Anda di halaman 1dari 8

JENIS-JENIS METODE PENELITIAN KUANTITATIF

Di susun oleh :

1. Achmad Maulana (220751604249)

2.Faridina Nisrina Alya Asilah ( 220751604051 )

3.Galuh dinata rizky agung wibowo (220751610552)

4.Masithah rahmalia ts. (220751605630)

5.Viona Joda Elsana ( 220751603328 )

Dosen Pengampu :

Desy Rozakiyah, S.Pd, M.Pd

Pendidikan Sosiologi

Departemen Sosiologi,

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Malang


JENIS-JENIS METODE PENELITIAN KUANTITATIF

Menurut ( Steg, Buunk, Rothengatter, 2008) ada empat jenis penelitian kuantitatif
1. Eksperimen Murni ( True experiment )
2. Penelitian Korelasional ( correlationnal Research )
3. Eksperimen Tidak Murni ( Quasi Experiment )
4. Survei ( Survey )

A. Eksperimen Murni ( True Experiment )


Peneliti dapat mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya
eksperimen. Dengan demikian validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan
penelitian) dapat menjadi tinggi.
Ciri - ciri utama eksperimen murni :
• Manipulasi : Tindakan eksperimenter untuk secara sistematis membuat bervariasi
level dari satu atau lebih variabel sembari mengendalikan variabel lain yang
berpotensi memiliki efek juga.
• Random assignment : Tindakan eksperimenter dalam menyeleksi partisipan atau
subje penelitian ke dalam salah satu kondisi atau perlakuan dalam suatu
eksperimen.

Kelebihan eksperimen murni :

• mampu memanipulasi confounds atau variabel selain variabel independen yang


juga memiliki pengaruh atau efek terhadap variabel dependen.
• Memiliki dua jenis Confounds yaitu, person confound dan procedural confound.

• Person confound terjadi ketika perbedaan individual pada subjek penelitian


berpengaruh terhadap variabel dependen.
• Procedural confound terjadi ketika eksperimenter membuat bervariasi secara
bersamaan dua atau lebih variabel penelitian.

Kekurangan eksperimen murni :

• Generalisabilitas ke orang / subjek : eksperimen murni cenderung menggunakan


sampel yang bersifat convenient yang ditarik dari populasi yang bersifat homogen.

• Generalisabilitas ke situasi : eksperimen murni dilaksanakan di dalam


laboratorium sehingga setting penelitiannya bersifat artifisial dan bukannya
natural.

B. Penelitian Korelasional ( correlationnal Research )

• Penelitian Korelasional menyelidiki hubungan antar variabel ( khususnya


measured variables ), dengan minat utama untuk menentukan bagaimana variabel-
variabel tersebut saling berhubungan satu sama lain dalam situasi yang bersifat
natural.

• Ciri-ciri utama penelitian korelasional :

1. Penelitian pada kelompok subjek tertentu.


2. Pengukuran variabel-variabel penelitian.
Hasil penelitian dibagi menjadi 3, yaitu :

1. Korelasi Positif
Terjadi pada saat variabel mengalami perubahan maka akan ikut mempengaruhi
perubahan variabel yang lain. Misalnya variabel satu menurun maka variabel
kedua akan ikut menurun.

2. Korelasi Negatif
Artinya variabel satu dengan yang lainnya memiliki pengaruh berkebalikan. Jika
variabel satu mengalami kenaikan maka pada variabel kedua dan seterusnya bisa
mengalami penurunan.

3. Tidak Ada Korelasi


Kemungkinan ketiga adalah tidak ada korelasi, sehingga antara variabel satu
dengan yang lain tidak memiliki hubungan. Jadi, jika satu mengalami penurunan
maka yang lain tidak akan terpengaruh.

Kelebihan
• Mampu menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama
(simultan)
• Dapat memberikan informasi tentang derajat kekuatan hubungan antara variabel-
variabel yang diteliti.
• Berguna untuk mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang 23 pendidikan,
ekonomi, sosial.
• Dapat menyelidiki beberapa variabel untuk diselidiki secara intensif dan
penelitian ini dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang
besar.
Kekurangan
• Hasilnya hanya mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti
menunjukkan saling hubungan yang bersifat kausal.
• Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu
kurang tertib-ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel
bebas.
• Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur.
• Sering merangsang penggunanya sebagai semacam short-gun approach, yaitu
memasukan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi
yang berguna atau bermakna.

