Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KARAKTERISTIK TEKNIK BAHAN PERTANIAN


REOLOGI BAHAN PANGAN CAIR

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Fitry Tafzi, S.TP., M.Si

Oleh:
1. Nur Irawati (J1B118003)
2. Ratna Sari (J1B118015)
3. Winda Sari (J1B118017)
4. Rio Setiawan (J1B118025)
5. Wulan Suci Mulyani.R (J1B118031)
6. M. Hery Setiawan (J1B118035)
7. Fitriana Dwi Astuti (J1B118037)
8. Eti Kartika (J1B118045)
9. Eggy Agunan Saputra (J1B118053)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
            Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kekuatan dan keteguhan hati kepada kami untuk menyelesaikan
makalah  ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW. yang menjadi suri tauladan bagi umat manusia yang
merindukan keindahan surga. Kami menulis makalah ini bertujuan untuk
mempelajari dan mengetahui ilmu tentang Reologi Bahan Pangan Cair yang
diberikan oleh dosen mengenai Karakteristik Teknik Bahan Pertanian.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan kurangnya ilmu pengtahuan. Namun, berkat kerjasama dan
kesungguhan dalam menyelesaikan makalah ini, akhirnya dapat diselesaikan
dengan baik. Kami menyadari, sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya tidak
seberapa yang masih perlu belajar dalam penulisan makalah, bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang positif demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi, serta
berdayaguna di masa yang akan datang.
            Besar harapan, mudah-mudahan makalah yang sesederhana ini dapat
bermanfaat dan maslahat bagi semua orang.
Wasalamu'alaikum Wr.Wb

Jambi, 14 April 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................1
1.3 Manfaat........................................................................................................1
1.4 Rumusan Masalah.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bahan Pangan ...........................................................................3
2.2 Penjelasan mengenai Susu ..........................................................................4
2.3 Penjelasan mengenai Rheologi....................................................................6
2.4 Viskositas ...................................................................................................8
2.5 Analisis rheologi sifat viskositas pada susu................................................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...............................................................................................11
3.2 Saran .........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Susu merupakan salah satu komoditas peternakan yang penting dan


strategis. Kandungan dan sumber gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti
karnohidrat, protein,vitamin, lemak dan mineral yang penting untuk pertumbuhan
(Miller, 2007). Tingginya kandungan nutrisi pada susu dapat memenuhi
kebutuhan nutrisi dari bahan pangan hewani untuk semua umur. Hal ini
menyebabkan kebutuhan akan produk susu diseluruh dunia meningkat . Sebagian
besar produksi susu dimanfaatkan untuk proses pengolahan berkelanjutan untuk
menjadi produk susu olahan. Pengolahan susu dimaksud agar memperoleh produk
olahan susu yang disukai oleh kalangan masyarakat.
Reologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang aliran dan
deformasi dari suatu bahan (Herth et.al 2000). Pengukuran dan instrumen reologi
merupakan hal yang penting untuk dimiliki laboratorium analisis industri pangan
untuk mengetahui karakteristik dari bahan, dan produk akhir. Karakteristik reologi
akan berubah dan berbeda pada perlakuan atau proses pengolahan yang berbeda
pula.
Gaya-gaya gesekan ini juga dinamakan sebagai gaya viskositas. Akibat dari
gaya viskositas, kecepatan fluidatidak monstan di sepanjang diameter pipa,
dengan kecepatan tertingi di dekat pusat pipa dan terendahberada pada tepi pipa
yang dilalui, dimana fluida bersinggungan langsung dengan dinding pipa.

