Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Agronida ISSN 2407-9111 Volume 8 Nomor 1, April 2022 31

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) PADA


BERBAGAI MEDIA TANAM DAN KONSENTRASI NUTRISI PADA SISTEM
HIDROPONIK NUTRIENT FILM TECHNIQUE (NFT)

Growth and Production of Lettuce (Lactuca sativa L.) on Various Planting Media and
Nutrition Concentration in Nutrient Film Technique (NFT) Hydroponic System

Indah Ayu Lestari1, Arifah Rahayu2*, Yanyan Mulyaningsih2


1
Alumni Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda
2
Staf Pengajar Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Djuanda
Jalan Tol Ciawi No. 1 Kotak Pos 35 Ciawi-Bogor 16720
*
Email: arifah.rahayu@unida.ac.id

Diterima 21 April 2022/Disetujui 30 April 2022

ABSTRAK

Tanaman selada tergolong sayuran yang memiliki kandungan gizi dan nilai ekonomi tinggi, serta
prospek yang baik untuk dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nutrisi AB
mix dan media tanam tehadap pertumbuhan dan produksi tanaman selada pada sistem nutrient film
technique (NFT). Penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan petak terbagi (split plot design) dan
rancangan lingkungan acak kelompok. Petak utama berupa konsentrasi nutrisi AB mix yang terdiri atas
2,5 ml/l, 5,0 ml/l, 7,5 ml /l. Anak petak berupa media tanam yang terdiri atas rockwool dan skerwool.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pertumbuhan terbaik tanaman selada diperoleh pada
konsentrasi nutrisi AB mix 5ml/l di semua peubah, kecuali bobot kering pucuk dan bobot segar dan
kering akar tanaman selada. Pertumbuhan dan produksi tanaman selada pada media tanam skerwool dan
rockwool tidak berbeda nyata, sehingga skerwool dapat menggantikan rockwool pada budidaya selada
dengan sistem hidroponik NFT.

Kata kunci: selada, skerwool, rockwool, petak utama

ABSTRACT

Lettuce is a vegetable with high nutritional and economic value and good prospects for development.
This study aims to determine the effect of AB mix nutrition and growing media on the growth and
production of lettuce in the nutrient film technique (NFT) system. This study used a split-plot design and
a randomized block environment design. The main plot consisted of nutrient concentrations of AB mix,
which consisted of 2.5 ml/l, 5,0 ml/l, and 7.5 ml/l. Sub-plots were planting media consisting of Rockwool
and skerwool. The results showed lettuce's best growth and production were obtained at a nutrient
concentration of AB mix 5ml/l in all variables, except dry lettuce shoots dry weight. The growth and
production of lettuce on skerwool and Rockwool growing media were not significantly different, so
skerwool could replace Rockwool in lettuce cultivation with the NFT hydroponic system.

Keywords: lettuce, main plot, Rockwool, skerwool

PENDAHULUAN dikembangkan (Yelianti 2011). Selada


termasuk tanaman semusim, mudah
Selada (Lactuca sativa L.) diusahakan di berbagai tipe lahan dan
merupakan tanaman hortikultura yang memiliki pasar yang luas. Hal ini membuat
memiliki kandungan gizi dan nilai ekonomi permintaan selada sejalan dengan
tinggi, serta prospek yang baik untuk pertumbuhan jumlah penduduk,
32 Indah Ayu Lestari Pertumbuhan dan Produksi Selada pada
Berbagai Media dan Konsentrasi Nutrisi

pengetahuan gizi dan daya beli masyarakat optimum untuk pertumbuhan selada. Hal
(Duaja et al. 2012). Menurut Aini et al. tersebut sesuai dengan penelitian Saroh et
(2010) pada tanaman selada terkandung al. (2016), bahwa aplikasi konsentrasi
iodium, kalsium, besi, tembaga, fosfor, nutrisi AB mix 5,0 ml/ l paling berpengaruh
mangan dan kalium yang bermanfaat untuk terhadap jumlah daun dan produksi
keseimbangan tubuh. tanaman selada.
Menurut BPS (2016), produksi Diantara penunjang keberhasilan
selada di Indonesia sebesar 41.111 budidaya hiroponik adalah media tanam
ton/tahun pada tahun 2010 dan menurun yang dapat menjaga kelembaban daerah
menjadi 39.289 ton/tahun pada tahun 2015. sekitar akar, memiliki porositas dan aerasi
Hal tersebut antara lain disebabkan adanya yang baik, steril dan mampu menyimpan
pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi dan menyedikan hara untuk pertumbuhan
kawasan industri dan pemukiman, sehingga tanaman (Perwitasari et al. 2012). Media
lahan untuk budidaya sayuran berkurang. tanam hidroponik yang banyak digunakan
Peningkatan produksi selada di selama ini antara lain rockwool (Israhadi
Indonesia dapat diupayakan secara intensif 2009). Media ini bersifat mudah menyerap
melalui sistem budidaya secara hidroponik air, memiliki aerasi yang baik, steril, praktis
(Siregar et al. 2015). Produktivitas dan digunakan dan cocok untuk semua jenis
kualitas tanaman hidroponik umumnya tanaman. Kekurangan rockwool antara lain
lebih tinggi dibandingkan dengan hasil sulit didapatkan, karena tidak semua toko
pertanian konvensional, sehingga banyak pertanian menyediakan media tanam
diterapkan pada budidaya sayuran daun. tersebut, harga yang relatif mahal dan masih
Salah satu sistem budidaya hidroponik yang impor (Prihmantoro dan Indriyani 2003).
banyak digunakan adalah Nutrient Film Salah satu inovasi media tanam
Technique (NFT) (Siswandi dan Sarwono hidroponik adalah skerwool. Skerwool
2013). Menurut Karsono et al. (2002) NFT berbahan baku campuran limbah arang
merupakan teknik hidroponik dengan sekam, cocopeat (serbuk serabut kelapa)
sirkulasi larutan hara yang mengenai akar dan kertas, sehingga bersifat ramah
tanaman secara dangkal. lingkungan dan mengandung bahan
Silvina dan Syafrinal (2008) organik. Media tanam organik ini memiliki
menyatakan bahwa keuntungan budidaya kekurangan diantaranya tingkat
tanaman secara hidroponik antara lain kelembaban relatif tinggi, tidak dapat
kebersihan tanaman dan lingkungan lebih digunakan ulang, sehingga perlu diganti
mudah dikendalikan, tidak memerlukan pada setiap periode tanam. Media tanam
pengolahan lahan, media tanam steril, organik ini juga memiliki kelebihan
tanaman dapat dibudidayakan tanpa diantaranya daya serap air dan nutrisi
bergantung pada musim dan dapat tinggi, aerasi optimal, kemampuan
diusahakan di lahan yang sempit. Lonardy menyangga pH tinggi, mendukung
(2006) menambahkan bahwa pada sistem perkembangan perakaran, bobot lebih
hidroponik, lingkungan pertumbuhan lebih ringan dan biaya yang dikeluarkan
terkontrol dan penggunaan air, nutrisi, dan terjangkau (Sukawati 2010).
pestisida lebih efisien dibandingkan dengan Penelitian ini bertujuan untuk
kultur tanah, membandingkan pertumbuhan dan
Aplikasi sistem budidaya hidroponik produksi tanaman selada pada media tanam
memerlukan larutan nutrisi yang berisi dan konsentrasi nutrisi AB mix berbeda
unsur hara makro maupun mikro yang pada sistem hidroponik Nutrient Film
dibutuhkan oleh tanaman dalam bentuk Technique (NFT).
larutan stok A dan B. Menurut Setiawan
(2007) konsentrasi nutrisi dengan nilai EC
1.56 – 1.74 mS/cm atau 5,0 ml/l adalah
Jurnal Agronida ISSN 2407-9111 Volume 8 Nomor 1, April 2022 33

METODE PENELITIAN diperoleh bibit yang memiliki empat daun


sempurna. Bibit tersebut kemudian
Waktu/Tempat, Bahan dan Alat dipindahkan ke dalam netpot. Akar bibit
Penelitian dipastikan menjulur keluar dari lubang
Penelitian berlangsung pada bulan netpot agar akar bibit dapat menyentuh
Maret-Mei 2019 di greenhouse SEAMEO larutan nutrisi pada saat penanaman
BIOTROP, Bogor Selatan, Jawa Barat. (Siregar et al. 2015). Jarak tanam antar
Penelitian ini menggunakan pipa PVC, tanaman selada adalah 20 cm.
countainer, net pot, jangka sorong, pinset, Penelitian ini menggunakan nutrisi
gelas ukur, tray semai, penggaris, pH meter, AB mix berbentuk serbuk. Larutan stok
EC meter dan lux meter. Bahan yang dibuat dengan melarutkan masing-masing
digunakan adalah benih tanaman selada 1000 g nutrisi A dan B dalam 5 l air dalam
kultivar New Grand Rapids, rockwool, wadah terpisah. Larutan stok tersebut
skerwool, nutrisi AB mix dan air. diencerkan sesuai perlakuan yaitu 2,5 ml/l,
Metode Penelitian 5,0 ml/l, 7,5 ml/l.
Penelitian ini dilaksanakan dengan Pengamatan
rancangan perlakuan petak terbagi (split Pengamatan dilakukan mulai umur
plot design) dan rancangan lingkungan acak 5 HST meliputi pengamatan pertumbuhan
kelompok. Petak utama berupa konsentrasi dan produktivitas tanaman. Pengamatan
nutrisi AB mix yang terdiri atas 2,5 ml/l, 5,0 dilakukan pada peubah tinggi tanaman,
ml/l, 7,5 ml/l. Anak petak berupa media jumlah daun, panjang daun, lebar daun,
tanam yang terdiri atas rockwool dan panjang akar (cm), bobot segar dan kering
skerwool. Masing-masing perlakuan pucuk (g), bobot segar dan kering akar, nilai
diulang enam kali, sehingga terdapat 36 EC diukur dengan alat EC meter, nilai pH
satuan percobaan. Setiap satuan percobaan larutan diukur pH meter digital. Bobot
terdiri atas lima satuan amatan, sehingga kering tanaman, ditimbang setelah tanaman
terdapat 180 satuan amatan. dimasukkan ke dalam oven selama dua hari
Data dianalisis dengan sidik ragam setelah panen dengan suhu 600C.
(uji F). Jika perlakuan berpengaruh nyata,
dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple HASIL DAN PEMBAHASAN
Range (DMR) pada taraf 5%.
Pelaksanaan Penelitian Keadaan Umum
Penyemaian benih selada dilakukan Selama penelitian (bulan Maret – Mei
pada media rockwool yang telah dipotong 2019) suhu greenhouse berkisar antara 24 –
berukuran 3x3x3 cm dan skerwool yang 29 0C, kelembaban udara sekitar 70% –
berukuran diamater 3cm dan tinggi 2,5cm. 80% dan intensitas cahaya berkisar 23.000
Rockwool dan skerwool yang sudah – 50.000 lux. Selama penelitian, tidak
disiapkan disusun dalam wadah dijumpai hama maupun penyakit yang
penyemaian, kemudian dibasahi dengan air menyerang tanaman selada. Perlakuan
hingga seluruh bagian kedua media tanam konsentrasi nutrisi AB mix berpengaruh
basah. Bagian tengah rockwool dan nyata pada semua peubah kecuali, bobot
skerwool dilubangi menggunakan tusuk kering tanaman dan akar, sedangkan
gigi sedalam ±0,5 cm, kemudian benih perlakuan media tanam tidak berpengaruh
selada dimasukkan ke dalamnya dan nyata pada semua peubah.
dibiarkan selama 48 jam di daerah yang Hasil pengamatan konsentrasi nutrisi
tidak terkena sinar matahari. AB mix selama penelitian menunjukkan,
Benih selada yang sudah peningkatan konsentrasi nutrisi membuat
berkecambah dipindahkan ke daerah yang nilai EC meningkat, dan pH menurun
terkena sinar matahari untuk menghindari (Tabel 1).
etiolasi. Penyemaian dilakukan hingga
34 Indah Ayu Lestari Pertumbuhan dan Produksi Selada pada
Berbagai Media dan Konsentrasi Nutrisi

Tabel 1. Nilai EC dan pH pada umur 10 – 40 HST


Umur tanaman
10 HST 20 HST 30 HST 40 HST
Nilai EC (mS/cm)
2,5 ml/l 1,37 1,85 1,41 1,52
5,0 ml/l 2,00 2,89 3,32 2,71
7,5 ml/l 3,25 3,89 4,32 3,60
pH
2.5 ml/l 7,2 5,7 6.9 6,4
5,0 ml/l 6,8 6,5 6,3 5,8
7.5 ml/l 6,4 7,5 5,4 5,2

Hasil Pengamatan 8,6% lebih besar dibandingkan dengan yang


Tinggi, jumlah daun, panjang dan ditanam pada konsentrasi 2,5ml/l dan 7,5
lebar daun tanaman selada nyata ml/l (Tabel 2). Rata-rata jumlah daun
dipengaruhi oleh konsentrasi nutrisi AB tanaman selada dengan konsentrasi nutrisi
mix, namun tidak nyata dipengaruhi oleh AB mix 5,0 ml/l lebih banyak 8,7% dan
media tanam dan interaksi kedua faktor. 5,4% dibandingkan dengan yang diberi
Rata-rata tinggi tanaman selada yang diberi konsentrasi 2,5/l ml dan 7,5ml/l (Tabel 2).
nutrisi AB mix 5,0 ml/l, nyata 8,7% dan

Tabel 2 Rata-rata tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun dan lebar daun tanaman selada
pada umur 40 HST
Tinggi tanaman Jumlah daun Panjang daun Lebar daun
Perlakuan
(cm) (helai) (cm) (cm)
Media tanam
Skerwool 28,56 11,61 20,33 16,04
Rockwool 28,76 11,87 20,18 16,17
Konsentrasi Nutrisi AB Mix
2.5 ml/l 27,46 a 11,55 a 18,9a 14,86a
5 ml/l 30,07 c 12,38 b 20,86 b 16,86b
7.5 ml/l 28,45 b 11,28 a 21,01b 16,6b
Keterangan: Nilai rata-rata pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji
DMRT pada taraf 5%

Rata-rata panjang daun tanaman Konsentrasi nutrisi AB mix


selada yang diberi 5,0 ml/l nutrisi AB mix berpengaruh nyata terhadap bobot segar
nyata 9,3% lebih besar dibandingkan tanaman namun, tidak berpengaruh nyata
dengan 2,5/l ml, tetapi tidak berbeda nyata pada bobot kering tanaman. Media tanam
dengan yang ditanam pada konsentrasi tidak berpengaruh nyata pada bobot segar
7,5ml/l. Rata-rata lebar daun selada yang dan bobot kering tanaman selada. Bobot
ditumbuhkan pada larutan nutrisi 5,0 ml/l segar tanaman selada dengan konsentrasi
11,9% nyata lebih besar dibandingkan nutrisi AB mix 5,0 ml/l lebih besar 14,7%
dengan yang ditanam pada konsentrasi 2,5 dan 13,8% dibandingkan dengan 2,5/l ml
ml/l AB Mix, tetapi tidak berbeda nyata dan 7,5ml/l (Tabel 3).
dengan yang dberi konsentrasi lebih tinggi
(Tabel 2).
Jurnal Agronida ISSN 2407-9111 Volume 8 Nomor 1, April 2022 35

Tabel 3 Rata-rata bobot segar dan bobot kering tajuk tanaman selada
Perlakuan Bobot segar tanaman (g) Bobot kering tanaman (g)
Media tanam
Skerwool 60,64 3,41
Rockwool 61,88 3,91
Konsentrasi Nutrisi AB mix
2.5 ml/l 57,72a 3,39
5,0 ml/l b
67,72 4,09
7.5 ml/l 58,34a 3,51
Keterangan: Nilai rata-rata pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT
pada taraf 5%

Panjang akar tanaman selada nyata Rata-rata panjang akar tanaman selada
dipengaruhi oleh nutrisi AB mix, namun dengan konsentrasi nutrisi AB mix 5,0 ml/l
tidak nyata dipengaruhi oleh jenis media nyata lebih besar 14,38% dan 8,5%
tanam. Bobot segar dan kering akar dibandingkan dengan yang diberi
tanaman selada tidak nyata dipengaruhi konsentrasi 2,5/l ml dan 7,5ml/l (Tabel 4).
oleh nutrisi AB mix dan jenis media tanam.

Tabel 4. Rata-rata bobot segar dan kering dan panjang akar tanaman selada
Pertumbuhan akar tanaman selada
Perlakuan Bobot segar akar (g) Bobot kering akar Panjang akar
(g) (cm)
Media tanam
Skerwool 8,52 0,47 17,01
Rockwool 8,42 0,53 16,63
Konsentrasi Nutrisi AB mix
2.5 ml/l 7,27 0,45 16,66b
5,0 ml/l 8,89 0,54 15,59a
7.5 ml/l 9,17 0,53 18,21c
Keterangan: Nilai rata-rata pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji
DMRT pada taraf 5%

Pembahasan Menurut Nurshanti (2009)


Pengaruh Konsentrasi Nutrsisi AB Mix ketersediaan nitrogen yang cukup, dapat
Tanaman selada pada konsentrasi meningkatkan pertumbuhan tanaman,
nutrisi AB mix 5,0 ml/l memiliki rata-rata antara lain tercermin melalui pertumbuhan
tinggi tanaman, jumlah daun, panjang dan daun, sehingga jumlah dan ukuran daun
lebar daun lebih tinggi dibandingkan bertambah dengan warna yang lebih hijau.
dengan perlakuan lain. Hal ini sesuai Hal ini dapat meningkatkan produksi,
dengan penelitian Setiawan (2007) karena tanaman dengan lebar dan panjang
konsentrasi larutan hara yang optimal untuk daun yang tinggi akan lebih banyak
pertumbuhan dan produksi selada pada menerima cahaya dibandingkan dengan
sistem hidroponik adalah 5,0 ml/l. Diduga tanaman yang memiliki lebar dan panjang
konsentrasi nutrisi 5,0 ml/l mampu daun rendah (Palimbungan et al. 2006).
menyediakan unsur hara yang optimal bagi Menurut Wijayani (2000)
pertumbuhan tanaman selada. Penggunaan penambahan N pada tanaman akan
media tanam rockwool dan skerwool yang meningkatkan pertumbuhan organ-organ
bersifat porous juga mempermudah yang berperan dalam fotosintesis. Suplai N
menyerap nutrisi secara optimal yang dapat yang cukup akan meningkatkan luas daun
digunakan pertumbuhan. dan kandungan klorofil, sehingga fotosintat
36 Indah Ayu Lestari Pertumbuhan dan Produksi Selada pada
Berbagai Media dan Konsentrasi Nutrisi

yang dihasilkan juga bertambah, yang berperan penting mendorong pertumbuhan


berakibat bobot tanaman meningkat. vegetatif tanaman.
Peningkatan bobot segar tanaman Tanaman selada pada perlakuan
berkaitan dengan peubah pertumbuhan nutrisi AB mix 2,5ml/l menunjukkan gejala
lainnya seperti tinggi tanaman, jumlah defisiensi berupa pertumbuhan tanaman
daun, lebar daun, panjang daun, akar dan yang tertekan. Hal ini disebabkan
kadar klorofil. Wijayani (2000) konsentrasi nutrisi hidroponik 2,5ml/l
menambahkan, bahwa kecepatan belum dapat memenuhi kebutuhan tanaman
pembelahan sel dan pembentukan jaringan selada, akibat terjadi kompetisi antar
berjalan setara dengan pertumbuhan batang, tanaman dalam memperebutkan unsur hara,
daun dan sistem perakaran, yang terutama nitrogen. Kompetisi yang sangat
dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat tinggi dapat mengarah terjadinya defisiensi
pada tanaman. faktor tumbuh dan akhirnya menyebabkan
Tanaman selada yang diberi terganggunya pertumbuhan tanaman
konsentrasi nutrisi AB mix 0,5 ml/l paling (Gambar 1). Hal ini sejalan dengan
rendah panjang akarnya, walaupun bobot penelitian Aziz et al. (2006), bahwa
segar dan kering akarnya tidak berbeda pertumbuhan tanaman yang kekurangan
nyata. Hal ini diduga pada konsentrasi unsur nitrogen akan terhambat dan tanaman
tersebut tanaman menghasilkan jumlah akar tampak kurus dan kerdil. Oviyianti (2016)
lebih banyak, sehingga luas permukaannya menambahkan bahwa kekurangan nitrogen
lebih besar dan kemampuan menyerap hara pada tanaman akan menghambat
juga lebih tinggi. Pertumbuhan akar yang pertumbuhan batang dan daun karena
baik dan penyebaran yang lebih luas, pembelahan dan pembesaran sel terhambat,
menyebabkan peningkatan kemampuan sehingga dapat menyebabkan tanaman
menyerap nutrisi terutama unsur N yang kerdil dan kekurangan klorofil.

a b

Gambar 1. Penampilan tanaman selada, dari kiri ke kanan pada konsentrasi nutrisi AB mix
2,5 ml/l, 5,0 ml/l dan 7,5 ml/l pada media tanam (a) skerwool dan (b) rockwool

Peningkatan konsentrasi AB mix udara, hara dan air (Nelson 2003). Budidaya
hingga 7.5 ml/l menyebabkan pertumbuhan secara hidroponik perlu memperhatikan
menurun. Menurut Moehasrianto (2011) kondisi pH dan EC larutan nutrisi. Nilai pH
semakin tinggi kepekatan larutan nutrisi yang dianjurkan pada sistem hidroponik
yang digunakan, maka jumlah daun yang berkisar antara 5 – 6, sedangkan untuk
terbentuk akan semakin sedikit. Diduga hal tanaman selada optimal pada pH 5,6 – 6
ini berkaitan dengan pengaruh (Brechner 2013). Nilai EC larutan nutrisi
penghambatan penyerapan hara, akibat yang optimal untuk tanaman selada adalah
penurunan potensial air dengan 1,5 – 2,5 mS/m (Saroh et al. 2016).
meningkatnya konsentrasi nutrisi. Konsentrasi nutrisi AB mix 5ml/l memiliki
Tanaman hidroponik dapat tumbuh nilai pH dan nilai EC larutan nutrisi yang
baik pada lingkungan akar yang cukup sesuai untuk pertumbuhan tanaman selada.
Jurnal Agronida ISSN 2407-9111 Volume 8 Nomor 1, April 2022 37

Nilai pH yang tinggi dapat menggumpal, ringan dan steril. Sifat ini
mempengaruhi ketersediaan unsur hara menguntungkan jika digunakan sebagai
yang akan diserap oleh akar, salah satunya media tanam untuk hidroponik karena
ketersediaan unsur hara N menurun, mendukung perbaikan struktur media.
sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan Selain itu arang sekam mengandung kalium
tanaman (Lingga 2012). Jika nilai EC yang tinggi (Grewal 1998). Penambahan arang
terlalu tinggi, maka akar tanaman tidak sekam padi pada media tanam mampu
dapat menyerap nutrisi karena terlalu jenuh, meningkatkan kandungan P dan K media
sedangkan EC terlalu rendah tidak dapat tanam, sehingga menghasilkan indeks mutu
memenuhi kebutuhan tanaman bibit trembesi yang baik (Sofyan et al.
(Samarakoon et al. 2006). 2014). Cocopeat juga mengandung unsur
Pengaruh Media Tanam hara, antara lain kalium (K), fosfor (P),
Menurut Mas’ud (2009) pertumbuhan kalsium (Ca), magnesium (Mg), natrium
dan hasil tanaman selada dipengaruhi oleh (Na) (Rahmawati 2018).
konsentrasi nutrisi dan jenis media tanam,
namun hasil penelitian ini menunjukkan KESIMPULAN
pertumbuhan pada media tanam skerwool
dan rockwool tidak berbeda nyata. Hal ini Pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah
disebabkan karena media tanam skerwool daun, lebar dan panjang daun) dan produksi
yang berbahan baku dari limbah arang (bobot segar pucuk) tanaman selada yang
sekam, cocopeat dan kertas memiliki sifat diberikan nutrisi AB mix 5ml/l
yang porous dan aerasi yang baik, sehingga menunjukkan hasil terbaik. Perlakuan
mampu mengikat air dan unsur hara untuk media tanam skerwool dan rockwool
dengan mudah, sehingga unsur hara yang menunjukkan hasil yang tidak berbeda
dibutuhkan tanaman dapat tersedia. nyata pada semua peubah. Skerwool dapat
Media tanam berperan penting dalam menggantikan penggunaan rockwool pada
budidaya tanaman secara hidroponik. budidaya selada dengan sistem hidroponik
Kriteria media tanam hidroponik antara lain NFT.
mudah menyerap air, memiliki porositas
dan aerasi yang baik, sehingga mendukung DAFTAR PUSTAKA
penyerapan nutrisi oleh tanaman secara
optimal (Indrawati et al. 2012). Aini R, Sonjaya, Hana. 2010. Penerapan
Media tanam skerwool menghasilkan bionutrien KPD pada tanaman selada
pertumbuhan tanaman selada tidak berbeda keriting (Lactuca sativa L.). Jurnal
nyata dengan rockwool, karena memiliki Sains dan Teknologi Kimia 1 (1):73-
karakteristik yang sama dengan rockwool 79.
antara lain sanggup mengikat air, ringan, Aziz, Surung, Buraerah. 2006.
praktis digunakan, mengandung unsur hara, Produktivitas tanaman selada pada
memiliki porositas dan aerasi yang baik, berbagai dosis posidan-HT. J.
sehingga penyerapan nutrisi oleh tanaman Agrisistem 2 (1): 36-42.
optimal. Keunggulan skerwool yang Brechner M, Both AJ, Staff CEA. 2013.
berbahan baku campuran limbah arang Hydroponics Lettuce Handbook. New
sekam, cocopeat dan kertas yaitu harganya York: Cornell University.
terjangkau, ramah lingkungan, https://www.pdfdrive.com/hydroponi
mengandung bahan organik dan mudah c-lettuce-handbook-e1146649.html.
didapat. [6 Februari 2019].
Arang sekam dimanfaatkan sebagai BPS [Badan Pusat Statistik]. 2016.
media tanam karena memiliki porositas Produksi sayuran di Indonesia 2007-
yang baik, mampu menjaga keseimbangan 2009. www.bps.go.id. [5 Februari
aerasi di zona perakaran, tidak mudah 2019].
38 Indah Ayu Lestari Pertumbuhan dan Produksi Selada pada
Berbagai Media dan Konsentrasi Nutrisi

Duaja MD. 2012. Pengaruh bahan dan dosis (Brassica Juncea L.). J.Agronobis
kompos cair terhadap pertumbuhan 1(1):89-98.
selada (Lactuca sativa L.). Jurnal Oviyanti F. 2016. Pengaruh pemberian
Agrikultur 1(1) : 12-15. pupuk organic cair daun (Gliricidia
Grewal. 1998. Propagation of Ornamental sepium) terhadap pertambahan
Plants. New Delhi:Kalyani Publisher. tanaman sawi (Brassica juncea L.)
Indrawati R, Indradewa D, Utami SN. 2012. Palembang: UIN Raden Fatah.
Pengaruh Komposisi Media dan Palimbungan D, Robert L, Faizal H. 2006.
Kadar Nutrisi Hidroponik terhadap Pengaruh ekstrak daun lamtoro
Pertumbuhan dan Hasil Tomat sebagai pupuk organik cair terhadap
(Lycopersicon esculentum Mill.) pertumbuhan dan produksi tanaman
Fakultas Pertanian, Universitas sawi. Jurnal Agrisistem 2(2):2-5.
Gadjah Mada, Yogyakarta. Perwitasari B, Tripatsari M, Wasonowati C.
Israhadi. 2009. Pengaruh macam dan 2012. Pengaruh media tanam dan
kepekatan larutan ekstrak kompos nutrisi terdahap pertumbuhan dan
sebagai sumber nutrisi pada hasil tanaman pakchoi dengan sistem
perbesaran bibit Adenium sp. dengan hidroponik. J.Agrovigor 5(1):17-24.
sistem hidroponik substrat [Skripsi]. Prihmantoro H, Indriani YH. 2003.
Fakultas Pertanian, UNS. Surakarta. Hidroponik Sayuran Semusim untuk
Karsono S, Sudarmodjo W, Sutiyoso Y. Hobi dan Bisnis. Jakarta:Penebar
2002. Hidroponik Skala Rumah Swadaya.
Tangga. Jakarta: Agromedia Pustaka. Rahmawati E. 2018. Pengaruh Berbagai
Lingga P. 2012. Petunjuk Penggunaan Jenis Media Tanam dan Konsentrasi
Pupuk. Jakarta:Penebar Swadaya. Nutrisi Larutan Hidroponik terhadap
Lonardy M. 2006. Respons tanaman tomat Pertumbuhan Tanaman Mentimun
(Lycopersicon esculentum mill.) Jepang (Cucumis sativus L.). [Sripsi].
terhadap suplai senyawa nitrogen dari Makassar: Fakultas sains dan
sumber berbeda pada sistem Teknologi UIN Alauddin Makassar.
hidroponik [Skripsi]. Palu: Samarakoon UC, Weerasinghe PA,
Universitas Tadulako. Weerakkody WAF. 2006. Effect of
Mas’ud H. 2009. Sistem hidroponik dengan electrical conductivity(ec) of the
nutrisi dan media tanam berbeda nutrient solution on nutrient uptake,
terhadap pertumbuhan dan hasil growth and yield of leaf lettuce
selada. J. Media Litbang Sulteng 2(2) (Lactuca sativa L.) in Stationary
: 131-136. Culture. Tropical Agriculture
Moehasrianto P. 2011. Respon Research 18:13-21.
Pertumbuhan Tiga Macam Sayuran Saroh M, Syawaluddin, Harahap IS. 2016.
Pada Berbagai Konsentrasi Nutrisi Pengaruh jenis media tanam dan
Larutan Hidroponik. [Skripsi]. larutan AB mix dengan konsentrasi
Jember: Jurusan Budidaya Pertanian, berbeda pada pertumbuhan dan hasil
Fakultas Pertanian Universitas produksi tanaman selada (Lactuca
Jember. sativa L.) dengan hidroponik sistem
Nelson PV. 2003. Greenhouse Operation sumbu. Jurnal Agrohita 1(1):1-3.
& Management. Department of Setiawan L. 2007. Optimasi Konsentrasi
Horticultural Science North Carolina Larutan Hara pada Budidaya Selada
State University. New Jersey: Pearson (Lactuca sativa var. Grand Rapids)
Education, Inc. dengan Teknologi Hidroponik Sistem
Nurshanti DF. 2009. Pengaruh pemberian Terapung. [Skripsi]. Bogor: Fakultas
pupuk organik terhadap pertumbuhan Pertanian IPB.
dan hasil tanaman sawi caisim
Jurnal Agronida ISSN 2407-9111 Volume 8 Nomor 1, April 2022 39

Silvina F, Syafrinal. 2008. Penggunaan dan arang sekam sebagai media


berbagai medium tanam dan tumbuh bibit trembesi (Samanea
konsentrasi pupuk organik cair pada saman). Jurnal Sylva Lestari 2(2):61-
pertumbuhan dan produksi mentimun 70.
jepang (Cucumis sativus) secara Sukawati I. 2010. Pengaruh kepekatan
hidroponik. J.SAGU. 7 (1) : 7-12. larutan nutrisi organik terhadap
Siregar J, Triyono S ,Suhandy D. 2015. pertumbuhan dan hasil baby kailan
Pengujian beberapa nutrisi (Brassica oleraceae VAR. Albo-
hidroponik pada selada (Lactuca GlABra) pada berbagai komposisi
sativa L.) dengan teknologi media tanam dengan sistem
hidroponik sistem terapung (THST) hidroponik substrat. [Skripsi].
termodifikasi. Jurnal Teknik Fakultas Pertanian, Universitas
Pertanian Lampung 4(1):65-72. Sebelas Maret, Surakarta.
Siswandi, Sarwono. 2013. Uji sistem Wijayani A. 2000. Budidaya paprika
pemberian nutrisi dan macam media secara hidroponik: Pengaruhnya
terhadap pertumbuhan dan hasil terhadap serapan nitrogen dalam
selada (Lactuca sativa l.) hidroponik. buah. Agrivet 4:60-65.
Jurnal Agronomika. Surakarta. 08 Yelianti U. 2011. Respon tanaman selada
(1):144-148. (Lactuca sativa) terhadap pemberian
Sofyan SE, Riniarti M, Duryat. 2014. pupuk hayati dengan berbagai agen
Pemanfaatan limbah the, sekam padi hayati. Biospecies. 4(2):35-39.

Anda mungkin juga menyukai