Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGETAHUAN BAHAN AGROINDUSTRI

BUAH DAN SAYUR

INTAN JUWITA ZAINI


213020403034
KELOMPOK V

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Buah adalah produk yang tumbuh dari tanaman yang berbunga. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2014), buah merupakan bagian tumbuhan yang
berasal dari bunga atau putih dan biasanya berbiji, sedangkan sayur merupakan
daun-daunan, tumbuh-tumbuhan, polong atau bijian, dan sebagainya yang dapat
dimasak. Namun secara botani, buah merupakan bagian dari tanaman yang
strukturnya mengelilingi biji dimana struktur tersebut berasal dari indung telur
atau sebagai bagian dari bunga itu sendiri. Fungsi buah adalah sebagai tempat
penyimpanan cadangan makanan dan sebagai tempat biji. Sayuran merupakan
sebutan umum bagi bahan pangan asal tumbuhan yang biasanya mengandung
kadar air tinggi dan dikonsumsi dalam keadaan segar. Sayur adalah bahan
makanan yang berasal dari bagian tumbuhan seperti daun, batang, dan bunga.
Sayuran umumnya mempunyai umur relatif pendek dan merupakan tanaman
musiman (Sediaoetomo, 2004).
Jeruk (Citrus sp.) merupakan tanaman tahunan yang berasal dari Asia,
terutama Cina. Buah jeruk memiliki bentuk bulat dan kulit yang berwarna orange.
Aroma yang khas dikeluarkan oleh jeruk pun sangat kuat. Tingginya kadar
vitamin C pada buah jeruk memungkinkan buah jeruk dikonsumsi sebagai
pencegah maupun penyembuh penyakit influenza (Martasari dkk, 2013).
Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan tanaman berbentuk perdu
atau semak dengan tinggi mencapai dua meter. Tanaman ini tumbuh baik pada
dataran tinggi ataupun rendah yang kondisinya tidak terlalu basah. Buah tomat
berbentuk bulat, bulat lonjong, bulat pipih, atau oval. Buah yang masih muda
berwarna hijau muda sampai hijau tua. Buah yang sudah tua berwarna merah
cerah, atau gelap, merah kekuning-kuningan, atau merah kehitaman. Ada juga
buah yang berwarna kuning. Tomat kaya akan senyawa antioksidan seperti
likopen, alfakaroten, betakaroten, lutein, vitamin C, flavonoid, dan vitamin E
(Willcox dkk, 2003).
2

Buah jeruk ada yang berbentuk bulat, oval, atau lonjong sedikit memanjang.
Tangkai buah rata -r ata besar dan pendek. Kulit buah ada yang tebal dan ulet,
tetapi ada juga yang tipis dan tidak ulet sehingga kulit mudah dikupas. Dinding
kulit buah jeruk berpori-pori, terdapat kelenjar - kelenjar yang berisi pektin. Buah
tomat adalah buah buni, buah yang masih muda memiliki warna hijau dan
memiliki bulu yang keras, setelah tua buah akan berwarna merah muda, merah
atau kuning mengkilat dan relatif lunak. Buah tomat memiliki diameter sekitar 4 –
15 cm, rasanya juga bervariasi mulai dari asam hingga asam kemanisan. Buah
tomat berdaging dan banyak mengandung air, didalamnya terdapat biji berbentuk
pipih berwarna coklat kekuningan. Buah tomat memiliki panjang 3 - 5 mm dan
lebar 2 - 4 mm (Nyoman dan Perdana, 2016).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada Praktikum Pengantar Bahan Agroindustri dengan materi
Buah dan Sayur adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui beberapa sifat kimia dari buah dan sayuran.
2. Memahami dan mampu melakukan beberaoa analisa sifat kimia buah dan
sayur.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian pH, Total Padatan Terlarut (TPT), dan Vitamin C