1.2 Tujuan
Tujuan dibuat makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi rheologi pada bahan pangan cair

2. Menganalisa rheologi sifat viskositas/kekentalan pada susu

1.3 Manfaat
Manfaat dibuat makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi rheologi yang terdapat pada bahan
pangan cair

1
2. Agar mahasiswa dapat melakukan Analisa terhadap rheologi sifat
kekentalan pada susu

1.4 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dan pembahasan kali ini adalah :
1. Apa itu yang dimaksud dengan bahan pangan ?
2. Apa itu yang dimaksud dengan susu ?
3. Bagaimana rheologi yang terjadi pada susu ?
4. Apa yang dimaksud dengan viskositas ?
5. Bagaimana analisa rheologi sifat viskositas pada susu ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bahan Pangan


Menurut Soekirman, Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber
hayati dan air. Baik yang di olah maupun tidak, yang diperuntukkan sebagai
makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan
pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. Pangan
merupakansalah satu komponen yang sangat penting dalam hidup dan kehidupan.
Pangan meliputi pertanian, peternakan, pengolahan lingkungan, teknologi pangan,
produksi dan keamanan pangan. Definisi pangan menurut peraturan pemerintah
RI nomor 28 tahun 2004 adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati
dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukan sebagai
makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan
pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses
penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman.
Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan
mampu memelihara tubuhnya serta berkembang biak. Manusia memerlukan bahan
pangan untuk menunjang kelangsungan kehidupannya, misalnya untuk
membangun sel-sel tubuh dan menjaga agar tubuh sehat dan berfungsi
sebagaimana mestinya.
Kualitas suatu produk pangan sangat tergantung pada komposisi
kandungannya (Herth et al, 2000). Perubahan komposisi suatu produk dapat
terjadi selama proses transfer dari suatu bioreaktor ke tangki penampungnya yang
disebabkan material atau peralatan yang digunakan tidak steril. Lebih lanjut,
upaya untuk menjaga kebersihan suatu produk susu kental manis, agar tidak
terjadi gumpalan dan buih yang dapat mengakibatkan rusaknya susu kental manis
pada saat dipasarkan, maka diperlukan sistem transfer susu yang efektif sehingga
kualitas susu dapat dipertahankan. Kusumah (1992) menjelaskan bahwa untuk
keperluan industri pangan perlu diperhatikan pemilihan pipa yang tidak
membahayakan makanan yang dihasilkan. Selama mengalir di dalam pipa akan

3
terjadi hambatan terhadap aliran karena adanya gesekan dengan dinding dalam
pipa. Besar gesekan ini sangat dipengaruhi oleh jenis fluida, bahan pipa dan
parameter-parameter aliran lain.

2.2 Penjelasan Mengenai Susu


A. Definisi Susu
Susu segar merupakan cairan dari kelenjar susu (mammary gland) yang
diperoleh dengan cara pemerahan sapi selama masa laktasi tanpa adanya
penambahan atau pengurangan komponen apapun pada cairan tersebut
(Hadiwiyoto, 1994). Menurut Winarno (1993), susu adalah cairan berwarna putih
yang disekresi oleh kelenjar mammae (ambing) pada binatang mamalia betina,
untuk bahan makanan dan sumber gizi bagi anaknya. Susu yang dikonsumsi
manusia sebagian besar berasal dari sapi. Susu tersebut diproduksi dari unsur
darah pada kelenjar susu sapi.
Susu adalah emulsi lemak dalam air yang mengandung gula, garam-garam
mineral dan protein dalam bentuk suspensi koloidal. Air susu mengandung unsur-
unsur gizi yang sangat baik bagi pertumbuhan dan kesehatan. Komposisi
unsurunsur gizi tersebut sangat beragam tergantung pada beberapa faktor, seperti
faktor keturunan, jenis hewan, makanan yang meliputi jumlah dan komposisi
pakan yang diberikan, iklim, waktu, lokasi, prosedur pemerahan, serta umur sapi.
Komposisi utama susu adalah air, lemak, protein (kasein dan albumin), laktosa
(gula susu) dan abu (Muharastri, 2008).
Susu yang dikonsumsi oleh manusia sebagian besar berasal dari sapi perah,
karena jenis ternak ini adalah penghasil susu yang potensial. Ternak lain seperti
kerbau, kambing, domba dan kuda juga menghasilkan susu, tetapi masih dalam
jumlah terbatas. Susu yang berasal dari sapi perah lazim disebut susu, sedangkan
susu dari ternak yang lain diberi sebutan sesuai dengan nama hewan penghasilnya.
Sebagai contoh, susu dari kerbau disebut susu kerbau dan susu dari kambing
disebut susu kambing (Mohamad, 2002). Susu sapi mengandung semua bahan
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan anak sapi yang dilahirkan. Susu juga sebagai
bahan minuman manusia yang sempurna, karena di dalamnya mengandung zat
gizi dalam perbandingan yang optimal, mudah dicerna dan tidak ada sisa yang
terbuang (Girisonta, 1995).

