Anda di halaman 1dari 20

Materi 1: Berkarier dan Bekerja

Perkembangan makna karier

• Kata “karier” dari bahasa Perancis “carrierre” = arena balap, jalan raya, atau arena dimana
hanya sekali berlalu.

• Dalam penggunaannya makna kata ini lekat dengan arti yang berhubungan dengan
pekerjaan.

Perkembangan makna”karier” (Gardiner, 2006)

• Awal abad 20, Frank Parson thn 1909, berganti-ganti antara kata vocation (pekerjaan,
lapangan kerja) dan occupation (pekerjaan, jabatan), hanya sesekali menggunakan kata
“career”.

• Tahun 1950an-1960an. Konsep karier mjd lebih luas. Super, Tiedman, dan Borow pada tahun
1961 mendefinisikan “karir” sebagai sequence of occupations, jobs, and positions dalam
hidup seorang individu

• Tahun 1970an-1900an, the National Vocational Guidance Association (NVGA)


mendefinisikan karir sebagai waktu yang mengiringi aktivitas kerja dari sebuah pola hidup
yang bertujuan melalui kerja yang dilakukan oleh individu. Perluasan makna karir terjadi dari
sebuah sinonim untuk pekerjaan/occupation, meluas menjadi pola yang menggabungkan
hampir semua aktivitas hidup.

• 1990 ke atas konsep baru karier

Bekerja

• Bagian sentral dari hidup banyak orang

• Dapat mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan

Bekerja sebagai pemenuhan kebutuhan

• Teori Hirarki kebutuhan Abraham Maslow (1943)

Bekerja sebagai pemenuhan kebutuhan

• Memenuhi kebutuhan dasar (fisiologis)

• Memenuhi kebutuhan akan keamanan, meningkatkan kenyamanan pada keluarga

• Memenuhi kebuuthan akan penerimaan sosial dan kedekatan

• Memenuhi kebutuhan akna harga diri(personal worth, pencapaian prestasi)

• Aktualisasi diri

Bekerja sebagai pemenuhan kebutuhan

• Orang dapat termotivasi untuk bekerja dengan berbagai kombinasi dari alasan tsb

• Dapat tidak secara hirarki, kecuali untuk kebutuhan dasar yang pasti dibutuhkan oleh semua
orang

Bekerja sebagai identitas publik dari individu


• Bekerja sebagai suatu ekspresi public image

• suatu pekerjaan dapat menjadi suatu cara untuk menunjukkan tingkatan sosial (pekerjaan,
kelas sosial, prestige)

• Apa yang orang lakukan untuk dapat hidup terkadang dilihat sebagai bagian yang esensial
dari seseorang

Bekerja sebagai identitas personal atau konstruksi self

• Ekspresi dari self image

• Implementasi dari konsep diri (Donald Super)

• Contoh : pada artist yang mengekspresikan diri melalui hal yang dibuat  untuk
menunjukkan bagaimana dirinya

Bekerja sebagai harapan normatif, identitas kelompok dan kontribusi sosial

• Pada budaya kolektivis, bekerja dilihat sebagai ekspresi dari kelompok dibandingkan
identitas personal.

• Contoh: pilihan dalam bekerja lebih banyak berkolaborasi dengan keluarga, kelompok (suku)
atau komunitas dibandingkan sebagai pilihan pribadi

Bekerja sebagai harapan normatif, identitas kelompok dan kontribusi sosial

• Pertimbangan dalam pemilihan pekerjaan yaitu yang dapat memberikan pelayanan pada
kelompok dan membuat hubungan yang harmonis

•  memberikan manfaat yang lebih besar pada kelompok dibandingkan pada individu sendiri

• Bekerja sebagai harapan normatif, identitas kelompok dan kontribusi sosial

• Seseorang harus mampu melakukan suatu pekerjaan (bekerja) jika orang lain mampu/dapat
melakukannya

• Terdapat harapan yang kuat dari keluarga atau institusi sosial lainnya.

• Jika tidak bekerja maka akan diberikan label, seperti: pemalas, dan orang yang melalaikan
kewajiban.

