Ukur
Angkatan Laut. Maka karakteristik subjek dalam Validitas Item
pengambilan data, adalah sebagai berikut :
Validitas adalah sejauh mana sebuah
a. Personel TNI Angkatan Laut berpangkat hasil tes dapat merepresentasikan apa yang ingin
Bintara, Tamtama dan PNS di Dinas diukur, sehingga hasil yang muncul sesuai
Psikologi TNI Angkatan Laut. dengan apa yang ingin diukur (Bordens &
b. Berusia 28-50 tahun. Abbott, 2008). Menurut Azwar (2007), validitas
c. Dinas Psikologi Angkatan Laut yang adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan
berada di Juanda, Sidoarjo. Lokasi ini suatu instrumen pengukur dapat melakukan
dipilih karena jumlah personel fungsi ukurnya. Jika validitas alat ukur tinggi
mencukupi dan lokasi yang strategis dan maka dapat dikatakan bahwa alat ukur 50
efisien dala pengambilan data. tersebut mampu memberikan hasil ukur yang
sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
tersebut. Namun sebaliknya, jika validitas suatu
alat ukur rendah maka alat ukur tersebut tidak
akan akan bisa mengukur sesuai dengan maksud dengan koefisien reabilitas (rxx’). Koefisien
pengukuran dilakukan (Azwar, 2007). reabilitas tersebut memiliki rentang 0,70 -1.00.
Semakin mendekati 1,00 maka semakin baik
Untuk menguji validitas alat ukur yang reabilitas dari alat ukur. Karena peneliti
digunakan ini, peneliti melakukan uji validitas menggunakan alat ukur Coping Strategi
muka(face validity) dan uji validitas isi (content Inventory (CSI) milik David L Tobing yang
validity). Uji face validity dilakukan untuk telah diadaptasi dari kuisioner Ways of
menunjukkan bahwa item-item skala Coping miliki Lazarus yang telah diuji
pengukuran ini dapat memberikan kesan mampu sebelumny, memiliki koefisien reabilitas Alpha
mengungkapkan konsep yang hendak diukur dan Cronbach 0.71 hingga 0,94 (m = 83).
telah diterjemahkan sesuai dengan skala aslinya.
Peneliti juga melakukan uji content validity, Teknik Analisis Data
yang berfungsi untuk mengukur ketepatan suatu
alat ukur (skala strategi coping stress) ditinjau Pada penelitian ini alat pengumpul data
dari isi (content) alat ukur. Dikatakan memiliki digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini
content validity adalah apabila isi alat ukur dilakukan dengan menggunakan teknik skala
mewakili keseluruhan karakteristik isi yang untuk mengambil data penelitian. Data yang
hendak diukur. Untuk mengetahuinya, peneliti akan diambil, meliputi jenis kelamin.
meminta penilaian dari orang yang kompeten Perhitungan data identitas subyek dilakukan
(expert judgement) yaitu Sami’an selaku dosen dengan menggunakan program komputer SPSS
pengampu mata kuliah Kesehatan Mental 22.0.
Perilaku Kerja di Fakultas Psikologi Universitas
Hasil Dan Pembahasan
Airlangga Departement Psikologi Industri dan
Organisasi dan Ahmad Rivai selaku Kepala Hasil
Seksi Banprofpsi (Bantuan Profesi Psikologi) di
Dinas Psikologi Angkatan Laut Kota Sidoarjo. Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa mean dari data Coping Strategi Inventory
Reliabilitas Item pada personil Dinas Angkatan laut adalah 235,6
dari total skor skala 450, ini menunjukkan
Reliabilitas mengacu kepada konsistensi bahwa posisi data berada di tengah. Median dari
atau keterpercayaan hasil ukur yang data adalah 236. Mode atau data yang sering
mengandung makna kecermatan pengukuran muncul adalah 236. SD atau standar deviasi dari
(Azwar, 2007). Reliabilitas mengacu kepada data adalah 20,190. Range dari data ini adalah
konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang 93. Nilai minimum dari data CSI yang peneliti
mengandung makna kecermatan pengukuran. dapatkan adalah 198 dan nilai maksimumnya
Pengukuran yang tidak reliabel akan adalah 291.
menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya
akibat kesalahan perbedaan skor yang
dikarenakan faktor kesalahan.