pH merupakan pengukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan yang
menyatakan derajat keasaman dari larutan tersebut. Larutan dengan pH rendah
disebut asam, sedangkan larutan dengan pH tinggi disebut basa. Skalanya adalah 0
(asam kuat) sampai 14 (basa kuat) dengan nilai 7 yang mempresentasikan air
murni (netral). Pengukuran pH banyak digunakan di laboratorium dan di industri
makanan maupun minuman. Pengukuran nilai pH bertujuan untuk mengetahui
karakter larutan uji. Umumnya, pengukuran kadar pH suatu bahan ditentukan
dengan menggunakan kertas lakmus (Aminah dkk, 2016).
Total Padatan Terlarut atau Total Dissolved Solids (TDS) adalah terlarutnya
zat padat, baik berupa ion, berupa senyawa, koloid di dalam air (Nicola, 2015).
TDS biasanya disebabkan oleh bahan anorganik yang berupa ion - ion yang biasa
ditemukan di perairan (Effendi, 2003). Total padatan terlarut menunjukkan
kandungan bahan-bahan yang terlarut dalam larutan. Komponen yang terkandung
dalam buah terdiri atas komponen - komponen yang larut air, seperti glukosa,
fruktosa sukrosa, dan pektin. Bila total zat padat terlarut bertambah maka
kesadahan pada perairan akan naik (Slamet, 1944).
Vitamin C atau asam askorbat adalah suatu senyawa beratom karbon 6 yang
dapat larut dalam air. Vitamin C berperan dalam pembentukan kolagen
interseluler. Vitamin C merupakan hablur atau serbuk yang berwana putih hingga
kekuningan. Vitamin C dapat berubah menjadi berwarna gelap karena pengaruh
dari cahaya. Vitamin C dapat melebur pada suhu sekitar 190 °C. Vitamin C sukar
larut dengan etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam benzen.
Penyimpanan tidak boleh dikeringkan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus
cahaya. Sumber vitamin C dapat berasal dari nabati maupun hewani. Vitamin C
diperlukan untuk membuat dan memelihara kulit, ligamen, dan pembuluh darah
dan untuk menyembuhkan dan membentuk jaringan parut. Vitamin C merupakan
salah satu vitamin yang mudah teroksidasi (Badriyah dan Algafari, 2015).
4

2.2 Klasifikasi Jeruk dan Tomat

Klasifikasi tanaman jeruk adalah sebagai berikut:


Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Familia : Rutaceae
Genus : Citrus
Gambar 1. Buah Jeruk Spesies : Citrus sp. (Jumiana dkk, 2013).
(Sumber: Dok. Pribadi)
Jeruk termasuk kelas tanaman biji berkeping dua. Tanaman jeruk memiliki
akar tunggang dengan ujung akar terdiri dari sel - sel muda yang senantisa
membelah dan merupakan titik tumbuh akar jeruk. Batang tanaman jeruk
berbentuk bulat dengan tinggi mencapai 5 meter. Daun tanaman jeruk berwarna
hijau tua dan terkesan tebal. Panjang daun jeruk berkisar antara 5 - 15 cm dengan
lebar 2 - 8 cm. Tanaman jeruk umumnya berbunga setiap waktu. Frekuensinya
bisa mencapai 3 - 4 kali dalam setahun. Bunga tanaman jeruk kebanyakan
berbentuk majemuk dalam satu tangkai dan setiap kuntum bunga berkelamin dua.
Bunga muncul dari ketiak daun atau pucuk-pucuk ranting yang masih muda. Buah
jeruk banyak mengandung vitamin C dan A. Biji tanaman jeruk berbentuk bulat
telur, yang satu sisinya berujung tumpul dan ujung yang lainnya lebih lebar
(Pracaya, 2009).
Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Familia : Solanaceae
Genus : Solanum
Gambar 2. Buah Tomat Spesies : Solanum lycopersicum L.
(Sumber: Dok. Pribadi)
Tanaman tomat termasuk tanaman semusim, berbentuk perdu dengan
panjang sekitar kurang lebih 2 meter. Tanaman tomat memiliki perakaran
tunggang yang tumbuh menembus tanah dengan akar yang berwarna agak putih.
5

Batang tanaman tomat cukup kuat dengan warna batang yang hijau dan berbentuk
persegi empat sampai bulat. Batang tanaman tomat yang berwarna hijau dapat
ditumbuhi rambut halus. Bunga tanaman tomat berwarna kuning dengan bentuk
putik dan benang sari yang berbeda dan tersusun dalam dompolan sebanyak 5 - 10
ruang pada setiap dompolan (Simpson, 2006).