Bekerja sebagai respon eksistensi dan mendukung kesehatan mental

• Bekerja dipandang sebagai cara untuk menyusun waktu seseorang dan membentuk makna
personal (personal meaning) pada dunia yang tidak memiliki makna (meaningless universe)

Perbedaan Work, Job, Career

Work

• Bagian dalam hidup dimana seseorang memberikan pelayanan atau membuat benda yang
biasanya (tapi tidak selalu) dibayar

• Aktivitas spesifik yang dilakukan orang baik itu dibayar maupun sukarela

• Pada kebanyakan kelompok, bekerja diasosiasikan pada periode dalam hidup setelah
sekolah formal dan sebelum pensiun.
Job

• “Spesific work position held over a defined period of time”

• Contoh : menjadi pemeriksa kualitas pada suatu pabrik dalam waktu 10 tahun

Career

• “Rangkaian atau kumpulan dari pekerjaan yang dilakukan orang sepanjang perjalanan
kehidupan kerja”

• Orang dapat melakukan beberapa jenis pekerjaan namun masih pada karir tunggal

Karir dan pengembangan karir

Pengembangan karir

• Suatu proses yang meliputi sebagian besar kehidupan

• Dimulai dari masa kanak-kanak (termasuk pengalaman formal maupun informal yang
memberikan munculnya talenta, minat, nilai dan pengetahuan mengenai dunia pekerjaan),
berlanjut ke masa dewasa melalui perkemabnagan perilaku dalam bekerja (penyesuaian diri
dalam bekerja) dan hingga akhirnya pensiun

Pemilihan karir (Career choice)

• Proses pemilihan dan memasuki suatu jalur karir.

• Pengembangan karir terjadi sebelu, saat, dan setelah pemilihan karir

• Periode sebelum pemilihan karir kadang tumpang tindih dengan masa pendidikan.

• Periode akademik atau masa pendidikan merupakan bagian dari proses pengembangan karir

• Pemilihan karir bukan merupakan sekali proses

• Banyak orang yang mengubah pilihan karir dari waktu ke waktu karena berbagai alasan.
Misal : ingin bekerja yang sesuai dengan minat dan talenta

Fase pemilihan karir

• Menyusun tujuan pilihan (setting a choice goal)

• Melakukan langkah-langkah untuk mengimplementasikan tujuan  dapat mengan pelatihan


tambahan

Career advancement

• Proses linier dimana individu secara progresif meningkatkan posisi karirnya sepanjang
waktu. Semacam menaiki tangga karir

Career management

• Situasi dimana individu secara aktif terlibat dalam mengarahkan jalur perkembangan
karirnya

• Individu sebagai active agent, mengantisipasi dan menyesuaikan diri terhadap peluang baru
dan secara proaktif mengatasi situasi negatif
Referensi

• Lent, R.W., & Brown, S.D. Understanding and Facilitating Career Deelopment in the 21st
Century.

Materi 2: Dampak positif bekerja dan berkarier

BEKERJA DAN DAMPAKNYA

 Kebutuhan psikologis untuk bekerja atau berkontribusi pada orang lain merupakan
komponen kunci perkembangan identitas personal maupun kesehatan mental.

 Kerja, minimal akan memberikan sumber materi untuk penghidupan. Secara optimal,
pekerjaan dapat berfungsi sebagai sumber makna, personal fulfillment, pengayaan,
kebahagiaan, dan kepuasaan yang merupakan elemen utama dari subjective wellbeing
(Kahneman & Riis, 2005).

 Ketika seseorang berkarier dengan bekerja yang dapat berkontribusi pada lingkungan sosial
yang lebih luas, akan muncul harga diri yang lebih besar, kepuasan hidup yang lebih tinggi,
dan meningkatkan keberartian personal serta koneksi sosial (McIntosh, 2000).

 Bekerja dapat memberi peluang untuk membangun hubungan sosial yang positif,
menumbuhkan rasa identitas dan pemaknaan, serta membuat kontribusi sosial (Savickas,
2005).