4
B. Sifat Fisik dan Kimiawi Susu
a. Kerapatan
Kerapatan susu bervariasi antara 1,0260 dan 1,0320 pada suhu 20oC, angka
ini biasanya disebut sebagai “26” dan “32”. Keragaman ini disebabkan karena
perbedaan kandungan lemak dan zat-zat padat bukan lemak (Amalia, 2012).
b. Nilai pH
Nilai pH susu segar berada di antara pH 6,6 - 6,7 dan bila terjadi cukup
banyak pengasaman oleh aktivitas bakteri, angka-angka ini akan menurun secara
nyata. Bila pH susu naik di atas 6,6 - 6,8 biasanya hal itu dianggap sebagai tanda
adanya mastis pada sapi, karena penyakit ini menyebabkan perubahan
keseimbangan mineral dalam susu (Amalia, 2012).
c. Warna
Warna susu yang normal adalah putih sedikit kekuningan. Warna susu dapat
bervariasi dari putih kekuningan hingga putih sedikit kebiruan. Warna putih
sedikit kebiruan dapat tampak pada susu yang memiliki kadar lemak rendah atau
pada susu skim (Mohamad, 2002).
Warna putih dari susu diakibatkan oleh dispersi yang merefleksikan sinar
dari globula-globula lemak serta partikel-partikel koloid senyawa kasein dan
kalsium posfat. Warna kekuningan disebabkan karena adanya pigmen karoten
yang terlarut di dalam lemak susu. Karoten mempunyai keterkaitan dengan
pigmen santofil yang banyak ditemuan di dalam tanam-tanaman hijau. Bila
karoten dan santofil dikonsumsi oleh sapi perah, maka akan ikut dalam aliran
darah dan sebagian terlarut/bersatu dalam lemak susu (Mohamad, 2002). Warna
air susu dapat berubah dari satu warna kewarna yang lain, tergantung dari jenis
ternak, jenis pakan, jumlah lemak, bahan padat dan bahan pembentuk warna
(Saleh, 2004).
d. Rasa dan Bau
Susu segar memiliki rasa sedikit manis dan bau (aroma) khas. Rasa manis
disebabkan adanya gula laktosa didalam susu, meskipun sering dirasakan ada
sedikit rasa asin yang disebabkan oleh klorida. Bau khas susu disebabkan oleh
beberapa senyawa yang mempunyai aroma spesifik dan sebagian bersifat volatil.

5
Oleh sebab itu, beberapa jam setelah pemerahan atau setelah penyimpanan, aroma
khas susu banyak berkurang (Mohamad, 2002).
C. Pengolahan susu
Pasteurisasi didefinisikan sebagai proses pemanasan setiap komponen
(partikel) dalam susu pada suhu 62oC selama 30 menit, atau pemanasan dapat
diatur, semakin rendah suhunya maka makin lama waktu yang dibutuhkan untuk
pemanasan (Almatsier, 2003). Susu pasteurisasi memiliki keunggulan yaitu daya
simpannya lebih lama disbanding susu segar, meminimalisir aktivitas mikroba
pada susu, dan memiliki pilihan rasa yang beragam (Aziz, 2007).
Proses homogenisasi bertujuan untuk menyeragamkan besarnya globula
lemak, sedangkan pasteurisasi bertujuan untuk membunuh bakteri patogen, yaitu
bakteri yang berbahaya yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia dan
dapat menimbulkan cita rasa yang lebih baik pada produk (Adnan 1984, dalam
Suprihana, 2012).

