Anda di halaman 1dari 63

Macam-macam metode penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan pencarian, menghimpun


data, mengukur, mengolah analisis, untuk mendapat suatu
jawaban terhadap suatu masalah.

Untuk mendapat semua data yang diharapkan digunakan suatu


metode penelitian tertentu. Suatu metode memiliki rancangan
penelitian (disain), yang menggambarkan prosedur dan langkah-
langkah yang harus ditempuh, waktu, sumber data, dsb.
Penelitian Kuantitatif

Penelitian ini didasari oleh filsafat positivsisme :


menekankan fenomena yang objektif, teramati,
terukur, dan hubungan gejala kausal, penelitian pada
populasi dan sampel tertentu yang representatif
dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrumen, analisis data statistik.
Beberapa metode yang dimasukkan dalam penelitian
kuantitatif yang bersifat :

Non Eksperimental Eksperimental

1. Deskriptif 1. Eksperimental murni


2. Komparatif 2. Eksperimental kuasi
3. Korelasional 3. Eksperimental lemah
4. Survai 4. Eksperimental tunggal
5. Ekspos facto
6. Tindakan
Penelitian Deskriptif

Suatu bentuk penelitian paling dasar yang ditujukan untuk


menggambarkan fenomena yang ada yang berlangsung pada saat
ini atau saat yang lampau.
Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi
atau pengubahan pada variabel bebas tetapi menggambarkan
suatu keadaan apa adanya. Penggambaran kondisi bisa individu
atau kelompok dan menggunakan angka-angka.
• ANALISIS POLA SEBARAN KABOA
(Aegiceras corniculatum) DI PANTAI
CIPALAWAH DAN CIBAKO
KABUPATEN GARUT
Beberapa contoh masalah deskriptif :

1. Bagaimana sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi


negeri Berbadan Hukum?

2. Seberapa tinggi minat baca murid-murid di SD Negeri Gentra


Garut ?

3. Berapa jam rata-rata waktu yang digunakan untuk belajar


berstruktur dan belajar mandiri setiap minggunya?

4. Bagaimana kemampuan membaca anak-anak SD di Bandung?


5. Analisis keanekaragaman serangga di hutan
Sancang

6. Analisis klorofil pada berbagai daun lalab-laban

7. Dsb
Penelitan Survai

Digunakan untuk mengumpulkan data atau infomasi tentang


populasi yang besar dari sampel yang relatif kecil. Populasi
bisa berkenaan dengan orang, instansi, lembaga organisasi,
dll. Tetapi sumber utamanya orang.

Tujuan utama : mengetahui gambaran umum karakteristik


dari populasi.
Tiga karakteristik survai :

1. Informasi dikelompokkan dari sekelompok besar orang


untuk mendeskripsikan beberapa aspek seperti sikap,
kepercayaan, pengetahuan dari populasi
2. Informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan baik
tertulis maupun lisan
3. Informasi diperoleh dari sampel bukan populasi

Dalam pendidikan, survai digunakan untuk menghimpun data


tentang siswa, seperti : sikap, minat, kebiasaan belajar,
hubungan dan pergaulan antar siswa, hobi, cita-cita, dll.
Penelitian Ekspos Facto
Meneliti hubungan sebab akibat yang tidak dimanipulasi atau
diberi perlakuan oleh peneliti. Penelitian dilakukan terhadap
program, kegiatan, kejadian yang telah berlangsung atau telah
terjadi, didasarkan atas kejian teoritis, suatu variabel
menyebabkab variabel lain.
Mis : -pelatihan meningkatkan pengetahuan atau
kemampuan para peserta
-Gizi yang sehat pada waktu ibu hamil menyebabkan
bayi sehat
-Pengaruh status sosial terhadap keberhasilan studi
anaknya di sekolah
Penelitian ini mirip penelitian eksperimental tapi tidak ada
kontrol variabel
Penelitian komparatif

Penelitian dilakukan untuk mengetahui apakah antar


dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau
variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini juga tidak
ada pengontrolan variabel atau manipulasi atau
perlakuan dari peneliti. Penelitian dilakukan secara
alamiah, peneliti mengumpulkan data dengan
menggunakan instrumen.
Beberapa contoh rumusan masalah komparatif :
1. Adakah perbedaan prestasi belajar antara murid
di sekolah negeri dengan swasta?
2. Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara
sekolah di kota dan di desa?
3. Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan
toko yang berasal dari Sekolah Menengah
Kejuruan dan Sekolah Menengah Atas ?
Penelitian korelasional
Penelitian diajukan untuk mengetahui hubungan suatu
variabel dengan variabel lain. Hubungan ini dinyatakan
dengan besarnya koefisien koerelasi dan dignifikan secara
statistik, tetapi adanya korelasi tidak berarti adanya hubungan
sebab akibat dari suatu variabel terhadap variabel variabel
lain.

