Anda di halaman 1dari 2

3.

Analisa Perbandingan Data Berdasarkan Teori Holland

Teori Holland ini berpendapat bahwa kemampuan dan karakter seseorang harus diukur secara obyektif dan kuantitatif. Motivasi
dianggap relative stabil. Jadi, kepuasan dan jabatan tertentu bergantung pada kecocokan kemampuan seseorang dengan persyaratan suatu
pekerjan, (Gladding, 2012:409). Pada teori yang dikembangkan oleh John L. Holland menjelaskan bahwa suatu pemilihan pekerjaan atau
jabatan merupakan hasil dari interaksi antara factor hereditas (keturunan) dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua, dan
orang dewasa yang dianggap memiliki peranan yang penting. Selain itu John L. Holland juga merumuskan tipe-tipe (golongan) kepribadian
dalam pemilihan pekerjaan berdasarkan atas inventori kepribadian yang disusun atas dasar minat.

Berdasarkan data dari wawancara yang saya lakukan responden yang bekerja konvensional adalah tipe model orientasi konvensional.
Tipe model ini pada umumnya memiliki kecenderungan terhadap kegiatan verbal, ia menyenangi bahasa yang tersusun baik, numerikal
(angka) yang teratur, menghindari situasi yang kabur, senang mengabdi, mengidentifikasikan diri dengan kekuasaaan, memberi nilai yang
tinggi terhadap status dan kenyataan materi, dan mencapai tujuan dengan mengadaptasikan dirinya ketergantungan pada atasan. Responden
yang bekerja konvensional yang saya wawancarai memiliki tipe dimana ia mengekspresikan dirinya dengan menolong sesama atau kegiatan
sosial yang lain seperti membantu memberikan bantuan sosial pada korban bencana dan orang yang meyandang masalah kesejahteraan
sosial. Responden yang bekerja non konvensional adalah tipe model orientasi usaha/tipe enterpresing yaitu Tipe model ini memiliki cirri khas
diantaranya menggunakan ketrampilan-ketrampilan berbicara dalam situasi dimana ada kesempatan untuk menguasai orang lain atau
mempengaruhi orang lain, menganggap dirinya paling kuat, jantan, mudah untuk mengadakan adaptasi dengan orang lain, menyenangi tugas-
tugas sosial yang kabur, perhatian yang besar pada kekuasaan, status dan kepemimpinan, serta agresif dalam kegiatan lisan. Pada pekerja
non konvensional yang saya wawancarai dia adalah pengusaha online shop dimana ia harus mempromosikan barangnya yaitu dengan
mempengaruhi orang lain yang sering menggunakan keterampilan bicara.

Dalam teori Holland terdapat 6 model lingkungan, responden pekerja non konvensional yang saya wawancarai termasuk dalam model
lingkungan enterpresing dimana orang mengatur dan membujuk orang lain untuk mencapai tujuan organisasi atau personal. Lingkungan ini
merupakan situasi dimana isu finansial dan isu ekonomi memiliki peran utama yang sangat penting dan resiko mungkin di ambil untuk
menerima reward. Dalam beberapa lingkungan orang diharuskan untuk memiliki kepercayaan diri sosiabilitas dan asertif. Semua lingkungan ini
menyediakan peluang dalam kekuatan status dan kekayaan. Sedangkan responden pekerja konvensional termasuk dalam model lingkungan
tipe konvensional. Pengorganisasian dan perencanaan merupakan gambaran yang terbaik untuk lingkungan konvensional. Lingkungan
konvensional kebanyakan merupakan lingkungan perkantoran, dimana individu diharuskan menjaga catatan, kertas-kertas file, material copy
dan mengorganisasikan laporan. Dalam hal material tulisan lingkungan konvensional terdapat di dalamnya material menghitung catatan,
mengolah data, menghitung dan mesin fotocopy merupakan tipe alat yang digunakan lingkungan konvensional. Keterampilan yang dibutuhkan
untuk bekerja dengan baik dalam lingkungan konvensional adalah kemampuan klerikal, kemampuan untuk mengorganisasi, dapat dipercaya
dan mampu untuk mengikuti arahan.

Anda mungkin juga menyukai