Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Agronida ISSN 2407-9111 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2021 86

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KAILAN (Brassica oleracea var.


alboglabra) PADA BERBAGAI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI NUTRISI AB
MIX DENGAN SISTEM HIDROPONIK SUBSTRAT

Growth and Production of Chinese Kale (Brassica oleracea var. alboglabra) in Various
Planting Media and AB Mix Nutrient Concentration in Substrate Hydroponic System.

M Ginanjar1, A Rahayu2*, OL Tobing2


1
Alumni Program Studi Agroteknologi Universitas Djuanda
2
Staf pengajar Program Studi Agroteknologi Universitas Djuanda
Jl. Tol Ciawi 1, Kotak Pos 35 Bogor 16720
*Email korespondensi: arifah.rahayu@unida.ac.id

ABSTRAK

Kailan (Brassica oleracea var. alboglabra) merupakan sayuran daun yang memiliki nilai jual tinggi dan
memerlukan unsur N untuk mendukung pertumbuhannya. Pemberian media tanam dan konsentrasi nutrisi AB
Mix yang ideal dengan menggunakan sistem hidroponik substrat dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi
kailan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media tanam dan konsentrasi nutrisi AB Mix terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman kailan dengan sistem hidroponik substrat. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Kelompok Faktorial, yaitu media tanam (arang sekam, cocopeat, skerwool) dan konsentrasi
nutrisi AB Mix (50 % R (3 ml/l), 100 % R (6 ml/l), dan 150 % R (9 ml/l)). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pertumbuhan dan produksi tanaman kailan pada media tanam cocopeat tidak berbeda nyata dengan skerwool,
tetapi nyata lebih besar dibandingkan dengan media tanam arang sekam, pada semua peubah kecuali jumlah daun.
Pemberian konsentrasi nutrisi AB Mix 6 ml/l dan 9 ml/l, nyata meningkatkan tinggi tanaman, diameter tajuk,
warna daun, diameter batang, luas daun, bobot segar dan bobot kering dibandingkan dengan pemberian nutrisi
AB Mix 3 ml/l.

Kata kunci: skerwool, arang sekam, nutrisi tanaman, bobot segar

ABSTRACT

Kailan or Chinese kale (Brassica oleracea var. alboglabra) is a highly selling price leafy vegetable which
requires N nutrient for its growth. Ideal planting medium and AB-Mix nutrient concentration in a substrate
hydroponic system are very important for the development of this plant. This study was aimed at assessing the
effects of planting media and AB Mix nutrient concentration on the growth and production of Chinese kale grown
in a substrate hydroponic system. A factorial randomized block design with two factors was used. The first factor
was planting media consisting of rice husk charcoal, cocopeat, and skerwool. The second factor was AB Mix
Nutrient concentration consisting of 50 % R (3 ml/l), 100 % R (6 ml/l), and 150 % R (9 ml/l). Results showed that
all variables except number of leaves in cocopeat and skerwool planting media were not different. However, all
parameters in these two media were found to be higher than those in rice husk charcoal medium. Application of
AB Mix Nutrient concentration of 6 ml/l and 9 ml/l resulted in significantly higher plant height, canopy diameter,
trunk diameter, leaf width, fresh weight, dry weight, and better leaf color than AB Mix Nutrient concentration of
3 ml/l did.

Keywords: skerwool, rice husk charcoal, plant nutrient, fresh weight

PENDAHULUAN pada bagian atas. Warna batangnya mirip


dengan kembang kol. Batang kailan dilapisi
Kailan (Brassica oleraceae var. oleh zat lilin, sehingga tampak mengkilap
alboglabra cv. Full white 921) atau kubis (Darmawan 2009).
daun, biasa dikonsumsi bagian batang dan Kailan di Indonesia belum
daunnya (Puspita 2014). Tanaman kailan dikembangkan dalam skala luas, tetapi
mempunyai batang berwarna hijau memiliki nilai ekonomi tinggi. Kailan
kebiruan, bersifat tunggal dan bercabang banyak mengandung vitamin dan mineral
87 M Ginanjar Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Kailan