Korelasi ada dua kemungkinan :

1. Korelasi +

2. Korelasi -
Contoh Penelitian Korelasional :

KORELASI KERAPATAN LAMUN (SEAGRASS) DENGAN


KELIMPAHAN KELAS OPHIUROIDEA PADA ZONA LITORAL
DI PANTAI CIKABODASAN CAGAR ALAM LAUT SANCANG
Penelitian Tindakan

Merupakan penelitian yang diarahkan untuk mengadakan


pemecahan masalah atau perbaikan. Penelitian ini difokuskan
pada perbaikan proses maupun peningkatan hasil pendidikan.
 guru mengadakan pemecahan masalah-masalah yang
dihadapi dalam kelas
 kepala sekolah mengadakan perbaikan pada managemen
sekolah
1. Tahap Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini, peneliti menjelaskan
tentang apa (what), mengapa (why),
dimana (where), kapan (when), dan
bagaimana (how) penelitian
dilakukan.

2. Tahap Pelaksanaan (Acting)


Pada tahap pelaksanaan, dilakukan
kegiatan implementasi atau
penerapan perencanaan tindakan.
•Hal yang perlu diperhatikan pada
tahap ini adalah pembelajaran
harus berjalan seperti biasanya,
tidak boleh kaku dan terkesan
dibuat-buat.
•Kolaborator disarankan untuk
melakukan pengamatan secara
objektif sesuai kondisi pembelajaran
yang dilakukan peneliti.
Tahap Pengamatan (Observing)
3. 

•Yang diamati, yaitu


a. kegiatan belajar peserta yang
dilakukan oleh guru (peneliti) dan
b. kegiatan pembelajaran, dilakukan
oleh teman sejawat (kolaborator).

•Kolaborator melakukan pengamatan


pembelajaran berdasarkan instrumen
yang telah disusun oleh peneliti.
4.  Tahap Refleksi (Reflecting)
• Kegiatan ini dapat berupa diskusi hasil
pengamatan yang dilakukan oleh
kolaborator dengan guru pelaksana
(peneliti).
• Tahap ini merupakan inti dari penelitian
tindakan kelas, yaitu ketika kolaborator
mengungkapkan hal-hal yang dirasakan
sudah berjalan baik dan bagian yang
belum berjalan dengan baik pada saat
peneliti mengelola proses pembelajaran.
• Hasil refleksi dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam
merancang siklus berikutnya.

Jadi intinya, refleksi merupakan


kegiatan evaluasi, analisis,
pemaknaan, penjelasan,
penyimpulan, dan identifikasi tindak
lanjut dalam perencanaan siklus
berikutnya.
Penelitian Eksperimental

Penelitian ini paling murni kuantitatif karena pada penelitian in


menerapkan semua kaidah- kaidah atau prinsip penelitian
kuantitatif.

Metode penelitian ini bersifat validiation (menguji), yaitu menguji


suatu pengaruh atau lebih terhadap variabel lain.

Karena penelitian bersifat menguji maka semua variabel yang diuji


harus diukur dengan menggunakan instrument pengukuran atau
tes yang sudah distandardisasikan atau dibakukan.

Variabel lain diluar variabel bebas harus dikontrol


Penelitian eksperimen sederhana mengandung tiga ciri pokok:

1. Adanya variabel bebas yang dimanipulasi

2. Pengendalian variabel lain kecuali variabel bebas

3. Pengamatan/pengukuran terhadap V. terikat sebagai efek V.


bebas

Untuk sekedar memberikan gambaran unsur-unsur pokok dari


suatu penelitian, serta prosedurnya diberikan contoh penelitian.
Contoh : “pengaruh penggunaan media
grafis terhadap kemampuan memahami
materi pada murid klas II SD di
Kabupaten Garut”

1) V. bebas
2) V. terikat
3) Rumusan masalah
4) Hipotesis
5) Sampel
6) Prosedur, eksperimen ini dengan menggunakan
satu randomized design yang sederhana dengan
dua kelompok perlakuan : kelompok I :
kelompok II:

7) Kontrol dilakukan, caranya:

8) Hasil uji –t digunakan untuk melihat signifikansi


perbedaan hasil tes/ulangan siswa dari kedua kelas

9) kesimpulan
Sifat Penelitian Eksperiemen

Ada tiga sifat penting dari penelitian eksperimen :


