Disusun oleh :
KELOMPOK 1
Hafnirilla (P032013411017)
Dosen Pengajar :
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Pengolahan bahan pangan secara tradisional sudah dikenal lama. Salah satu
cara pengolahan yang dilakukan adalah dengan fermentasi. Fermentasi telah lama
digunakan dan merupakan salah satu cara pemrosesan dan bentuk pengawetan
makanan tertua (Achi, 2005).
Fermentasi merupakan cara untuk memproduksi berbagai produk yang
menggunakan biakan mikroba melalui aktivitas metabolisme baik secara aerob
maupun anaerob. Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba pada
substrat organik yang sesuai. Terjadinya fermentasi dapat menyebabkan
perubahan sifat bahan pangan akibat pemecahan kandungan bahan pangan tersebut
(Marliyati, 1992).
Pengawetan pangan dengan fermentasi tergantung pada produksi oleh
mikroorganisme tertentu, perubahan kimia, fisik yang mengubah cita rasa bahan aslinya.
Perubahan-perubahan tersebut dapat memperbaiki gizi dari produk dan menghambat
pertumbuhan mikroba yang tidak diinginkan. Fermentasi merupakan suatu cara
pengolahan yang di dalam prosesnya memanfaatkan penguraian senyawa dari bahan yang
kompleks yang terdapat di dalam tubuh bahan bakunya menjadi senyawa yang lebih
sederhana dengan bantuan enzim yang berasal dari bahan baku atau dari mikroorganisme
serta berlangsung dalam keadaan terkontrol. Sehingga memungkinkan makanan lebih
bergizi, lebih mudah dicerna, lebih aman, dapat memberikan rasa yang lebih baik
(Rahayu dan Sudarmadji, 1989; Widowati dan Misgiyarta, 2003; Parveen dan
Hafiz, 2003) dan memberikan tekstur tertentu pada produk pangan (Widowati dan
Misgiyarta, 2003; Parveen dan Hafiz, 2003).
Fermentasi juga merupakan suatu cara yang efektif dengan biaya rendah untuk
mengawetkan, menjaga kualitas dan keamanan makanan (Parveen dan Hafiz, 2003).
Hasil-hasil fermentasi tergantung pada jenis bahan pangan (substrat), jenis mikroba
dan kondisi lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan metabolisme mikroba.
Kedelai merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan dalam proses fermentasi.
Makanan hasil fermentasi yang bahan baku utamanya kedelai cukup banyak di
Indonesia dan salah satu pengolahan kedelai melalui proses fermentasi adalah
produk yang dikenal sebagai tauco. Tauco bagi kalangan tertentu merupakan
produk yang tidak dapat dipisahkan dari menu makanan sehari-hari.
Donat merupakan salah satu produk bakery yang cukup populer di kalangan
masyarakat. Produk ini berbentuk bulat dengan lubang di bagian tengahnya. Donat
terbuat dari campuran tepung terigu, gula, garam, mentega, telur, air dan baking soda.
Campuran bahan ini akan membentuk adonan yang dapat mengembang. Pengembangan
adonan dapat terjadi karena aktivitas baking soda dan sifat elastis-ekstensibel dari gluten
yang terbentuk. Gluten ini terbentuk dari protein gliadin dan glutenin yang terkandung
dalam bahan dasar pembuatan donat yaitu tepung terigu.
Tepung terigu merupakan bahan setengah jadi hasil penggilingan endosperm
gandum. Tepung terigu memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Protein dalam
tepung terigu tersusun atas gliadin dan glutenin yang berperan dalam pembentukan gluten
di mana akan memberi sifat elastisekstensibel pada produk pangan yang dihasilkan.
Tingginya permintaan donat dan produk bakery lain menyebabkan meningkatnya
permintaan tepung terigu. Tingginya permintaan tepung terigu menyebabkan impor
gandum makin tinggi, mengingat Indonesia masih mengimpor bahan baku pembuatan
tepung terigu.