2.3 Sifat Kimia Jeruk dan Tomat


Buah jeruk merupakan sumber vitamin C, kandungan vitamin C buah jeruk
sebesar 40-70 mg vitamin C per 100 ml, tergantung pada jenisnya, semakin tua
buah jeruk biasanya semakin berkurang kandungan vitamin C. Vitamin C pada
buah jeruk terdapat pada sari buah, daging, dan kulit, berperan dalam proses
penyerapan zat besi non organik (Pracaya, 2009).
Buah tomat mengandung alkaloid solenoid (0,007 %), saponin, asam folat,
asam malat, asam sitrat, bioflavonoid, protein, lemak, glukosa, fruktosa, adenine,
trigonelin, kholin, tomatin, mineral, sulfur, chlorine, dan vitamin seperti B1, B2,
B6, C, E, likopen, niasin, serta histamine. Dalam 100 g buah tomat terkandung air
sebanyak 94,1 %; energi 19 kal; protein 1,0 g; lemak 0,2 g; karbohidrat 4,1 g;
serat 0,8 g; abu 0,6 g; Ca 18,0 mg; P 18,0 mg; Fe 0,8 mg; Na 4,0 mg; K 266,0 mg;
vitamin A 735 IU; tiamin 0,06 mg; riboflavin 0,04 mg; niasin 0,60 mg; dan asam
askorbat 29,0 mg (Ashari, 1995).
6

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Pengetahuan Bahan Agroindustri dengan materi Buah dan Sayur
dilaksanakan pada Rabu, 1 Juni 2022 pukul 10.00 – 18.30 WIB. Bertempat di
Laboratorium Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Palangka Raya.

3.2 Alat dan Bahan


Pada praktikum Pengetahuan Bahan Agroindustri dengan materi Buah dan
Sayur alat yang digunakan adalah erlenmeyer, buret, mortar, pH meter,
refraktometer, labu takar, pipet, dan volum. Sedangkan bahan yang digunakan
adalah jeruk (Citrus sinensis), tomat (Solanum lycopersicum), NaOH 0,1 N,
larutan iod 0,01 N, larutan pati 1 %, dan aquades.

3.3 Cara Kerja


Adapun beberapa cara kerja yang dilakukan pada Praktikum Pengetahuan
Bahan Agroindustri dengan materi Buah dan Sayur adalah sebagai berikut:
3.3.1 Cara Kerja Praktikum Nilai pH
1. Menimbang bahan 1 dan bahan 2 sebanyak 20 ml jeruk dan 50 gr tomat.
2. Menghancurkannya menggunakan mortar.
3. Menambahkan aquadest sebanyak 50 ml (1:1) ke mortar saat bahan sudah
dihaluskan.
4. Menyaring sampel dengan kertas saring.
5. Menunggu sampai 20 ml sampel yang tersaring.
6. Menyiapkan elektroda yang sudah dibilas dengan aquades.
7. Elektroda dikeringkan dengan tisu kemudian dicelupkan ke dalam sampel.
8. Kemudian tunggu beberapa saat sampai nilai pH terbaca telah stabil.
9. Melakukan pengukur pH hancuran bahan menggunakan pH meter sebanyak
2 kali, kemudian merata-ratakan nilainya.
3.3.2 Cara Kerja Praktikum Padatan Terlarut
1. Menimbang bahan 1 dan bahan 2 sebanyak 10 gr.
7

2. Setelah itu menghancurkannya menggunakan mortar.


3. Menyaring hancuran sampel yang diperoleh dengan menggunakan kertas
saring.
4. Sampel yang telah disaring di teteskan pada prisma refraktometer.
5. Mengarahkan refraktometer ke arah datangnya cahaya, lalu melihat angka di
titik terang dan gelapnya dan baca skala refraktometer yang menunjukkan
kadar padatan terlarut (%).
6. Melakukannya pada setiap bahan, setelah itu merata-ratakan nilainya.
3.3.3 Cara Kerja Praktikum Vitamin C
1. Menimbang bahan 1 dan bahan 2 sebanyak 25 gr.
2. Menghancurkan bahan menggunakan mortar.
3. Setelah bahan sudah halus, maka tambahakan aquadest sebanyak 100 ml.
4. Memasukkan hancuran bahan ke dalam labu takar sebanyak 250 ml.
5. Mengencerkan sampai tanda tera dengan aquadest.
6. Menyaring sampel menggunakan kertas saring.
7. Menambahkan indikator pati pada filtrat.
8. Lalu, melakukan titrasi 25 ml filtrat untuk pengukuran total asam titrasi
dengan larutan Iod 0,01 N.
9. Melakukan titrasi sampai terjadi perubahan warna yang stabil (terbentuk
warna biru ungu).
10. Setelah itu menghitungnya menggunakan rumus yang sudah tersedia untuk
mencari nilai vitamin C.
11. Melakukannya pada setiap bahan dan merata-ratakan nilainya.
8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Pengamatan Sifat Fisik Kimia Buah dan Sayur
Jenis Buah dan Sayur
Parameter Kimia Pengulangan
Jeruk Tomat
1 3,91 4,41
Nilai pH
2 3,93 4,43
Rata - rata 3,92 4,42
1 8,2 % 5,1 %
Padatan Terlarut
2 9,2 % 4,3 %
Rata - rata 8,7 % 4,7 %
1 0,184 0,132
Vitamin C
2 0,193 0,149
Rata - rata 0,188 0,140