1. Kontrol atau pengendalian
2. Manipulasi atau perlakuan
3. Pengamatan atau pengukuran

A. Kontrol
Dalam penelitian eksperimen kontrol merupakan suatu
keharusan, kenapa?
Dalam hal kontrol eksperimen ada dua asumsi yang dapat
digunakan :
1. Hukum Variabel Tunggal (the law of single variable)
2. Hukum satu-satunya variabel yang signifikan (the law of only
single significant independent variable)
•Hukum Variabel Tunggal (Law of
The Single Variable):
Apabila dua situasi sama dalam segala hal,
kecuali factor yang ditambahkan atau dibuang
dari salah satu situasi itu, maka setiap
perbedaan yang muncul diantara kedua situasi
tersebut dapat dikaitkan dengan factor tersebut.
• Hukum satu-satunya variable yang
signifikan (Law of the only signifikan
variable):
apabila dua situasi tidak sama tetapi dapat
ditunjukkan bahwa tidak ada satu variabelpun
yang signifikan dalam menimbulkan gejala yang
sedang diselidiki, atau gejala variabel-variabel
yang signifikan itu dibuat sama, maka setiap
perbedaan yang terjadi diantara kedua situasi itu
sesudah dimasukkannya variabel baru ke dalam
salah satu diantaranya, dapat dianggap
disebabkan oleh varibel baru tersebut.
Dalam penelitian pendidikan asumsi ke satu sangat sulit
diterapkan karena itu peneliti harus berusaha untuk kesamaan
pada berbagai variabel, ada 5 prosedur yang biasanya dipakai
untuk meningkatkan kesamaan antar kelompok sebagai situasi
eksperimen :

1. Random assignment (penempatan secara acak)

2. Pemasangan secara acak (randomized matching)

3. Pemilihan homogen (homogeneous selection)

4. Analisis kovarian
B. Manipulasi atau perlakuan

Adalah tindakan yang sengaja dilakukan oleh peneliti


untuk melihat efek yang terjadi dari tindakan tersebut

• seperangkat kondisi yang berbeda (V. bebas)/V.


perlakuan

• efektivitas pelakuan dilihat pada V. Terikat

• artinya ada hubungan kasual maupun fungsional antar


variabel
C. Pengamatan atau Pengukuran
pengukuran dilakukan pada V. terikat.
Penyusunan alat variabel harus memenuhi kaidah
pengukuran, seperti : validitas, reliabilitas, dan
objektivitas
•Pengaruh Ekstrak Rebung Bambu
Betung (Dendrocalamus asper Backer
Ex Heyne) Terhadap Pertumbuhan Stek
Batang Jambu Air (Syzygium
samarangense).
Disain Eksperimen

Menunjuk pada kerangka konseptual


bagaimana eksperimen dilakukan. Kriteria
yang paling penting adalah : disain harus
tepat menguji hipotesis yang diajukan.
Randomisasi merupakan cara yang tepat
untuk memperoleh kontrol yang diperlukan
→→ memilih disain yang memakai random,
jika tidak bisa maka usahakan menempatkan
subjek ke dalam kelompok secara random,
jika tidak bisa juga tempatkan perlakuan pada
kelompok secara random.
Ada 2 kriteria untuk menilai kesahihan disain
eksperimen :

1. Kesasihan internal, apakah perlakuan


eksperimen benar-benar mengakibatkan
perubahan pada V. terikat ?
Ada delapan V. ekstra yang sering
mempengaruhi kesahihan internal:

history, maturation, pretesting, measuring


instrument, perbedaan memilih subyek,
kematian atau kehilangan, interaksi
kematangan dan seleksi serta statistical
regression
2. kesasihan eksternal,

Menunjuk pada pertanyaan : Dapatkah


penemuan-penemuan yang telah diperoleh
digeneralisasikan?
Ada 2 macam kesahihan eksternal:
• kesahihan populasi
• kesahihan ekologis
Kesahihan populasi:

Menyangkut populasi subjek mana yang


dapat diharapkan sama dengan subjek
sampel yang digunakan dalam eksperimen

• populasi terjangkau
• target populasi
A. Disain Pra Eksperimen
1. Disain prates-pascates satu kelompok
Prates Variabel bebas Pascates
(Perlakuan)
Y X Y

Disain ini menempuh tiga langkah:


1.
2.
3.
Kelemahan paling menonjol pada disain
ini adalah tidak adanya kelompok
kontrol.

Dua variabel ekstra yang tidak


terkontrol pada variabael ini adalah
history dan maturation
2. Disain Statis dua Kelompok

Kelompok V. Bebas Pascates


(perlakuan)
E (Ekperimen) X Y
C (kontrol) - Y

Kesalahan mendasar pada disain ini disebabkan


karena randomisasi maupun matching tidak
digunakan untuk menempatkan para subjek ke
dalam kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol,
Sehingga tidak bisa berasumsi bahwa dua
kelompok sebelum perlakuan adalah sama
B. Disain Eksperimen Sejati
1. Disain pascates subjek acak dua kelompok

Kelompok acak V. Bebas Hasil Pengukuran


(Perlakuan)