1.2 TUJUAN
1. Memahami prinsip pengolahan pangan dengan fermentasi.
2. Mampu mengolah makanan dengan cara fermentasi.
3. Memahami tahap-tahap pengolahan pangan dengan fermentasi.
4. Mengenal ciri-ciri makanan hasil olahan dengan fermentasi.
5. Memahami kondisi lingkungan yang berpengaruh terhadap proses fermentasi.
6. Untuk mengetahui uji organoleptic pada donat yaitu rasa dan tektur
TINJAUAN PUSTAKA
1. Batch Fermentation, yaitu proses fermentasi yang dilakukan dalam sebuah tempat
(wadah), satu kali proses fermentasi langsung panen (tidak terjadi penambahan
nutrient dan starter/ inokulum)
2. Fed Batch Fermentation, yaitu proses fermentasi yang dilakukan dalam sebuah
tempat (wadah), satu kali proses fermentasi dan pemanenan sekali, tetapi dalam
prosesnya (pemeraman) terjadi penambahan nutrient dan starter/ inokulum dalam
medium
1. Keasaman (pH)
Makanan yang mengandung asam bisanya tahan lama, namun kalau oksigen cukup
jumlahnya dan kapang bisa tumbuh serta fermentasi berlangsung terus, maka daya
awet dari asam itu akan hilang. Jadi Tingkat keasaman didalam makanan atau
minuman sangat berpengaruh dalam perkembangan bakteri. Kondisi keasaman yang
baik untuk bakteri ialah 4,5-5,5.
2. Mikroba
Fermentasi umumnya dilakukan dengan kultur murni yang dihasilkan di
laboratorium. Kultur ini bisa disimpan dalam keadaan kering atau dibekukan.
3. Suhu
Suhu fermentasi sangat menentukan macam mikroba yang dominan ketika
fermentasi. Tiap-tiap mikroorganisme mempunyai suhu pertumbuhan yang
maksimal, suhu pertumbuhan minimal, dan suhu optimal yakni suhu yang
memberikan terbaik dan perbanyakan diri tercepat.
4. Oksigen
Udara atau oksigen ketika fermentasi mesti diatur sebaik mungkin untuk
memperbanyak atau menghambat pertumbuhan mikroba tertentu. Setiap mikroba
membutuhkan oksigen yang berbeda jumlahnya dalam pertumbuhan atau
membentuk sel-sel baru dan untuk fermentasi. Contohnya ragi roti (Saccharomycess
cereviseae) akan tumbuh lebih baik dalam keadaan aerobik, namun keduanya akan
melakukan fermentasi pada gula jauh lebih cepat dengan keadaan anaerobik.
2. Waktu
Laju perkembangan bakteri bervariasi menurut spesies dan kondisi pertumbuhannya.
Pada kondisi bagus, bakteri akan membelah sekali setiap 20 menit. Untuk beberapa
bakteri memilih waktu generasi yakni selang waktu antara pembelahan, bisa dicapai
selama 20 menit. Kalau waktu generasinya 20 menit pada kondisi yang cocok sebuah
sel bisa menghasilkan beberapa juta sel selama 7 jam. (pendidikan)
Bakteri ini berbentuk batang, gram negatif dan ditemukan dalam golongan
Acetobacter sebagai contoh Acetobacter aceti. Metabolismenya lebih bersifat
aerobik (tidak seperti spesies tersebut di atas), tetapi peranannya yang utama dalam
fermentasi bahan pangan adalah kemampuannya dalam mengoksidasi alkohol dan
karbohidrat lainnya menjadi asam asetat dan dipergunakan dalam pabrik cuka
(Suprihatin, 2010).
d. Khamir
Khamir sejak dulu berperan dalam fermentasi yang bersifat alkohol dimana produk
utama dari metabolismenya adalah etanol. Saccharomyces cerevisiae adalah jenis
yang utama yang berperan dalam produksi minuman beralkohol seperti bir dan
anggur dan juga digunakan untuk fermentasi adonan dalam perusahaan roti
(Suprihatin, 2010).
e. Kapang
1. Mikroorganisme harus mampu tumbuh dengan cepat dalam suatu substrat dan
lingkungan yang cocok untuk memperbanyak diri.
METODE
3.2.1 YOGHURT
Bahan :
Alat :
a. Pisau d. Cangkir
b. Talenan e. Botol jam/toples
c. Sendok f. Basokm
3.2.3 DONAT
Bahan :
Bahan topping :
a. Keju parut
b. Mises
a. Keju
b. Mises
Bahan olesan :
a. Telur = 1 btr
b. Susu cair = 150 ml
3.3 PROSEDUR
3.3.1 YOGHURT
Bahan
Bahan
Bahan
Bahan
Istirahatkan 90 mnt.
Bakar dioven pada suhu 180 oC selama 20 menit
Supriyantono. 1995. Mikroorganisme Dalam Ragi Untuk Fermentasi Tape. Jakarta: Prosiding
Biomassa, BPPT.