Anda di halaman 1dari 13

PENELITIAN EKSPERIMEN

Konsep Penelitian Eksperimen


Penelitian eksperimen merupakan pendekatan penelitian kuantitatif yang
paling penuh, karena memenuhi semua persyaratan untuk menguji hubungan
sebab akibat.
Penelitian eksperimen menguji secara langsung pengaruh suatu variabel
terhadap variabel lain.
Penelitian eksperimen menguji hipotesis hubungan sebab akibat.
Kompetensi peneliti eksperimen
Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang akan diteliti
Mampu melakukan analisis masalah secara akurat, sehingga dapat ditemukan
masalah penelitian yang betul-betul masalah
Mampu menggunakan teori yang tepat sehingga dapat ditemukan treatment
yang akan dicoba untuk memecahkan masalah
Mampu merumuskan hipotesis secara tepat
Memahami berbagai desain penelitian sehingga dapat memilih desain yang
tepat untuk eksperimen
Memahami teknik-teknik sampling
Mampu menyusun instrumen
Mampu mengumpulkan data
Mampu menyajikan data dan menganalisis data
Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun hasil
pengujian hipotesis
Mampu membuat laporan secara sistematis dan menyampaikan hasil
penelitian
Mampu membuat abstraksi hasil penelitian dan membuat artikel untuk dimuat
dalam jurnal ilmiah
Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas

Validitas Internal dan Eksternal


a. Validasi Internal

History : Perlakuan dalam bidang pendidikan dan sosial umumnya


dilakukan dalam jangka waktu tertentu.

Maturation : Selama perlakuan diberikan, kelompok eksperimen juga


mengalami perkembangan, sehingga dapat berpengaruh terhadap hasil
eksperimen.

Testing : Dalam eksperimen dilakukan pretes dan post tes.

IntrumentationMeskipun digunakan instrumen yang lebih objektif, ada


kecendrungan dari penilai-peneliti secara sadar atau tidak sadar, akan
memberikan nilai lebih tinggi pada posttes.

Statistical regression : Dalam regresi statistik ada kecendrungan subyek


yang mendapat skor rendah dalam tes pertama akan naik pada tes ulang
atau tes kedua dengan soal yang sama atau hampir sama.

Differential Election : Dalam pembentuka kelompok eksperimental dan


kelompok kontrol sering terjadi pilihan yang berbeda sehingga kedua
kelompok menjadi kurang homogen.

Eksperimental mortality : Dalam pelaksanaan eksperimen juga sering


terjadi pengurangan jumlah anggota dari kelompok eksperimental ataupun
kelompok kontrol.

Selection-maturation

interaction

Dalam

pemilihan

kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol seringkali tidak dapat dihindari adanya


perbedaan rata-rata tingkat perkembangan kedua kelompok.

Experimental treatment diffusion : Kelemahan ini terutama terjadi pada


kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang lokasinya berdekatan.

Compensatory rivalry by the control group : Karena kelompok


mengetahui statusnya sebagai kelompok yang dibandingkan (kelompok
kontrol) dengan kelompok eksperimen, maka mereka berupaya melakukan
kegiatan yang lebih dari biasanya sehingga hasilnya tidak berbeda dengan
kelompok eksperimen.

Compensatory equilization of treatments : Karena kelompok eksperimen


diberi perlakuan dengan fasilitas dan layanan yang baik, maka kelompok
kontrol juga diberi fasilitas dan layanan yang baik. Perbaikan fasilitas dan
layanan tersebut dapat menurunkan signifikansi perbedaan hasil pemberian
perlakuan.

Resentful demoralization of the control group : Kalau pada kelompok


eksperimen, anggota kelompok memiliki moral yang tinggi karena status
mereka sebagai kelompok eksperimen, maka kelompok kontrol memiliki
moral yang rendah karena statusnya sebagai kelompok pembanding yang
tidak diberi keinstimewaan.

b. Validasi Eksternal
Validitas Populasi
extend to which one can genaralize from the experimental sampel to
defined population: Sejauhmana kesimpulan yang diperoleh dari
eksperimen terhadap sampel dapat berlaku bagi polulasi.
The extend to which personalogical variables interact with treatment
effect: Sampai sejauhmana faktor-fakror personalogi atau faktor-faktor
kepribadian, terutama kepribadian peneliti bisa berpengaruh terdahadap
perlakuan.
Validitas Ekologis
Definisi
Validitas ekologis menunjukan sejauh mana hasil dari eksperimen yang
dirancang dalam lingkungan tertentu dapat diterapkan dalam lingkungan
lain.
Explicit description of the experimental design : Peneliti hendaknya
menjelaskan desain perlakuan yang diberikan sejelas mungkin, agar
peneliti lain atau pengguna dapat melakukan perlakuan yang sama
dengan mudah.