2.3 Penjelasan Mengenai Rheologi


Reologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang aliran dan
deformasi dari suatu bahan (Herth et al., 2000). Pengukuran dan instrumentasi
reologi merupakan hal penting yang harus dimiliki pada laboratorium analisis
industri pangan untuk mengetahui karakteristik bahan, serta karakteristik dari
produk akhir. Sistem transfer bahan pangan cair merupakan hal yang penting
dilakukan sebelum bahan dikemas. Hal ini sangat diperlukan untuk menjaga
kebersihan produk sehingga dapat tercapai kualitas yang baik. Pada pabrik
pengolahan pangan, bahan pangan cair diproses dengan berbagai tahapan,
termasuk diantaranya pemanasan, pendinginan, pengentalan atau yang lain sering
diperoleh dengan menggunakan pompa.
Dalam mempelajari rheoligi bahan pangan padat kita perlu mempelajari
konsep dasar tentang stress dan strain:
1. Stress
Stress adalah intensitas beban force pada suatu luas permukaan. Force
adalah suatu gaya yang dikenakan pada suatu benda yang mengakibatkan
terjadinya deformasi. Stress didefinisikan sebagai bahan force persatuan luasan,

6
seperti halnya tekanan, tekanan hidrostatik pada kenyataannya adalah contoh
bentuk stress satuanya sama dengan satuan stress.
2. Strain
Yaitu deformasi bila suatu bahan padat dikenakan beban stress, maka satu
atau lebih dimensinya akan berubah perubahan dimensi ini yang disebut dengan
deformasi. Strain adalah perubahan dimensi relatif terhadap dimensi awal, satuan
strain merupakan perbandingan antara dua dimensi panjang, kerenanya tidak
memiliki satuan. Poison ratio adalah perbandingan antara lateral strain dengan
axial strain.
Suatu benda pada prinsipnya dapat berprilaku dalam tiga cara dalam
merespon gaya yang mengenainya, yaitu dapat bersifat elastik, plastik, atau
mengalir. Hal ini diikuti dengan tiga parameter reologi yang banyak digunakan
yaitu elastisitas, plastisitas, dan fluditas. Ketiga parameter reologi tersebut banyak
dipakai sebagai dasar untuk memahami reologi benda padat atau semi padat
beserta teknik pengukurannya.
Parameter Reologi
a. Kekerasan
Kekerasan adalah sifat produk pangan yang menunjukkan daya tahan untuk
pecah akibat gaya tekan yang diberikan. Sifat derajat mudah patah dari suatu
benda dapat dinyatakan sebagai nilai kekerasan (hardness) yang dapat diukur
dengan alat instron. Dalam cara mengukur kekerasa, gaya tekan akan
memecahkan produk padat dan pecahnya langsung dari bentuk aslinya tanpa
didahului perubahan bentuk. Caranya adalah benda tersebut ditekan hingga pecah
dan besarnya gaya tekan untuk memecah produk padat ini disebut niali kekerasan.
b. Kekenyalan
Sifat kekenyalan adalh sifat relogi yang menggambarkan daya tahan produk
untuk lepas atau pecah oleh adanya gaya tekan. Bedanya kekerasan untuk
menyatakan sifat benda atau produk pangan padat yang tidak bersifat deformasi,
sedangkan sifat kenyal adalah sifat reologi pada produk pangan elastis yang
bersifat deformasi. Sebagaimana dalam pengukuran kekerasan, gaya yang
diberikan untuk mengukur kekenyalan adalah gaya tekan. Pada pengukuran
kekenyalan, gaya yang diberikan mula-mula menyebabkan perubahan bentuk

