Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN INDIVIDU PKN

NY. A DENGAN PERMASALAHAN PHBS


DESA LIMAU MANIS KECAMATAN KAMPAR
KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2023

DISUSUN OLEH:
ARINI CINTYA
P032013411008

KEMENTERIAN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN INDIVIDU PKN
DI DESA LIMAU MANIS KECAMATAN KAMPAR
KABUPATEN KAMPAR TAHUN 2023

Nama : Arini Cintya


NIM : P032013411008

Kampar,24 Januari 2023

Mengetahui ,

Pembimbing Desa Pembimbing Poltekkes

Yessi Elvira, STr.Keb Yessi Marlina,S.Gz,MPH,Dietisien


NIP. NIP.

Mahasiswa Ketua PKN

Arini Cintya Ns. Masnun, SST, S.Kep, M.Biomed


NIP.196412211985032003
NIM.P032013411008

2
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik hidayah – Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kelompok
PKN Desa Limau Manis ini.
Laporan ini disusun berdasarkan kegiatan PKN yang dilaksanakan selama
3 minggu efektif di Desa Limau Manis Kecamatan Kampar. Penyusunan laporan
ini tidak terlepas dari bantuan pihak-pihak yang telah meluangkan waktunya
sampai laporan ini selesai. Oleh karena itu, melalui laporan ini,kami
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Khairil Anwar, SH selaku Kepala Desa yang telah menerima kami
untuk melakukan Praktik Kerja Nyata ini.
2. Ibu Yessi Elvira, S.Tr. Keb selaku Bidan Desa yang telah membimbing
dan membantu kami dalam menyelesaikan masalah Kesehatan yang ada di
Desa Limau Manis ini.
3. bu Ns. Sari Anggela, M. Kep, Sp. Kep, A selaku dosen pembimbing.
4. Ibu Yessi Marlina, S.Gz, MPH, Dietisien selaku dosen pembimbing.
5. Dan Jajaran perangkat desa yang telah membantu dan melancarkan segala
kegiatan yang telah dilakukan oleh Mahasiswa PKN Poltekkes Riau.
Kami telah berupaya semaksimalnya namun keterbatasan kami,laporan ini
masih kurag sempurna. Oleh karena itu,sangat disarankan kritik da saran yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Desa Limau Manis,24 Januari 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................................... I

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. I

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG...........................................................................................................1


1.2 TUJUAN..........................................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................. 4

2.1 PERMASALAHAN KESEHATAN.......................................................................................4


2.2 IPE.................................................................................................................................5
2.3 TEORI NIFAS..................................................................................................................7
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN...................................................................................
3.1 GAMBARAN UMUM LOKASI DESA LIMAU MANIS DAN JUMLAH KK..........................8
3.2 GAMBARAN KASUS KOMUNITAS.................................................................................12
3.3 RENCANA PENYELESAIAN KASUS SECARA KOLABORASI ANTAR PROFESI..............20
3.4 IMPLEMENTASI IPE TERHADAP KASUS......................................................................25

PEMBAHASAN BAB V........................................................................................................ 28

PENUTUP............................................................................................................................. 28

5.1 KESIMPULAN................................................................................................................28
5.2 SARAN..........................................................................................................................28

LAMPIRAN.......................................................................................................................... 30

ii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Pengumpulan Data Kesehatan Masyarakat Tingkat


Keluarga………………………………………………………………………….30
Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan Pengkajian…………………………………
34

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Poltekkes Kemenkes Riau merupakan institusi pendidikan yang
menghasilkan tenaga kesehatan. Peran serta tenaga kesehatan harus mampu
memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit, puskesmas dan di masyarakat.
Pelayanan kesehatan di masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dapat
dilaksanakan dalam Mata Kuliah (MK) Praktek Kerja Nyata (PKN). PKN
merupakan salah satu kegiatan dalam pendidikan di Poltekkes Kemenkes Riau
yang memadukan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan,
Penelitian dan Pengabdian masyarakat dengan metode pemberian pengalaman
belajar dan bekerja kepada mahasiswa.
Poltekkes Kemenkes Riau dalam menghasilkan tenaga Ahli Madya
Kebidanan, Ahli Madya Keperawatan dan Ahli Madya Gizi yang profesional
memberikan wahana penerapan ilmu dan teknologi kepada masyarakat melalui
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan. PKN merupakan bagian penting dari
proses pendidikan yang terintegrasi dalam seluruh program pendidikan khususnya
pencapaian tujuan bagi lulusan Poltekkes Kemenkes Riau.
Sesuai dengan kurikulum, untuk menghasilkan tenaga bidan, perawat dan
gizi yang memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan peran, fungsi dan
tanggung jawabnya kepada masyarakat secara profesional diperlukan PKN di
Desa. PKN merupakan salah satu kegiatan dalam pendidikan tinggi yang
diselenggarakan berdasarkan Berita Acara Pertimbangan/Persetujuan Senat
Poltekkes Kemenkes Riau nomor: PP.04.03/MIII.1/005/2017. Pendidikan pada
dasarnya merupakan proses pendewasaan dan pemandirian manusia secara
sistematis, agar siap menjalani kehidupan secara bertanggung jawab. Menjalani
kehidupan secara bertanggung jawab berarti berani mengambil keputusan yang
bijaksana sekaligus berani menanggung segala konsekuensi yang ditimbulkannya.
Optimalisasi dari PKN tersebut akan menghasilkan lulusan yang kompeten,
bertanggung jawab, mandiri, saling menerima dan memberi, saling asah, asih dan
asuh antara mahasiswa dan masyarakat.

