Gambar 2.2.1
Struktur senyawa flavonoid hesperidin
Kristal murni
Pengujian menggunakan metode
KLT dengan fase diam plat silica
dan fase gerak n-heksana : etil
asetat (4:1). Sitro borat sebagai
noda flavonoid
Nobiletin
IV. Hasil dan Pembahasan
IV.1 Hasil
4.1.1 Orgnoleptis
a) b)
Gambar 4 Penampakan bercak noda di bawah sinar UV a) 254, b) 366
Perhitungan nilai Rf:
Rf= jarak migrasi sampel/jarak migrasi eluen
Jarak migrasi eluen = 4,0 cm
Rf K1.1 =1,75/4
= 0,4375
Rf K1.2 = 1,71/4
= 0,4275
IV.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini objek yang dibahas adalah tentang isolasi senyawa
flavonoid dari kulit jeruk (Citrus sinensis L.) dengan metode sokletasi
menggunakan pelarut n-heksana. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat
memahami prinsip dan melakukan isolasi flavonoid nobiletin dari ekstrak kulit
buah jeruk manis beserta analisis kualitatif hasil isolasi dengan menggunakan
metode kromatografi lapis tipis (KLT).
Sebelum dilakukan ekstraksi sampel, maka terlebih dahulu dilakukan
preparasi bahan tersebut. Sampel tersebut diantaranya adalah jeruk manis dan
pelarut n-heksana. Pelarut pada umumny adalah zat berupa senyawa karbon cair
baik jenis alifatik maupun aromatic. N-heksan adalah salah satu hidrokarbon
alkana dengan rumus kimia C6H14. N-heksan merupakan hasil refining minyak
mentah. Komposisi dan fraksinya dipengaruhi oleh sumber minyak. Umumnya
berkisar 50% dari berat rantai isomer dan mendidih pada 60 – 70˚C. Seluruh
isomer heksana dan sering digunakan sebagai pelarut organik yang bersifat inert
karena non-polarnya. Oleh karena itu, digunakanlah n-heksan yang tidak dapat
melarutkan sampel yaitu flavonoid yang bersifat polar. Selain itu, n-heksan juga
mudah menguap sehingga digunkanlah metode ekstraksi sokletasi.
Metode yang digunakan ialah sokletasi. Sokletasi, yaitu proses ekstraksi
yang dilakukan dengan prinsip pengaliran yang dilakukan secara berulang atau
berkesinambungan. Pelarut pada mulanya dipanaskan hingga menghasilkan uap
panas dan dialirkan ke atas melalui bagian samping yang berbentuk pipa.
Sesampainya di bagian atas, uap pelarut kemudian didinginkan atau diembunkan
lalu uap akan turun ke bawah, masuk dan melewati tabung yang telah berisi
simplisia hingga kembali ke bagian labu. Di dalam proses ini, sampel simplisia
akan dibasahi dengan uap pelarut yang telah mendingin, sehingga dapat
mempertahankan kualitasnya terutama untuk sampel yang memang tidak tahan
terhadap panas yang berlebih. Uap pelarut yang telah sampai pada labu dasar
kemudian dipanaskan kembali dan akan dialirkan ke atas melalui pipa samping,
sebagaimana proses sebelumnya. Sehingga dalam mekanisme ini akan terjadi
sirkulasi aliran uap pelarut yang terjadi secara berulang. Proses sirkulasi uap
pelarut dalam rangka membasahi simplisa secara terus menerus juga dinilai
mampu menghemat jumlah penggunaan zat pelarut yang dibutuhkan.
Pada saat isolasi senyawa flavonoid yang ada pada jeruk yaitu nobiletin,
bagian tanaman yang diekstraksi adalah kulit buahya yang telah dikeringkan dan
dihaluskan. Tujuan pengeringan ini adalah untuk menginaktivasi enzim yang
terkandung di dalam jaringannya, selain itu juga mencegah tumbuhnya jamur,
sehingga sampel bisa digunakan untuk waktu yang lama. Selain itu, sampel juga
harus halus dengan tujuan agar luas permukaan sampel bertambah sehingga
mempermudah proses pelarutan senyawa-senyawa yang terkandung di dalam
sampel.
Proses ekstraksi dalam isolasi senyawa flavonoid dari kulit jeruk kali ini
menggunakan metode refluks. Dimana refluks adalah metode ekstraksi dengan
pelarut pada temperature titik didihnya selama waktu tertentu dengan jumlah
pelarut terbatas yang relative konstan dan adanya pendingin balik (kondensor)
dan mampu mengekstraksi senyawa yang tahan panas. Metode ini menggunakan
selongsong agar panas tidak langsung mengenai sampel.
Setelah dilakukan sokletasi, hasil ekstrak diuapkan dengan menggunakan
rotary evaporator sampai terbentuk ekstrak yang cukup kental. Berdasarkan
prinsipnya rotary yaitu proses menguapkan pelarut dengan bantuan tekanan
sehingga dapat mendidihkn pelarut dibawah titik didih pelarut yang seharusnya.
Hasil rotary yang terbentuk terdapat dua bagian yaitu presiparat dan pelarut.
Pisahkan presiparat dengan pelarut kedalam dua vial yang berbeda. Proses ini
disebut juga dengan proses dekantasi atau enap tuang.
Setelah diuapkan, ekstrak didiamkan selama 24 jam sampai terbentuk
kristal. Kristal yang diperoleh ini selanjutnya direkristalisasi dengan
menggunakan etil asetat, sebab masih memungkinkan kristal yang dihasilkan
masih mengandung pengotor sehingga untuk menghilangkan pengotor tersebut
maka perlu dilakukan rekristalisasi sehingga diharapkan dapat diperoleh kristal
yang benar-benar murni.
Pada praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil kristal berwarna
putih keruh. Kristal yang didapatkn memiliki warna yang berbea dengan
keterangan pada literature yaitu putih. Hal ini disebabkan oleh belum murninya
kristal karena proses rekristalisasi yang tidak sempurna dan tidak maksimal. Nilai
rendemen yang didapat sebesar 0,11325% dan kadar kristal tersebut sangat kecil.
Selanjutnya dilakukan proses pengujian kemurnian penggunakan
kromatografi lapis tipis. Pengujian kemurnian ini bertujuan agar dapat
mengetahui apakah senyawa yang kita isolasi sesuai dengan yang diharapkan atau
tidak, berdasarkan literatur senyawa flavonoid yang terdapat didalam kulit jeruk
tidak hanya nobiletin saja, namun juga terdapat taringin, hesperidin, maringin,
erocitrin. Pada proses KLT terlebih dahulu dilakukan proses penjenuhan terhadap
eluen didalam chamber, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga
keseimbangan udara didalam chamber serta dapat mempengaruhi nilai Rf pada
senyawa yang ingin diidentifikasi nantinya. Selanjutnya dilakukan penglihatan
noda senyawa isolasi dan pembanding dibawah sinar UV 254 dan UV 366.
Selain menggunakan sinar UV, juga dilakuak proses KLT dengan
menggunakan reagen penampak noda terhadap senyawa flavonoid yaitu reagen
sitro borat. Pereaksi semprot sitro borat merupakan pereaksi spesifik berkepekaan
tinggi terhadap flavonoid dan spesifik terhadap gugus orto-dihidroksi. Reagen
sitro borat dapat dibuat dengan melarutkan 0,5 gram asam borat dan 0,5 gram asa
sitrat di dalam 50 ml etanol. Pada pengujian senyawa flavonoid, regaen sitro borat
akan memberikan warna kuning, untuk menunjukan hasil positif senyawa
flavonoid. Setelah pemberian reagen sitroborat pada lempeng KLT yang telah
berisi totolan senyawa isolasi dan pembanding, diberikan panas pada plat KLT
tersebut untuk mempercepat reaksi. Pada praktikum ini panas diberikan dengan
alat thermogun. Bercak noda setelah diberikan reagen penampak noda juga dapat
dilihat dibawah sinar UV 366 nm dan akan memberikan warna kuning.