yang berguna untuk memelihara kesehatan baik dan ringan, sehingga akar tanaman
tubuh (Zuhry 2010), antara lain vitamin A, kuat dan tidak mudah rusak, mampu
vitamin C, thiamin dan kapur (Pracaya menjaga kelembaban dan menyimpan air.
2005). Media hidroponik substrat yang
Tanaman kailan umumnya paling banyak digunakan adalah arang
dibudidayakan secara konvensional di sekam, cocopeat dan rockwool. Menurut
lahan terbuka, tetapi budidaya seperti ini Susila dan Koerniawati (2004) rockwool
dianggap kurang efisien dan efektif, karena merupakan media tanam yang ringan, bebas
membutuhkan lahan pertanian yang luas. patogen dan mudah menyerap air, namun
Di lain pihak, luas lahan pertanian semakin rockwool masih relatif mahal di pasaran
terbatas seiring dengan meningkatnya dan cukup sulit didapatkan karena
jumlah penduduk. Menurut Badan Pusat merupakan produk impor, sehingga perlu
Statistik (2014) penurunan luas lahan dicari alternatif media lain dengan harga
pertanian secara nasional terjadi cukup yang lebih ekonomis dan mudah didapat.
tinggi mencapai 100.000 – 110.000 ha per Arang sekam merupakan media
tahun. Kondisi ini mendorong tanam bersifat porous, ringan, dan cukup
perkembangan teknik budidaya di lahan menahan air. Cocopeat memiliki
sempit tanpa menggunakan media tanah. karakteristik mampu mengikat dan
Salah satu teknik budidaya yang menyimpan air dengan kuat (Dalimoenthe
tanpa menggunakan tanah adalah 2013). Di lain pihak, penggunaan arang
hidroponik. Menurut Resh (2004) sekam dan cocopeat sebagai media tunggal
hidroponik merupakan sistem budidaya masih memiliki kekurangan, diantaranya
tanaman tanpa menggunakan media tanah, arang sekam memiliki sifat terlalu porous
tetapi mengunakan larutan hara saja atau memungkinkan daya ikat air kurang kuat,
dengan media bersifat inert seperti kerikil, sehingga nutrisi yang diberikan akan
pasir, gambut, vermikulit, zeolit dan batu mudah lolos. Cocopeat mengandung zat
apung untuk menunjang pertumbuhan tanin dan klor, sehingga memerlukan
tanaman yang dikenal sebagai sistem perlakuan khusus untuk menghilangkan zat
hidroponik substrat. Menurut Nelson tersebut.
(2009) hidroponik substrat adalah sistem Salah satu solusi untuk mengatasi
budidaya tanaman yang menggunakan permasalahan media tumbuh yang tepat
media padat pada substrat porous yang adalah membuat komposisi media tanam
diberi larutan nutrisi, sehingga tanaman yang dapat mempertahankan kelembaban
memungkinkan memperoleh kecukupan dalam waktu yang relatif lebih lama.
nutrisi, air dan oksigen. Menurut Silvina Skerwool merupakan inovasi media tanam
dan Syafrinal (2008) budidaya secara hidroponik dengan berbahan baku
hidroponik memiliki keuntungan antara campuran limbah arang sekam, cocopeat
lain tidak memerlukan pengolahan lahan, dan kertas. Skerwool memiliki porositas
pertumbuhan tanaman dapat dikontrol, dan aerasi yang baik, sehingga media tanam
penggunaan air dan larutan hara lebih tersebut dapat menjadi alternatif media
efisien, tidak bergantung pada musim, tanam hidroponik yang terjangkau dan
dapat dilakukan pada lahan yang sempit ramah lingkungan, dan diharapkan dapat
dan terlindung dari hujan dan sinar menggantikan rockwool, arang sekam dan
matahari langsung. cocopeat sebagai media tanam hidroponik
Media tanam adalah salah satu sistem substrat.
faktor penting dalam budidaya dengan Selain media tanam, keberhasilan
sistem hidroponik substrat. Wijayanti dan pada sistem hidroponik juga ditentukan
Susila (2013) menyatakan pertumbuhan oleh konsentrasi hara larutan nutrisi.
tanaman yang optimal, memerlukan media Pemberian larutan nutrisi, air, dan oksigen
tanam yang memiliki porositas, aerasi yang harus cukup pada perakaran tanaman (Parks
Jurnal Agronida ISSN 2407-9111 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2021 88