Multiple-treatment interference : Dalam memberikan perlakuan


seringkali terjadi bahwa tiap partisipan dalam eksperimen tidak diberi
perlakuan hanya satu kali tetapi lebih dari satu kali
Hawtrorne effect : Dalam eksperimen partisipan sering mengetahui
bahwa mereka ikut serta dalam eksperimen, mengetahui hal yang
diharapkan terjadi, dan mendapatkan perhatian khusus.
Novelty and disruption effects : Perlakuan yang diberikan merupakan
hal baru bagi partisipan, berbeda dari yang biasa dilakukan, dan hal itu
dapat memberikan hasil yang lebih baik. Sebaliknya perlakuan baru
yang diberikan juga dapat mengoyak-ngoyak kebiasaan partisipan
sehingga hasilnya menjadi lebih buruk.
Experimenter effect : Dalam pelaksanaan eksperimen ada beberapa hal
yang dirancang dan dikelola secara khusus. Rancangan dan pengelolaan
khusus ini belum tentu dapat digeneralisasikan.
Pretest sensitization : Seringkali isi dan kegiatan pretes ada
hubungannya dengan perlakuan, sehingga bisa mempengaruhi hasil.
Posttest sensitization : Hampir sama dengan pretes, dalam postes pun
bisa terjadi hubungan antara perlakuan yang diberikan dengan postes
Interaction of history and treatment effects : Kegiatan pemberian
perlakuan dapat dikaitkan dengan perlakuan.
Measurement ot dependent variable : Generalisasi hasil penelitian
dipengaruhi oleh bentuk pengukuan dari variabel terikat dalam posttes
Interaction of time of measurement and treatment effect : Hasil dari
postes juga dipengaruhi waktu pelaksanaan postes
Desain Eksperimen

Desain eksperimen lama yang banyak digunakan adalah model desain


sistematik yang dikembangkan oleh Egon Brunswick. Dalam model desain ini
beberapa perlakuan, pretes dan post tes diberikan. Vairabel variabel lainya
ada yang dikontrol dan ada yang tidak dikontrol.

Model desain eksperimen yang lebih kuat generalisasinya adalah model


representatif yang dikembangkan oleh Richard Snow. Model representatif
merupakan suatu proses perencanaan eksperimen yang disusun dengan
bertolak dari keadaan lingkungan yang sesungguhnya dan keadaan partisipan
yang alamiah.

Desain eksperimen representatif memiliki beberapa asumsi.

Asumsi pertama, karakteristik lingkungan yang bersifat alamiah adalah


kompleks dan saling terikat.

Asumsi kedua, manusia adalah pemroses informasi yang aktif, mereka


tidak mereaksi terhadap perlakuan eksperimen secara pasif.

Asumsi terakhir, karena organisme manusia bersifat kompleks, maka


perlakuan eksperimen akan mempengaruhi manusia khususnya pembelajar
dengan cara yang sangat kompleks pula.

Snow memberikan beberapa saran tentang penyusunan dan pelaksanaan


eksperimen representatif.

Lakukan penelitian dalam seting pendidikan yang nyata atau dalam


lingkungan yang memungkinkan untuk generalisasi.

Masukkanlah beberapa variabel lingkungan kedalam desain eksperimen.

Amatilah apa yang secara nyata dilakukan oleh partisipan (siswa) selama
eksperimen berlangsung.

Kajilah konteks sosial dari lingkungan di mana eksperimen akan dilakukan.

Siapkan dengan baik para partisipan yang akan ikut dalam eksperimen.

Adakan pengedalian perlakuan yang memungkinkan para partisipan


menggunakan pendekantan yang biasa mereka lakukan dalam kegiatan mereka
(belajar).

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan


eksperimen
1. Bias dalam eksperimen

Harapan peneliti tentang hasil penelitian yang secara tidak sengaja


disampaikan atau ditularkan kepada partisipan, sehingga mempengaruhi
perilaku partisipan.

2. Ketepatan perlakuan

Tingkat ketepatan pemberian perlakuan yang dilakukan oleh pelaku


eksperimen berdasarakan desain yang dirancang oleh peneliti.