Tanda bahagia dalam bekerja

 Tidak menunda-nunda pekerjaan

 Kesukaan pd pekerjaan melebihi orientasinya pd nilai materi /pendapatan

 Suka membantu rekan kerja

 Hari kerja terasa cepat

 Peduli dengan apapun terkait pekerjaan

 Tidak mudah terganggu hal-hal kecil

 Merasa fisik bugar

Bekerja Untuk Bahagia Atau Justru Sebaliknya? Bahagia Untuk Bekerja.

 1. Bekerja sesuai passion

 2. Menghasilkan suatu prestasi

 3. Bekerja dapat menghasilkan materi untuk pemenuhan kebutuhan

 4. Bahagia dapat diciptakan dari lingkungan yang mendukung untuk berkembang

Kebahagiaan Karier = tercapainya harapan dan impian berkarier

 Mampu memberikan manfaat tidak hanya untuk dirinya (tercapainya work life balance,
mampu mandiri menghidupi dirinya serta mandiri mengelola kariernya) namun juga dapat
memberi manfaat untuk orang lain (Abdullah, 2018)
Kebahagiaan berkarier

Menjadi bahagia di tempat kerja adalah penting, sebagian, karena orang menghabiskan
sebagian besar waktu mereka untuk bekerja. Menurut Departemen Tenaga Kerja AS, selama
minggu kerja, rata-rata orang Amerika yang dipekerjakan menghabiskan lebih banyak waktu
bekerja daripada dengan aktivitas lain kehidupan sehari-hari. (4) Karena begitu banyak
kehidupan sehari-hari seseorang dihabiskan di tempat kerja, itu sangat penting bagi
seseorang untuk benar-benar melihat sifat dari apa yang mereka lakukan ketika mereka
sedang bekerja.

"Seseorang tidak akan senang dengan pekerjaan mereka jika mereka menghabiskan terlalu
banyak waktu dalam kegiatan yang tidak melibatkan dan memberi energi kepada mereka,"
kata Pryce-Jones. Jika seseorang menghabiskan sebagian besar hari mereka melakukan apa
yang membuat mereka bahagia, mereka menjadi jauh lebih produktif dan berkomitmen.
"Anda benar-benar dapat menyelesaikan tugas jauh lebih efisien dan dengan standar yang
lebih tinggi jika sebagian besar hari Anda dihabiskan untuk pekerjaan yang paling berarti
bagi Anda."

Perjalanan kebahagiaan

Menentukan cara meraih potensi diri sendiri dan mempelajari apa yang benar-benar membuat
mereka bahagia adalah proses individual. Ini unik untuk setiap orang karena orang membawa
bersama mereka sejumlah pengalaman masa lalu dan rangkaian pengalaman baru yang bermakna

Daftar Pustaka

 Kahneman, D., & Riis, J. (2005). Living, and thinking about it : Two perspectives on life. Dalam
Huppert, F.A., Baylis, N., & Keverne, B. (Eds.). The Science of Well-Being, (hal. 285-304).
Oxford : Oxford University Press.

 McIntosh, P. I. (2000). Life career Development : Implications for school counselors.


Education, 120(4), 621-625.
http://search.proquest.com/openview/5df33a2135ad240b9fab8e5369fe1b81/1?pq-
origsite=gscholar

 Savickas, M.L. (2005). Theory and practice of career construction. Dalam Brown, S.D dan
Lent, R.W (Eds), Career development and counseling : Putting theory and research to work.
New Jersey : John Wiley & Sons, Inc

Materi 3: Fase membangun karier (mengkonstruksi karier)

Teori tahap perkembangan karier (Donald E. Super)


Konsep fase membangun karier = fase konstruksi karier

= Masa saat seorang individu mulai mempunyai dorongan untuk mencari informasi tentang karier,
mengekslorasi karier lebih dalam, mengambil keputusan karier, membangun karier dengan suatu
strategi, dan menjaga keberlanjutan karier.

Fase ini dari sisi area waktu, fase ini dimulai saat seseorang terbersit berkeinginan bekerja dan mulai
mengarahkan diri untuk fokus melakukan aktivitas kerja secara riil atau ketika seseorang
menjalankan pekerjaannya / berprofesi tertentu.

Biasanya fase ini dimulai ketika duduk di bangku SMA atau saat di bangku kuliah, di kisaran usia 20
tahun.

Catatan : pada kuliah ini akan dibahas tentang konsep fase membangun karier / konstruksi karier.

Fase awal membangun karier

Pilihan jalur karier

Jalur konvensional = bekerja di perusahaan/organisasi = career ladder

 Tiap bulan mendapatkan gaji yang sdh pasti jumlahnya

 Arah /jenjang karier mengikuti ketentuan organisasi

Jalur non konvensional = bekerja mandiri

 Lebih bebas menentukan waktu kerja, tempat bekerja.

 Lebih bebas menetapkan target pendapatan yang ingin diperoleh

 Lebih bebas memilih pekerjaan apa yang akan dilakukan

 Lebih bebas menentukan bekerja dengan siapa atau organisasi apa

 Lebih bebas untuk meningkatkan diri dengan kualifikasi keahlian sesuai minat
(Abdullah, 2017)
 Jalur keduanya = konvensional dan non konvensional

Perbedaan jalur karier (Baruch, 2004)

Aspek Karier lama (jalur karier Karier baru (jalur karier non
konvensional) konvensional)
Karakteristik lingkungan Stabil Dinamis
Pilihan karier yang dibuat Satu kali, di awal usia berkarier Berulang, beberapa kali pada
tahapan usia yang berbeda
Tanggungjawab karier Pada organisasi Individual
Career horizon (workplace) Satu organisasi Beberapa organisasi
Career horizon (time) Panjang Pendek
Scope of change Tambahan kenaikan Transformasional
Employer give / employee Loyalitas dan komitmen Bekerja dalam waktu yang lama
expect
Kriteria kemajuan Berdasarkan pada masa jabatan Berdasarkan pada hasil kerja dan
pengetahuan
Makna sukses Memenangkan kompetisi, misal Perasaan dari dalam diri
: kemajuan dalam hirarki karier berdasarkan capaian prestasi
linier
Pelatihan Program formal, generalis Praktek langsung dalam
pekerjaan, perusahaan yang
khusus/spesifik
Arah karier Linier Multidirectional

Membangun karier di jalur konvensional (di perusahaan/instansi/organisasi)

Strategi :

 Mengikuti ketentuan / syarat kenaikan jenjang karier di perusahaan /


instansi/organisasi

 berkontribusi aktif memberi sumbangan ide / karya untuk kemajuan perusahaan

 Berkinerja baik sesuai job description dengan keberhasilan mencapai target kerja

 Mempunyai sikap dan perilaku kerja yang baik :

 Disiplin, taat aturan

 Kerjasama tim kerja

 Berjiwa pemimpin, dll


Menjaga keberlanjutan karier (di perusahaan/instansi/organisasi)

Strategi :

 Tetap mengikuti ketentuan / syarat kenaikan jenjang karier di perusahaan /


instansi/organisasi

 Berkontribusi lebih aktif memberi sumbangan ide / karya untuk kemajuan


perusahaan

 Berkinerja lebih baiik lagi sesuai job description dengan keberhasilan mencapai
target kerja

 Mempunyai sikap dan perilaku kerja yang baik :

 Disiplin, taat aturan

 Kerjasama tim kerja

 Berjiwa pemimpin, dll

Fase Menjaga Keberlanjutan


(Jalur karier non konvensional)
 Aksi / Strategi

 Perluasan wawasan

 Perluasan wilayah target pasar

 Diversifikasi profesi

 Diversifikasi produk (jasa ataupun barang)

 Bekerja pada beberapa tempat

 Meluaskan networking baik virtual - riil.

 Kerjasama global / global networking

 Daftar pustaka

 Abdullah, S. M. (2017). Karakteristik karier generasi Y di era boundaryless career dan


protean career. Proceeding. Temu Ilmiah Nasional Asosiasi Psikologi Industri Dan Organisasi
– Himpunan Psikologi Indonesa : “Mengelola Dan Melejitkan Talenta Gen Y Di Era Digital.”

 Abdullah, S. M. (2018) A Multiple loops career crafting model: Konstruksi karier di era
Boundaryless workplace. Disertasi. Fakultas Psikologi – Universitas Gadjah Mada.