Pengukuran yang tidak reliabel juga


tidak akan konsisten dari waktu kewaktu (Azwar,
1997). Selain itu, Reliabilitas merupakan suatu
alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas, apabila
dipergunakan berkali-kali oleh peneliti yang
sama atau peneliti lain tetap akan memberikan
hasil yang sama. Untuk mengukur reabilitas alat
ukur yang digunakan ini, peneliti menggunakan
reabilitas Alpha Cronbach yang dinyatakan
Tabel I Dari data tersebut diketahui bahwa
berdasarkan penormaan mengggunakan skala
alat ukur, rata-rata tingkat coping stress
karyawan di Dinas TNI AL berada pada norma
yang sedang. Kemudian terdapat 11 orang yang
berada pada kategori tinggi. Dengan melihat
hasil ini, peneliti kemudian melakukan
penormaan menggunakan skala kelompok untuk
melihat apakah hasil dari penormaan
menggunakan skala kelompok juga
menunjukkan hasil bahwa tingkat coping stress
karyawan di Dinas TNI AL berada pada kategori
sedang.

Berikut merupakan penormaan


menggunakan norma kelompok:

Kategori Skor N
Sangat Rendah < 218,8 8
Rendah 218,9 – 230,4 8
Sedang 230,5 – 239,6 8
Tinggi 239,7 – 248 9
Sangat Tinggi >248,1 7
Tabel III

Berdasarkan data yang ditampilkan pada


tabel diatas menunjukkan bahwa sampe berada
Setelah dilakukan uji normalitas, data pada distribusi yang kurang lebih sama. Cukup
yang peneliti peroleh menunjukkan bahwa data merata persebarannya. Namun disini nampak
berdistribusi dengan dengan. Hal tersebut dilihat bahwa kategoori tinggi merupakan kategori
dari tingkat signifikansi instrumen penelitian, dengan jumlah terbanyak, meskipun hanya
yaitu >0,05. Sehingga data ini dapat peneliti selisih satu angka saja.
norma berdasarkan norma kelompok, hak ini
Selain menganalisis menggunakan
dapat dilakukan karena persebaran data normal.
penormaan skala dan kelompok. Peneliti juga
Data peneliti lakukan penormaan karena dengan
melakukan analisis coping stress pada gender.
begitu peneliti bisa melihat tingkat coping stress
Dari hasil penellitian ditemukan fakta bahwa
yang terjadi di tempat penelitian yang disini
laki-laki lebih banyak yang berada pada kategori
adalah Dinas TNI AL.
tinggi untuk tingkat coping stress-nya yaitu 30%.
Berdasarkan penormaan menggunakan Sedangkan perempuan terdapat dua kategori
skala diperoleh hasil sebagai berikut: yang dominan namun sangat kontradiksi, yaitu
31% berada pada kategori sangan rendah dan 31%
Kategori Skor N untuk kategori sangat tinggi.
Sangat Rendah 72 – 129,6 -
Rendah 129,7 – 187,2 - Pembahasan
Sedang 187,3 – 244,8 29
Tinggi 244,9 – 302,4 11 Dari data pada tabel II diketahui bahwa
Sangat Tinggi 302,5 - 360 - berdasarkan penormaan mengggunakan skala
Tabel II alat ukur, rata-rata tingkat coping stress
karyawan di Dinas TNI AL berada pada norma
yang sedang. Kemudian terdapat 11 orang yang penormaan kelompok. Sedangkan hasil norma
berada pada kategori tinggi. Dengan melihat dengan norma kelompok juga menampilkan
hasil ini, peneliti kemudian melakukan hasil yang sama yaitu tingkat Coping Stress
penormaan menggunakan skala kelompok untuk berada pada kategori sedang. Dari hasil data
melihat apakah hasil dari penormaan yang diambil dengan subjek sebanyak 40 orang
menggunakan skala kelompok juga diatas, bisa 8 orang masuk dalam kategori
menunjukkan hasil bahwa tingkat coping stress strategi coping stres sangat rendah, rendah, dan
karyawan di Dinas TNI AL berada pada kategori sedang. 9 orang memiliki strategi coping stres
sedang. tinggi. Dan 7 orang sisanya memiliki strategi
coping stres sangat tinggi.
Berdasarkan data yang ditampilkan pada
tabel III menunjukkan bahwa sampe berada Daftar Pustaka
pada distribusi yang kurang lebih sama. Cukup
merata persebarannya. Namun disini nampak Azwar, S. (2013). Metode Penelitian.
bahwa kategoori tinggi merupakan kategori Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
dengan jumlah terbanyak, meskipun hanya Baron, R.A., & Byrne,D. (1991). Social
selisih satu angka saja. Psychology Understanding Human Interaction. 6
Selain menganalisis menggunakan th
penormaan skala dan kelompok. Peneliti juga Ed. Boston: Allyn and Bacon.
melakukan analisis coping stress pada gender.
Dari hasil penellitian ditemukan fakta bahwa Bordens, K. S. & Abbott, B. B. (2008). Research
laki-laki lebih banyak yang berada pada kategori design and methods: A process
tinggi untuk tingkat coping stress-nya yaitu 30%.
Sedangkan perempuan terdapat dua kategori approach7th edition. New York: McGraw-Hill.
yang dominan namun sangat kontradiksi, yaitu
Chang, K and Taylor, J 2014, 'Do your
31% berada pada kategori sangan rendah dan 31%
employees use the right stress coping strategies' ,
untuk kategori sangat tinggi.
International Journal of Commerce and Strategy,
Kesimpulan
5 (2) , pp. 99-116.
Berdasarkan penelitian yang kami
Diehl, M., & Hay, E. L. (2010). Risk and
lakukan dengan fokus untuk mengukur tinggi-
resilience factors in coping with daily stress in
rendahnya strategi Coping Stress pada personel
Dinas Psikologi TNI AL. Diperoleh kesimpulan adulthood: the role of age, self-concept
tingkat Coping Stress yang terdapat pada incoherence, and personal
personel Dinas Psikologi TNI AL tergolong
sedang, hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil control. Developmental psychology, 46(5), 1132.
analisis penormaan skala yang kami lakukan,
Hadi, Sutrisno. (2007). Statistika: Jilid II.
pada hasil norma dengan skala alat ukur sampel
Yogyakarta: Andi.
berada pada satu kategori yang sama yaitu
kategori sedang. Dari hasil data analisis Lazarus, R. S., & Cohen, J. B. (1977).
penormaan dengan skala alat ukur, strategi Environmental Stress. In I. Altman and J. F.
coping stres tentara pada Dinas Psikologi
Angkatan laut terlihat hampir semua tentara Wohlwill (Eds.), Human behavior and the
yaitu sebanyak 39 orang masuk dalam kategori environment: Current theory and research.
sedang dan hanya 1 orang saja yang memiliki
New York: Plenum.
kategori tinggi. Dari hasil tersebut, maka kami
juga melakukan analisis dengan menggunakan
Lazarus, R.S. and Folkman, S., 1984. Stress, Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya.
Apraisal and Coping. New York: Springer
Rice, P.L. (1992). Stress and Health. Second
Publishing Company. edition. Wadsworth, Inc.

