Anda di halaman 1dari 18

Validitas

Psikologi Eksperimen
Fak. Psikologi, Universitas Kristen
Maranatha
Struktur perkuliahan
1. Mengulas singkat materi minggu kemarin

2. Arti validitas dan ragamnya

3. Confounding variables

4. Rangkuman materi
Arti validitas
• Ada sekian banyak arti dari validitas, mulai dari
ketepatan dalam mengukur sampai keabsahan
pengukuran.

• Pada dasarnya, validitas merujuk pada kekuatan


secara metodologi.

• Kekuatan metodologi meliputi fase awal


eksperimen (e.g., menentukan topik,
menentukan intervensi) sampai pada fase
pengukuran (e.g., menentukan alat ukur yang
dipakai, setup eksperimen).
Beragam jenis validitas
• Menurut Graziano (2014), terdapat 4 jenis validitas
dalam penelitian eksperimental (dan non-
eksperimental):

1. Validitas statistik: ketepatan nilai p yang dijadikan


dasar untuk menyimpulkan secara statistik; berkaitan
dengan ketepatan analisa statistik yang dipakai
-> Analisa statistiknya harus tepat (e.g., tiga grup gunakan
ANOVA dan bukan t-test).
-> Ancaman: alat ukur yang dipakai tidak andal;
melanggar asumsi statistik (e.g., tidak berdistribusi
normal).
2. Validitas konstruk: seberapa baik teori yang dipakai merupakan
landasan berpikir untuk menjelaskan hasil yang didapatkan.
-> Kerangka kerja teoretik haruslah tepat (e.g., konsep, definisi).
-> Ancaman: bias terhadap teori tertentu (e.g., perdebatan klasik
antara nature vs nurture).

3. Validitas eksternal: seberapa jauh hasil yang dicapai dapat


digeneralisasir ke waktu, tempat dan konteks yang berbeda.
Validitas ekologi: seberapa jauh hasil laboratorium atau eksperimen
dapat diaplikasikan ke konteks kehidupan nyata (mundane reality).
-> Setup eksperimen harus mencerminkan kehidupan nyata sedekat
mungkin.
-> Ancaman: tidak dapat memilih partisipan secara acak dari populasi.
4. Validitas internal: seberapa jauh peneliti yakin
bahwa perubahan yang terjadi pada DV
disebabkan oleh IV, dan bukan variabel
lain/perancu (confounding variable).
-> Alat ukur yang dipakai haruslah tepat.
-> Ancaman: faktor-faktor di luar penelitian yang
memungkinkan untuk mengurangi keyakinan
peneliti.
Senam otak dulu…
• Apa itu validitas?

• Mengapa penting dalam penelitian, khususnya


eksperimental?

• Sebutkan dua jenis validitas menurut Graziano


(2014) dan jelaskan kaitannya dengan hasil
penelitian?
Confounding variables (ancaman
terhadap validitas)
• Confounding variables adalah faktor-faktor yang bisa
memengaruhi IV atau pun DV yang tidak
dilibatkan/diperhatikan dalam peneitian.
• Menurut Cook dan Campbel (1979, dalam Graziano,
2014), ada 9 confounding variables:
1. Maturation: proses alamiah dalam diri partisipan,
termasuk tumbuh semakin tua, menjadi lapar, dan
kelelahan. Hal ini sangat penting untuk diperhatikan
dalam desain longitudinal.
2. Sejarah: kejadian spesifik yang terjadi di waktu jeda
antara pengukuran pertama dengan pengukuran
kedua.
3. Testing/pengukuran: efek pengukuran pertama berdampak pada
hasil pengukuran kedua (e.g., tingkat kemahiran).

4. Instrumentation: perubahan dalam kalibrasi pengukuran alat ukur


atau perubahan dalam pengamat skor.

5. Regression to the mean: biasanya tes pertama mendapatkan nilai


yang cukup tinggi (top 10%), namun tes kedua menurun dan lebih
mendekati ke nilai rata-rata. Perubahan pada tes kedua dikarenakan
faktor yang tidak stabil. Contohnya, jumlah jam belajar, kebiasaan
belajar, dll.