1
Praktek Kerja Nyata (PKN) wajib diikuti oleh mahasiswa tingkat akhir
yaitu semester VI pada Diploma III (DIII) Keperawatan, DIII Kebidanan, DIII
Gizi. Mata kuliah tersebut dilaksanakan pada waktu dan lokasi yang sama serta
terintegrasi antar Program Studi sehingga terjadi kolaborasi antar calon profesi
kesehatan (Interprofessional Education-IPE).
PKN terdiri dari 3 Satuan Kredit Semester (SKS) sesuai dengan
Kurikulum Program Studi DIII di Poltekkes Kemenkes Riau sebagai mata kuliah
kurikulum institusi. Mata kuliah PKN akan dapat terwujud jika didukung dengan
adanya komitmen semua individu dalam organisasi atau yang sering disebut
komitmen organisasi (Robbins, 2007).
PKN merupakan bentuk pembelajaran untuk mempraktikkan teori dalam
rangka mencapai jenjang Ahli Madya dan juga merupakan bentuk internship.
PKN membahas penerapan pengetahuan tentang pengelolaan kegiatan/manajemen
program kesehatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas dan/atau Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dalam skala mikro yang direncanakan baik program baru maupun
program yang sedang dibina. Pengalaman kerja nyata dibawah bimbingan
intensif untuk melaksanakan program kesehatan skala mikro yang direncanakan
baik program baru maupun yang sedang dibina dan melaksanakan evaluasi
intervensi kesehatan dalam skala mikro di masyarakat desa. Pelaksanaaan
kegiatan PKN ini merupakan pengembangan metode pembelajaran problem based
learning/metode pemecahan masalah dengan melibatkan semua program studi.
Poltekkes Kemenkes Riau telah menetapkan Center of Excellent dengan m
enitikberatkan pada masalah stunting. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, per
sentase stunting di provinsi Riau sekitar 25%. Persentase ini merupakan angka ya
ng cukup tinggi. Sesuai dengan standar WHO, suatu wilayah dikategorikan baik b
ila prevalensi balita pendek kurang dari 20%.
Kegiatan PKN mencoba menitikberatkan untuk mencari solusi agar masya
rakat khususnya di lokasi dengan persentase tertinggi, terpapar dengan edukasi pe
ncegahan stunting. Oleh karena itu, mahasiswa yang akan menjalani kegiatan PK
N harus mempersiapkan rancangan kegiatan melalui Planning of Action (POA) kh
ususnya tentang edukasi penanganan dan pencegahan stunting sejak dini. Kerangk

2
a acuan PKN ini perlu disusun sebagai acuan dan petunjuk teknis dalam pelaksaan
aan PKN di lingkungan Poltekkes Kemenkes Riau.

1.2 Tujuan
Tujuan umum kegiatan PKN ini adalah mahasiswa mampu melaksanakan
pelayanan kesehatan di masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan secara
maksimal dengan metode Interprofessional Education (IPE) yang mengandung
unsur kerjasama, komunikasi, etik dan tanggung jawab.
Tujuan khusus dari kegiatan PKN adalah mahasiswa mampu mencapai
kompetensi yang berkaitan dengan pengembangan kolaborasi yang meliputi area
kompetensi, yaitu:
1. Mampu menganalisa, merumuskan masalah, merencanakan,
melaksanakan, mendokumentasikan dan menyajikan informasi
kesehatan, serta evaluasi berdasarkan data yang ada di lokasi dengan
menerapkan interprofesi.
2. Mampu melakukan komunikasi dan memberikan informasi yang akurat
kepada individu, keluarga, dan masyarakat dalam memberikan
pelayanan kesehatan dengan menerapkan interprofesi.
3. Mampu menggerakkan dan memberdayakan masyarakat melalui upaya
promotif dan preventif dengan menerapkan interprofesi.
4. Mampu melakukan kerjasama antar profesi yang beretika dan
bertanggung jawab.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Permasalahan Kesehatan


2.1.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam menentu
kan derajat kesehatan, karena ketiga faktor lain seperti lingkungan, kualitas pelaya
nan kesehatan maupun genetika masih dapat dipengaruhi oleh perilaku. Perilaku y
ang tidak sehat akan menimbulkan penyakit. Perubahan perilaku tidak mudah unt
uk dilakukan, namun mutlak diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan ma
syarakat (Mas et al., 2017).
Perilaku kesehatan dapat diwujudkan dengan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI. NO.
1193/MENKES/SK/2004 adalah salah satu kebijakan nasional. Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk
menciptakan suatu kondisi baik perorangan, keluarga maupun kelompok
masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku serta sadar, mau dan
mampu mempraktekkan PHBS. Rumah tangga sebagai salah satu sasaran Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang berarti mampu menjaga, meningkatkan dan
melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman
penyakit dan lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat. Kondisi sehat
dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku
yang sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga, karena kesehatan
perlu dijaga, di pelihara, dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta
perjuangkan oleh semua pihak (Mas et al., 2017).
Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan tanggung jawab setiap
anggota rumah tangga, pemerintah beserta jajaran terkait untuk menfasilitasi
kegiatan PHBS agar dapat berjalan secara efektif ( Maryunani, 2013).

4
2.2 IPE
2.2.1 Definisi IPE
Interprofessional Education (IPE) adalah suatu pelaksanaan pembelajaran
yang diikuti oleh dua atau lebih profesi yang berbeda untuk meningkatkan
kolaborasi dan kualitas pelayanan dan pelaksanaanya dapat dilakukan dalam
semua pembelajaran, baik itu tahap sarjana maupun tahap pendidikan klinik
untuk menciptakan tenaga kesehatan yang professional. Beberapa ahli
mengungkapkan IPE dapat menjadi dasar dalam pembentukan kolaborasi. IPE
merupakan hal yang potensial sebagai media kolaborasi antar profesional
kesehatan dengan menanamkan pengetahuan dan skill dasar antar profesional
dalam masa pendidikan. IPE merupakan hal yang penting dalam membantu
pengembangan konsep kerja sama antar profesional yang ada dengan
mempromosikan sikap dan perilaku yang positif antar profesi yang terlibat di
dalamnya.