V. Kesimpulan dan Saran
V.1Kesimpulan
- Kulit jeruk mengandung senyawa feolik (phenolic acids, flavonones,
dan polymethoxylated flavones), karetonoid dan asam askorbat.
- Didapatkan nilia Rf antara 0,4375 dan 0,4275 dan dapat dikatakan
memenuhi syarat dari nilai yang baik untuk Rf adalah 0,2- 0,8 yang
artinya senyawa murni.
- Rendemen yang didapat sebesar 0,11325%.
V.2Saran
- Pahami prosedur kerja sebelum melaksanakan percobaan.
- Selalu teliti dan berhati-hati dalam melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
1. Surbakti HY. Lama Waktu Kontak Minyak Jeruk (Citrus sinensis) Sebagai
Hand Sanitizer Terhadap Penurunan Angka Kuman Telapak Tangan.
Yogyakarta: POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA;
2019.
2. Etebu, E dan Nwauzomo A. A Review of Sweet Orange (Citrus sinensi) Heals,
Disesase, and Management. 2014.
3. Warsito. Derivatisasi Sitosterol. Malang: UB Press; 2018.
4. Oni WB. Kajian Sistem Agribisnis Jeruk Manis (Citrus sinensis) dalam
Rangka Peningkatan Pendapatn Petani di Desa Konda Satu Kecamatan Konda
Kabupaten Konawe Selatan. J Ilm Agribisnis. 2019;4(5):116–20.
5. Hanif, Zalnuri dan Zamzami L. Trend Jeruk Impor dan Posisi Indonesia
Sebagai Produsen Jeruk Dunia. Jawa Timur: Balai Penelitin Tanaman Jeruk
dan Buah Subtropika; 2015.
6. Friatna ER dkk. Uji Aktivitas Anti Oksidan pada Kulit Jeruk Manis (Citrus
sinensis) Sebagai Alternatif Bahan Pembuat Masker Wajah. 2014.
7. Egbuonu, A.C. and Ojusi, A C. Proximate Compositions and Antibacterial
Activity of Citrus Sinensis (Sweet Orange) Peel and Seed Extracts.Europoan
Journal of Tradicinal Plouts. Eur J Tradic Plout. 2016;12(13):1–7.
8. Teneva, D et al. Chemical Composition, Antioxidant Activity and
Antimicrobial Activity of Essential Oil from Citrus aurantium L. zest Againts
Some Pathogenic Microorganisms. Zeitschrift fur Naturforsch. 2019.
9. Huang Ho, Linfu Li, Wwimwi Shi, Hai Liu D. The Multifunctional Effect of
Nobiletin and Its Metabolites In Vivo and In Vitro. Evidence-Based
Complementary abd Alternative Medicine. 2016;4.
10. Chen, M.L., Yang, J.D. dan Liu S. Effect Of Drting Temperature On The
Flavonoid, Phenolic Acid,And Antioxidative Capasities Of The Methanol
Extract of Citrus Fruit (Citrus sinensis L) Peels. .International J Food Sience
Technol. 2012;4(6):1179–85.
11. Shetty, S. B., Ismail, P. M.-S., Varghese, S., Thomas-George B,
KandathilThajuraj, P., Baby, D., Devang-Divakar D. Antimicrobial effects of
Citrus sinensis peel extracts against dental caries bacteria: An in vitro study. J
Sect Community Prev Dent. 2015;71–8.
12. London, L. J., De-Lima, R.V., Lara, O., Gil A. Clean Recovery Antioxidant
Flavonoid From Citrus Peel : Optimizing An Aqueous Ultrasound Assisted
Extraction Metode. Food Chem. 2012;81–7.
13. Milind, Perle et al. Orange to Keep Anxiety at Long Range. J Pharm.
2012;3(10).