6. Seleksi: kelompok-kelompok yang terlibat dalam penelitian tidak


sama sebelum manipulasi dimulai. Hal ini sering terjadi jika peneliti
tidak bisa memilih dan menempatkan partisipan secara acak.
7. Attrition: terjadi ketika partisipan gagal untuk terlibat kembali ke
dalam studi kedua. Hal ini bisa terjadi karena beragam alasan dari
partisipan. Peneliti harus bisa mensiasati dengan menentukan
prosedur penelitian yang tidak berbarengan dengan kejadian-kejadian
lain yang penting bagi partisipan.

8. Diffusion of treatment: ketika partisipan dapat berkomunikasi


dengan partisipan lain dan menjelaskan prosedur penelitian. Contoh,
ketika partisipan dari kelompok eksperimental berkomunikasi dengan
partisipan dari kelompok kontrol dapat membuat karakteristik
kelompok menjadi sama.

9. Sequence effects: ketika partisipan diberikan lebih dari satu kondisi


(within-subjects design), pengaturan pemberian kondisi dapat
menghasilkan pengalaman yang memengaruhi hasil dari kondisi
selanjutnya.
Tambahan mengenai ancaman
terhadap validitas
• Menurut Campbell dan Stanley (1963), ada 8
faktor atau variabel yang, jika tidak dikontrol
dengan baik, akan mengancam validitas
internal.
1. Pengukuran: efek pengukuran pertama
berdampak pada hasil pengukuran kedua.
2. Instrumentation: perubahan dalam kalibrasi
pengukuran alat ukur atau perubahan dalam
pengamat skor.
5. Statistical regression: kelompok partisipan
terpilih berdasarkan skor ekstrim mereka.
6. Bias yang menghasilkan seleksi yang berbeda
terhadap partisipan untuk kelompok
pembanding.
7. Mortalitas eksperimental: hilangnya
partisipan dari masing-masing kelompok
penelitian.
8. Interaksi antara seleksi dan maturasi, atau
interaksi antara satu faktor perancu dengan
faktor yang lain.
Masih menurut Campbell dan
Stanley…
• Sedangkan untuk faktor-faktor yang dapat mengancam validitas
eksternal adalah:
1. Interaksi antara pengukuran dan X (perlakuan dalam eksperimen):
pretest dan perlakuan berinteraksi menghasilkan efek tertentu
dalam posttest, sehingga tidak bisa dipastikan apakah perlakuan
menjadi satu-satunya faktor penentu.
2. Interaksi antara seleksi dan X: perubahan yang dihasilkan X hanya
berlaku untuk populasi tertentu saja.
3. Reactive arrangement: anggapan partisipan bahwa perubahan
dalam diri karena paparan terhadap X.
4. Multiple-treatment interference: efek dari perlakuan sebelumnya
mempengaruhi hasil, sehingga tidak dapat diketahui dengan pasti
perlakuan mana yang berpengaruh untuk satu pengukuran
tertentu.
Subject effects
• Individu berpartisipasi dalam penelitian karena beragam
alasan. Kebanyakan dari mereka akan mencoba menjadi
patisipan yang ‘baik’. Peneliti dapat tidak sadar
menunjukkan ekspektasi dan biasnya, sehingga
memberikan petunjuk sosial kepada partisipan. Hal ini
disebut sebagai demand characteristics.

• Placebo effect juga bisa muncul, dikarenakan partisipan


sudah memilih ekspektasi tertentu dari kondisi
eksperimental. Contohnya, partisipan dalam kondisi
eksperimental diberikan obat penahan sakit tanpa efek apa
pun memiliki ekspektasi bahwa obat tersebut akan bekerja.
Experimenter effects
• Peneliti bisa menghasilkan demand
characteristics yang dapat memengaruhi
partisipan.
References
• Graziano, A. M., & Raulin, M. L.
(2014). Research methods: A process of
inquiry. Pearson Education Limited.

• Campbell, D. T., & Stanley, J. C.


(1963). Experimental and quasi-experimental
designs for research. Rand McNally College
Pub.

Anda mungkin juga menyukai