HIDROPONIK
Oleh :
Haidar Abdur R.
NIM. A1H011036
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II
ISI
A. Pengertian Hidroponik
lingkungan media. Tingkat suhu, aerasi dan kelembaban media akan berlainan
antara media yang satu dengan media yang lain, sesuai dengan bahan yang
digunakan sebagai media.
Arang sekam (kuntan) adalah sekam bakar yang berwarna hitam yang
dihasilkan dari pembakaran yang tidak sempurna, dan telah banyak digunakan
sabagai media tanam secara komersial pada sistem hidroponik.
Komposisi arang sekam paling banyak ditempati oleh SiO2 yaitu 52% dan
C sebanyak 31%. Komponen lainnya adalah Fe2O3, K2O, MgO, CaO, MnO, dan
Cu dalam jumlah relatif kecil serta bahan organik. Karakteristik lain adalah sangat
ringan, kasar sehingga sirkulasi udara tinggi karena banyak pori, kapasitas
menahan air yang tinggi, warnanya yang hitam dapat mengabsorbsi sinar matahari
secara efektif, pH tinggi (8.5 9.0), serta dapat menghilangkan pengaruh penyakit
khususnya bakteri dan gulma.
3) Oksigen
Keberadaan Oksigen dalam sistem hidroponik sangat penting. Rendahnya
oksigen menyebabkan permeabilitas membran sel menurun, sehingga dinding sel
makin sukar untuk ditembus, Akibatnya tanaman akan kekurangan air. Hal ini
dapat menjelaskan mengapa tanaman akan layu pada kondisi tanah yang
tergenang.
Tingkat oksigen di dalam pori-pori media mempengaruhi perkembangan
rambut akar. Pemberian oksigen ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti:
memberikan gelembung-gelembung udara pada larutan (kultur air), penggantian
larutan hara yang berulang-ulang, mencuci atau mengabuti akar yang terekspose
dalam larutan hara dan memberikan lubang ventilasi pada tempat penanaman
untuk kultur agregat.
4) Air
Kualitas air yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman secara hidroponik
mempunyai tingkat salinitas yang tidak melebihi 2500 ppm, atau mempunyai nilai
EC tidak lebih dari 6,0 mmhos/cm serta tidak mengandung logam-logam berat
dalam jumlah besar karena dapat meracuni tanaman.
Pada cara bertanam hidroponik sistem wick ini sumbu yang digunakan bisa
dari sumbu kompor, kapas atau kain bekas. Akar tanaman tidak dicelupkan
langsung ke dalam air, melainkan, mereka tumbuh dalam beberapa bahan penahan
air seperti rockwool atau sabut kelapa. Cara bertanam hidroponik sistem sumbu
adalah pasif, tidak ada energi atau listrik yang digunakan untuk memberikan
solusi nutrisi hidroponik pada tanaman. Ujung sumbu ditempatkan dalam
reservoir yang berisi larutan nutrisi. Ujung lain dari sumbu ditempatkan dalam
media tanam, lebih dekat ke akar tanaman, untuk lebih jelasnya silahkan lihat
gambar. Karena tanaman membutuhkan lebih banyak air dan nutrisi, maka
disusun sumbu dan ke penahan air media tanam oleh tindakan kapiler. Dengan
demikian tanaman mengambil larutan nutrisi dari ujung-ujung sumbu dan media
tanam yang terlewati oleh sumbu menjadi lembab.
Pada Hidroponik, ada kebutuhan besar untuk aerasi yang baik. Dalam
sistem sumbu hidroponik udara tersedot oleh akar tanaman bersama dengan
larutan nutrisi. Sebuah media tumbuh yang memadai juga membantu untuk
memastikan bahwa tanaman menerima cukup udara. Dengan sistem hidroponik
sumbu, sebagai reservoir akan habis, dapat diisi lagi dengan manual. Hal ini tidak
perlu menggunakan pompa seperti yang dilakukan dalam
sistem hidroponik
lainya.
2) Metode NFT
NFT (Nutrient Film Tecnique) yaitu Tanaman di budidayakan di atas
saluran yang di aliri larutan +/- 2 mm dimana akar tanaman selalu terendam dalam
larutan nutrisi dan nutrisi ini di kumpulkan kembali ke bak penampung.Untuk
skala rumah tangga bisa menggunakan talang sebagai tempat media tanam,
polyfom untuk tempat tumbuh tanaman dan ember sebagai bak.
3) METODE STATIS
Metode statis yaitu Tanaman di budidayakan dalam bak yang berisi larutan
dimana akar terendam dg larutan nutrisi. Cara paling mudah yaitu dengan
menggunakan gelas air mineral yang di lubangi bagian bawah dan samping,untuk
tempat tanam menggunakan plastik tempat kue atau nampan yang sudah di
lubangi sebesar gelas air mineral.
4) AEROPONIK
Aeroponik merupakan salah satu cara budidaya tanaman hidroponik. Cara
ini belum sefamiliar cara-cara hidroponik lainnya (seperti cara tetes, NFT Nutrient Film Technique). Kalau dilihat dari kata-kata penyusunnya, yaitu terdiri
dari Aero + Phonic. Aero berarti udara, phonik artinya cara budidaya, arti secara
harafiah cara bercocok tanam di udara, atau bercocok tanam dengan system
pengkabutan, dimana akar tanamannya menggantung di udara tanpa media
(misalkan tanah), dan kebutuhan nutrisinya dipenuhi dengan cara spraying ke
akarnya.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Kekurangan Hidroponik:
1)
2)
3)
B. Saran
Perlu adanya penelitian lebih lanjut yang mengkaji tentang hidroponik skala
besar yang lebih modern, namun memerlukan biaya yang murah agar petani dapat
menggunakan teknologi hidroponikdalam pertaniannya.
DAFTAR PUSTAKA