 Baruch, Y. (2004). Transforming careers:from linear to multidirectional career paths:


Organizational and individual perspectives. Career Development International, 9(1), 58–73.
doi:10.1108/13620430410518147

Materi 4: Self disclosure: “Who am I”

Manfaat pengembangan diri

• Memahami kekuatan yang dimiliki

• Memahami kelemahan yang dimiliki

• Memahami bahwa diri mempunyai keunikan shg dapat melakukan branding.

• Memahami bagaimana mengarahkan diri dalam merespon problem/tantangan

• Memahami bagaimana menolong diri sendiri ketika dalam situasi yang menekan

• Memahami bagaimana menyesuaikan diri dengan lingkungan

Pengembangan diri

Pengembangan Diri merupakan suatu usaha untuk tercapainya peningkatan mutu diri.

“Setiap orang perlu mengembangkan pengetahuan dan kecakapan, keterampilannya serta


kepribadiannya sesuai dengan bidang tugas dan kedudukannya, agar siap menghadapi beban kerja
yang secara kuantitatif akan selalu mengalami perkembangan pula”

Pengembangkan diri -> meningkatkan Hal Positif dan mengendalikan dan mengurangi hal-hal negatif

Analisis Diri
Ada beberapa cara untuk mengenal diri sendiri :

• Memperhatikan diri sendiri agar lebih peka terhadap perasaan yg ada, reaksi yg muncul dan
memahami penyebab timbulnya perasaan / reaksi tsb.

• Menjelaskan perasaan, persepsi, reaksi, pengalaman2, dg menggunakan kata2 sehingga hal2


tsb mjd lebih jelas dan memberikan arti yg baru.

• Utk membandingkan dirinya sendiri adalah dg membandingkan dirinya sendiri dg orang lain

• Utk lebih mengenal dirinya sendiri adalah dg meminta umpan balik dr orang lain ttng
bagaimana orang lain tsb melihat dan memberikan reaksi balik dr orang lain ttg bagaimana
oranglain tsb melihat dan memberikan reaksi terhadap perilakunya.

Penghambat Diri

• Tidak jujur

• Tidak membuka diri

• Tidak obyektif

Analisis Diri “Johari Window”

• Analisis Diri “Johari Window”

• Daerah bebas (A), adalah daerah dimana persepsi antara dirinya sendiri & orang lain sama.
Artinya melihat seseorang seperti seseorang tsb melihat diri sendiri. Sbg contoh : A merasa
percaya diri & orang lain juga melihat A sbg orang yg mempunyai kepercayaan diri

• Daerah gelap (B), adalah daerah dimana beberapa hal yg diketahui oleh orang lain, tetapi
individu yg bersangkutan tdk mengetahuinya. Sbg contoh : B mempunyai cara berbicara yg
ditangkap oleh orang lain sbg sikap yg sombong, tp B tdk menyadari bahwa ia sombong.
• Daerah pribadi (C), adalah daerah dimana individu mengetahui sesuatu hal tentang dirinya
sendiri tp disembunyikan sehingga orang lain tdk dpt melihat. Misalnya : C sebetulnya
merasa tdk aman & cemas di lingkungan sosialnya, tp C selalu berusaha menutupinya dg
cara tampil sbg orang yg percaya diri, ramah pd semua orang, murah senyum, dll. Disini
orang melihat C yg palsu.

• Daerah ketidaksadaran (D), adalah daerah dimana tdk diketahui baik individu maupun orang
lain

Penerapan “Johari Window”

Penerapan “Johari Window”

• Utk memperluas daerah bebas, maka perlu mempersempit daerah pribadi & gelap.

• Utk mempersempit daerah pribadi, individu harus berani membuka dirinya agar orang lain
lebih tahu tttng individu tsb.

• Utk mempersempit daerah gelap membutuhkan orang lain utk memberikan umpan balik.

• Tujuan dr umpan balik adalah utk memberikan informasi konstruktif utk menolong individu
memahami bagaimana perilakunya mempengaruhi orang lain & bagaimana penilaian orang
lain terhadap perilakunya.

Umpan Balik

1. Perilakunya, bukan kepribadiannya

2. Deskripsinya, bukan penilaiannya

3. Situasi yg spesifik

4. Saat sekarang bukan yg telah lampau

5. Saling membagi rasa, persepsi & perasaan, tdk memberi petunjuk


First Impression

You only get one chance to make a first impression

Mengapa ini Penting?