dan Murray 2011). Berdasarkan penelitian dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple
Siregar (2017) pemberian larutan nutrisi Range Test (DMRT) pada taraf 5%.
AB-Mix 7 ml/l memberikan tinggi, jumlah Persemaian menggunakan media
daun dan berat tanaman terbaik pada rockwool berukuran 2,5x2,5 cm yang
tanaman sawi. Maitimu dan Agus (2018) disusun dalam baki semai. Pada setiap
menambahkan bahwa pemberian potongan rockwool ditanam dua benih per
konsentrasi AB Mix 14 ml/l pada media lubang tanam. Baki semai disimpan pada
campuran arang sekam dan pasir meja persemaian yang terhindar dari sinar
menunjukkan hasil diameter bunga kubis matahari langsung.
terbaik. Penanaman kailan di polibeg
Penelitian ini bertujuan untuk dilakukan setelah bibit berumur 2 minggu
mengetahui pengaruh media tanam dan setelah semai (MSS) atau telah tumbuh 3 –
konsentrasi nutrisi AB Mix terhadap 4 helai daun dengan media tanam sesuai
pertumbuhan dan produksi tanaman kailan perlakuan. Jarak antar polybag 20 cm x 20
(Brassica oleracea var. alboglabra) dengan cm. Penyulaman tanaman yang mati
sistem hidroponik substrat. dilakukan 5 hari setelah tanam (HST).
Nutrisi AB Mix yang digunakan
METODE PENELITIAN pada penelitian ini berbentuk butiran.
Larutan stok A dan stok B dibuat dengan
Penelitian ini dilaksanakan pada melarutkan masing-masing 1000 g nutrisi A
bulan Maret sampai dengan Mei 2019 di dan B ke dalam 5 l air dalam wadah
greenhouse SEAMEO BIOTROP terpisah. Masing-masing larutan stok A dan
(Southeast Asia Regional Centre for stok B diencerkan sesuai dengan
Tropical Biology) Jl. Raya Tajur Km 6, konsentrasi perlakuan 3 ml, 6 ml, 9 ml per l
Bogor. air bersih. Larutan nutrisi AB Mix
Alat yang digunakan dalam diberikan dengan cara penyiraman setiap
penelitian ini antara lain sekop, ember hari, sebanyak 100 ml/tanaman pada umur
(tempat mengaduk nutrisi), pengaduk 1 – 20 HST dan 200 ml/tanaman pada umur
nutrisi, baki semai, gelas ukur, penggaris, 21 - 35 HST.
jangka sorong, pH meter, EC meter, lux Kegiatan pemeliharaan tanaman
meter, oven, timbangan analitik, dan kailan pada sistem hidroponik substrat
kamera. Bahan yang digunakan antara lain meliputi pengukuran konsentrasi dan pH
benih tanaman kailan cv. Full white 921, larutan nutrisi AB Mix, pengendalian hama
polibeg ukuran 25x30 cm, nutrisi AB Mix, dan penyakit dilakukan secara manual
rockwool (media semai), arang sekam, tanpa menggunakan pestisida sintetik dan
cocopeat, skerwool dan air. menjaga kebersihan air yang digunakan
Penelitian ini menggunakan untuk melarutkan nutrisi.
Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang Pengamatan dilakukan lima hari
terdiri atas dua faktor, yaitu media tanam sekali saat tanaman berumur 5 – 35 HST,
(arang sekam, cocopeat, dan skerwool) dan meliputi pengamatan pertumbuhan (tinggi
konsentrasi nutrisi AB Mix (50% dosis tanaman, jumlah daun, diameter tajuk,
rekomendasi (R) (3 ml/l), 100% R (6 ml/l), warna daun, dan luas dan) dan produksi
dan 150% R (9 ml/l). Penelitian ini terdiri tanaman (bobot segar dan kering) pada
atas tiga ulangan, sehingga diperoleh 27 umur 35 HST.
satuan percobaan. Setiap satuan percobaan
terdiri atas enam satuan amatan, sehingga HASIL DAN PEMBAHASAN
terdapat 162 satuan amatan.
Data dianalisis dengan sidik ragam Hasil
(uji F) pada taraf 5%. Apabila perlakuan Selama percobaan berlangsung
berpengaruh nyata (F hitung > F tabel 5%), suhu greenhouse berkisar antara 24 – 290 C
89 M Ginanjar Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Kailan