Perhitungan Vitamin C
ml iod 0,01 N x 0,88 fp
Rumus: Vitamin C = x 100
mg sampel
Jeruk
Jeruk 1
Dik : Bahan = 25 gr Ditanya: Vitamin C?
Iod 0,01 N = 2,1 ml
Sampel yang disaring = 25 ml = 25000 mg
2,1 x 0,88 x 25
Jawab : Vitamin C = x 100
25000
mg
Vitamin C = 0,184
gr
Jeruk 2
Dik : Bahan = 25 gr Ditanya: Vitamin C?
Iod 0,01 N = 2,2 ml
Sampel yang disaring = 25 ml = 25000 mg
9

2,2 x 0,88 x 25
Jawab : Vitamin C = x 100
25000
mg
Vitamin C = 0,193
gr
Tomat
Tomat 1
Dik : Bahan = 25 gr Ditanya: Vitamin C?
Iod 0,01 N = 1,5 ml
Sampel yang disaring = 25 ml = 25000 mg
1,5 x 0,88 x 25
Jawab : Vitamin C = x 100
25000
mg
Vitamin C = 0,132
gr
Tomat 2
Dik : Bahan = 25 gr Ditanya: Vitamin C?
Iod 0,01 N = 1,7 ml
Sampel yang disaring = 25 ml = 25000 mg
1,7 x 0,88 x 25
Jawab : Vitamin C = x 100
25000
mg
Vitamin C = 0,149
gr

4.2 Pembahasan
Pada Praktikum Pengetahuan Bahan Agroindustri dengan materi Buah Dan
Sayur, ada bebarapa percobaan yang telah dilakukan. Berikut gambar serta
penjelasan setiap percobaan yang dilakukan:
4.2.1 Nilai pH

Gambar 3. Elektroda Jeruk 1 Gambar 4. Elektroda Jeruk 2


10

(Sumber: Dok. Pribadi) (Sumber: Dok. Pribadi)

Gambar 5. Elektroda Tomat 1 Gambar 6. Elektroda Tomat 2


(Sumber: Dok. Pribadi) (Sumber: Dok. Pribadi)
Pada praktikum nilai pH ada dua kali pengulangan pada tiap-tiap bahan. Pada
jeruk 1 nilai pH sebesar 3,91 dan pada jeruk 2 nilai pH sebesar 3,93 dengan rata-
rata nilai pH jeruk adalah sebesar 3,92. Pada tomat 1 nilai pH sebesar 4,41 dan
pada tomat 2 nilai pH sebesar 4,43 dengan rata-rata nilai pH tomat adalah sebesar
4,42. Nilai-nilai pH itu didapat dengan cara mengukur berat masing-masing bahan
sebesar 20 ml jeruk dan 50 gr tomat. Kemudian setelah diukur beratnya, bahan-
bahan tersebut dihancurkan menggunakan mortar. Setelah bahan hancur, lalu
menambahkan aquadest sebanyak 50 ml pada masing-masing sampel. Lalu
menyaring sampel menggunakan kertas saring hingga menghasilkan filtrat
sebanyak 20 ml. Menyiapkan elektroda yang sudah dibilas menggunakan aquadest
dan sudah dikeringkan menggunakan tisu, kemudian mencelupkan elektroda ke
sampel yang sudah di filtrat. Menunggu hasil nilai pH sampai stabil. Percobaan ini
dilakukan sebanyak dua kali pada masing-masing bahan. Apabila nilai pH sudah
didapatkan, maka langkah selanjutnya mencari rata-rata nilai pH dengan cara
menambahkan nilai pH bahan 1 ditambah bahan 2, kemudian dibagi 2, dan itulah
nilai rata-ratanya.
Nilai pH merupakan tingkat keasaaman atau kebasaan yang dimiliki oleh
suatu zat, larutan atau benda. Nilai pH normal adalah senilai 7, untuk nilai pH>7
menunjukkan kebasaan, dan untuk nilai pH<7 menunjukkan keasaman. Perlu
diketahui bahwa pada buah dan sayur banyak dijumpai asam organik seperti asam
sitrat, asam malat, asam tartarat, asam askorbat dan asam isositrat. Asam yang
terdapat pada buah dan sayur merupakan jenis asam lemah dengan pH 3-6
sehingga masih bisa dinikmati. Kemudian dari hasil praktikum yang dilakukan
11

