Anda di halaman 1dari 34

THE INFORMATIONAL

INTERVIEW
Stewart & Cash, 2018
CONTENTS

01 PLANNING THE INTERVIEW


02 CONDUCTING THE INTERVIEW

03 CLOSING THE INTERVIEW


04 PREPARING THE REPORT
01
PLANNING THE INTERVIEW
PLANNING THE INTERVIEW
Tidak ada rumusan
sederhana atau jalan
pintas dalam
informational interview

Informational Interview
memerlukan kecermatan dan perencanaan
seksama karena setiap prosesnya
mengandung serangkaian keputusan dan
tindakan terencana untuk sedapat mungkin
memeroleh informasi terbaik.
FORMULATE THE PURPOSE

 Keputusan pertama yang penting dilakukan


dalam proses perencanaan adalah
merumuskan tujuan yang dapat menjawab
“Mengapa saya ingin melakukan
wawancara ini?”

 Langkah di atas harus seksama karena


akan menentukan apa yang perlu dan
tidak perlu dilakukan hingga wawancara
berakhir.
Tujuan ini hendaknya dapat menunjukkan:

a) Informasi apa saja yang diperlukan (fakta, opini,


pengamatan, perasaan, sikap);
b) Bagaimana memanfaatkannya (membuat keputusan,
melakukan tindakan, menulis laporan, membuat profile,
menangkap sesuatu); dan
c) Seberapa cepat informasi itu memang diperlukan
(deadline publikasi, waktu tayang).
RESEARCH THE TOPIC
Lima fungsi penting dari riset dalam
Informational Interview, yaitu:
1. Mengungkapkan informasi yang bisa
didapat dari sumber lain
2. Mencegah kekeliruan asumsi
3. Mengungkapkan informasi yang salah,
terutama informasi yang beredar di media
4. Memberi peluang untuk memunculkan
pertanyaan yang insigthful
5. Memberi kesempatan untuk membuat
catatan tentang topik, yang dapat
digunakan untuk Interview Guide
CHOOSE THE INTERVIEWEE
Carilah orang yang pakar di bidang yang
akan diketahui informasinya.
Carilah Interviewee dengan
menggunakan kriteria berikut ini :

/ LEVEL OF INFORMATION

/ AVAILABILITY

/ WILLINGNESS

/ CAPABILITY
KRITERIA MEMILIH INTERVIEWEE
/ LEVEL OF INFORMATION

Dapat memertimbangkan pendidikan, pelatihan, pengalaman,


posisi, dan prestasi.
 Primary sources adalah sumber yang terlibat langsung;
 Support sources adalah segala yang terhubung dengan primary sources
 Expert sources adalah sumber yang memiliki pengetahuan atau
keterampilan superior berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan.
KRITERIA MEMILIH INTERVIEWEE
/ AVAILABILITY

 Mungkin saja Itee yang ideal terlalu sibuk atau terlalu jauh,
padahal informasi yang dibutuhkan dibatasi oleh deadline.
Sebaiknya, sisihkan (dulu) hingga ke luar dari deadline.
 Bila jarak yang menjadi masalah, pertimbangkan untuk
menggunakan metode online (Skype, Zoom atau platform video
conference lainnya).
 Jangan pernah berasumsi bahwa seseorang tidak layak untuk
diwawancara sebelum memastikannya.
KRITERIA MEMILIH INTERVIEWEE
/ WILLINGNESS

 Bila Itee yang potensial menolak untuk diwawancara, berusahalah


mencari tahu mengapa ia menolak. (Apakah tidak memercayai Itee,
organisasi, atau profesi? Apakah orang ini pernah dikecewakan?
Apakah orang ini memandang wawancara mengganggu privacy-nya?)
 Sebelum memutuskan untuk membatalkan Itee yang potensial tadi,
sebaiknya gunakanlah key informant seperti asisten, anggota
keluarga, teman dekat dan sejenisnya. (untuk mengupayakan
pendekatan lainnya agar Itee yang potensial tadi bersedia untuk
diinterview)
KRITERIA MEMILIH INTERVIEWEE
/ CAPABILITY