C. Eksperimen Tidak Murni ( Quasi Experiment )

Ciri - ciri :

• Merupakan kombinasi eksperimen murni dan penelitian korelasional.


• Sangat cocok digunakan dalam situasi ketika random assignment tidak
memungkinkan.
• Kriteria yang dijadikan dasar seleksi partisipan atau subjek bersifat natural.

Jenis eksperimen tidak murni.

• Desain Grup yang Tidak Setara.


Peneliti memilih kelompok yang ada yang terlihat sebanding, tetapi hanya satu
kelompok yang menerima terapi dalam desain kelompok yang tidak setara. Ketika
menggunakan desain ini, peneliti berusaha untuk mengakomodasi faktor
pengganggu dengan menyesuaikannya dalam studi mereka atau memilih kelompok
yang sebanding

• Diskontinuitas dalam regresi.


Banyak dari terapi prospektif yang peneliti ingin selidiki didasarkan pada batas
dasar sewenang-wenang, dengan mereka yang jatuh di atas ambang menerima
pengobatan dan mereka yang jatuh di bawahnya tidak.

• Eksperimen alami.
Peneliti biasanya memilih kelompok mana yang dialokasikan untuk tes
laboratorium dan tes luar ruangan. Penugasan pasien secara acak atau tidak teratur
ke pengobatan kontrol terjadi dalam eksperimen alami karena kejadian atau
skenario eksternal (“alam”).

Kekurangan :
a. Tidak adanya randomisasi (randoimization), yang berarti pengelompokan
anggota sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan
dengan random atau acak.
b. Kontrol terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap eksperimen
tidak dilakukan, karena eksperimen ini biasanya dilakukan di masyarakat.

Kelebihan :
Tidak mempunyai batasan yang ketat terhadap randomisasi dan pada saat yang
sama dapat mengontrol ancama-ancaman validitas.
D. Survei

Penelitian Survei didefinisikan sebagai proses melakukan penelitian dengan


menggunakan survei yang peneliti kirimkan kepada responden survei. Data yang
dikumpulkan dari survei kemudian dianalisis secara statistik untuk menarik
kesimpulan penelitian yang berarti. Metode penelitian survei dapat dilakukan
melalui email, telepon, dan tatap muka.

Survei diklasifikasikan menjadi dua metode :

1. Penelitian survei longitudinal: Penelitian survei longitudinal melibatkan


pelaksanaan penelitian survei selama kontinum waktu dan tersebar selama
bertahun-tahun dan dekade. Data yang dikumpulkan dengan menggunakan metode
penelitian survei ini dari satu periode ke periode lainnya bersifat kualitatif atau
kuantitatif.
2. Penelitian survei cross-sectional: Peneliti melakukan survei cross-sectional
untuk mengumpulkan wawasan dari audiens target pada interval waktu tertentu.
Penelitian survei cross-sectional dapat bersifat deskriptif atau analitik.

Kelebihan Menggunakan Survey


• Relatif murah.
• Deskripsi populasi besar. Tidak ada metode lain memiliki kemampuan ini.
• Menjangkau lokasi terpencil dengan menggunakan surat, email atau telepon.
• Sampel sangat besar memberi hasil signifikan secara statistik bahkan ketika
menganalisis beberapa variabel.
• Banyak pertanyaan diterapkan mengenai suatu topik sehingga memiliki
fleksibilitas tinggi.
• Pertanyaan standar membuat pengukuran lebih tepat.
• Memiliki kemampuan tinggi dalam mengeliminasi subjektivitas peneliti.

Kelemahan Menggunakan Survey


• Standarisasi metodologi memaksa peneliti merancang pertanyaan umum sehingga
menghapus keunikan tiap responden.
• Survei yang fleksibel membutuhkan desain administrasi stabil sepanjang
pengumpulan data.
• Peneliti harus memastikan bahwa sejumlah besar sampel memberikan respon
(bebas respon bias).
• Mungkin sulit bagi responden mengingat informasi atau mengatakan kebenaran
tentang pertanyaan kontroversial

Anda mungkin juga menyukai