Sampel acak
Dalam eksperimen baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol harus
merupakan sampel acak. Pengambilan sampel dapat dilakukan secara acak apabila
sampel tersebut homogin atau memiliki karakteristik yang sama. Sampel homogin
diperoleh karena telah diselesaikan berdasarkan pengontrolan variabel.
Macam desain eksperimen
Pre eksperimen
One-shot case Study
Kelompok

Perlakuan

Pascates

X1

Suatu kelompok diberikan perlakuan kemudian diobservasi hasilnya dengan


melakukan tes akhir (pascates)
One-group pretest-posttest desing
Kelompok

Prates

Perlakuan

Pascates

Suatu kelompok diberikan tes awal kemudian kelompok tersebut diberi


perlakuan. Setelah diberi perlakuan dilakukan tes akhir untuk mengetahui
pengaruh dari perlakuan.
Intact-Group Comparison
Kelompok

Perlakuan

Pascates

Satu kelompok digunakan untuk penelitian, tetapi dibagi dua yaitu setengah
kelompok untuk eksperimen dan setengah kelompok untuk kontrol. Kemudian
kedua kelompok diberi tes yang sama sebagai tes akhir (pascates).
EKSPERIMEN MURNI

Peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi


jalannya eksperimen

Subjek-subjek yang diteliti dalam kedua kelompok tersebut diambil secara


acak.

Desain kelompok kontrol prates-pascates bercak (Randomized PretestPosttest Control Grup Design)

Desain kelompok pembanding prates-pascates bercak (Randomized


Pretest-Posttest Comparison Grup Design)

Desain

kelompok

kontrol/pembanding

prates-pascates

bercak

(Randomized Pretest-Posttest Control/Comparison Grup Design)

Desain kelompok kontrol pascates beracak (Randomized Posttest-Only


Control Grup Design)

Desain kelompok pembanding pascates beracak (Randomized PosttestOnly Comparison Grup Design)

Desain kelompok kontrol prates-pascates bercak (Randomized PretestPosttest Control Grup Design)
Kelompok

Prates

Perlakua

Pascates
O
O

Acak

A (KE)

n
X

Acak

B (KK)

Kelompok A dan B memiliki karakteristik yang sama, karena diambil secara


acak dari populasi yang homogen.
Kedua kelompok diberi tes awal (prates) dengan tes yang sama.
Kelompok A sebagai kelompok eksperimen diberi perlakuan (X), sedangkan
kelompok B diberi perlakuan seperti biasanya.
Kemudian kedua kelompok diberi tes yang sama sebagai tes akhir (pascates)
Hasil kedua tes akhir dibandingkan begitu juga dengan hasil tes awal dan tes
akhir pada masing-masing kelompok sehingga dapat diketahui pengaruh dari
perlakuan yang diberikan
Desain kelompok pembanding prates-pascates bercak (Randomized PretestPosttest Comparison Grup DesigN)
Kelompo

Prate

Perlakua

Pascate

k
Acak A
Acak B

s
O
O

n
X1
X2

s
O
O

Acak C

X3

Eksperimen dilakukan terhadap 3 kelompok.

Masing-masing kelompok diberi tes awal (prates).

Kelompok A diberi perlakuan X1, kelompok B diberi perlakuan X2, dan


kelompok C diberi perlakuan X3.

Hasil dari tes awal dan akhir serta tes akhir masing-masing kelompok
diperbandingkan.

Desain

kelompok

kontrol/pembanding

prates-pascates

beracak

(Randomized Pretest-Posttest Control/comparison Grup Design)


Acak
Acak
Acak
Acak

Kelompok
A
B
C
D

Prates
O
O
O
O

Perlakuan
X1
X2
X3
-

Pascates
O
O
O
O

Hampir sama dengan desain kelompok pembanding prates-pascates beracak,


tetapi dalam model desain ini ada kelompok D sebagai kelompok kontrol yang
tidak diberi perlakuan khusus.
Desain kelompok kontrol pascates bercak (Randomized Posttest-Only
Control Grup Design)
Kelompok

Perlakuan

Pascates

Acak

A (KE)

Acak

B (KK)

Kelompok A dan B memiliki karakteristik yang sama, karena diambil secara


acak dari populasi yang homogen.
Kelompok A sebagai kelompok eksperimen diberi perlakuan (X), sedangkan
kelompok B diberi perlakuan seperti biasanya.
Kemudian kedua kelompok diberi tes yang sama sebagai tes akhir (pascates).

Desain kelompok pembanding pascates bercak (Randomized Posttest-Only


Comparison Grup Design)

Kelompok

Perlakuan

Pascates

Acak

X1

Acak

X2

Acak

X3

Eksperimen dilakukan terhadap 3 kelompok.