 Sebaiknya temukan Itee yang memiliki kapabilitas


memberikan informasi secara bebas dan terbuka.
 Pertimbangkan juga bias dan prasangka,
ketidakmampuan menceritakan kebenaran, daya ingat
atau kemampuan berkomunikasi .
 Hal ini perlu dipastikan, karena untuk beberapa kasus, saksi mata
atau saksi hidup dari suatu peristiwa tragis mungkin saja mengalami
shock atau supresi memori secara psikologis akibat kejadian itu.
EXAMINE RELATIONSHIP
WITH THE INTERVIEWEE

 Hubungan positif merupakan hal penting


dalam informational interview karena
percakapan berkembang ke ranah
sensitif berupa keyakinan, sikap, Bila Iter dan Itee setara
perasaan, nilai, dan informasi lainnya (sesama mahasiswa, sesama anggota
yang tidak ingin di-share-kan. komunitas, sesama peneliti), maka:
 Bila terdapat perbedaan status antara
Iter dan Itee maka akan ada keuntungan  Rapport dengan mudah dapat
pada masing-masing pihak. dibangun.
 Barrier komunikasi sangat rendah.
 Tekanan sangat rendah.
 Sangat mungkin terjadi empati
yang tinggi.
STUDY
THE SITUATION & LOCATION
 Akan lebih ideal apabila dipilih
waktu dan lokasi wawancara yang
tepat
 Memilih tempat yang relevan
dengan riwayat Itee.
 Penting pula untuk tidak hanya
mendengarkan jawaban melainkan
melihat dan merasakan sesuatu.
STRUCTURE
THE INTERVIEW
Iter hendaknya mebuat pedoman
wawancara, yang biasanya
meliputi :

 Who was involved?


 What happened?
 When did it happen?
 Where did it happen?
 How did it happen?
 Why did it happen?
STRUCTURE
THE INTERVIEW
Lamanya, dalamnya,dan signifikansi wawancara  Bila wawancara dilakukan singkat,
ditentukan oleh detil atau sifat pedoman yang maka pedoman/kerangka
dibuat. wawancara harus dipersiapkan
dengan sebaik-baiknya.
Chronological sequence  Bila wawancara akan dilakukan
memungkinan untuk memerolah kejadian atau riwayat secara mendalam, maka buatlah
dalam time sequence berurutan. moderate schedule yang akan
Logical sequence mengubah topik berikut sub-
dapat diperoleh secara tepat penyebab hingga topiknya menjadi pertanyaan
pengaruhnya dan masalah hingga solusinya. primer dan pertanyaan sekunder.
Space sequence  Lakukan wawancara open-ended
akan bekerja dengan baik bila tema wawancaranya agar Itee dapat mengelaborasi
tentang area geografis, perkotaan, kampus, dan jawaban, termasuk melakukan
fasilitas produksi. probing.
THE INTERVIEW
OPENING

 Rencanakan pembukaan wawancara dengan sebaik-


baiknya karena level kepercayaan dan motivasi
akan berawal dari beberapa menit pertama
wawancara.
 Bila Itee belum mengetahui siapa Iter, maka
perkenalkan diri, sebutkan posisi, dan organisasi
asal.
 Awali wawancara dengan good raport yang baik
 Rencanakan bagaimana menjelaskan apa yang
ingin digali dari interview, mengapa menginginkan
informasi ini, dan bagaimana pemanfaatan datanya.
02
CONDUCTING THE INTERVIEW
CONDUCTING THE INTERVIEW