Mark, G., & Smith, A. P. (2012). Occupational Riduwan & Sunarto. (2008). Statistika untuk
stress, job characteristics, coping, and the Penelitian. Bandung: Alfabeta

mental health of nurses. British journal of health Robbins P, Stephen & Judge A, Timothy.
psychology,17(3), 505-521. (2007).Organizational Behaviour. New Jersey:

Jackson, A. D. (2004). A Survey of the Prentice Hall.


Occupational Stress, Psychological Strain, and
Setyawan, Z. Y., Amri, Z., & an ardi
Coping Resources of Licensed Professional Sosrosumihardjo, D. Stres Kerja dan
Counselors in Virginia: A Replication Kecenderungan

Study. Gejala Gangguan Mental Emosional pada


Karyawan Redaksi Sur at Kabar" X" di
Nursalam, dan Siti Pariani. 2010. Pendekatan
Praktis Metodologi Riset Keperawatan. CV. Jakarta.

Agung Seto. Jakarta Shertzer, B. E., & Stone, S. C. (1980).


Fundamentals of counseling. Houghton Mifflin
Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan
Perilaku Kesehatan.. Penerbit Rineka Cipta. Harcourt (HMH).

Jakarta. Smith, K. L. (2012). Coping mechanisms and


level of occupational stress among agriculture
Perdana, Wira Sukma (2007) Hubungan Antara
Stres Kerja Dengan Tingkat Depresi Pada teachers and other teaching populations.

Karyawan Di Cv Horison Semarang. Taylor, S.E. (2009). Health Psychology. Seventh


Undergraduate thesis, Diponegoro University. edition. McGraw-Hill, Inc.

Prihatini, L.D. 2007. Analisis Hubungan Beban Tobin, D. L., Holroyd, K. A., & Reynolds, R. V.
Kerja dengan Stres Kerja Perawat di tiap C. (1984). Coping strategies

Ruang Rawat Inap RSUD Sidikalang. Medan: inventory. CSI Manual


Program Pascasarjana USU.

Ratnasari, 2009. Stres Pada Perawat di Instalasi


Rawat Inap Rumah Sakit Menur Surabaya.

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai