ETAN MAKANAN
Anggota :
POLITEKNIK KESEHATAN
2022 / 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hida
yah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Laporan Hasil Permen
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
Penyehatan Makanan & Minuman. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk menamba
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Khairunnisa, SKM, M.Kes, selaku Dosen ma
ta kuliah penyehatan makanan & minuman yang telah memberikan tugas ini sehingga da
pat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni i
ni.
kami menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Proses fermentasi dalam pengolahan pangan adalah proses pengolahan panan deng
an menggunakan aktivitas mikroorganisme secara terkontrol untuk meningkatkan ke
awetan pangan dengan dioproduksinya asam atau alkohol,untuk menghasilkan prod
uk dengan karekateristik flavor dan aroma yang khas,atau untuk menghasilkan panga
n dengan mutu dan nilai yang lebih baik. Contoh-contoh produk pangan fermentasi i
ni bermacam-macam; mulai dari produk tradisional (misalnya tempe, tauco, tape, dl
l) sampai kepada produk yang modern(misalnya salami dan yoghurt).Proses ferment
asi dalam pengolahan pangan mempunyai beberapakeuntungan-keuntungan, antara
lain ! proses fermentasi dapat dilakukan pada kondisi pH dan suhu normal, sehingga
tetap mempertahankan (atau sering bahkan meningkatkan) nilai gizi dan organolepti
k produk pangan, karakteristik flavour dan aroma produk yang dihasilkan bersifat kh
as, tidak dapat diproduksi dengan teknik atau metode pengolahan lainnya, memerlu
kan konsumsi energi yang relatif rendah karena dilakukan pada kisaran suhu normal,
modal dan biayaoperasi untuk proses fermentasi umumnya rendah, dan teknologi fe
rmentasi umumnya telah dikuasi secara turun temurun dengan baik.sebagaimana di
kemukakan di adalah bahwa proses fermentasi adalah proses yang memanfaatkan ra
sa mikroorganisme, maka pengendalian proses fermentasi pada dasarnya adalah pen
gendalian pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme tersebut.
1. Dapat memperoleh langsung bagaimana cara pembuatan tempe, tape, asam sunti,
kolang- kalaeng, manisan pepaya, dan telur asin
2. dapat menambah wawasan, pengetahuan maupun keterampilan
3. Dapat menjadi referensi baru dalam inovasi
4. Makan yang di awetkan dapat tahan lama
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi.
Tape dibuat dari beras, beras ketan atau singkong. Tape dikenal dengan makanan yang
memiliki cita rasa yang khas yaitu memiliki bau alkoholik, memiliki rasa manis sedikit
asam, memiliki tekstur lunak dan berair. Proses pembuatan tape cukup mudah, sehingga
banyak yang menggembangkan produk tersebut secara tradisional maupun modern.
Menurut Winarno (1980), makanan yang mengalami fermentasi biasanya mempunyai
nilai gizi yang lebih tinggi dari pada asalnya. Produk fermentasi ini diyakini dapat
memberikan efek menyehatkan tubuh, terutama sistem pencernaan, karena
meningkatkan jumlah bakteri baik dalam tubuh dan mengurangi jumlah bakteri jahat.