• Membentuk self image yang diinginkan

• Menciptakan profesionalisme

• Meningkatkan kualitas diri

Materi 5: Goal Setting (Penetapan tujuan)

Kebutuhan dan goal setting

Goal
setting

Perilaku /
behavior

Motivasi

Drive /
Kebutuhan dorongan
Need /
kebutuhan

Hal penting :

• Motivasi berprestasi menunjang tercapainya Goal / tujuan

• Adanya tujuan akan menumbuhkan motivasi

• Keuntungan memiliki goal :

• Hidup lebih terarah

• Seluruh potensi dimanfaatkan maksimal

• Terjadi efisiensi

• Evaluasi mudah dilakukan

• Tumbuh motivasi untuk mencapainya

• Lebih memiliki peluang untuk berhasil


Bagaimana cara meraih ?

1. Menetapkan tujuan /
prestasi baru

7. Menilai hasil
tindakan
2. Mengumpulkan
informasi

6. Melaksanakan rencana 3. Memperkirakan


dan mengurangi
dgn tindakan / kegiatan nyata
hambatan serta risiko

5. Merencanakan 4. Menentukan
daya/dana serta
langkah dan tindakan bantuan yang tersedia

Cara menyusun goal setting yang baik

• Spesific = mempunyai tujuan khusus


S
• Meaningfull= tujuan harus berarti baik untuk diri sendiri maupun orang lain,
keluarga, dsb
M • Measured = terukur

• Action oriented = fokus pada tindakan nyata


A
• Realistic= sesuai dgn kemampuan
R
• Time – Bound= mempunyai batas waktu
T
Specific Goal Setting

Describes what you want to accomplish with as much detail as possible

• Vague goals lessen the possibility of attaining them

• E.g.s

• I want to do well in English

• I want an “A” on my next composition.

Measurable Goal Setting


• Describes goals in terms that can be clearly evaluated

• No measurement means that task or goal will never be attained

• E.g.s

• I want to study my biology text.

• I want to study chapter 7 and answer all the questions.

Action-Oriented Goal Setting

• Identifies a goal that focuses on actions rather than personal qualities

• Goal must have an action in order to complete it

• E.g.s

• I want a better attitude about studying.

• I want to complete all assignments before classes.

Realistic Goal Setting

• Identifies goals that are actually able to be attained

• Goals can be challenging but not unrealistic

• E.g.s

• Tonight I’ll read half of my book and complete the assignments.

• Tonight I’ll read two chapters of my book and complete the assignments.

Timely Goal Setting

• Identifies goals that break a longer term goal into shorter term goals and clearly specifies a
completion date

e.g.s

I want to graduate with honors.

I want to make the dean’s list this semester.

Materi 6: Berpikir kreatif, logis, analitis, kritis

BERPIKIR

Suatu proses asosiasi

Suatu proses penguatan hubungan antara stimulus dan respon

Dalam proses berpikir orang menghubungkan pengertian satu dg pengertian lain utk mendapatkan
pemecahan dari persoalan yg dihadapi.

Berpikir Kreatif

sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru


sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan2 baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan
masalah

sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada
sebelumnya

Berpikir kreatif merupakan ungkapan (ekspresi) dari keunikan individu dalam interaksi dengan
lingkungannya

Ungkapan kreatif inilah yang mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut

Dari ungkapan pribadi yang unik dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk-produk yang
inovatif dan adanya ciri-ciri seperti: mampu mengarahkan diri pada objek tertentu, mampu
memperinci suatu gagasan, mampu menganalisis ide-ide dan kualitas karya pribadi, mampu
menciptakan suatu gagasan baru dalam pemecahan masalah.

5 Tahap Berpikir Kreatif

1. Orientasi: masalah dirumuskan, dan aspek-aspek masalah diindentifikasi.

2. Preparasi: berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan


masalah.

3. Inkubasi: proses pemberhentian sementara ketika berbagai masalah berhadapan dengan


jalan buntu. Tetapi mekipun begitu, proses berpikir berlangsung terus dalam jiwa bawah
sadar.