 Tujuan utama dari informational interview adalah


mendapatkan informasi yang dalam dan insightful.
 Oleh karenanya penting melewati interaksi wawancara
level 1 berupa interaksi dangkal (permukaan) dan
aman, sebelum beralih menjadi interaksi level 2 dan 3
yang lebih dalam dan berisiko.
 Itee harus dimotivasi untuk membuka keyakinan (disclose
belief), sikap, dan perasaan dan juga fakta yang tidak
diketahui.
MOTIVATING INTERVIEWEE  Upayakan percakapan
seprofesional mungkin dan
purposeful (bedakan dengan chat,
bercakap-cakap, ngpbrol, dan
diskusi).
 Motivasi akan dimulai sejak menit pertama, karenanya  Itee bersedia berkomunikasi
berhati-hatilah dengan apa yang diucapkan atau tidak melebihi level 1 bila aturan emas
diucapkan, apa yang dilakukan dan apa yang tidak ini diikuti: do unto others as you
dilakukan, apa yang ditanyakan dan apa yang tidak would have them do unto you.
ditanyakan.  Sejak awal hingga wawancara
 Itee akan mengukur Iter berdasarkan yang dilihat, berakhir, tunjukkan minat dan
tindakan, dan suara. Tunjukan respek kepada Itee dan antusiasme yang sungguh-sungguh
tunjukkan apresiasi atas waktu serta kesediaan yang atas Itee, topik, dan jawabannya.
telah diberikan. Tetaplah netral. Kontrol
wawancara tanpa menginterupsi.
ASKING QUESTION

 Wawancara cenderung menanyakan banyak hal,


sehingga membatasi kesempatan untuk mendengar,
mengamati, dan berpikir.
 Lakukan pertanyaan pembuka yang meng-encourage
Itee untuk memberikan jawaban yang akan didengar
dengan baik pula.
 Bersabar dan tekun. Jangan menginterupsi hingga
jawaban yang diberikan tuntas.
 Silent dan nudging probes agar menggugah Itee
melanjutkan atau mengatakan sesuatu yang penting.
ASKING QUESTION
Informational probes
memantau isyarat jawaban dan memeroleh informasi atau  Dalam informational interview, probing
penjelasan tambahan. yang dilakukan terus-menerus
Restatement probes amatlah penting.
yaitu memeroleh jawaban langsung.  Itee dapat menjadi gelisah, bingung,
Reflective and mirror questions terdiam bila Iter melakukan probing
yaitu memverifikasi dan mengklarifikasi jawaban, serta yang terlalu jauh.
mengeceknya agar akurat dan dipahami.  Tetaplah gigih melakukan probing,
Clearinghouse probes tetapi juga harus tahu bila probing
merupakan langkah yang memastikan bahwasanya segala yang cukup telah didapatkan.
yang diperlukan telah diperoleh.
NOTE TAKING & RECORDING

MENCATAT. Dapat menambah perhatian atas apa yang


telah dikatakan, dan ini menunjukkan kepada responden
bahwa apa yang dikatakan olehnya diperhatikan Iter.

Kelemahan: Bila responden berbicara terlalu cepat bisa


dipastikan ucapannya tidak seluruhnya dapat dicatat.
Sulit untuk berkonsentrasi pada pertanyaan dan jawaban
sekaligus, serta memertahankan kontak mata seraya
menulis, sehingga gagal mendengarkan jawaban karena
terlalu asyik menulis ketimbang mendengarkan.
NOTE TAKING & RECORDING

Berikut adalah panduan mencatat saat wawancara: 6) Lakukan pencatatan secara selektif
agar Itee merasa jawabannya penting.
1) Minta izin untuk mencatat berikut alasannya. 7) Bila Itee memberikan jawaban terlalu
2) Kadang-kadang perlihatkan catatan yang dibuat cepat, mintalah baik-baik untuk bicara
guna mengurangi kecemasan dan rasa ingin tahu, lambat, atau mengulang jawabannya
mengecek akurasi, memberi kesempatan Itee untuk dengan mengatakan “Ceritakan lebih
mengisi kesenjangan informasi. lanjut tentang hal itu”.
3) Pertahankan kontak mata saat mencatat. 8) Segera setelah wawancara berakhir,
4) Gunakan singkatan-singkatan dalam mencatat. terjemahkan tulisan tangan itu.
5) Hanya mencatat informasi yang penting, kata-kata 9) Lakukan review atas catatan yang telah
kunci, inti kutipan. dibuat untuk menemukenali informasi,
pokok pikiran, dan kutipan yang
penting.
NOTE TAKING & RECORDING Berikut beberapa pedoman bila merekam
hasil wawancara:

1) Jelaskan kepada Itee keuntungan


merekam bagi Iter untuk mengurangi
MEREKAM. Rekaman dapat membuat perkataan dalam rasa takut dan khawatir.
wawancara menjadi utuh dan akurat. Iter dapat 2) Periksa keadaan mekanik alat
mendengar atau melihat apa yang dikatakan. Akan perekam sebelum digunakan.
tetapi, rekaman dapat bersifat malfungsi saat 3) Kuasai pengoperasian alat perekam
digunakan,misalnya baterenya padam. Seringkali dan mencoba terlebih dahulu.
wawancara panjang yang telah terjadi, tetapi hasil 4) Minta izin untuk menghindari sanksi
rekamannya kosong saat wawancara akan di-review. hukum.
5) Sampaikan kepada Itee
kesepakatan awal, misalnya
menggunakan microphone,
meletakkan recorder di dekat Itee.
MANAGING DIFFICULT INTERVIEWEES

EMOTIONAL INTERVIEWEES
 Pahami penyebab kebencian.
Itee mungkin marah, depresi,
 Bila Itee menangis saat wawancara, atau takut atas kejadian
berikan reaksi bijaksana dan tulus yang dialami.
hati, berdiam diri akan lebih baik.  Jangan ‘mengganggu’ space
 Ungkapkan “It’s okay to cry”, “take Itee, gunakan pertanyaan
your time”, “Do you need a few netral dan open-ended.
minutes”.
MANAGING HOSTILE
INTERVIEWEES
MANAGING DIFFICULT INTERVIEWEES

RETICENT INTERVIEWEES
 Memberi unending information
 Tidak dapat berbicara karena untuk open questions dan
berkepribadian pemalu, jawaban panjang untuk closed
predisposisi ini tidak bisa diubah questions.
oleh Iter atau karena posisi Iter  Jangan menginterupsi dengan
yang lebih tinggi. cara-cara yang ganjil, seperti
 Gunakan conversation starters isyarat nonverbal.
seperti bertanya tentang foto,
penghargaan, atau tata ruang. TALKACTIVE
INTERVIEWEES
MANAGING DIFFICULT INTERVIEWEES

EVASIVE INTERVIEWEES

 Cari tahu mengapa Itee mengelak.  Ketidakjelasan bisa disebabkan


Pertanda Itee mengelak adalah banyak oleh tension terhadap situasi,
melontarkan humor, berpura-pura, topik atau isu yang unfamiliar.
perkaaan ambigu, menjawan dengan “Itu  Berhati-hati dengan reaksi
tergantung…” nonverbal.
 Taktiknya: “Apa jawaban saudara?”;
“Apa yang sebaiknya dilakukan?”;
“Ceritakan kehidupan pribadi saudara.”
CONFUSED INTERVIEWEES
MANAGING DIFFICULT INTERVIEWEES

DISSIMILAR INTERVIEWEES

Masyarakat yang cenderung heterogen dan


beragam sehingga berpeluang
mewawancarai orang-orang yang sangat
dissimilar dalam hal usia, gemder, ras, etnik,
pengalaman, politik, agama, sikap dan
keyakinan sosial. Hindari stereotipi.
03
CLOSING THE INTERVIEW
CLOSING THE INTERVIEW

 Tutuplah wawancara bila telah mendapatkan informasi


yang dibutuhkan atau bila waktu yang dialokasikan
telah habis.
 Awali penutup wawancara dengan a clearinghouse
question, seperti “Masih adakah hal lain yang ingin
disampaikan?”; atau “Adakah pertanyaan penting
yang belum saya tanyakan?”
 Tampilkan apresiasi atas bantuan yang telah
diberikan Itee.
04
PREPARING THE REPORT
PREPARING THE REPORT

 Ini merupakan tahap terakhir


 Melakukan review atas informasi dan observasi yang
telah diperoleh guna meraih tujuan dengan puas.
 Keputusan penting yang perlu diambil adalah
memastikan informasi apa yang akan dilaporkan.
(Jadikan waktu yang tersedia sebagai bagian dari
pertimbangan panjangnya laporan yang akan
disiapkan).

Anda mungkin juga menyukai