Zat pati pada substrat diubah menjadi senyawa yang sederhana yaitu gula, dengan
bantuan suatu mikroorganisme yang disebut ragi atau khamir. Ragi tape adalah
inokulum yang dapat digunakan dalam pembuatan tape.Cita rasa tape yang disukai oleh
masyarakat sangat ditentukan oleh rasa manisnya. Untuk meningkatkan rasa manis dapat
dilakukan dengan penambahangula. Gula tersebut juga dapat berfungsi sebagai stater
mikroorganisme untuk mempercepat proses fermentasi. Semakin manis rasa pada tape
umumnya tingkat penerimaan terhadap tape semakin tinggi. Pembuatan tape pada
umumnya tidak ada penambahan gula pasir, namun pada penelitian ini dibutuhkan
pemanis untuk membentuk cita rasa yang enak dari tape beras
Telur merupakan salah satu bahan pangan yang paling lengkap gizinya. Selain
itu, bahan pangan ini juga bersifat serba guna karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan. Telur adalah substansi yang dihasilkan oleh ternak itu sendiri di dalam
tubuhnya, substansi tersebut membentuk organisme baru atau kehidupan baru. Selain
dibungkus dengan kulit yang keras sebagai pelindung, telur juga dilengkapi dengan
bahan makanan yang lengkap (Ardiansyah, 2016).Telur mengandung protein, lemak,
dan karbohidrat. Selain itu telur biasanya mengandung semua vitamin yang sangat
dibutuhkan kecuali vitamin C. Vitamin larut lemak (A, D, E, K), vitamin yang larut
dalam air (thiamin, riboflavin, asam pantotenat, niasin, asam folat, dan vitamin B12)
serta faktor pertumbuhan yang lain juga dapat ditemukan dalam telur (Warsito, Heri,
Rindiani & Fafa Nurdyansyah, 2015)
Asam sunti adalah sejenis bumbu dapur khas yang sering digunakan oleh
masyarakat Aceh yang terbuat dari belimbing wuluh, karena dapat memberikan cita
rasa, warna dan kekentalan pada masakan. Asam sunti dapat ditemukan dipenjual
bumbu dapur pasar tradisional Aceh dan di supermarket bagian bumbu dapur
Indonesia.Proses pembuatan asam sunti dilakukan dengan penggaraman dan penjemuran
dibawah sinar matahari. Penggaraman dan penjemuran dilakukan berulang sampai
kering atau kandungan air dalam belimbing berkurang. Asam sunti yang dihasilkan
berwarna coklat dan teksturnya kenyal. Asam sunti dapat disimpan lama sampai satu
tahun bahkan lebih lama tanpa adanya perubahan warna dan tekstur. Hal ini dikarenakan
kandungan asam dan garam yang cukup tinggi pada asam sunti dapat menghambat
proses pembusukan oleh mikroorganisme.Kelompok mikroorganisme yang sanggup
hidup pada kondisi pH asam dan kadar garam tinggi ialah mikroorganisme halofil.
Mikroorganisme dominan yang hidup pada lingkungan ini ialah bakteri halofil moderat
dan arkea (archaea)halofil ekstrem. Menurut Kushner (1985) halofil moderat adalah
kelompok mikroorganisme yang tumbuh optimum pada kadar NaCl 0,5-2,5 M. Bakteri
halofil moderat memiliki banyak potensi, yaitu dalam fermentasi makanan,penghasil
senyawa osmoprotektan, enzim hidrolitik, polimer, dan degradasi senyawa toksik
(Ventosa et al. 1998).
Bahan :
Ragi Tempe
Kacang kedelai
Plastik/daun pisang
Nasi
Ragi
Pewarna
Gula
Garam
Telur Bebek
Abu Sekam
Daun pisang kering
Sirup
Kolang-kaling
Pepaya
Cabai
Belimbing wuluh
mangga
A. Pembuatan Kolang-kaleng
Cuci beras sampai bersih. Sebelum dicuci, akan lebih baik jika Anda menyortir bera
s terlebih dahulu untuk membuang batu kecil, gabah, atau kotoran lainnya yang ters
elip di antara bulir beras.
Setelah dirasa bersih, masukkan beras ke dalam panci. Selanjutnya, masukkan air b
ersih hingga satu ruas jari telunjuk di atas permukaan beras.
Masak nasi dengan api sedang. Saat memasak, beras harus rajin diaduk agar tidak b
erkerak di bagian dasar panci.
Sembari menunggu, siapkan panci kukus untuk menanak nasi. Masukkan air di baw
ah saringan yang terdapat di dalam panci kukus.
Setelah nasi di dalam panci setengah matang, matikan api dan angkat nasi. Lalu, pin
dahkan nasi ke dalam panci kukus.
Kukus nasi sekitar 15-30 menit tergantung pada porsi nasi yang ditanak.
Nasi siap disajikan.
nasi yang sudah di sajikan di dalam wadah ditambahkan ragi yang sudah di ulek sa
mpai halus
aduk2 hingga rata, kemudia tambahkan gula dan garam sesuai selera, lalu aduk lagi
hingga rata
nasi yang sudah di di beri ragi, gula dan garam di bagikan menjadi 3 bagian untuk di
beri pewarna pink, putih dan hijau
nasi yg sudah di beri pewarna kemudian di bulat2 kan sampai semuanya selesai
nasi yg dibulat2 masukkan kedalam wadah lalu tutup dengan rapat
balut dengan kain tebal agar proses fermentasi nasi menjadi tape berhasil
C. Pembuatan Asam Sunti
E. Pembuatan Pepaya
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
DATA PENGAMATAN
HASIL PRAKTIKUM
LAMPIRAN
BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA