PENDAHULUAN
2.2 Jeruk
Tanaman jeruk (Citrus.sp) adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari
Asia.Tanaman jeruk yang ada di Indonesia adalah peninggalan orang Belanda yang
mendatangkan jeruk manis dan keprok dari Amerika dan Italia. Asal jeruk adalah
dari Asia Timur dan Asia Tenggara, membentuk sebuah busur yang membentang
dari Jepang terus ke selatan hingga kemudian membelok ke barat ke arah India
bagian timur. Jeruk Manis dan sitrun (lemon) berasal dari Asia Timur, sedangkan
jeruk bali, jeruk nipis dan jeruk purut berasal dari Asia Tenggara.Peningkatan
permintaan yang makin besar mengharuskan upaya yang lebih serius dalam
peningkatan produksi jeruk,melalui peningkatan luas panen maupun peningkatan
produktivitas tanaman.
Buah jeruk yang memiliki bentuk yang bulat dan kulit yang berwarna
oranye. Aroma yang khas dikeluarkan oleh jeruk pun sangat kuat sehingga kita
dapat dengan mudah menebak buah jeruk tanpa harus melihatnya hanya dengan
mencium aromanya. Buah jeruk ini memiliki berbagai macam jenis ukuran yaitu,
kecil, sedang, hingga besar. Jeruk ini memiliki rasa yang asam namun ada juga yang
manis. Jeruk ini memiliki kadar air yang cukup banyak pada bulir-bulirnya Buah
jeruk memiliki kulit berwarna hijau hingga jingga dan daging buahnya mengandung
banyak air. Sari buah jeruk merupakan minuman hasil perasan jeruk yang populer.
.
2.3 Pisang Emas
Pisang emas (Musa acuminata Colla) adalah buah pisang memiliki kulit
berwarna kuning ketika matang, meskipun ada beberapa yang berwarna jingga,
merah, hijau, ungu, atau bahkan hampir hitam. Merupakan komoditas buah yang
tumbuh di wilayah topis. Pisang ini merupakan komoditas ekspor perkebunan buah-
buahan yang berasal dari Lumajang, Jawa Timur. Kementrian Pertanian
menetapkan buah ini sebagai produk ekspor yang mempunyai daya saing tinggi.
Pisang emas tersebut memiliki bentuk kecil dengan aroma harum dan rasa yang
lebih manis. Tidak hanya rasa yang manis, pisang ini juga memiliki banyak manfaat
untuk kesehatan dari kandungan mineral dan vitaminnya yang tinggi.
Kulit buah pisang emas mampu menyerap racun-racun,residu kimia yang
ada di buah pisang emas itu sendiri, oleh karena itu buahnya terjamin dari zat-zat
kimia dan zat yang tidak berguna bagi tubuh. Semakin tua buahnya maka semakin
kaya nutrisi. Buah pisang emas ini sanggup terhindar dari penyakit layu fusarium
dan penyakit darah (Pseudomonas solancearum) yang dapat menyebabkan buah
membusuk lebih cepat. Aspek ini menjadikan pisang emas memiliki daya tarik
sebagai buah yang mudah dikonsumsi sebagai buah segar. Selain itu, pisang ini
memeiliki keunggulan terhadap masa waktu panen yang lebih pendek yaitu 11-12
bulan sejak waktu tanam pohon pisang emas.
2.5 Sawo
Sawo (Manilkara zapota) adalah pohon buah yang berumur panjang
merupakan buah yang sangat populer di Asia Tenggara. Tanaman ini diperkirakan
berasal dari Amerika tropis -seperti Guatemala, Meksiko, dan Hindia Barat- dan di
Jawa, tumbuhan ini bisa didapati di dataran rendah. Sawo disukai terutama karena
rasanya yang manis dan daging buahnya yang lembut. Sawo manila banyak ditanam
di daerah dataran rendah, meski dapat tumbuh dengan baik hingga ketinggian
sekitar 2500 mdpl. Pohon sawo tahan terhadap kekeringan, salinitas yang agak
tinggi, dan tiupan angin keras. Tanah yang paling cocok adalah tanah lempung
berpasir yang subur dan berpengairan baik.
Sawo dapat berbunga dan berbuah sepanjang tahun, akan tetapi pada
umumnya terdapat satu atau dua musim berbuah puncak. Di Thailand, musim
puncak ini berkisar antara bulan September hingga Desember, sedangkan di
Filipina antara Desember – Februari. Buah yang baru dipetik itu masih keras, dan
perlu disimpan 3-7 hari agar menjadi masak dan lunak, sehingga enak dimakan.