2.2.2 Tujuan IPE


Tujuan umum adanya proses IPE dimaksudkan agar mahasiswa profesi
kesehatan mampu mengenal lebih peran profesi kesehatan yang lain, sehingga
diharapkan mampu berkomunikasi dan bekolaborasi dengan baik
saatmelakukan perawatan pasien sehinnga tidak terjadi tumpang tindih antar
profesi. Menurut Cooper (2011) tujuan pelaksanaan IPE antara lain :
 Meningkatkan pemahaman interdisipliner dan meningkatkan kerjasama.
 Membina kerjasama yang kompeten.
 Membuat penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien.
 Meningkatkan kualitas perawatan pasien yang komprehensif.

IPE dalam bidang kesehatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa bertujuan


untuk membekali mahasiswa profesi kesehatan dengan keterampilan, ilmu,
sikap serta perilaku professional yang penting dalam melaksanakan praktek
kolaborasi interprofesional (Freeth, 2011).
Tujuan lain dari IPE yaitu untuk dapat lebih memahami peran dari
masingmasing profesi sehingga mampu menyediakan dan meningkatkan
pelayanan pada pasien melalui proses belajar untuk saling bekerjasama (Smith,
2009).

5
2.2.3 Manfaat IPE
Proses IPE memberikan manfaat bagi profesi kesehatan untuk dapat
bertukar pikiran dan mengubah cara berinteraksi dalam berkomunikasi antar
tenaga kesehatan. Menurut CIHC (2009), manfaat dari IPE antara lain :
- Meningkatkan praktik yang dapat meningkatkan pelayanan dan
membuat hasil yang positif dalam melayani pasien.
- Meningkatkan pemahaman tentang pengetahuan dan keterampilan
yang memerlukan kerja secara kolaborasi.
- Membuat pengalaman yang lebih baik dan nyaman dalam belajar
bagi peserta didik.
- Secara fleksibel dapat diterapkan dalam berbagai setting.
Hal tersebut juga dijelaskan oleh World Health Organization (2010)
tentang salah satu manfaat dari pelaksanaan praktek IPE kolaboratif yaitu
strategi ini dapat mengubah cara berinteraksi tenaga kesehatan dengan profesi
kesehatan lain dalam memberikan perawatan. Adanya proses IPE dapat
menjadikan profesi kesehatan lebih memahami peran antar profesi dan
menerapkan sikap saling menghormati dengan menjalakan peran sesuai
profesinya.

2.2.4 Hambatan IPE


Ada beberapa hambatan yang mungkin terjadi dalam proses IPE,
hambatan tersebut meliputi hambatan penanggalan akademik, peraturan
akademik, tempat kegiatan, evaluasi, kebutuhan SDM (Sumber Daya Manusia),
dana, jarak geografis, waktu, dan kesiapan mahasiswa (ACCP, 2009).
Hambatan lain yang dapat terjadi dalam proses IPE juga terdapat dari
ego masing-masing tenaga kesehatan, fasilitas fisik dan konsep pembelajaran,
serta paradigma terhadap profesi kesehatan dan peran masing-masing profesi.
Sangat penting untuk mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin terjadi
sebagai persiapan mahasiswa kesehatan dan praktisi profesi kesehatan demi
terjalinnya praktik kolaborasi yang baik dalam pelayanan kesehatan.

6
2.2.5 Metode pembelajaran IPE
Berbagai metode yang dapat di lakukan dalam proses pembelajaran IPE
adalah metode pada keterampilan klinik antar profesi kesehatan, menggunakan
sistem dokumentasi kesehatan elektronik, pembelajaran berbasis masalah, serta
studi kasus yang berfokus terhadap pasien. Terdapat 5 metode yang dapat
dilakukan dalam pelaksanaan pembelajaran IPE, yaitu: kuliah klasikal, kuliah
tutorial PBL (Problem Based Learning), kuliah laboratorium, kuliah skills
laboratorium & kuliah profesi atau klinis-lapangan (Sedyowinarso,2015).

2.3 Teori Nifas


Masa nifas merupakan masa yang penting dalam menentukan derajat
kesehatan ibu dan bayi (Noftalina, 2021).
Perawatan masa nifas adalah masa perawatan diri yang dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap ibu nifas maupun aktivitas perawatan yang dilakukan
oleh ibu nifas itu sendiri untuk memelihara kesehatan organ-organ reproduksi
selama masa nifas, yakni dimulai dari akhir persalinan dan berakhir hingga
kembalinya organ-organ reproduksi seperti keadaan sebelum hamil (Eldawati,
2015).
Perawatan masa nifas merupakan suatu bentuk tindakan atau praktik yang
dilakukan oleh ibu nifas yang menggambarkan perilaku kesehatan ibu selama
menjalani masa nifas. Dalam perilaku seseorang ada tiga bagian penting , yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotor. Kognitif dapat diukur dari pengetahuan, afektif
dapat diukur dari sikap atau tanggapan dan psikomotor dapat diukur melalui
tindakan (praktik) yang dilakukan (Eldawati, 2015)

7
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Gambaran Umum Lokasi Desa Limau Manis dan Jumlah KK


3.1.1 Demografi
1) Data Demografi
Desa Limau Manis merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Kampar, Kabupaten Kampar. Provinsi Riau, Indonesia. Desa ini memiliki 570
jumlah KK dengan luas wilayah kerja sebesar 403,65 Ha yang dibagi menjadi 3
dusun yaitu Dusun I, Dusun II, dan Dusun III. Desa ini memiliki sarana kesehatan
seperti 1 Puskesmas Pembantu
Secara geografis, Desa Limau Manis berbatasan dengan
Sebelah Utara : Sungai Kampar / Desa Sungai Jalau
Sebelah Selatan : Desa Simpang Kubu
Sebelah Barat : Sungai Kampar / Desa Sungai Muara Jalai
Sebelah Timur : Desa Naumbai

2) Data Umum
Tabel 1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Limau
Manis, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar Tahun 2022
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase
(%)
1. Perempuan 949 49%
2. Laki-Laki 996 51%
Jumlah 1.945 100%

Berdasarkan Tabel 1 distribusi penduduk berdasarkan jenis


kelamin di Desa Limau Manis didapatkan mayoritas penduduk berjenis
laki – laki dengan persentasi 51%.