Kelompok A diberi perlakuan X1, kelompok B diberi perlakuan X2, dan


kelompok C diberi perlakuan X3.

Kemudian ketiga kelompok diberi tes yang sama sebagai tes akhir (pascates)

Eksperimen faktorial
Desain faktorial merupakan modifikasi dari eksperimen murni, yaitu
dengan

memperhatikan

kemungkinan

adanya

variabel

moderator

yang

mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel


dependen).
Eksperimen faktorial
Kelompo
Acak
Acak
Acak
Acak

k
A
B
C
D

Tes

Perlakua

Perlakua

Tes

O
O
O
O

n
X1
X2
X1
X2

n
Y1
Y1
Y2
Y2

O
O
O
O

Eksperimen dilakukan terhadap 4 kelompok, masing-masing kelompok


diberikan tes awal.
Masing-masing kelompok diberi perlakuan dengan dua macam perlakuan
dengan jenis yang berbeda.
Keempat kelompok diberi tes akhir dan hasilnya dibandingkan.
Eksperimen Kuasi

Eksperimen kuasi merupakan pengembangan dari desain eksperimen murni.


Desain ini memiliki kelompok kontrol tetapi tidak dapat sepenuhnya
mengontrol

variabel-variabel

luar

yang

mempengaruhi

pelaksanaan

eksperimen.
Eksperimen kuasi digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan
kelompok kontrol untuk penelitian
Eksperimen Kuasi
Kelompo
k
A

Prates
O1

O2

O3

Perlakuan
O4

Pascates
O5

O6

O7

O8

Kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random.
Sebelum diberi perlakuan kelompok diberi tes awal sampai empat kali dengan
maksud untuk mengetahui kestabilan keadaan kelompok sebelum diberi
perlakuan.
Setelah diberi perlakuan kelompok diberi tes akhir sampai empat kali dengan
maksud untuk mengetahui kestabilan keadaan kelompok setelah diberi
perlakuan.
Nonequivalent control group desing
Kelompok

Prates

Perlakuan

Pascates

Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control grup design namun
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dipilih secara random.
Kedua kelompok diberi tes awal (prates) dengan tes yang sama.

Kelompok A sebagai kelompok eksperimen diberi perlakuan (X), sedangkan


kelompok B diberi perlakuan seperti biasanya.
Kemudian kedua kelompok diberi tes yang sama sebagai tes akhir (pascates).
Hasil kedua tes akhir dibandingkan begitu juga dengan hasil tes awal dan tes
akhir pada masing-masing kelompok sehingga dapat diketahui pengaruh dari
perlakuan yang diberikan
The Counterbalanced Design
Kelompo

Perlakua

Tes

Perlakuan

Tes

Perlakuan

Tes

k
A

n
X1

X2

X3

X2

X3

X1

X3

X1

X2

Masing-masing kelompok secara bergantian diberi tiga perlakuan.


Pada setiap akhir perlakuan diberi tes.
Desain ini diarahkan untuk mengetahui dampak dari urutan pemberian
perlakuan
Proses penelitian eksperimen
1. Melakukan kajian secara induktif berkaitan dengan permasalahan yang akan
dipecahkan
2. Mengidentifikasi permasalah
3. Melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan
4. Membuat rencana penelitian yang di dalamnya mencakup kegiatan:
mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan
terjadingya kontaminasi proses eksperimen.
menentukan cara untuk mengontrol variabel.
memilih desain eksperimen yang tepat.

menentukan populasi, memilih sampel yang mewakili, dan memilih


sejumlah subjek penelitian
membagi subjek ke dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen
membuat instrumen yang sesuai, menvalidasi instrumen, dan melakukan
pilot study agar memperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk
mengambil data yang diperlukan
mengidentifikasi prosedur pengumpulan data dan menentukan hipotesis
5. Melakukan eksperimen
6. Mengumpulkan data kasar dari proses eksperimen
7. Mengorganisasi dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah

ditentukan Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang relevan


8. Membuat laporan penelitian eksperimen
Karakteristik penelitian eksperimen
Variabel bebas yang dimanipulasi (memanipulasi variabel)
Manipulasi maksudnya adalah tindakan atau perlakuan yang dilakukan seorang
peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan
untuk memperoleh perbedaan efek dalam variabel terikat.
Variabel lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan
(mengontrol variabel).
Efek atau pengaruh manipulasi variabel bebas dan variabel terikat diamati
secara langsung oleh peneliti (melakukan observasi)

Anda mungkin juga menyukai