Terdapat perbedaan umum antara CIS dan cairan interstitial. CIS mempunyai kadar
Na+, Cl- dan HCO3- yang lebih rendah dibanding CES dan mengandung lebih banyak
ion K+ dan fosfat serta protein yang merupakan komponen utama intra seluler.
b. Cairan ekstraselular (CES)
Cairan ekstraseluler adalah cairan yang terdapat di luar sel dan menyusun
30% dari Total Body Water (TBW). Selain itu, CES juga merupakan sekitar 20%
dari berat tubuh.
Cairan ekstraseluler selanjutnya dibagi menjadi tiga subdivisi yaitu :
1. Cairan Interstitial
Cairan Interstitial adalah cairan yang terdapat pada celah antar sel atau
disebut pula cairan jaringan, berjumlah sekitar 15% dari berat badan.
2. Cairan Intravascular
Cairan Intravascular merupakan cairan yang terdapat di dalam
pembuluh darah dan merupakan plasma, berjumlah sekitar 5% dari
berat badan.
3. Cairan Transeluler
Cairan Transeluler merupakan cairan yang disekresikan dalam tubuh terpisah dari
plasma oleh lapisan epithelial serta peranannya tidak terlalu berarti dalam
keseimbangan cairan tubuh, akan tetapi pada beberapa keadaan dimana terjadi
pengeluaran jumlah cairan transeluler secara berlebihan maka akan tetap
mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
Fungsi Cairan Tubuh
01
Mempertahankan panas
02
Tranport nutrient ke sel
03
Transport hasil sisa
tubuh dan pengaturan metabolisme
temperatur tubuh.
04 05 06
Mempertahankan tekanan
Tranport hormon Pelumas antar organ
hidrostatik dalam sistem
kardiovaskular
Komposisi
Cairan Tubuh
Komposisi Elektrolit Cairan Intraseluler dan Ekstraseluler
Menurut WHO tubuh manusia dibagi menjadi 4 macam komposisi yang komplek yang terdiri
dari:
1. Komposisi atomik.
Berat badan merupakan akumulasi sepanjang hidup dari 6 elemen utama
yaitu: oksigen, karbon, hidrogen, nitrogen, kalsium, dan fosfor.
2. Komposisi molekolar.
Elemen terbagi dalam komponen molekular yang dikelompokkan dalam
5 kategori besar, yaitu: lemak, protein, glikogen, air, dan mineral.
3. Komposisi selular.
Komposisi ini terdiri dari 3 komponen: sel, cairan ekstrasel dan bagian padat ekstrasel.
Tekanan koloid osmotik merupakan tekanan yang dihasilkan oleh molekul koloid
yang tidak dapat berdifusi, misalnya protein, yang bersifat menarik air ke dalam
kapiler dan melawan tekanan filtrasi.
Gangguan
Ketidakseimbangan
Cairan
Gangguan keseimbangan cairan
1. Overhidrasi
Penyebab overhidrasi meliputi, adanya gangguan ekskresi air lewat ginjal (gagal ginjal akut),
masukan air yang berlebihan pada terapi cairan, masuknya cairan irigator pada tindakan reseksi
prostat transuretra, dan korban tenggelam.
2. Dehidrasi
Kondisi dehidrasi bisa terdiri dari 3 bentuk, yaitu: isotonik (bila air hilang bersama garam, contoh:
GE akut, overdosis diuretik), hipotonik (Secara garis besar terjadi kehilangan natrium yang lebih
banyak dibandingkan air yang hilang.
Gangguan keseimbangan elektrolit
1. Hiponatremia
• Kondisi hiponatremia apabila kadar natrium plasma di bawah 130mEq/L. Jika kadar < 118
mg/L maka akan timbul gejala kejang, koma.
• Hiponatremia ini dapat disebabkan oleh euvolemia (SIADH, polidipsi psikogenik), hipovolemia
(disfungsi tubuli ginjal, diare, muntah, third space losses, diuretika), hipervolemia (sirosis,
nefrosis).
2. Hipernatremia
• Jika kadar natrium > 150 mg/L maka akan timbul gejala berupa perubahan mental, letargi,
kejang, koma, lemah.
• Hipernatremi dapat disebabkan oleh kehilangan cairan (yang disebabkan oleh diare,
muntah, diuresis, diabetes insipidus, keringat berlebihan), asupan air kurang, asupan
natrium berlebihan.
3. Hipokalemia
• Nilai normal Kalium plasma adalah 3,5-4,5 mEq/L. Disebut hipokalemia apabila kadar
kalium <3,5 mEq/L.
• Tanda dan gejala hipokalemia dapat berupa perasaan lemah, otot-otot lemas,gangguan
irama jantung.
4. Hiperkalamia
• Hiperkalemia adalah jika kadar kalium > 5 mEq/L.
• Tanda dan gejalanya terutama melibatkan susunan saraf pusat (parestesia,
kelemahan otot) dan sistem kardiovaskular (disritmik, perubahan EKG).
5. Hipokalsemia