8
Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah Dusun,RT, RW, dan
Jumlah KK di Desa Limau Manis, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar Tahun
2022.
Desa Jumlah Du Jumlah R Jumlah RT Jumlah KK
sun W
Limau Mani 3 6 12 570
s

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pekerjaan di Desa Limau Manis, Kecamatan


Kampar, Kabupaten Kampar Tahun 2022.

No. Pekerjaan Jumlah Persentase (%)


1. Petani 303 47.4%
2. TNI/Polri 4 0,626%
3. Tukang 25 3,9%
4. PNS 39 6,1%
5. Pegawai Swasta 70 10,97%
6. Pedagang 75 11,7%
7. Bidan/Perawat 10 1,56%
8. Guru 25 3,91%
9. Pensiunan 11 1,72%
10. Sopir/Angkutan 10 1,56%
11. Buruh 65 10,18
12. Jasa Persewaan 1 0,156%
Jumlah 638 100%

Dari Tabel 3. diatas dapat dilihat bahwa mayoritas pekerjaan di Desa


Limau Manis adalah Petani dengan persentasi 47,4%.

9
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Agama di Desa Limau Manis, Kecamatan
Kampar, Kabupaten Kampar Tahun 2022
No. Agama Jumlah Persentase (%)
1. Islam 1.945 100%
2. Katolik - -
3. Kristen - -
4. Hindu - -
5. Budha - -
Jumlah 1.945 100%

Dari Tabel 4. diatas dapat dilihat bahwa mayoritas agama di Desa


Limau Manis adalah agama islam (100%).

Tabel 5. Jumlah Sarana Keagamaan di Desa Limau Manis, Kecamatan


Kampar, Kabupaten Kampar Tahun 2022
Desa Mesjid Musholla Gereja Pura Viraha Jumlah
Limau M 3 7 - - - 10
anis

Tabel 6. Jumlah Sarana Pendidikan di Desa Limau Manis, Kecamatan


Kampar, Kabupaten Kampar Tahun 2022
No. Pendidikan Jumlah
1. Paud/ Play Group 2
2. TK 1
4. SD 2
5. MTs 1
Jumlah 6

10
3) Data Khusus
Tabel 7. Jumlah Ibu Hamil di Desa Limau Manis, Kecamatan Kampar,
Kabupaten Kampar Tahun 2022
NO Kategori Jumlah Persentase
1 Normal 11 100%
2 Resiko tinggi 0 0%
Jumlah 11 100%

Dari tabel 7 diatas didapat mahasiswa poltekees di Desa Limau Manis


melakukan skrining pada ibu hamil. Hasil skrining didapatkan 100% ibu hamil di
Desa Limau Manis Normal. Mahasiswa telah melakukan crosscheck dengan
pemegang program buku KIA, disarankan untuk menyusun POA sesuai data yang
diperoleh.

Tabel 8. Jumlah Balita di Desa Limau Manis, Kecamatan Kampar,


Kabupaten Kampar Tahun 2022
NO Kategori Jumlah Persentase
1 Normal 157 99,4%
2 Stunting 0 0%
3 Cacat 1 0,6%
Jumlah 158 100%

Dari tabel 8 diatas didapat mahasiswa poltekees di Desa Limau Manis


melakukan skrining pada ibu balita. Hasil skrining didapatkan 0,6% balita yang
mengalami Cacat. Mahasiswa telah melakukan crosscheck dengan pemegang
program buku KMS, disarankan untuk menyusun POA sesuai data yang
diperoleh.

11
3.2 Gambaran Kasus Komunitas
TAHAP DISKUSI KELOMPOK
Tanggal & Waktu 16-18 Januari 2023 & 16.15 WIB
Kegiatan
Pembimbing Ns. Sari Anggela, M. Kep, Sp. Kep. A
Tim Kelompok - Gizi : Arini Cintya
- Perawat : Alfina Fitriyani
- Bidan : Cesaria
SKENARIO Sekelompok Mahasiswa PKN Poltekkes Kemenkes Riau yang terdiri
dari seorang mahasiswa dari jurusan gizi, perawat dan bidan melakukan
pengkajian ke keluarga pasien yaitu keluarga Ny. A yang beralamat di
Dusun I Kabun Desa Limau Manis. Ny. A merupakan seorang Ibu
Nifas yang melahirkan anak Perempuan pada tanggal 18 bulan
Desember lalu. Ny. A saat ini berusia 20 tahun, Ia tinggal serumah
dengan Ibu, Ayah, Adik, Suami dan Anaknya. Setelah dilakukan
skrining dan pengkajian ditemukan berbagai masalah Kesehatan yag
berkaitan dengan penerapan PHBS. Maka setelah pengkajian selesai
sekelompok mahasiswa PKN melakukan intervensi kepada keluarga Tn.
R, khususnya pada Ny. A sebagai ibu bayi yang berisiko
mengakibatkan terjadinya penyakit infeksi pada bayi yang dilakukan
dengan cara memberikan penkes terkait PHBS dan matei mengenai
personal hyegine.
SASARAN PEMB Ibu Bayi
ELAJARAN
RUANG LINGKU - Perilaku Hidup Sehat dan Bersih dan personal hygiene
P BAHASAN

KATA BARU -

LIST PERTANYA Profesi Keperawatan:


AN - Apa saja yang perlu diperhatikan dalam memenuhi personal
(Tulis setiap perta hygiene ibu nifas?