(R ) → E X Y
(R) →C - Y
Keuntungan Disain ini:
2. Randomisasi
3. Efek history dan maturation dihindari karena
tidak ada pretes
2. Disain pascates subyek acak sepadan dua
kelompok
Disain ini hampir sama dengan disain di atas
namun menggunakan pemadaman (matching)
dalam menempatkan kelompok kelompok yang
sama bukan secara acak

Kelompok acak V. Bebas Hasil


(Perlakuan) Pengukuran

(pemadanan) → E X Y
(pemadanan) →C - Y
3. Disain prates pascates kelompok acak

Kelompok Prates Perlakuan Pascates


(R)→E Y1 X Y2
(R)→ C Y1 - Y2

Kekuatan utama disain ini:

• Randomisasi
• Mempunyai kontrol terhadap prates
4. Disain tiga kelompok solomon

Kelompok Prates Perlakuan Pascates


(R)→E Y1 X Y2
( R ) →C1 - Y2
Y1
( R ) → C2 X
- Y2
5. Disain empat kelompok solomon

Kelompok Prates Perlakuan Pascates


(R)→E Y1 X Y2
( R ) →C1 - Y2
Y1
( R ) → C2 X
- _ Y2
( R ) → C3
-
Y2
Disain ini mempunyai kontrol yang ketat,
sehingga lebih luas dan lebih cermat, karena
mempunyai satu kelompok kontrol
tambahan.

Kelemahan utama disain ini:


•Kesulitan dalam pelaksanaan di
lapangan/kelas, waktu dan tenaga bukan
merupakan pekerjaan ringan

•Kesulitan dalam analisis statistiknya


C. Disain Faktorial
Disain faktorial merupakan disain yang
dapat memberikan
perlakuan/manipulasi dua variabel
bebas atau lebih pada waktu yang
bersamaan untuk melihat efek masing-
masing variabel bebas secara terpisah dan
bersamaan terhadap variabel terikat dan
efek-efek yang terjadi akibat interaksi
beberapa variabel
Ada dua kategori disain faktorial:
1. Disain yang memanipulasi satu variabel
bebas utama dengan
mempertimbangkan variabel lain dengan
melihat efeknya pada variabel terikat.
Variabel lain yang diperhitungan adalah:
variabel atribut seperti jenis kelamin, usia,
intelegensi, sosek dll. Taraf variabel atribut
biasanya dibuat kelompok
Misal penelitian tentang: “Efektivitas metode
pada siswa berintelegensi tinggi dan siswa
berintelegensi rendah pada prestasi belajar”

Variabel bebas Metode Diskusi

Variabel atribut IQ tinggi IQ rendah

Variabel terrikat Prestasi belajar Prestasi belajar


Sel 1 Se 2
2.Dua variabel bebas utama dimanipulasi
secara bersamaan dengan
memperhitungkan variabel atribut untuk
melihat efek variabel bebas utama baik
secara bebas atau bersamaan, efek variabel
atribut atau interaksinya
Misal: dua variabel bebas yang ingin
dimanipulasi adalah pengajaran modul dan
pengajaran berprogama, dua variabel lainnya
IQ tinggi dan IQ rendah. Efek variabel bebas
akan dilihat pada variabel terikat yaitu
prestasi belajar
Maka disainnya :

Variabel bebas Pengajaran modul Pengajaaran


berprogram
Variabel kontrol IQ tinggi IQ rendah IQ tinggi IQ rendah

variabel terikat Y1 (70) Y2 (66) Y3 (80) Y4 (60)

Dari disain dan contoh di atas dapat dijelaskan sebagai


berikut:
• Efek variabel bebas yang dimanipulasi
• Efek dari IQ tanpa memperhitungkan perlakuan
• Efek interaksi antar variabel bebas
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
IQ rendah IQ tinggi
berprogram modul
Agar dapat memahami suatu interaksi,
marilah kita bandingkan hasil pengukuran lain
dari contoh disain disain di atas

Variabel bebas Pengajaran modul Pengajaaran


berprogram
Variabel kontrol IQ tinggi IQ rendah IQ tinggi IQ rendah
Variabel terikat Y1 (70) Y2 (60) Y3 Y4
(76) (66)
Dari data di atas dapat dijelaskan:

• Efek utama variabel perlakuan


• Efek utama IQ pada prestasi belajar
• Efek interaksi antar kedua variabel bebas
80
70
60
50
40
30
20
10
0
IQ rendah IQ tinggi
modul berprogram
Rancangan Penelitian Murni:

1. RAL : Rancangan Acak Lengkap


2. RAK : Rancangan Acak Kelompok
• RAL
Tata Letak Percobaan

B1 C6 B3 A2

D4 D2 A1 C4

A6 B5 C1 D1

C2 D3 D5 C3

B2 A3 C5 D6

A4 B6 A6 B4
• RAK
Tata Letak Percobaan
I II III IV V VI

A D D

B C B

C B C

D A A dst

Anda mungkin juga menyukai