4. Iluminasi: ketika masa inkubasi berakhir dengan ditemukannya solusi untuk memecahkan
masalah.

5. Verifikasi: tahap untuk menguji dan secara kritis menilai pemecahan masalah yang diajukan pada
tahap keempat.

Ciri2 Berpikir Kreatif (Munandar, 1999)

Ketrampilan Berpikir Lancar

Ketrampilan Berpikir Luwes (Fleksibel)

Ketrampilan Berpikir Orisinal

Ketrampilan Memperinci (Mengelaborasi)

Ketrampilan Menilai (Mengevaluasi)

Memiliki Rasa Ingin Tahu

Bersifat Imajinatif

Merasa Tertantang Oleh Kemajemukan

Memiliki Sifat Berani Mengambil Resiko

Memiliki Sifat Menghargai


Berpikir Logis

Berpikir secara logis adalah suatu proses berpikir dengan menggunakan logika, rasional, dan masuk
akal.

Cara berpikir logis dibagi menjadi 2

1. Berpikir deduktif : penarikan kesimpulan yang diambil dari proposisi umum ke khusus

2. Berpikir induktif : khusus ke umum

Berpikir Analitis

Berpikir analitis adalah berpikir dengan cara menguraikan atau memisahkan suatu hal ke dalam
bagian-bagiannya dan dapat mencari keterkaitan antara bagian2 tsb.

Menganalisis adalah kemampuan memisahkan informasi ke dalam bagian-bagian yang perlu,


mencari hubungan antara bagian-bagian, mengenali komponen, bagaimana hubungan komponen2.

What Is Critical Thinking? (Definisi Berpikir Kritis)

Kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional, yang meliputi kemampuan untuk berpikir reflektif
dan independen

Definisi Berpikir Kritis

Proses intelektual yang dengan aktif dan terampil mengkonseptualisasi, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, dan mengevaluasi informasi yang dikumpulkan atau dihasilkan dari pengamatan,
pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, untuk memandu keyakinan dan tindakan (Scriven
& Paul, 1992)

Berpikir Kritis ≠ Menghafal, Mengumpulkan Informasi

Berpikir kritis tidak sama dengan mengakumulasi informasi. Seorang dengan daya ingat baik dan
memiliki banyak fakta tidak berarti seorang pemikir kritis

Seorang pemikir kritis mampu menyimpulkan dari apa yang diketahuinya, dan mengetahui cara
memanfaatkan informasi untuk memecahkan masalah, and mencari sumber-sumber informasi yang
relevan untuk dirinya

Berpikir Kritis ≠ Mengkritik, Mengecam. Mendebat

Berpikir kritis tidak sama dengan sikap argumentatif atau mengecam orang lain

Berpikir kritis bersifat netral, objektif, tidak bias. Meskipun berpikir kritis dapat digunakan untuk
menunjukkan kekeliruan atau alasan-alasan yang buruk, berpikir kritis dapat memainkan peran
penting dalam kerja sama menemukan alasan yang benar maupun melakukan tugas konstruktif

Pemikir kritis mampu melkukan introspeksi tentang kemungkinan bias dalam alasan yang
dikemukakannya
Perbedaan antara Pemikir Kritis dan Bukan Pemikir Kritis

Pemikir kritis

 Cepat mengidentifikasi informasi yang relevan, memisahkannya dari informasi yang


irelevan

 Dapat memanfaatkan informasi untuk merumuskan solusi masalah atau mengambil


keputusan, dan jika perlu mencari informasi tambahan yang relevan

Bukan pemikir kritis

 Mengumpulkan fakta dan informasi, memandang semua informasi sama pentingnya

 Tidak melihat, menangkap, maupun memikirkan masalah inti

Mengapa perlu Berpikir Kritis?

Berpikir kritis memungkinkan anda memanfaatkan potensi anda dalam melihat masalah,
memecahkan masalah, menciptakan, dan menyadari diri

Referensi : Berpikir Kritis (Critical Thinking)

(Prof. Bhisma Murti Universitas Sebelas Maret) – Sheilla Varadilla, M.Psi., Psikolog

Materi 7: Strategi Manajemen konflik

Background…why???