12
nyaan dari setiap k Profesi Kebidanan:
elompok) - Apakah ibu merasakan perubahan fisiologi setelah melahirkan
atau pada masa nifas?
Profesi gizi:
- Apakah selama masa nifas nafsu makan ibu baik?
MASALAH YANG - Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang tidak dan baik
DITEMUKAN dan personal hygiene yang juga tidak berjalan dengan baik.
ANALISA MASA PERILAKU TIDAK HIDUP BERSIH DAN SEHAT
LAH 
KEBERSIHAN IBU

PENYAKIT INFEKSI

FAKTOR RISIKO STUNTING

RENCANA PENY Rencana Sasaran Profesi Yang Keterlibatan


ELESAIAN MASA Penyelesaiain bertanggung Tim Lain
LAH Jawab
Penkes PHBS Ny. A Perawat Bidan dan
Gizi
Penkes Ny. A Perawat Bidan dan
mengenai Gizi
Cara
perawatan
luka ibu
setelah
melahirkan
Penkes Ny. A Bidan Perawat dan
Pentingnya Kb Gizi
bagi ibu
Penkes nutrisi Ny. A Gizi Perawat dan

13
pada ibu nifas Bidan
ataupun ibu
menyusui
KESIMPULAN Keluarga Tn. R dan Ny. A mengalami defisit pengetahuan tentang
Perilaku Hidup bersih dan Sehat dan penerapan personal hygiene yang
masih kurang. Sehingga risiko terjadinya penyakit infeksi pada bayi Ny.
A yang nantinya juga akan menyebabkan terjadinya kejadian stunting.
JAWABAN PERT 1. Apakah ada pengetahuan baru yang kamu peroleh? (Sebutkan)
ANYAAN REFLE 2. Apakah ada pengetahuan yang sudah kamu miliki dapat
KSI digunakan/bermanfaat dalam penyelesaian kasus ini? (Sebutkan)
3. Apakah Anda merasa nyaman mendiskusikan Pemicu ini?
4. Apakah ada anggota tim yang dominan?
5. Apakah Anda merasakan adanya perbedaan profesi ?

1. Keluarga Binaan
Pengkajian Ny. A dilakukan pada tanggal 16-18 Januari, yang dimana
diawali dengan penggalian masalah atau pengkajian data lalu pada hari terakhir
dilakukan intervensi berupa konseling kepada keluarga binaan. Pengkajian
dilakukan dari personal masing-masing individu yang ada di rumah sampai
lingkungan tempat tinggal keluarga Ny. A. Tindakan yang dilakukan pada
keluarga binaan ini yaitu secara IPE, asuhan keluarga akan dilakukan sampai
metode SOAP.
1. Data umum
A. Biografi kepala keluarga
1. Nama : Tn. R
2. Umur : 24 Th
3. Agama : Islam
4. Pekerjaaan : Wiraswasta
5. Pendidikan : SMA
6. Suku/ bangsa : Melayu

14
B. Anggota keluarga

N NAMA UMUR L/ STATUS PENDIDIKAN PEKERJAAN CEK KESEH


O P ATAN
1. Tn. R 24 Th P Suami SMA Wiraswasta Tidak rutin
2. Ny. A 20 Th P Istri SD IRT Tidak rutin
3. An. 1 Bln P Anak Belum Sekolah - Rutin
Ny. A

 Keluarga : Nuclear Family (Keluarga Inti)


 Suku Bangsa : Melayu
 Agama : Islam
 Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini : Bayi
 Riwayat Penyakit Keluarga Inti dan Sebelumnya : Ibu Ny. A “Hipertensi”
a. Data Pasien Binaan

Nama : Ny. A

Tempat/Tanggal Lahir : 08 Juli 2002

Alamat : Dusun I Kabun, Desa Limau Manis

Usia : 20 Tahun

Agama : Islam

Tanggal Pengkajian : 16-17 Januari 2023

15
a) Pemeriksaan Fisik

No. Pemeriksaan Ibu


1. Keadaan Umum Baik (Composmentis)
2. Tanda-Tanda Vital
b) Pengkajian Lingkungan
a) Tekanan Sanitasi
Darah Tempat Tinggal
110/75 mmHg
b) Suhu 37oC Rumah

c) Nadi 115x/menit keluarga

d) Pernafasan 25x/menit An. H

3. Berat Badan BB sekarang = 60 kg

4. Tinggi Badan 152 cm


merupakan rumah sendiri berdinding permanen, berlantai keramik. Terdapat
dua kamar tidur dan 1 kamar mandi dengan toilet jongkok, sirkulasi udara
ruangan baik ,sumber air bersih dari Sumur PAM, serta jarak septic tank dari
sumur lebih dari sepuluh meter. Suplai air minum didapatkan dari gallon
yang diisi ulang dengan air sikumbang. Kebersihan rumah baik dan bersih,
pencahayaan di rumah baik d.
c) Status Sosial Ekonomi Keluarga
Tn. R dan Ny. A dengan pendidikan terakhir yaitu SMA dan SD. Tn.
R sebagai kepala keluarga dengan pekerjaan seorang Wiraswasta dan Ny. A
sebagai istri dengan pekerjaan IRT.
Pengetahuan Ibu Tentang Kesehatan dan Gizi . Berdasarkan
wawancara menggunakan kuesioner, diketahui ibu tidak memiliki
pengetahuan tentang Imunisasi, hal ini dapat dilihat dari jawaban yang ibu
berikan dan pengalaman pertama Ny. A sebagai Ibu. Ny. A dapat menjawab
7 pertanyaan dengar benar dari 10 pertanyaan terkait maksud dari kolostrum,
Inisiasi Menyusui Dini (IMD), Asi Eklusif, bahan makanan sumber protein,
bahan makanan sumber vitamin A, tanda pertumbuhan balita, imunisasi
balita, pemberian kapsul vitamin A dan pengobatan pertama pada balita
diare. Berdasarkan pertanyaan yang diberikan, ibu tidak mengetahui tentang
pengertian kolostrum, pentingnya imunisasi dan pengobatan pertama pada