7
produk, baru kemudian memecahkan produk setelah gaya yang diberika melewati
daya tahannya.
c. Elastisitas
Elastisitas adalah sifat reologi yang menggambarkan daya tahan untuk putus
akibat gaya tarik.
d. Kelengketan
Sifat lengket adalah sifat reologi yang menggambarkan sifat perubahan
bentuk benda yang dipengaruhi oleh gaya kohesi dan adhesi.
e. Kerapuhan
Kerapuhan menunjukkan seberapa kuat produk menahan gaya tekan.
Kerapuhan biasanya berkolerasi erat dengan nilai kekerasan, dimana pada
umumnya produk yang rapuh memiliki nilai kekerasan yang rendah.
Sifat reologi susu sapi berbeda-beda tergantung pada berbagai kondisi
proses pengolahannya. Pengukuran rheologi susu juga dilakukan untuk susu
pasteurisasi dan sterilisasi pada berbagai merek komersial. Pengukuran rheologi
yang dilakukan antara lain nilai viskositas, protein, dan lemak.

2.4 Viskositas
Viskositas adalah fluida yang memiliki gesekan internal yang besarnya
tertentu, atau dapat dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan
gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain. Viskositas dalam
cairan ditimbulkan oleh gesekan dalam lapisan-lapisan dalam cairan, sehingga
makin besar gesekan yang terjadi maka viskositasnya semakin besar, begitu juga
jika gesekan yang terjadi lebih kecil, maka viskositasnya juga kecil. Semakin
besar kekentalan suatu zat cair, maka akan semakin sukar zat cair itu mengalir dan
bila cairan semakin encer maka semakin mudah mengalir (Sutiah, 2008).
Viskositas terdapat pada zat cair maupun gas, pada zat cair, viskositas
disebabkan oleh gaya kohesi antar molekul, sedangkan pada gas terjadi akibat
tumbukan antar molekul. Fluida yang berbeda memiliki besar viskositas yang
berbeda, misal sirup lebih kental dari air, minyak lemak lebih kental dari minyak
mesin, zat cair pada umumnya jauh lebih kental dari gas. Viskositas juga dapat
dinyatakan sebagai tahanan aliran fluida yang merupakan geseka antara molekul–
molekul cairan satu dengan yang lain. Suatu jenis cairan yang mudah mengalir,

8
dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya bahan yang sulit
mengalir dikatakan memiliki viskositas yang tinggi.

2.6 Analisis Rheologisifat Viskositas Pada Susu


Analisis pengaruh sifat reologi susu kental manis dalam perancangan suatu
system transpor bahan pangan cair merupakan hal yang sangat penting dilakukan.
Hal ini diperlukan karena dengan mengetahui sifat reologi bahan maka kehilangan
energi yang terjadi selama proses pengangkutan bahan tersebut juga dapat
diketahui, sehinggaukuran pompa yang diperlukan pada sistem juga dapat
diketahui. Untuk mencegah terjadinya buih atau gumpalan tentunya kita harus
mengetahui daya pompa yang dibutuhkan agar suatu produk bahan pangan cair
yang dialirkan dapat berjalan efektif.
Analisis pengaruh sifat reologi susu kental manis terhadap kehilangan
energi yang terjadi pada suatu sistem transpor bahan pangan cair tentunya
diperlukan suatu data-data reologi susu kental manis itu sendiri yaitu viskositas
atau kekentalan susu kental manis tersebut. Parameter viskositas bahan pangan
cair dalam hal ini susu kenyal manis adalah koefisien konsistensi dan indeks
perilaku aliran
Pengaruh sifat reologi dari susu kental manis terhadap kehilangan energi
dan daya pompa yang dibutuhkan dalam mentransfer fluida susu kental manis
tersebut dari vessel (bejana) utama menuju ke vessel kedua yang lebih tinggi dapat
dilihat pada hubungan antara koefisien konsistensi dengan kehilangan energi pada
sistem serta daya pompa yang dibutuhkan
Berdasarkan analisis yang dilakukan di berbagai jurnal maka dapat dilihat
nilai viskositas susu adalah seperti tabel dibawah ini:

Tabel 1. Rataan nilai viskositas susu


No. Susu segar (cp) Susu Susu UHT (cp)
Pasteurisasi
(cp)
1 1.96 2.86 3.05
2 2.28 3.02 3.44
3 2.79 2.92 3.27
4 2.39 3.61 2.71
5 1.56 3.32 3.26

9
6 2.32 2.97 3.23
7 1.84 3.71 3.59
8 2.21 3.37 4.28
9 3.09 3.5 4.42
10 2.86 2.83 2.76
X 2.33±0.47 3.21±0.32 3.40±0.57

Tabel 2. Hasil uji-t viskositas susu di desa jabung


Susu segar Susu pasteurisasi Susu UHT
p-value 0.00019374 0.000000707 0.000109
t-crit 2.262157158 2.262157158 2.262157
alpha 0.05 0.05 0.05
Hyp mean 1.5 2.33 2.33
Sig Sig Sig Sig
Pengujian nilai viskositas susu diukurdengan menggunakan alat pengukur
viskositas yaitu viscometer brookfield yang menghasilkan rataan nilai viskositas
susu segar sebesar 2.33 centipoise (cp) dengan standar deviasi sebesar 0.47 dan
rataan nilai viskositas susu pasteurisasi dan susu UHT masing-masing antara lain
3.21 cp dan 3.4 cp dengan standar deviasi masing-masing sebesar 0.32 dan 0.57.
Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 1. Nilai Viskositas susu segar di desa Jabung
menunjukkan 2.33 cp dengan standar deviasi 0.32. Nilai tersebut masih memenuhi
standar, dimana nilai standarisasi viskositas susu adalah 1.5 cp-2.0 cp (Dewan
Standarisasi Nasional, 1998).
Suhu proses pengolahan yang berbeda-beda juga mengakibatkan perbedaan
viskositas terukur (Fava et al., 2013; Rybak, 2014). Susu segar, susu yang sudah
didinginkan maupun susu yang dipasteurisasi atau diberikan perlakuan UHT
mengalami perubahan sifat protein globular. Pada suhu di atas 70 oC terjadi
peningkatan viskositas akibat terbukanya lipatan serta agregasi protein whey
globular dan perbedaan interaksi serta intensitas perlakuan panas (Hui, 2006; de
Souza et al., 2015)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Reologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang aliran dan
deformasi dari suatu bahan (Herth et al., 2000). Pengukuran dan instrumentasi

10
reologi merupakan hal penting yang harus dimiliki pada laboratorium analisis
industri pangan untuk mengetahui karakteristik bahan, serta karakteristik dari
produk akhir. Sistem transfer bahan pangan cair merupakan hal yang penting
dilakukan sebelum bahan dikemas. Hal ini sangat diperlukan untuk menjaga
kebersihan produk sehingga dapat tercapai kualitas yang baik. Pada pabrik
pengolahan pangan, bahan pangan cair diproses dengan berbagai tahapan,
termasuk diantaranya pemanasan, pendinginan, pengentalan atau yang lain sering
diperoleh dengan menggunakan pompa. Pengujian nilai viskositas susu
diukurdengan menggunakan alat pengukur viskositas yaitu viscometer brookfield
yang menghasilkan rataan nilai viskositas susu segar sebesar 2.33 centipoise (cp)
dengan standar deviasi sebesar 0.47 dan rataan nilai viskositas susu pasteurisasi
dan susu UHT masing-masing antara lain 3.21 cp dan 3.4 cp dengan standar
deviasi masing-masing sebesar 0.32 dan 0.57. Hasil ini dapat dilihat pada Tabel 1.
Nilai Viskositas susu segar di desa Jabung menunjukkan 2.33 cp dengan standar
deviasi 0.32. Nilai tersebut masih memenuhi standar, dimana nilai standarisasi
viskositas susu adalah 1.5 cp-2.0 cp (Dewan Standarisasi Nasional, 1998).

3.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan yaitu agar dengan adanya makalah ini
maka mahasiswa dapat mengerti akan materi untuk selanjutnya dan tetap jaga
kekompakan satu sama lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

11
12

Anda mungkin juga menyukai