dan kelembaban udara berkisar antara 70 – cocopeat, namun keduanya nyata lebih
80 % dan intensitas cahaya berkisar antara tinggi dibandingkan dengan media arang
23.000 – 50.000 lux. Selama percobaan sekam. Tinggi tanaman kailan pada
tidak dijumpai hama maupun penyakit yang konsentrasi 6 ml/l dan 9 ml/l nyata lebih
menyerang tanaman kailan. tinggi dibandingkan dengan konsentrasi
Tinggi tanaman kailan pada media 3ml/l (Tabel 1).
tanam skerwool tidak berbeda nyata dengan

Tabel 1. Rata-ratainggi tanaman, jumlah daun, diameter tajuk, diameter batang dan luas daun
tanaman kalian pada umur 35 HST
Tinggi tanaman Jumlah daun Diameter tajuk Diameter batang Luas daun
Perlakuan
(cm) (helai) (cm) (cm) (cm2)
Media Tanam
Arang sekam 23,31a 8,85a 22,63a 0,60a 66,61a
Cocopeat 26,72b 9,00a 27,63b 0,83b 106,16b
Skerwool 27,54b 9,65b 26,56b 0,78b 98,16b
Konsentrasi nutrisi AB Mix
3 ml/l 23,72a 8,93 22,89a 0,61a 64,35a
6 ml/l 26,72b 9,37 26,69b 0,79b 95,90b
9 ml/l 27,13b 9,20 27,14b 0,81b 110,68b
Keterangan: Nilai rata-rata pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji
DMRT pada taraf 5%

Jumlah daun tanaman kailan pada tidak berbeda nyata dengan konsentrasi
media tanam skerwool nyata lebih besar nutrisi AB Mix 6 ml/l (Tabel 1).
dibandingkan dengan media tanam Diameter batang dan luas daun
cocopeat dan arang sekam. diameter tajuk tanaman kailan pada media tanam cocopeat
tanaman kailan pada media tanam cocopeat dan skerwool nyata lebih besar
nyata lebih besar dibandingkan dengan dibandingkan dengan media tanam arang
media tanam arang sekam, namun tidak sekam. Pemberian konsentrasi nutrisi AB
berbeda nyata dengan media tanam Mix 9 ml/l tidak berbeda nyata dengan
skerwool. Diameter tajuk tanaman kailan nutrisi AB Mix 6 ml/l, namun keduanya
pada konsentrasi nutrisi AB Mix 9ml/l berbeda nyata dengan nutrisi AB Mix 3 ml/l
nyata lebih besar dibandingkan dengan (Tabel 1).
konsentrasi nutrisi AB Mix 3ml/l, namun

Tabel 2. Warna daun tanaman kailan


Perlakuan Skor Warna daun
Arang sekam + 3 ml/l AB Mix 2 7,5 GY 7/10 (Yellow green)
Cocopeat + 3 ml/l AB Mix 2 7,5 GY 7/8 (Yellow green)
Skerwool + 3 ml/l AB Mix 2 7,5 GY 7/10 (Yellow green)
Arang sekam + 6 ml/l AB Mix 4 7,5 G 5/4 (Moderate green)
Cocopeat + 6 ml/l AB Mix 4 7,5 G 5/6 (Moderate green)
Skerwool + 6 ml/l AB Mix 4 7,5 G 5/6 (Moderate green)
Arang sekam + 9 ml/l AB Mix 4 7,5 G 5/4 (Moderate green)
Cocopeat + 9 ml/l AB Mix 4 7,5 G 5/6 (Moderate green)
Skerwool + 9 ml/l AB Mix 4 7,5 G 5/4 (Moderate green)
Keterangan: skor 1 = kuning, 2 = hijau kekuningan (yellow green), 3 = hijau muda (light green), 4 = hijau sedang
(moderate green), 5 = hijau tua (dark green)
Jurnal Agronida ISSN 2407-9111 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2021 90

Pemberian konsentrasi nutrisi AB jenis media tanam berwarna lebih hijau


Mix 6 ml/l dan 9 ml/l pada semua jenis dibandingkan dengan konsentrasi nutrisi
media tanam menghasilkan skor warna AB Mix 3 ml/l (Tabel 2).
daun lebih tinggi dibandingkan dengan Bobot segar dan bobot kering
konsentrai nutrisi AB Mix 3 ml/l. tanaman kailan pada media tanam cocopeat
Penampilan warna daun tanaman kailan nyata lebih besar dibandingkan dengan
pada konsentrasi nutrisi AB Mix 6 ml/l dan media tanam arang sekam, tetapi tidak
9 ml/l memiliki skor 4 dengan nilai 7,5 G berbeda nyata dengan media tanam
5/4 dan 7,5 G 5/6 (Moderate green), skerwool. Pemberian konsentrasi nutrisi
sedangkan konsentrasi nutrisi AB Mix 3 AB Mix 9 ml/l memiliki bobot segar dan
ml/l memiliki skor 2 dengan nilai 7,5 GY bobot kering tidak berbeda nyata dengan
7/8 dan 7,5 GY 7/10 (Yellow green). Skor pemberian konsentrasi nutrisi AB Mix 6
warna daun menunjukkan bahwa warna ml/l, namun keduanya berbeda nyata
daun yang diberi nutrisi AB Mix dengan dengan pemberian konsentrasi nutrisi AB
konsentrasi 6 ml/l dan 9 ml/l pada semua Mix 3 ml/l (Tabel 3).

Tabel 3 Rata-rata bobot segar dan bobot kering panen tanaman kalian
Perlakuan Bobot segar (g) Bobot kering (g)
Media tanam
Arang sekam 15,78a 1,75a
Cocopeat 25,72b 2,63b
Skerwool 25,35b 2,53b
Konsentrasi nutrisi AB Mix
3 ml/l 14,04a 1,54a
6 ml/l 24,16b 2,53b
9 ml/l 28,63b 2,85b
Keterangan: Nilai rata-rata pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji
DMRT pada taraf 5%

Pengaruh Media Tanam terhadap Kailan merupakan tanaman yang


Pertumbuhan dan Produksi Tanaman dipanen daun dan batangnya. Tanaman
Kailan kailan pada media tanam skerwool dan
Tinggi tanaman, diameter tajuk, cocopeat menunjukkan jumlah daun, tinggi
jumlah daun, diameter batang, luas daun, tanaman, diameter tajuk, luas daun dan
bobot segar dan bobot kering tanaman pada diameter batang tertinggi, sehingga
media skerwool tidak berbeda nyata dengan produksinya nyata lebih besar
cocopeat, tetapi nyata lebih besar dari arang dibandingkan dengan media tanam arang
sekam. Hal ini tidak sesuai dengan sekam, baik pada bobot segar maupun
penelitian Wibowo et al. (2017) bahwa bobot kering pertanaman. Perlakuan media
pertumbuhan tanaman kalian pada media tanam skerwool dan cocopeat
tanam arang sekam lebih baik dibandingkan menunjukkan pertumbuhan optimal. Media
dengan media tanam pakis dan cocopeat. tanam cocopeat memiliki struktur halus,
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa sehingga dapat mempertahankan air dan
faktor diantarannya media arang sekam kelembaban, serta mengandung unsur hara
tidak memiliki kemampuan mengikat air kalsium, magnesium, kalium, dan fosfor
lebih baik dibandingkan dengan cocopeat (Lyvi et al. 2007).
dan skerwool, karena sifat arang sekam
yang porous, sangat ringan dan kasar Pengaruh Konsentrasi Nutrisi AB Mix
(Setyoadji 2015), sehingga nutrisi yang terhadap Tanaman Kailan
diberikan pada tanaman mudah lolos. Tanaman kailan yang diberi nutrisi
AB Mix dengan konsentrasi 3 ml/l
91 M Ginanjar Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Kailan

menghasilkan tinggi tanaman dan diameter terhadap luas daun, jumlah daun, bobot
tajuk paling rendah dibandingkan dengan segar dan bobot kering tanaman kailan.
perlakuan lainnya. Hal ini disebabkan Warna daun ditentukan dengan
karena konsentrasi nutrisi AB Mix 3ml/l membandingkan warna aktual dengan
belum mencukupi untuk pertumbuhan warna standar pada panduan munsell color
tanaman, sehingga tanaman kekurangan chart for plant tissues. Diagram warna pada
unsur hara yang menyebabkan tanaman munsell color chart disusun atas tiga
mengalami defisiensi dan kerdil. variable antara lain value, hue dan chroma.
Konsentrasi larutan yang terlalu rendah Hue merupakan warna spektrum yang
menyebabkan tanaman akan mengalami dominan sesuai dengan panjang
defisiensi dan menjadi kerdil (Aziz et al. gelombangnya, value menunjukkan tingkat
2006), sedangkan bila konsentrasi terlalu kecerahan suatu warna yang sesuai dengan
tinggi maka tanaman tidak dapat menyerap banyaknya sinar yang, sedangkan chroma
nutrisi secara optimal (Sukawati 2010). menunjukkan kekuatan dari warna
Konsentrasi yang sesuai dengan kebutuhan spektrum (Utari et al. 2019).
tanaman akan berpengaruh baik terhadap Warna daun yang diberi nutrisi AB
pertumbuhan dan perkembangan tanaman Mix dengan konsentrasi 6 ml/l dan 9 ml/l
kailan, perakaran akan berkembang dengan lebih hijau (moderate green) dibandingkan
baik sehingga pengambilan hara oleh akar dengan konsentrasi nutrisi AB Mix 3 ml/l.
akan optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat
Tingkat konsentrasi atau kepekatan Hardjowigeno (2010) tanaman yang cukup
larutan mempengaruhi metabolisme unsur N akan menghasilkan warna daun
tanaman antara lain aktivitas enzim, lebih hijau, Wijaya (2010) menyampaikan
kecepatan fotosintesis dan penyerapan ion bahwa penambahan N pada tanaman dapat
oleh akar. Semakin tinggi konsentrasi mendorong pertumbuhan organ vegetatif
larutan, maka semakin tinggi kandungan yang berkaitan dengan fotosintesis seperti
garam di dalam larutan, sehingga larutan daun. Perlakuan nutrisi AB Mix pada
tersebut menggangu serapan nutrisi, air dan konsentrasi 3 ml/l menghasilkan warna
merusak akar (Jumiati 2009). Pertumbuhan daun yang paling muda yaitu yellow green.
tanaman disebabkan oleh pembelahan dan Hal tersebut disebabkan tanaman
pembesaran pada setiap sel. Unsur N kekurangan unsur N, sehingga klorofil nya
memiliki peran penting terhadap menurun. Menurut Tyas et al. (2013),
pertumbuah tanaman kailan. Hal ini sesuai perbedaan jumlah klorofil menunjukkan
dengan penelitian Djafar (2013) unsur N perbedaan warna daun.
sangat dibutuhkan dalam jumlah banyak Konsentrasi nutrisi AB Mix 9 ml/l
dan ketersediaan nitrogen akan diikuti dan 6 ml/l menyediakan unsur hara N
dengan peningkatan pertumbuhan dan hasil dengan jumlah yang tepat, sehingga
tanaman. mendukung asupan unsur hara pada
Jumlah daun tanaman kailan tidak tanaman ntuk menghasilkan luas daun dan
dipengaruhi oleh pemberian nutrisi AB diameter batang yang optimal. Menurut
Mix. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Lingga (2005) unsur nitrogen bagi tanaman
Lakitan (2007) bahwa unsur hara nitrogen berfungsi untuk mendorong pertumbuhan
(N) yang terdapat pada nutrisi AB Mix daun dan batang. Tanaman yang cukup
berpengaruh nyata terhadap perkembangan mendapat suplai N akan membentuk
dan pertumbuhan daun. Konsentrasi N yang helaian daun yang lebih luas dengan
tinggi dapat menghasilkan jumlah daun kandungan klorofil yang lebih tinggi,
yang banyak dan besar. Menurut Wibowo sehingga mampu menghasilkan karbohidrat
(2017) pemberian nutrisi AB Mix dengan lebih banyak.
konsentrasi 6 ml/l dapat berpengaruh Pemberian nutrisi dalam jumlah dan
konsentrasi yang tepat akan meningkatkan
Jurnal Agronida ISSN 2407-9111 Volume 7 Nomor 2, Oktober 2021 92

pertumbuhan dan produksi tanaman kailan. Darmawan. 2009. Kailan dan


Hal ini sesuai dengan penelitian Lestari Budidayanya. Jakarta: Penebar
(2009), bahwa nutrisi yang diberikan pada Swadaya.
tanaman harus dalam komposisi yang tepat. Djafar F, Nikmah m, Fitriah SJ. Kajian
Ketersediaan unsur hara pada proses tentang pertumbuhan dan hasil
metabolisme berperan penting dalam tanaman sawi (Brassica juncea L.)
pembentukan protein, enzim, hormon, dan berdasarkan media tanam tanah dan
karbohidrat, sehingga akan meningkatkan sekam dengan dosis yang berbeda
proses pembelahan sel pada jaringan- [Skripsi]. Gorontalo [ID]: Fakultas
jaringan tanaman yang berpengaruh pada Pertanian, Universitas Negeri
pembentukan tunas, akar, dan daun, Gorontalo.
sehingga akan meningkatkan bobot segar Hardjowigeno S. 2010. Ilmu Tanah.
dan bobot kering tanaman. Jakarta: Akademika Pressindo.
Jumiati E. 2009. Pengaruh berbagai
KESIMPULAN konsentrasi em4 pada fermentasi
pupuk organik terhadap
Pertumbuhan dan produksi tanaman pertumbuhan dan hasil tanaman
kailan pada media tanam cocopeat tidak bayam merah (Amaranthus Tricolor
berbeda nyata dengan skerwool pada semua L.) secara hidroponik [Skripsi].
peubah kecuali jumlah daun, namun nyata Surakarta: Fakultas Pertanian, UNS.
lebih besar dibandingkan dengan media Lakitan B. 2007. Dasar-dasar Fisiologi
tanam arang sekam. Pemberian konsentrasi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo
nutrisi AB Mix 6 ml/l dan 9 ml/l, berhasil Persada.
meningkatkan tinggi tanaman, diameter Lestari T. 2009. Dampak konversi lahan
tajuk, warna daun, diameter batang, luas pertanian bagi taraf hidup petani.
daun, bobot segar dan bobot kering [Skripsi]. Bogor [ID]: Institut
dibandingkan dengan pemberian nutrisi AB Pertanian Bogor.
Mix 3 ml/l. Lingga P. 2005. Hidroponik Bercocok
Tanam Tanpa Tanah. Jakrta:
DAFTAR PUSTAKA Penebar Swadaya.
Lyvi W, Gunawan. 2007. Budidaya
Aziz AH, MY Surung, Buraerah. 2006. Anggrek. Jakarta: Penebar
Produktivitas tanaman selada pada Swadaya.
berbagai dosis posidan-HT. J. Maitimu DK, Agus S. 2018. Pengaruh
Agrisistem. 2 (1):36-42. media tanam dan konsentrasi AB
Badan Pusat Statistik. 2012. Produksi Mix pada tanaman kubis bunga
Sayuran di Indonesia. (Brassica oleracea var. botrytis L.)
http://www.bps.go.id. [Diakses sistem hidroponik substrat. Jurnal
pada tanggal 26 Februari 2019]. Produksi Tanaman 6(4):516-523.
Badan Pusat Statistik. 2014. Laporan Hasil Nelson, R. 2009. Methods of hydroponic
Sensus Pertanian. production. Journal of aquaponics.
http://www.bps.go.id. [Diakses 4(1):24-30
pada tanggal 5 Maret 2019]. Parks S, Murray C. 2011. Leafy Asean
Dalimoenthe SL. 2013. Pengaruh media Vegetables and Their Nutrion in
tanam organik terhadap Hydroponics. State of New South
pertumbuhan dan perakaran pada Wales. Australian
fase awal benih teh di pembibitan. Pracaya 2002. Bertanam Sayuran Organik
Jurnal Penelitian Teh dan Kina 16 diKebun, Pot dan Polybag. Jakarta:
(1):1-11. Penebar Swadaya.
93 M Ginanjar Pertumbuhan dan Produksi Tanaman
Kailan

Pracaya. 2001. Kol alias Kubis. Jakarta: lengkeng (Dimocarpus longan L.)
Penebar Swadaya. ‘Diamond River’. Jurnal Ilmu
Puspita GR. 2014. Interaksi jenis biomula Dasar. 14(2):111-120.
dan jarak tanam kailan terhadap Utari EY, Nurrachman, IN
produksi tanaman kailan (Brassica Soemeinaboedhy.2019. Pengaruh
oleracea L. cv. Grup Kailan) pemberian pupuk cair bio-ekstrim
[Skripsi]. Bogor [ID]: Fakultas dan pupuk organik bio-slurry padat
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. terhadap pertumbuhan dan hasil
Resh, H.M. 2004. Hydroponic Food tanaman selada (Lactuva sativa L.)
Production. New Jarsey: Crop Agro. 5(3):22-28.
Newconcept Press Inc.635 pages. Wibowo AW, Agus S, Agung N. 2017.
Setyoadji D. 2015. Tanaman Hidroponik. Kajian pemberian berbagai dosis
Yogyakarta: Araska larutan nutrisi dan media tanam
Silvina F, Syafrinal. 2008. Penggunaan secara hidroponik sistem substrat
berbagai medium tanam dan pada tanaman kailan (Brassica
konsentrasi pupuk organik cair pada oleracea L.). Jurnal Produksi
pertumbuhan dan produksi Tanaman 5 (7):1119-1125.
mentimun jepang (Cucumis sativus) Wijaya K. 2010. Pengaruh konsentrasi dan
secara hidroponik. J. SAGU. 7(1):7- frekuensi pemberian pupuk organik
12. cair hasil perombakan anaerob
Siregar M. 2017. Respon pemberian nutrisi limbah makanan terhadap
AB Mix pada sistem tanaman pertumbuhan tanaman sawi.
hidroponik terhadap pertumbuhan [Skripsi]. Jurusan Biologi, Fakultas
dan produksi tanaman sawi Matematika.
(Brassica juncea L.). Journal of Wijayanti E, Susila MAD. 2013.
Animal Science and Agronomy Pertumbuhan dan produksi dua
Panca Budi 2 (2):18 – 24. varietas tomat (Lycopersicum
Sukawati I. 2010. Pengaruh kepekatan esculentum Mill.) secara hidroponik
larutan nutrisi organik terhadap dengan beberapa komposisi media
pertumbuhan dan hasil baby kailan tanam. Jurnal Buagron Agrohorti.
(Brassica oleraceae var. albo- 1(1):104-112.
glabra) pada berbagai komposisi Zhang J, Zhang LG. 2014. Evaluation of
media tanam dengan sistem genetic diversity in Chinese kale
hidroponik substrat [Skripsi]. (Brassica oleracea L, var.
Surakarta: Fakultas Pertanian, alboglabra Bailey) by using rapid
Universitas Sebelas Maret. amplified polymorphic DNA and
Susila AD, Koerniawati Y. 2004. Pengaruh sequence-related amplified
volume dan jenis media tanam pada polymorphism markers. Genetics
pertumbuhan dan hasil tanaman and Molecular Research.
selada (Lactuca sativa) pada 13(2):3567-3576.
teknologi hidroponik sistem Zuhry, Elza. 2010. Aplikasi KNO3 terhadap
terapung. Bul Agron. 32(3):16-21. pertumbuhan dan hasil tanaman
Tyas P, SD Setyani, Umiyah. 2013. kailan (Brassica alboglabra L.). J
Perkembangan pembungaan SAGU. 9(2):7-11.

Anda mungkin juga menyukai