16
balita diare.
d) Riwayat Praktik Menyusui
Berdasarkan wawancara menggunakan kuesioner, diketahui bahwa
Ny. A memberikan kolostrum seluruhnya kepada anak, namun Ny. A tidak
melakukan IMD dengan anaknya. Hingga saat ini Ny. A tetap memberikan
Asi Eksklusif kepada anaknya.
e) Riwayat Praktik Pemberian PASI, Pemberian Makan sesuai Respon, Pola
Asuh Pemberian Makan dan Pantangan Makan
Berdasarkan wawancara menggunakan kuesioner, diketahui bahwa
Ny. A memberikan pengganti asi yaitu susu formula untuk anaknya saat
Asi setelah melahirkan tidak keluar.
f) Praktik Kebersihan diri
Berdasarkan wawancara menggunakan kuesioner, diketahui bahwa
untuk kebersihan diri ibu menjawab pada saat akan makan dan setelah
membersihkan kotoran anaknya. Untuk kebersihan balita, ibu biasanya
memandikan anak sebanyak 2 kali sehari.
g) Perawatan ketika bayi/balita sakit
Berdasarkan wawancara menggunakan kuesioner, diketahui untuk
perawatan saat bayi sakit, tidak langsung dibawa ke faskes terdekat. Ia hanya
memberikan obat – obat yang ada dirumah. Namun jika anak sakit dalam
rentang waktu 2x24 jam, maka ibu akan membawa anaknya ke bidan hikma.
h) Pemanfaatan Posyandu dan Puskesmas Pembantu
Berdasarkan wawancara menggunakan kuesioner, diketahui bahwa
ibu tidak memanfaatkan posyandu dan puskesmas pembantu di Desa Limau
Manis dengan melakukan pengobatan ke bidan desa lain.
i) Konsumsi Energi dan Zat-Zat Gizi
Hasil recall 1x24 jam saat pengkajian, dapat diketahui bahwa ibu dan
balita kurang asupan energy dan zat gizi lainnya, dengan hasil recall energi
ibu sebesar1.570 kkal, protein 22 gr, lemak 50 gr, dan karbohidrat 328 gr .
Recall 1x24 jam dapat terlihat bahwa kurangnya variasi makanan dan jarang
mengkonsumsi protein nabati
j) Status Ibu Balita

17
Ny. S ketika pengkajian memiliki berat badan saat ini 60 Kg, tinggi
badan 152 cm.

a. Masalah Kesehatan
Ny. A merupakan seorang Ibu Nifas yang sudah melahirkan seorang anak
pada 18 Desember 2022. Saat ini Ny. A berusia 20 tahun 6 bulan, yang
beralamat di dusun I Kabun. Ny. A masih memiliki satu orang anak dari
perkawinan dengan Tn. R satu tahun sebelumnya. Hasil pengkajian dan
pengamatan Ny. A tidak menerepkan PHBS dengan baik, dilihat dari
penampilan Ibu dan dari hasil wawancara, bahwa Ibu tidak mengganti pakaian
selama 2 hari pengkajian dan Ibu tidak mencuci tangan sebelum berkontak
dengan anak, ha itu tidak menjamin bahwa tangan ibu selalu bersih yang
nantinya juga akan menyusui anaknya. Lalu, dikarenakan Ny. A juga sebagai
ibu baru, jadi ia belum menggunakan KB setelah kelahiran anaknya.

b. Intervensi Keluarga

Adapun intervensi yang akan dilakukan oleh mahasiswa adalah


a. Mahasiswa Kebidanan
Intervensi bidang kebidanan yang akan diberikan yaitu :
- Penkes kepada ibu mengenai pentingnya KB bagi Ibu untuk
menjaga jarak kehamilan.
b. Mahasiswa Keperawatan
Intervensi bidang keperawatan yang akan diberikan yaitu :
- Penkes mengenai bagaimana cara perawatan luka setelah
melahirkan untuk mencegah infeksi bagi ibu.
- Penkes PHBS mengenai kebersihan lingkungan rumah dan
personal hygiene.
c. Mahasiswa Gizi
Intervensi bidang gizi yang akan diberikan yaitu :
- Penkes Nutrisi pada ibu nifas maupun ibu menyusui.

18
c. Implementasi Keluarga
a. Mahasiswa Kebidanan : Melakukan edukasi tentang pentingtinya Kb
bagi ibu.
b. Mahasiswa Keperawatan : Melakukan edukasi tentang cara perawatan
luka setelah melahirkan dan edukasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat dalam lingkungan rumah dan personal hygiene.
c. Mahasiswa Gizi : Memberikan contoh makanan sesuai kebutuhan
dengan kebutuhan ibu nifas ataupun ibu menyusui.
d. Evaluasi Keluarga
a. Mahasiswa Kebidanan : Ibu bayi mengerti dan akan menggunakan Kb
untuk menjaga jarak kehamilannya.
b. Mahasiswa Keperawatan : Ibu bayi mengerti dan memahami apa yang
dijelaskan tentang cara perawatan luka setelah melahirkan kemudian dapat
lebih berhati-hati untuk mengurangi risiko perdarahan setelah melahirkan
atau pada saat masa nifas, selanjutnya ibu lebih memahami tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dalam lingkungan rumah dan personal
hygiene.
c. Mahasiswa Gizi : Ibu bayi memahami pola makan yang baik bagi dirinya
selaku ibu nifas ataupun sebagai ibu menyusui kemudian sesuai dengan
prinsip gizi seimbang dan sesuai kebutuhannya.