• Manusia memiliki persamaan dan perbedaan perilaku  pikiran berbeda sehingga memicu
terjadi konflik

• Manusia berinteraksi dalam kehidupan sosial, dan organisasi

DEFINISI KONFLIK

• Secara bahasa artinya saling bertabrakan, ketidaksesuaian, perseteruan, perkelahian,


interaksi yang antagonis/ bertentangan

• Konflik timbul : “DIMANA-KAPAN DAN SIAPA” SAJA

Sumber Konflik

Konflik timbul sebagai hasil adanya komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi
yang bermasalah

a. Komunikasi

• Salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat

• bahasa yang sulit dimengerti,

• informasi yang mendua dan tidak lengkap,

• gaya individu manajer yang tidak konsisten


b. Struktur

• Pertarungan kekuasaan antar departemen dengan kepentingan-kepentingan atau


sistem penilaian yang bertentangan,

• Persaingan untuk memperebutkan sumber daya yang terbatas,

• Saling ketergantungan dua atau lebih kelompok-kelompok kegiatan kerja untuk


mencapai tujuan

c. Pribadi

• Ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi karyawan dengan perilaku yang
diperankan pada jabatan mereka,

• Perbedaan dalam nilai-nilai atau persepsi

Perbedaan konflik dan persaingan .. ?

• Terletak pada apakah salah satu pihak mampu untuk menjaga dirinya dari gangguan pihak
lain dalam pencapaian tujuannya

• Persaingan ada apabila pihak-pihak yang terlibat tidak sesuai tetapi tidak saling mengganggu

• Kooperasi terjadi bila dua pihak atau lebih bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama

Pandangan lama dan baru tentang konflik

Pandangan Lama

• Konflik dapat dihindarkan

• Konflik disebabkan :

• kesalahan manajemen

• Pengacau

• Konflik mengganggu organisasi dan menghalangi pelaksanaan optimal

• Tugas manajer menghilangkan konflik

• Organisasi optimal membutuhkan penghapusan konflik

Pandangan Baru

• Konflik tidak dapat dihindarkan

• Konflik timbul :

• Struktur organisasi

• Perbedaan tujuan

• Perbedaan persepsi dan nilai-nilai pribadi

• Konflik dapat membantu atau menghambat

• Tugas manajer mengelola tingkat konflik dan penyelesaiannya


• Kegiatan organisasi optimal perlu tingkat konflik moderat

MANAJEMEN WAKTU

Kekuasaan akan waktu

Konsep:

 Pengelolaan waktu merupakan keahlian khusus untuk mengontrol berbagai


peristiwa

 Keserasian merupakan keseimbangan, harmoni, dan kecocokan antara peristiwa


dalam hidup

 Konsentrasi kekuasaan : kemampuan yang berfokus pada prioritas yang paling vital
kita

Masalah yang muncul

 Ketidakpastian mengenai apa yang harus diselesaikan (tujuan kurang jelas).

 Kegagalan membagi tujuan menjadi tahapan tugas.

 Kurangnya pengetahuan mengenai bagaimana melakukan manajemen waktu atau lamanya


waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tugas.

KEGIATAN YANG MEMBOROSKAN WAKTU

Berapa lama menghabiskan waktu untuk kegiatan tersebut?

Perlu menilai (menganalisa) penggunaan waktu !

STRATEGI MANAJEMEN WAKTU

 Menetapkan waktu belajar secara rutin.

 Belajar di lingkungan yang bebas gangguan dan interupsi.

 Membuat jadwal pengerjaan tugas yang bisa dilakukan 30-60 menit.

 Istirahat sejenak.

 Membuat spesifikasi rencana.

 Menyelesaikan tugas alternatif jika memiliki waktu panjang.

 Memperkirakan watu yang dibutuhkan untuk tiap tugas.

 Membuat prioritas tugas.

 Mengerjakan tugas yang tidak disukai terlebih dahulu.

 Maju satu langkah bila diperlukan

 Membawa buku agenda/kalender dan tulis janji segera setelah membuatnya.

Referensi : Martaria Rizky Rinaldi, M.Psi., Psikolog

Anda mungkin juga menyukai