dapat diketahui bahwa jeruk memiliki keasaman yang lebih tinggi dengan nilai pH
rata-rata 3,92 dibanding tomat dengan nilai pH rata-rata 4,42. Perbedaan nilai pH
ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya jenis dari buah dan sayur,
perbedaan jumlah asam organik, lingkungan, serta pengolahan setelah pasca
panen tingkat.
4.4.2 Total Padatan Terlarut
Pada praktikum padatan terlarut ada dua kali pengulangan pada tiap-tiap
bahan. Pada jeruk 1 kadar padatan terlarut sebesar 8,2% dan pada jeruk 2 kadar
padatan terlarut sebesar 9,2% dengan rata-rata kadar padatan terlarut jeruk adalah
sebesar 8,7%. Pada tomat 1 kadar padatan terlarut sebesar 5,1% dan pada tomat 2
kadar padatan terlarut sebesar 4,3% dengan rata-rata kadar padatan terlarut tomat
adalah sebesar 4,7%. Kadar padatan terlarut tersebut didapatkan dengan cara
menimbang berat masing-masing bahan sebesar 10 gr. Setelah ditimbang bahan-
bahan dihancurkan menggunakan mortar. Kemudian menyaringnya menggunakan
kertas saring sampai menghasilkan filtrat. Mengambil filtrat menggunakan pipet
dan teteskan pada prisma refraktometer. Untuk melihat kadar padatan terlarut
refraktometer diarahkan pada arah datangnya cahaya agar bisa terbaca dengan
jelas. Percobaan ini dilakukan sebanyak dua kali pada masing-masing bahan.
Apabila kadar padatan terlarut sudah didapatkan, maka langkah selanjutnya
mencari rata-rata pada kadar padatan terlarut dengan cara menambahkan nilai
kadar padatan terlarut bahan 1 ditambah bahan 2, kemudian dibagi 2, dan itulah
nilai rata-ratanya.
Total padatan terlarut (TPT) merupakan total unsur atau elemen mineral yang
terlarut didalam suatu larutan. TPT disebut juga dengan kadar gula total, karena
kualitas rasa manis dari buah maupun sayur diukur dengan pengukuran kadar
gula. Kandungan gula yang ada pada jeruk dan tomat bertanggung jawab terhadap
nilai kadar padatan terlarut sehingga terjadi perbedaan yang mempengaruhi
penilaian terhadap tingkat kemanisan. Perlu diketahui bahwa pada jeruk dan tomat
mengandung gula sederhana, seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa yang
membentuk hampir 70% kandungan karbohidrat. Kemudian dari hasil praktikum
yang dilakukan dapat diketahui bahwa jeruk memiliki kadar padatan terlarut lebih
12

tinggi dengai rata-rata 8,7% dibanding tomat dengan rata-rata 4,7%. Sudah
dipastikan bahwa jeruk lebih manis daripada tomat, karena jeruk mengandung
gula lebih banyak. Perbedaan kadar padatan terlarut ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, misalnya jenis dari buah dan sayur, tempat penanaman, nutrisi
yang diberikan, serta derajat keasaman tanah.
4.4.3 Vitamin C

Gambar 7. Titrasi Jeruk 1 Gambar 8. Titrasi Jeruk 2


(Sumber: Dok. Pribadi) (Sumber: Dok. Pribadi)

Gambar 9. Titrasi Tomat 1 Gambar 10. Titrasi Tomat 2


(Sumber: Dok. Pribadi) (Sumber: Dok. Pribadi)
Pada praktikum vitamin C ada dua kali pengulangan pada tiap-tiap bahan.
Pada jeruk 1 vitamin C sebesar 0,184 dan pada jeruk 2 vitamin C sebesar 0,193
dengan rata-rata vitamin C jeruk adalah sebesar 0,188. Pada tomat 1 vitamin C
sebesar 0,132 dan pada tomat 2 vitamin C sebesar 0,149 dengan rata-rata vitamin
C tomat adalah sebesar 0,140. Nilai vitamin C itu didapat dengan cara menimbang
masing-masing bahan sebesar 25 gr. Kemudian bahan di haluskan menggunakan
mortar dengan penambahan aquadest sebesar 100 ml. Memasukkan hancuran
bahan kedalam labu takar sebanyak 250 ml. Mengencerkannya sampai tanda tera
dengan aquadest. Setelah itu menyaring sampel menggunakan kertas saring. Lalu
menambahkan indikator pati pada filtrat sebelum titrasi. Mentitrasi 25 ml filtrat
untuk pengukuran total asam titrasi dengan larutan iod 0,01 N. Melakukan titrasi
13

sampai terjadi perubahan warna yang stabil (terbentuk warna biru ungu). Setelah
itu menghitungnya menggunakan rumus yang sudah tersedia untuk mencari nilai
vitamin C. Percobaan ini dilakukan sebanyak dua kali pada masing-masing bahan.
Apabila nilai vitamin C sudah didapatkan, maka langkah selanjutnya mencari rata-
rata vitamin C dengan cara menambahkan nilai vitamin C bahan 1 ditambah
bahan 2, kemudian dibagi 2, dan itulah nilai rata-ratanya.
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki
peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Analisis vitamin C dalam
bahan pangan dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada kali ini
menggunakan analisis kuantitatif yang dapat dilakukan dengan metode titrasi
yaitu titrasi ioimetri. Vitamin C bertindak sebagai zat pereduksi dan iodium
sebagai zat pengoksidasi. Vitamin C yang terdapat pada sampel akan dioksidasi
menggunakan larutan iodium standar dan larutan pati sebagai indikator warna.
Indikator pati akan memberikan warna biru keunguan pada larutan sampel ketika
titik akhir titrasi telah tercapai. Vitamin C yang terdapat dalam sampel akan
dioksidasi oleh iodium, ketika vitamin C dalam sampel telah habis teroksidasi
maka kelebihan iodium akan terdeteksi oleh kelebihan indikator pati.
Terbentuknya warna biru keunguan menunjukan bahwa proses titrasi telah selesai,
karena seluruh vitamin C sudah diadisi oleh iodium sehingga volume iodium yang
dibutuhkan saat titrasi setara dengan jumlah vitamin C. Kemudian dari hasil
praktikum yang dilakukan dapat diketahui bahwa jeruk mengandung vitamin C
lebih tinggi dengai rata-rata 0,188 dibanding tomat dengan rata-rata 0,140. Dapat
dilihat dari warna titrasi jeruk yang lebih tua.
Larutan pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam
air, berupa bubuk berwarna putih, tidak berasa dan tidak berbau. Pati adalah
komponen utama yang diproduksi tanaman untuk penyimpanan kelebihan glukosa
jangka panjang. Pati adalah karbohidrat polimer yang terdiri dari polimer glukosa
yang terdiri dari amilosa dan amilopektin. Larutan pati berfungsi sebagai bahan
yang digunakan untuk memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya.
Dalam industri, pati dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan
14

tekstil, dan pada industri kosmetika. Pada praktikum ini larutan pati berfungsi
sebagai indikator warna.
Larutan iod adalah zat kimia yang dibutuhkan oleh tubuh, namun tubuh
sendiri tidak dapat memproduksinya. Dalam kata lain, tubuh harus mendapatkan
zat ini dari sumber lain. Sumber lain yang dapat membantu tubuh meningkatkan
asupannya adalah makanan. Fungsi utama Iodine adalah untuk mencegah tubuh
kekurangan iodine dan kondisi yang disebabkan karena kekurangan iodine
tersebut, termasuk gondok dan gangguan tiroid lainnya. Larutan iod pada
praktikum ini berfungsi untuk menguji kandungan vitamin C pada bahan.
15

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa buah dan sayur
memiliki beberapa sifat kimia. Untuk mengetahui sifat kimia buah dan sayur
dapat dilakukan dengan pengukuran nilai pH, pengukuran padatan terlarut, dan
pengukuran vitamin C. komponen kimia penting dalam pada buah dan sayur
adalah pigmen sebagai komponen pembentuk warna, asam - asam organik
bersama - sama dengan karbohidrat sebagai komponen pembentuk cita rasa serta
aroma buah dan sayur. Dapat disimpulkan bahwa jeruk lebih unggul dari pada
tomat pada praktikum kali ini.
Dengan adanya praktikum ini kita dapat mengetahui dan mampu
menggolongkan sifat-sifat kimia buah dan sayur. Sifat kimia buah dan sayur
merujuk pada kemampuan suatu zat untuk melakukan reaksi kimia, atau sifat yang
menyatakan interaksi antar zat. Sifat kimia buah dan sayur dapat dicari
menggunakan nilai pH, tahapan padatan terlarut, dan nilai vitamin C yang
terkandung.

5.2 Saran
Saran saya pada saat praktikum agar lebih tepat waktu dalam melaksanakan
praktikum. Selain itu diharapkan juga agar para praktikan menaati tata tertib di
laboratorium serta agar mempelajari materi terlebih dahulu untuk mendukung
jalannya praktikum yang aktif.
16

DAFTAR PUSTAKA

Aminah, N., Kartika, D., Nur Ilmi A. L., dan Samsuci. (2016). Rancang Bangun
Alat Pengukur Kadar Keasaman Minuman Kemasan dan Kematangan
Buah. Jurnal Elektrika Vol. 1. Hal. (28 - 35). Diakses pada 02 Juni 2022.

Ashari, S. (1995). Hortikultira - Aspek Budidaya. UI Press, Jakarta. Diakses pada


02 Juni 2022.

Badriyah, L. dan Algafari B. M. (2015). Penetapan Kadar Vitamin C pada Cabai


Merah (Capsicum annum L.) Menggunakan Metode Spektrofotometri
Uvvis. Jurnal Wiyata. Vol. 2 (1). Hal 25 - 28. Diakses pada 02 Juni 2022.

Effendi H. (2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan


Lingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta. Diakses pada 02 Juni 2022.

Jumiana, M., W. D. Sayekti., dan S. Situmorang. (2013). Sikap dan Pengambilan


Keputusan Konsumen dalam Membeli Buah Jeruk Lokal dan Jeruk Impor
Di Bandar Lampung. Jurnal Pertanian. Vol. 4(1): 1 - 7. Diakses pada 02
Juni 2022.

KBBI. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. PT Gramedia


Pustaka Utama. Jakarta. Diakses pada 02 Juni 2022.

Martasari, C., P. P. R. Dharmawan., S. Liliek., dan C. Abdul. (2013). Evaluasi


Ketahanan Tanaman Jeruk (Citurs sp.) Hasil Fusi Protoplas Jeruk Satsuma
Mandarin (Citrus nobilis) Terhadap Infeksi Penyakit Kulit Diplodia
(Botryodiplodia theobromae Pat.). Jurnal Pertanian.Vol. 1(1): 16 - 26.
Diakses pada 02 Juni 2022.

Nicola, F. (2015). Hubungan antara konduktivitas, TDS (Total Dissolved Solid)


dan TSS (Total Suspended Solid) dengan Kadar Fe2+ dan Fe Total pada Air
Sumur Gali. Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Jember. Jawa Timur. Diakses pada 02 Juni 2022.

Nyoman, D. I. Gusti., dan N. Perdana. (2016). Uji Efektivitas Teknik Ekstraksi


dan Dry Heat Treatment Terhadap Kesehatan Bibit Tomat (Lycopersicum
esculentum Mill) . Jurnal Agroteknologi Tropika. Vol. 5(1): 30 - 38.
Diakses pada 02 Juni 2022.

Pracaya. (2009). Jeruk Manis Varietas, Budidaya, dan Pascapanen. Cetakan XV.
Penebar Swadaya. Jakarta. Diakses pada 02 Juni 2022.

Sediaoetomo, A. D. (2004). Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi. Edisi


Kelima. Dian Rakyat. Jakarta. Hal. 1 – 244. Diakses pada 02 Juni 2022.
17

Simpson, M. G. (2006). Plant Systematics. Elsevier Academic Press. USA.


Diakses pada 02 Juni 2022.

Slamet, J. S. (1994). Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University Press.


Yokyakarta. Diakses pada 02 Juni 2022.

Willcox, J. K., G. L. Catidnani., dan S. Lazarus. (2003). Tomatoes and


Cardiovascular Health. Critical Rev. in Food Sci. and Nut. Vol. 43(1): 1 -
18. Diakses pada 02 Juni 2022.

Anda mungkin juga menyukai