19
3.3 Rencana Penyelesaian Kasus Secara Kolaborasi Antar Profesi
Tempat: Desa Limau Manis Kecamatan Kampar

PROFESI GANGGUAN / MASALAH YANG DITEMUK FAKTOR YANG MEMPENGARUHI Rencana Penyelesai
AN an masalah Interve
nsi
Gangguan Fakt Gangguan pa Gangguan pad Faktor Sosio Faktor Lingkun Faktor Geneti Faktor Perilaku
or BIOLOGI (p da aktivitas h a fungsi peran demografi gan k
atofisiologi, pat arian (daily pasien dalam
ologi anatomi) activity) keluarga / mas
yarakat

Perawat Perilaku Hidup Tidak ada Permasalahan Tidak Ada Lingkungan Tidak Ada Kebersihan Diri - Penkes PHB

Bersih dan dengan tidak yang juga belum atau personal S

Sehat menerapkan menerapkan hygiene. - Penkes cara

perilaku hidup PHBS dengan perawatan

bersih dan baik, seperti luka pada ibu

sehat ini masih ada setelah

nantinya dapat anggota melahirkan

mengganggu keluarga yang

merokok di

20
dalam rumah

Bidan KB pada ibu Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak ada Lingkungan Kurangnya Memberikan
penkes mengenai
sekitar pasien respon terhdap
pentingnya Kb bagi
yang aktivitas yang di
ibu
mengatakan ajarkan

bahwa Kb

akan

memperlambat

proses

penyembuhan

jika digunakan

setelah

melahirkan

Gizi - Tidak ada Tidak Ada Tidak Ada Banyak penjual Tidak Ada Perilaku ibu yan Memberikan

jajanan yang g banyak penkes ataupun

membuat ibu mengkonsumsi konseling mengenai

21
lebih suka makanan asupan makanan

mengkonsumsi jajanan atau yang baik

jajanan snack dan dikonsumsi oleh

dalam makanan ibu dalam masa

sehari-hari nifas ataupun pada

menu yang masa menyusui

dikonsumsi yang sesuai dengan

belum prinsip gizi

bervariasi seimbang

22
Nama Anggota Tim: 1. Arini Cintya
2. Alfina Fitriyani
3. Cesaria
MASALAH PA TUJUAN PENATALAKSA INDIKATOR KEBER RENCANA INTERVENSI KEGIATAN INTERVEN TIM YANG BERTA
SIEN NAAN HASILAN (DIURUTKAN BERDASA SI NGGUNG JAWAB
RKAN PRIORITAS)

Permasalah Mencegah terjadinya Menerapkan Perilaku - Memberikan penkes - Perawat


- Memberikan
Perilaku Hidup penyakit infeksi bagi ibu Hidup Bersih dan Sehat mengenai PHBS serta - Bidan
penkes mengenai
Bersih dan maupun bagi bayi. serta menjalankan personal hygiene
PHBS serta
Sehat dan personal hygiene
personal hygiene
personal dengan baik

hygiene

Untuk memberikan Ibu dapat memakai Kb - Memberikan penkes - Memberikan penke - Bidan

Pemasangan Kb informasi dan pengetahuan terkait Kb guna s terkait Kb guna

pada ibu setelah kepada ibu terkait Kb memberikan jarak memberikan jarak

melahirkan setelah melahirkan pada kehamilan ibu pada kehamilan ibu

Pemenuhan Untuk memenuhi asupan Kebutuhan nutrisi ibu - Memberikan penkes - Memberikan - Gizi

23
asupan nutrisi nutrisi bagi ibu nifas selama menyusui dan ataupun konseling penkes ataupun - Bidan

bagi ibu nifas ataupun ibu menyusui selama masa nifas dapat mengenai asupan konseling

ataupun ibu terpenuhi dengan baik makanan yang baik mengenai asupan

menyusui dan tepat dikonsumsi oleh ibu makanan yang baik

dalam masa nifas dikonsumsi oleh

ataupun pada masa ibu dalam masa

menyusui yang sesuai nifas ataupun pada

dengan prinsip gizi masa menyusui

seimbang yang sesuai dengan

prinsip gizi

seimbang

24
3.4 Implementasi IPE terhadap Kasus
No Kegiatan Profesi yang
. bertanggung jawab
1. Pemberian edukasi terkait makanan yang Gizi
sesuai dengan keadaan ibu nifas atau ibu
menyusui dengan prinsip gizi seimbang
2 Pemberian edukasi terkait Kb kepada ibu Bidan
3 Pemberian penyuluhan mengenai cara Perawat
perawatan luka pada ibu setelah
melahirkan

25
BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah dilakukannya pengkajian pada ibu nifas didapatkan bahwa Ibu tidak mengganti
pakaian selama 2 hari pengkajian dan ibu tidak mencuci tangan saat hendak menyusui atau saat
akan berkontak dengan anak dan masih ada keluarga yang merokok di dalam rumah. Dalam hal
ini dengan penanganan yang akan diberikan sesuai intervensi yang telah disusun, diharapkan ada
pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik terkait dengan permasalahan yang didapati. Dalam
intervensi ini disusun oleh 3 profesi yaitu Perawat, Bidan, dan Gizi.

Perilaku yang tidak sehat akan menimbulkan penyakit. Perubahan perilaku tidak mudah
untuk dilakukan, namun mutlak diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Dampak dari perilaku yang tidak bersih bisa mempengaruhi perilaku seseorang, termasuk
perilaku di bidang kesehatan sehingga bisa menjadi penyebab tingginya angka penyebaran suatu
penyakit termasuk penyakit diare yang mempunyai resiko penularan dan penyebaran cukup
tinggi. Penyakit diare yang merupakan penyakit berbasis lingkungan juga dipengaruhi oleh
keadaan kebersihan baik perorangan (personal hygiene) maupun kebersihan lingkungan
perumahan, sanitasi yang baik dan memenuhi syarat kesehatan serta didukung oleh personal
hygieneyang baik akan bisa mengurangi resiko munculnya suatu penyakit termasuk diantaranya
penyakit diare. Personal hygiene dan sanitasi lingkungan perumahan yang baik bisa terwujud
apabila didukung oleh perilaku masyrakat yang baik atau perilaku yang mendukung terhadap
program-program pembangunan kesehatan termasuk program pemberantasan dan program
penanggulangan penyakit diare (Mas et al., 2017).

Kejadiaan stunting dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor langsung adalah
kurangnya asupan makan dan adanya penyakit infeksi. Penyakit infeksi menyebabkan
metabolisme nutrisi di dalam tubuh terganggu sehingga dapat menyebabkan kekurangan gizi saat
pertumbuhan. Faktor lainnya adalah pengetahuan ibu yang kurang, pola asuh yang salah, sanitasi
dan kebersihan yang buruk dan rendahnya pelayanan Kesehatan (Lynawati, 2020).
Faktor penyebab langsung status gizi kurang (stunting) yaitu konsumsi makanan dan
penyakit infeksi. Konsumsi makanan yang rendah menyebabkan sistem imun menurun dan
mudah terserang penyakit infeksi, sedangkan penyebab tidak langsung yaitu ketersediaan pangan

26
di tingkat rumah tangga, pola asuh anak, sanitasi lingkungan, pelayanan kesehatan, pendidikan
ibu, pekerjaan ibu, pengetahuan gizi ibu, jumlah anggota keluarga, pendapatan keluarga dan
kemiskinan. Sanitasi lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi
(Lynawati, 2020).
Pemerintah Indonesia telah meluncurkan Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman tersebut dibahas dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2269/MENKES/PER/XI/2011 Tentang
Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat dijelaskan bahwa adanya penyusunan dalam usaha
untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat di seluruh Indonesia yang merujuk kepada
pola manajemen PHBS, mulai dari tahap peninjauan, perencanaan, dan pelaksanaan. Selain itu
juga dalam hal pemantauan dan penilaian. PHBS adalah bentuk promosi kesehatan agar
masyarakat di Indonesia hidup di lingkungan yang bersih dan sehat (Purbo et al., 2022).

BAB V

27
PENUTUP

V.1Kesimpulan
Kejadiaan stunting dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor langsung adalah
kurangnya asupan makan dan adanya penyakit infeksi. Penyakit infeksi menyebabkan
metabolisme nutrisi di dalam tubuh terganggu sehingga dapat menyebabkan kekurangan gizi saat
pertumbuhan. Faktor lainnya adalah pengetahuan ibu yang kurang, pola asuh yang salah, sanitasi
dan kebersihan yang buruk dan rendahnya pelayanan Kesehatan.
. Penyakit diare yang merupakan penyakit berbasis lingkungan juga dipengaruhi oleh
keadaan kebersihan baik perorangan (personal hygiene) maupun kebersihan lingkungan
perumahan, sanitasi yang baik dan memenuhi syarat kesehatan serta didukung oleh personal
hygieneyang baik akan bisa mengurangi resiko munculnya suatu penyakit termasuk diantaranya
penyakit diare.

Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan tanggung jawab setiap anggota rumah
tangga, pemerintah beserta jajaran terkait untuk menfasilitasi kegiatan PHBS agar dapat berjalan
secara efektif ( Maryunani, 2013).

V.2Saran
Agar dapat terhindar dari berbagi risiko penyakit infeksi, alangkah baiknya setiap individu
di keluarga, khususnya ibu menyusui yang juga memberikan asi eksklusif dan juga akan
berkontak langsung dengab bayinya dapat menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan
dapat menjalankan personal hygiene dengan baik.

28
DAFTAR PUSTAKA

Eldawati, S. (2015). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Nifas Dengan Praktik Perawatan
Masa Nifas Di Kecamatan Gunungpati Kota Semarang Bulan Januari-Maret 2015. Jurnal
Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 3(3), 228–237.
Lynawati. (2020). Hubungan PHBS ( Perilaku Hidup Bersih Sehat ) Terhadap Stunting di Desa
Kedung Malang Kabupaten Banyumas. Jurnal HUMMANSI (Humaniora, Manajemen,
Akuntansi), 3(1), 41–46.
Mas, E. M., Yudiernawati, A., & Maemunah, N. (2017). HUBUNGAN PERILAKU HIDUP
BERSIH DAN SEHAT (PHBS) IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK
BALITA (1-5 TAHUN) DI POSYANDU MAWAR KELURAHAN MERJOSARI
WILAYAH PUSKESMAS DINOYO KOTA MALANG. Nursing News, 2(3), 488–500.
Noftalina, E. (2021). UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN MENGENALI TANDA
BAHAYA NIFAS DAN BAYI BARU LAHIR. Jurnal Inovasi & Terapan Pengabdian
Masyarakat Politeknik ‘Aisyiyah Pontianak, 1(1), 1–5.
Purbo, M. Z., Sari, A. P., Anaqoh, J. S., Arnes, A., Putri, N. S., Hiyyah, F., Fakhriyah, A.,
Rafligo, B., Agnia, R., Agustina, N., & Fahrudin, T. M. (2022). Pengenalan dan
Implementasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) dalam Pencegahan Stunting di
PAUD Desa Ngoro. Jurnal Mangente, 2(1), 1–10.

29
LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Pengumpulan Data Kesehatan Masyarakat Tingkat Keluarga

30
31
32
33
Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan Pengkajian

34

Anda mungkin juga menyukai