Buah jeruk ada yang berbentuk bulat, oval, atau lonjong sedikit memanjang.
Tangkai buah rata -r ata besar dan pendek. Kulit buah ada yang tebal dan ulet,
tetapi ada juga yang tipis dan tidak ulet sehingga kulit mudah dikupas. Dinding
kulit buah jeruk berpori-pori, terdapat kelenjar - kelenjar yang berisi pektin. Buah
tomat adalah buah buni, buah yang masih muda memiliki warna hijau dan
memiliki bulu yang keras, setelah tua buah akan berwarna merah muda, merah
atau kuning mengkilat dan relatif lunak. Buah tomat memiliki diameter sekitar 4 –
15 cm, rasanya juga bervariasi mulai dari asam hingga asam kemanisan. Buah
tomat berdaging dan banyak mengandung air, didalamnya terdapat biji berbentuk
pipih berwarna coklat kekuningan. Buah tomat memiliki panjang 3 - 5 mm dan
lebar 2 - 4 mm (Nyoman dan Perdana, 2016).
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pada Praktikum Pengantar Bahan Agroindustri dengan materi
Buah dan Sayur adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui beberapa sifat kimia dari buah dan sayuran.
2. Memahami dan mampu melakukan beberaoa analisa sifat kimia buah dan
sayur.
3
Batang tanaman tomat cukup kuat dengan warna batang yang hijau dan berbentuk
persegi empat sampai bulat. Batang tanaman tomat yang berwarna hijau dapat
ditumbuhi rambut halus. Bunga tanaman tomat berwarna kuning dengan bentuk
putik dan benang sari yang berbeda dan tersusun dalam dompolan sebanyak 5 - 10
ruang pada setiap dompolan (Simpson, 2006).
4.1 Hasil
Tabel 1. Pengamatan Sifat Fisik Kimia Buah dan Sayur
Jenis Buah dan Sayur
Parameter Kimia Pengulangan
Jeruk Tomat
1 3,91 4,41
Nilai pH
2 3,93 4,43
Rata - rata 3,92 4,42
1 8,2 % 5,1 %
Padatan Terlarut
2 9,2 % 4,3 %
Rata - rata 8,7 % 4,7 %
1 0,184 0,132
Vitamin C
2 0,193 0,149
Rata - rata 0,188 0,140
Perhitungan Vitamin C
ml iod 0,01 N x 0,88 fp
Rumus: Vitamin C = x 100
mg sampel
Jeruk
Jeruk 1
Dik : Bahan = 25 gr Ditanya: Vitamin C?
Iod 0,01 N = 2,1 ml
Sampel yang disaring = 25 ml = 25000 mg
2,1 x 0,88 x 25
Jawab : Vitamin C = x 100
25000
mg
Vitamin C = 0,184
gr
Jeruk 2
Dik : Bahan = 25 gr Ditanya: Vitamin C?
Iod 0,01 N = 2,2 ml
Sampel yang disaring = 25 ml = 25000 mg
9
2,2 x 0,88 x 25
Jawab : Vitamin C = x 100
25000
mg
Vitamin C = 0,193
gr
Tomat
Tomat 1
Dik : Bahan = 25 gr Ditanya: Vitamin C?
Iod 0,01 N = 1,5 ml
Sampel yang disaring = 25 ml = 25000 mg
1,5 x 0,88 x 25
Jawab : Vitamin C = x 100
25000
mg
Vitamin C = 0,132
gr
Tomat 2
Dik : Bahan = 25 gr Ditanya: Vitamin C?
Iod 0,01 N = 1,7 ml
Sampel yang disaring = 25 ml = 25000 mg
1,7 x 0,88 x 25
Jawab : Vitamin C = x 100
25000
mg
Vitamin C = 0,149
gr
4.2 Pembahasan
Pada Praktikum Pengetahuan Bahan Agroindustri dengan materi Buah Dan
Sayur, ada bebarapa percobaan yang telah dilakukan. Berikut gambar serta
penjelasan setiap percobaan yang dilakukan:
4.2.1 Nilai pH
dapat diketahui bahwa jeruk memiliki keasaman yang lebih tinggi dengan nilai pH
rata-rata 3,92 dibanding tomat dengan nilai pH rata-rata 4,42. Perbedaan nilai pH
ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya jenis dari buah dan sayur,
perbedaan jumlah asam organik, lingkungan, serta pengolahan setelah pasca
panen tingkat.
4.4.2 Total Padatan Terlarut
Pada praktikum padatan terlarut ada dua kali pengulangan pada tiap-tiap
bahan. Pada jeruk 1 kadar padatan terlarut sebesar 8,2% dan pada jeruk 2 kadar
padatan terlarut sebesar 9,2% dengan rata-rata kadar padatan terlarut jeruk adalah
sebesar 8,7%. Pada tomat 1 kadar padatan terlarut sebesar 5,1% dan pada tomat 2
kadar padatan terlarut sebesar 4,3% dengan rata-rata kadar padatan terlarut tomat
adalah sebesar 4,7%. Kadar padatan terlarut tersebut didapatkan dengan cara
menimbang berat masing-masing bahan sebesar 10 gr. Setelah ditimbang bahan-
bahan dihancurkan menggunakan mortar. Kemudian menyaringnya menggunakan
kertas saring sampai menghasilkan filtrat. Mengambil filtrat menggunakan pipet
dan teteskan pada prisma refraktometer. Untuk melihat kadar padatan terlarut
refraktometer diarahkan pada arah datangnya cahaya agar bisa terbaca dengan
jelas. Percobaan ini dilakukan sebanyak dua kali pada masing-masing bahan.
Apabila kadar padatan terlarut sudah didapatkan, maka langkah selanjutnya
mencari rata-rata pada kadar padatan terlarut dengan cara menambahkan nilai
kadar padatan terlarut bahan 1 ditambah bahan 2, kemudian dibagi 2, dan itulah
nilai rata-ratanya.
Total padatan terlarut (TPT) merupakan total unsur atau elemen mineral yang
terlarut didalam suatu larutan. TPT disebut juga dengan kadar gula total, karena
kualitas rasa manis dari buah maupun sayur diukur dengan pengukuran kadar
gula. Kandungan gula yang ada pada jeruk dan tomat bertanggung jawab terhadap
nilai kadar padatan terlarut sehingga terjadi perbedaan yang mempengaruhi
penilaian terhadap tingkat kemanisan. Perlu diketahui bahwa pada jeruk dan tomat
mengandung gula sederhana, seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa yang
membentuk hampir 70% kandungan karbohidrat. Kemudian dari hasil praktikum
yang dilakukan dapat diketahui bahwa jeruk memiliki kadar padatan terlarut lebih
12
tinggi dengai rata-rata 8,7% dibanding tomat dengan rata-rata 4,7%. Sudah
dipastikan bahwa jeruk lebih manis daripada tomat, karena jeruk mengandung
gula lebih banyak. Perbedaan kadar padatan terlarut ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, misalnya jenis dari buah dan sayur, tempat penanaman, nutrisi
yang diberikan, serta derajat keasaman tanah.
4.4.3 Vitamin C
sampai terjadi perubahan warna yang stabil (terbentuk warna biru ungu). Setelah
itu menghitungnya menggunakan rumus yang sudah tersedia untuk mencari nilai
vitamin C. Percobaan ini dilakukan sebanyak dua kali pada masing-masing bahan.
Apabila nilai vitamin C sudah didapatkan, maka langkah selanjutnya mencari rata-
rata vitamin C dengan cara menambahkan nilai vitamin C bahan 1 ditambah
bahan 2, kemudian dibagi 2, dan itulah nilai rata-ratanya.
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki
peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Analisis vitamin C dalam
bahan pangan dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pada kali ini
menggunakan analisis kuantitatif yang dapat dilakukan dengan metode titrasi
yaitu titrasi ioimetri. Vitamin C bertindak sebagai zat pereduksi dan iodium
sebagai zat pengoksidasi. Vitamin C yang terdapat pada sampel akan dioksidasi
menggunakan larutan iodium standar dan larutan pati sebagai indikator warna.
Indikator pati akan memberikan warna biru keunguan pada larutan sampel ketika
titik akhir titrasi telah tercapai. Vitamin C yang terdapat dalam sampel akan
dioksidasi oleh iodium, ketika vitamin C dalam sampel telah habis teroksidasi
maka kelebihan iodium akan terdeteksi oleh kelebihan indikator pati.
Terbentuknya warna biru keunguan menunjukan bahwa proses titrasi telah selesai,
karena seluruh vitamin C sudah diadisi oleh iodium sehingga volume iodium yang
dibutuhkan saat titrasi setara dengan jumlah vitamin C. Kemudian dari hasil
praktikum yang dilakukan dapat diketahui bahwa jeruk mengandung vitamin C
lebih tinggi dengai rata-rata 0,188 dibanding tomat dengan rata-rata 0,140. Dapat
dilihat dari warna titrasi jeruk yang lebih tua.
Larutan pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam
air, berupa bubuk berwarna putih, tidak berasa dan tidak berbau. Pati adalah
komponen utama yang diproduksi tanaman untuk penyimpanan kelebihan glukosa
jangka panjang. Pati adalah karbohidrat polimer yang terdiri dari polimer glukosa
yang terdiri dari amilosa dan amilopektin. Larutan pati berfungsi sebagai bahan
yang digunakan untuk memekatkan makanan cair seperti sup dan sebagainya.
Dalam industri, pati dipakai sebagai komponen perekat, campuran kertas dan
14
tekstil, dan pada industri kosmetika. Pada praktikum ini larutan pati berfungsi
sebagai indikator warna.
Larutan iod adalah zat kimia yang dibutuhkan oleh tubuh, namun tubuh
sendiri tidak dapat memproduksinya. Dalam kata lain, tubuh harus mendapatkan
zat ini dari sumber lain. Sumber lain yang dapat membantu tubuh meningkatkan
asupannya adalah makanan. Fungsi utama Iodine adalah untuk mencegah tubuh
kekurangan iodine dan kondisi yang disebabkan karena kekurangan iodine
tersebut, termasuk gondok dan gangguan tiroid lainnya. Larutan iod pada
praktikum ini berfungsi untuk menguji kandungan vitamin C pada bahan.
15
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa buah dan sayur
memiliki beberapa sifat kimia. Untuk mengetahui sifat kimia buah dan sayur
dapat dilakukan dengan pengukuran nilai pH, pengukuran padatan terlarut, dan
pengukuran vitamin C. komponen kimia penting dalam pada buah dan sayur
adalah pigmen sebagai komponen pembentuk warna, asam - asam organik
bersama - sama dengan karbohidrat sebagai komponen pembentuk cita rasa serta
aroma buah dan sayur. Dapat disimpulkan bahwa jeruk lebih unggul dari pada
tomat pada praktikum kali ini.
Dengan adanya praktikum ini kita dapat mengetahui dan mampu
menggolongkan sifat-sifat kimia buah dan sayur. Sifat kimia buah dan sayur
merujuk pada kemampuan suatu zat untuk melakukan reaksi kimia, atau sifat yang
menyatakan interaksi antar zat. Sifat kimia buah dan sayur dapat dicari
menggunakan nilai pH, tahapan padatan terlarut, dan nilai vitamin C yang
terkandung.
5.2 Saran
Saran saya pada saat praktikum agar lebih tepat waktu dalam melaksanakan
praktikum. Selain itu diharapkan juga agar para praktikan menaati tata tertib di
laboratorium serta agar mempelajari materi terlebih dahulu untuk mendukung
jalannya praktikum yang aktif.
16
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, N., Kartika, D., Nur Ilmi A. L., dan Samsuci. (2016). Rancang Bangun
Alat Pengukur Kadar Keasaman Minuman Kemasan dan Kematangan
Buah. Jurnal Elektrika Vol. 1. Hal. (28 - 35). Diakses pada 02 Juni 2022.
Pracaya. (2009). Jeruk Manis Varietas, Budidaya, dan Pascapanen. Cetakan XV.
Penebar Swadaya. Jakarta. Diakses pada 02 Juni 2022.