Penyimpanan dalam suhu rendah dapat memperpanjang masa simpan buah sawo.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.3.2 Pengukuran
1. Pengukuran berat
Ukur berat setiap batu-bata dengan menggunakan neraca. Setelah
semua batu diukur, tulis masing-masing nilai beratnya pada kertas kecil dan
ditempelkan pada masing-masing batu-bata.
2. Pengukuran panjang dan lebar
Ukur panjang awal dan lebar awal pada setiap bahan sampel dengan
menggunakan jangka sorong. Perhatikan secara seksama dan tentukan
nilainya pada masing-masing sampel. Catat semua nilai panjang awal dan
lebar awal sampel.
Berdasarkan data diatas, terlihat jelas bahwa ada hubungan antara gaya dan
deformasi dengan perubahan secara linear. Perbandingan antara panjang dari tinggi
dan diameter berbanding terbalik, yaitu semakin besar beban yang di berikan maka
tinggi dari bahan akan mengalami penurunan, sebaliknya saat bahan di beri beban
yg semakin besar maka bahan akan mengalami penambahan ukuran diameternya.
Sehingga diameter awal dan tinggi awal mengalami perubahan setelah diberi gaya.
Tingkat kematangan pada buah juga sangat mempengaruhi reformasi, ini
terlihat pada terung pirus percobaan ketiga yang mengalami perubahan panjang
yang jauh berbeda dengan bahan lainnya. Perubahan panjang pada terung pirus ini,
karena sebelum diberi tekanan atau beban buah nya sudah matang dan mulai
membusuk. Terung pirus mengalami kehancuran pada saat diberi tekanan 3,57 kg.
1. Tekstur: pada bahan sampel 1-4 setelah diberi tekanan tidak menunjukkan
perubahan yang mencolok yaitu hanya perubahan warna dan kekerasan. Pada
bahan sampel 5 dan 6 mengalami perubahan yang tampak visual, bahan 5 pada
permukaan sampimg megalami penjamuran karena pada saat di beri tekanan
bahan mengalami sobek sedikit. Sedangkan bahan 6 mengalami kerusakan yang
parah dan tidak dapat dimanfaatkan lagi karena tidak mampu menahan tekanan
yang diberikan.
2. Bentuk: tekanan yang diberikan pada bahan sampel 1-4 mengalami penurunan
ukuran panjang, penurunan terjadi karena ujung bagian bawah dan atas pada
buah mengalami perubahan bentuk yaitu kisut diakibatkan karena adanya
tekanan yang diberikan pada buah sehingga membuat permukaan yang
semulanya runcing menjadi kurang runcing.
Terung pirus pada sampel 5 dan 6 mengalami perubahan bentuk yang tidak
beraturan akibat tekanan yang melebihi kapasitas, maka ketahanan pada buah
menjadi penyebab perubahan bentuk yang tidak signifikan.
3. Kematangan: proses kematangan pada sampel 1-5 mengalami proses browning
lebih cepat disebabkan oleh tekanan yang diberikan, juga terjadi kerusakan pada
daging buah seperti penjamuran sehingga dapat menyebabkan buah menjadi
busuk dalam waktu singkat.
4. Warna: perubahan warna pada sampel lebih gelap dari warna buah segar karena
akibat dari diberinya tekanan.
5. Aroma: aroma yang dihasilkan lebih menyengat dan tidak enak.
6. Kekerasan: buah yang diberi tekanan mengalami penurunan kekerasan, khusus
daerah yang diberi tekanan yaitu ujung atas dan bawah jelas terasa
peruabahannya.
BAB V
KESIMPULAN
Pratikum sifat rheologi produk pertanian kali ini, gaya yang diberikan pada
produk dapat mengalami reformasi. Reformasi terjadi akibat tekanan yang tinggi,
juga dipengaruhi oleh tingkat kematangan pada buah. Hal ini terlihat pada terung
pirus yang mengalami kehancuran saat diberi tekanan.
Nilai poison ratio dipengaruhi juga oleh tekanan bisa berbentuk linear atau
tidak linear. Poison ratio linear terdapat pada buah tomat merah dan tidak linear
buah pisang mas. Nilai poision ratio akan bertambah jika tekanan nya semakin
besar.
DAFTAR PUSTAKA
∆X
1. Menghitung poison ratio ( ∆L)
∆X
Posion ratio = ∆L
0,01
= −0,12 = −0,083
∆X
Posion ratio = ∆L
0,02
= −0,175 = −0,11
∆X
Posion ratio = ∆L
0,01
= −0,28 = −0,03
DI SUSUN OLEH :