Hidroponik ialah teknik budidaya tanaman melalui pengaplikasian air menjadi media tumbuhnya tanaman dan untuk memenuhi nutrisi tanaman. Hal tersebut dilakukan sebab mengalirkan atau menambah air, oksigen dan nutrisi pada media tersebut dapat menggantikan fungsi tanah sebagai perantara larutan nutrisi dan pendukung akar tanaman (Roidah, 2014). Memanfaatkan hidroponik, dapat meminimalisir kehilangan pasca panen, menghasilkan tanaman yang lebih besar dengan kualitas yang lebih baik, menghemat lahan yang digunakan sebab jarak antar tanaman lebih minim, serta mutu produk meliputi warna, kebersihan, ukuran dan rasa lebih terjamin. (Susilo, 2019). Satu dari beberapa sistem hidroponik yang kerap dikembangkan ialah hidroponik rakit apung. Hidroponik rakit apung termasuk suatu teknik budidaya hidroponik yang tergolong mudah dalam menerapkannya, karena bisa diterapkan oleh hidroponik pemula dan tidak membutuhkan anggaran yang besar dikarenakan pada sistem ini tanaman cukup diapungkan dengan styrofoam di atas larutan yang mengandung nutrisi (Wulansari, 2012). Berdasarkan hasil yang telah dilaksanakan oleh kelompok Tani Budi Rahayu bahwa sistem rakit apung memiliki banyak sekali keunggulan dan tentunya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Sayuran yang dihasilkan lebih sehat karena tidak menggunakan pestisida, dan lebih segar. Tanaman sayuran yang banyak ditanami dalam sistem hidroponik diantaranya adalah sayuran selada (Lactuca sativa L.). Selada termasuk salah satu jenis sayur yang bergizi dan kandungannya bermanfaat bagi tubuh manusia. Selada mengandung banyak vitamin C dan betakaroten yang sangat baik untuk kesehatan jantung karena dapat mencegah oksidasi kolesterol (Wasonowati, 2012). Tanaman selada yang kerap dikonsumsi dalam keadaan segar menjadi perhatian utama sebab berpotensi mengandung sisa sisa pestisida dan mikroorganisme yang berbahaya. Menurut Irawati dan Widodo (2017) sebelum dialokasikan ke media tanam, perlu dilakukan persemaian terlebih dahulu pada tumbuhan hidroponik yang akan ditanam. Umur ke 7-21 hari yakni saat daun telah tumbuh sempurna, saat itulah tanaman dapat dialihkan pada media tanam hidroponik. Hal ini dikarenakan pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi oleh umur tanaman saat dipindahkan ke media tanam. Agar tumbuhan dapat tumbuh dengan optimal, diperlukan bibit tanaman yang sudah cukup umurnya agar memiliki perakaran yang baik sehingga bisa berdaptasi pada media tanam. Pentingnya mencermati umur bibit pada penanaman hidroponik, yakni semakin tua umur bibit maka semakin cepat pula untuk dipanen dimana hal ini tentunya dapat menghemat pemenuhan kebutuhan nutrisi dan menghasilkan lebih banyak produk. Begitu juga sebaliknya apabila semakin muda umur maka semakin lama pula masa panennya dan menghabiskan lebih banyak nutrisi yang mana hal ini tidak efisien dan memboros media tanam apabila kebutuhan konsumen meningkat. Menurut Ahmad (2021), pertumbuhan selada juga dipengaruhi jenis selada, jenis selada harus sesuai dengan keadaan lingkungan sehingga perkembangan dan pertumbuhan tanaman lebih optimal sehingga bisa mendapatkan hasil panen yang lebih baik. Hal ini disebabkan masing masing jenis selada memiliki karakteristik yang berbeda-beda, dan juga dengan memperhatikan lokasi pembudidayaan dapat dipilih jenis selada yang sesuai. Beberapa varietas tanaman selada yang kerap dibudidayakan baik itu pada wilayah dataran tinggi atau rendah diantaranya yakni selada varietas grand rapids dan bejo sementel. Selada Grand Rapids memiliki ciri- ciri daun tipis berwarna hijau muda, tidak membentuk krop, dengan bentuk daun terluar oval bergelombang sedang (Simko dkk., 2013). Bejo sementel merupakan selada impor asal Belanda memiliki ciri daun tebal dengan tepi berkerut, memiliki tekstur yang renyah, daun sangat melengkung, potongan besar, dan tahan terhadap hama (Baslam dkk., 2013). Hasil penelitian Irawati dan Widodo (2017) menguji dampak usia bibit dan usia panen pada pertumbuhan dan produksi hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) tanaman selada (Lactuca sativa L.) varietas grand rapids menyatakan bahwasanya kualitas meliputi tinggi tanaman, berat serta jumlah daun yang lebih banyak dan unggul pada tanaman selada yang ditanam 21 hari setelah semai (HSS) dibanding 7 dan 14 HSS dalam sistem hidroponik NFT. Hasil penelitian Mahendra (2019) menguji dampak umur bibit dan kepadatan penanaman terhadap hasil dan pertumbuhan tanaman selada (Lactuca sativa L.) dalam metode hidroponik sistem Deep Flow Technique (DFT) menyatakan bahwasanya umur bibit selada 26 HSS menghasilkan hasil yang lebih tinggi pada bobot basah tajuk, jumlah daun, tinggi tanaman dan rasio pucuk akar dibanding dengan pemakaian umur bibit 16 HSS dan 21 HSS tanaman selada dalam hidroponik sistem DFT. Hasil penelitian Wiranata (2019) menguji respons pertumbuhan beberapa varietas tanaman selada (Lactuca sativa) kepada jenis nutrisi dalam sistem hidroponik wick menunjukkan bahwasanya varietas selada krop sebagai perlakuan terbaik, dengan parameter panjang akar, jumlah helai daun, lebar daun, berat akar basah dan berat berangkas basah. Dari penjabaran di atas penulis tertarik untuk melaksanakan riset mengenai “Pengaruh Umur Bibit dan Varietas Selada (Lactuca sativa L.) Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman pada Budidaya Hidroponik Sistem Rakit Apung”.
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini ialah: 1. Mengetahui pengaruh varietas terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada (Lactuca sativa L.) pada hidroponik sistem rakit apung. 2. Mengetahui pengaruh umur bibit terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada (Lactuca sativa L.) pada hidroponik sistem rakit apung. 3. Mengetahui interaksi antara varietas dan umur bibit terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada (Lactuca sativa L.) pada hidroponik sistem rakit apung.
1.3 Hipotesis Penelitian
1. Diduga varietas tanaman akan berpengaruh pada hasil dan pertumbuhan tanaman selada. 2. Diduga umur bibit akan berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil tanaman selada. 3. Diduga umur bibit 28 HSS dengan varietas selada bejo sementel memberikan pengaruh yang terbaik pada pertumbuhan dan hasil tanaman selada (Lactuca sativa L.) pada hidroponik sistem rakit apung. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan tujuan di atas, maka dapat disimpulkan manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti, diharapkan bisa memperkaya wawasan yang selanjutnya dapat dipelajari lebih lanjut tentang analisis usaha budidaya sayuran hidroponik sistem rakit apung. 2. Bagi masyarakat, diharapkan dapat memanfaatkan teknologi tepat guna khususnya dalam bidang pertanian hidroponik sistem rakit apung.