Anda di halaman 1dari 5

BUDIDAYA TANAMAN HIDROPONIK SALADA DENGAN

MEDIA TANAM HIDROTON MENGGUNAKAN SISTEM


RAKIT APUNG

RATNA SARI
J1B118017

DOSEN PENGAMPU : FITRI TAFZY S. TP., M.Si

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Hidroponik adalah segala bentuk atau teknik budi daya tanaman yang
menggunakan media tumbuh selain tanah. Dengan kata lain dapat juga dikatakan
budi daya tanpa tanah (soilless culture). media tanam yang digunakan, hidroponik
dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu: 1) metode kultur air. Pada metode ini,
air digunakan sebagai media tanam; 2) metode kultur pasir. Metode ini
menggunakan pasir sebagai media, serta paling praktis dan lebih mudah
dilakukan; 3) metode kultur porous. Pada metode ini, bahan yang digunakan
antara lain kerikil, pecahan genteng, dan gabus putih (Untung, 2000).
Tanaman selada keriting yang media tanamnya cukup oksigen
pertumbuhannya lebih baik bila dibandingkan dengan pertumbuhan tanaman yang
media tanamnya tidak diberi oksigen, dan daunnya lebih renyah. Dan
ditambahkan bahwa dengan jumlah oksigen terlarut sebesar 12,23 mg/l maka
pertumbuhan selada keriting menjadi lebih baik (Fauzi et al., 2013 dalam
Surtinah, 2016).
Tanah yang digunakan untuk membuat hidroton memiliki tekstur liat
dengan persentase perbandingan fraksi liat 50%, debu 22,22% dan pasir 27,78%.
Hidroton yang dihasilkan berwarna kehitaman terletak bagian paling bawah
selama proses pembakaran berlangsung. Hal ini diduga karena campuran tanah
liat dan digestate memiliki kemampuan mengikat air yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tanah liat tanpa digestate. Sehingga memerlukan suhu
pembakaran yang lebih tinggi atau waktu pembakaran yang lebih lama agar
hidroton pada tumpukan terbawah pelepasan uap air dapat terjadi secara sempurna
(Ningsih, et all., 2015).
Pembuatan hidroton dengan kandungan digestate yang berbeda
menujukkan bahwa semakin tinggi kandungan digestate maka nilai BD partikel
maupun BD media semakin rendah. ukuran partikel tidak berpengaruh nyata
terhadap BD hidroton. Nilai BD rata-rata pada setiap ukuran partikel B1, B2, dan
B3 yaitu sebesar 0,95g/cm³, 0,93g/cm³, dan 0,90g/cm³. Semakin besar diameter
partikel suatu media, maka nilai BD nya semakin rendah. Hal ini karena semakin
kecilnya permukaan sentuh antar partikel suatu media sehingga ruang pori yang
terbentuk semakin besar dan besarnya ruang pori akan berpengaruh pada aerasi
suatu media. Salah satu karakteristik media tanam adalah kemampuan dalam
menyimpan air. komposisi digestate berpengaruh nyata terhadap daya serap air
hidroton, namun tidak ada interaksi antara kedua faktor. Penambahan digestate
dapat meningkatkan daya simpan air (water holding capacity) pada media tanam
(Ningsih et al., 2015).
Interaksi antara perlakuan jenis nutrisi dan interval pemberiannya pada
parameter pertumbuhan seperti tinggi tanaman dan luas daun, sedangkan
perlakuan pemberian nutrisi berpengaruh terhadap jumlah daun, bobot basah dan
bobot kering tanaman. perlakuan jenis nutrisi dengan interval pemberiannya yang
berbeda terhadap tinggi tanaman pada umur pengamatan 7-28 HST. Rata – rata
tinggi tanaman yang dihasilkan juga berbeda-beda. Begitu juga pada luas daun,
bobot basah dan bobot kering tanaman hasil yang didapatkan juga berbeda-beda
(Wasonowati, 2012).
Sistem hidroponik metode rakit apung statis dan dinamis, menunjukan
bahwa prototipe termasuk kategori layak, sehingga prototipe sistem hidroponik
metode rakit apung statis dan dinamis layak di uji cobakan dilapangan. Indikator
pertama yaitu hidroponik rakit apung mudah untuk dirakit memperoleh persentase
skor sebesar 100%, hal ini dikarenakan sistem ini sangat mudah dirakit oleh
siswa, dengan rak penopang yang telah difasilitasi oleh pihak sekolah, siswa
hanya tinggal meletakkan gelas dan wadah plastik pada rak yang telah disediakan
tanpa harus dilekatkan menggunakan lem, kemudian dimasukan nutrisi sampai
batas yang tersedia di wadah, dan diletakan styrofoam yang telah dilubangi di
bagian atas larutan. Indikator kedua yaitu gelas dan wadah plastik yang diwarnai
tidak tembus cahaya sehingga tidak mengakibatkan tumbuhnya alga di dalam
sistem yang dapat mengganggu proses pertumbuhan tanaman. Wadah plastik yang
digunakan diwarnai ndengan cat putih bertujuan untuk memantulkan cahaya agar
cahaya tidak masuk ke dalam sistem, Indikator yang ketiga adalah sambungan
selang dengan pipa T terhubung dengan baik sehingga gelembung udara dapat
terdistribusi dengan baik, Indikator yang keempat yaitu sistem rakit apung tetap
kokoh ketika gelembung udara dari mesin aerator didistribusikan. Walaupun
mesin tersebut menimbulkan adanya getaran, tetapi wadah yang digunakan tidak
begeser ataupun tumbang, sehingga tetap kokoh dan mampu digunakan untuk
menopang tanaman. Indikator kelima adalah frekuensi gelembung udara
optimum. Ketika sistem sudah terpasang dan mesin aerator pada sistem dinamis
dinyalakan, stone aerator pada masing-masing wadah plastik mampu membuat
gelembung udara dengan optimal dan tidak ada stone aerator yang sumbat
(Marlina et al., 2013).
Media granul buatan, atau sering dikenal dengan “hidroton”, secara
komersil sudah tersedia di pasaran, tetapi masih impor dan harganya cukup mahal.
Sebagai media tanam hidroton sangat baik, karena memiliki sifat menyimpan air
cukup banyak, porus sehingga aerasi lancar, dan cukup berat untuk menopang
berat tanaman, Selain itu hirdoton dapat digunakan secara berulang. pembuatan
media granul meliputi penjemuran tanah, penggilingan tanah, pembuatan granul
ukuran 4 mm dan 6 mm dengan mesin granulator, pembuatan granul ukuran 12
mm secara manual, penjemuran dan pembakaran granul. Setelah selesai
kemudian dilanjutkan penanaman tanaman yang sudah disemai sebelumnya dan
dilakukan pengamatan pada tanaman (Marlina et al., 2015).
Keberadaan oksigen di media tanam akan mempermudah akar untuk
berespirasi, sehingga energi yang dihasilkan dari proses respirasi tersebut dapat
digunakan untuk asimilasi dalam proses penyerapan air, penyerapan nutrisi dan
lain sebagainya. Oksigen yang cukup di media tanam hidroponik akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Surtinah, 2016).
Nutrisi berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan salada pada proses pembentukan klorofil secara langsung. Nutrisi
sangat berpengaruh pada pembentukan daun terutama unsur nitrogen (N). Nutrisi
goodplant memilili komposisi unsur nitrogen yang lebih tinggi dari nutrisi
premium. Walaupun komposisi nitrogen berbeda-beda pada masing-masing jenis
nutrisi namun keduanya mengandung unsur nitrogen (N) yang diperlukan tanaman
untuk pembentukan daun dan proses pertumbuhan batang. Tanaman yang tidak
diberi nutrisi maka pertumbuhan tanaman tersebut akan terhambat. System yang
dapat digunakan dalam pemberian nutrisi ini dalam system hidroponik itu sangat
banyak. Namun, system hidroponik yang banyak dikembangkan yaitu system
hidroponik dengan system rakit apung (Perwtasari et., al 2012).
DAFTAR PUSTAKA

Marlina. L., Triyono. S., Tusi. A. 2015. Pengaruh media tanam granul dari tanah
liat terhadap pertumbuhan sayuran hidroponik system sumbu. Jurnal Teknik
Pertanian. Lampung Vol 4, No. 2 : 143-150.

Nazaruddin, 2003. Budidaya dan pengantar panen sayuran daratan rendah.


Jakarta. Penebar Swadaya.

Oktafri., Ningsih. Y.A., Novita. D. D. 2015. Pembuatan hidroton berbagai ukuran


sebagai media tanam hidroponik dari campuran bahan baku tanah liat dan
digestate. Jurnal Teknik Pertanian. Lampung vol 4, 4:267-274.

Perwtasari. B., Tripatmasari. M., Wasonowati. C. 2012. Pengaruh media tanam


dan nutrisi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakchoi (Brassica
juncea L.) dengan system hidroponik. AGROVIDOR. Vol 5, No. 1

Rasyati, D., Daningsih. E., Marlina. R. 2013. Pengembangan media praktikum


hidroponik rakit apung dan rasio nutrisi yang berbeda untuk pertumbuhan
salada. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Untan.

Surtinah, 2016. Penambahan oksigen pada media tanam hidroponik terhadap


pertumbuhan pakcoy (brassica rapa). Jurnal Bibiet 1(1) Maret 2016 (27-
35).

Anda mungkin juga menyukai