Disusun Oleh :
Dosen Pengampuh :
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengolahan bahan mentah menjadi bahan setengah jadi maupun bahan
jadi bertujuan selain untuk memperpanjang umur simpan juga menambah
nilai ekonomis bahan serta menjaga kandungan nutrisi yang terkandung
didalamnya. Beberapa jenis pengolahan yang ipilih terkadang dapat
menyebabkan terjadinya denaturasi bahkan pengurangan nutrisi yang
terkandung. Perubahan ini akan berakibat terhadap kandungan gizi dan
kualitas organoleptik produk pangan yang dihasilkan, misalnya terjadinya
perubahan warna, rasa, aroma bahkan kenampakan fisiknya. Terdapat banyak
jenis teknik pengolahan pangan yang dapat diterapkan, pemilihannya didasarkan
sifat bahan pangan yang akan diolah dan tujuan akhir yang hendak dicapai oleh
produsen. Beberapa teknik pengolahan yang dapat digunakan yaitu
pengolahan pada suhu lingkungan, pengolahan dengan menggunakan panas
dan pengolahan dengan penghilangan panas (Fellows, 2016).
Beberapa jenis pengolahan tersebut memanfaatkan mikroorganisme dalam
prosesnya, misalnya pada pengolahan menggunakan suhu lingkungan dengan
cara fermentasi. Mikroorganisme dalam pangan memiliki peranan penting,
terutama pada proses pengolahan bahan mentah menjadi produk setengah jadi
dan produk jadi dikarenakan enzim yang terdapat dalam mikroorganisme
tersebut. Banyak manfaat yang bisa kita peroleh dari pemanfaatan
mikroorganisme ini, diantaranya sebagai starter produk pangan hingga
fungsinya yang mampu menghambat kerusakan dan pembusukan bahan pangan.
Namun, selain manfaat tersebut, mikroorganisme juga memiliki andil dalam
terjadinya kerusakan dan proses pembusukan bahan pangan. Beberapa proses
pengolahan yang kurang tepat malah dapat menimbulkan tumbuhnya
mikroorganisme patogen. Mikroorganisme ini selanjutnya menyebabkan
terjadinya cemaran mikroba dalam pangan. Faktor hiegene dan sanitasi yang
baik menjadi syarat untuk menghindari terjadinya cemaran mikroorganisme
selama proses pengolahan pangan (Wulandari dkk, 2017).
Secara pendekatan 16 HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point),
menjelaskan bahwa bahaya keamanan pangan dapat dicegah dengan
menerapkan pengendalian sehingga resiko dapat dikurangi dan bahkan
diminimalkan sampai tingkat yang dapat diterima, yaitu melalui pengendalian
kedua faktor, hiegene dan sanitasi.Tulisan ini bertujuan untuk mengulas jenis
mikroorganisme yang sering terdapat dalam pangan pada beberapa jenis
pengolahan, khususnya pada pangan olahan suhu tinggi, pangan olahan beku
dan pangan olahan fermentasi. Hal ini menjadi sangat penting sebagai
informasi yang dapat menambah pemahaman dan meningkatkan kesadaran
tentang pentingnya proses pengolahan yang benar untuk menghasilkan produk
pangan dengan kandungan nutrisi yang baik dan kandungan zat yang masih
dapat diterima.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini mengetahui peranan mikroba di bidang makanan dan
kesehatan dalam ini kami melakukan pembuatan keju dari susu UHT.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
1.1. Hasil
GAMBAR
1.2. Pembahasan
Keju adalah sebuah makanan yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat
dalam susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses pengentalan ini
dilakukan dengan bantuan bakteri atau enzim tertentu yang disebut rennet.
Produk-produk keju bervariasi ditentukan dari tipe susu, metode pengentalan,
temperatur, metode pemotongan, pengeringan, pemanasan, juga proses
pematangan keju dan pengawetan. Umumnya, hewan yang dijadikan sumber air
susu adalah sapi, unta, kambing, domba, kuda, atau kerbau digunakan pada
beberapa tipe keju lokal. Keju memiliki hampir semua kandungan nutrisi pada
susu, seperti protein, vitamin, mineral, kalsium, dan fosfor namun juga lemak dan
kolesterol yang dapat menyebabkan masalah kesehatan apabila dikonsumsi secara
berlebihan. Keju sangat bermanfaat karena kaya akan protein, terutama bagi anak
kecil karena mereka membutuhkan protein yang lebih banyak dibandingkan orang
dewasa. Di dunia ini ada berbagai jenis keju, diantaranya ada beberapa yang
terkenal yaitu keju Cheddar, keju Edam, keju Mozzarella, dan keju Parmesan.
Keju Cheddar adalah yang paling sering kita temui di Indonesia.
Kandungan dalam keju adalah:
a. Lemak
Lemak memberikan rasa dan tekstur yang unik pada keju. Kandungan lemak pada
keju berbeda-beda pada satu jenis keju dengan yang lainnya.
b. Protein
Keju memiliki kandungan protein sebesar 10-30%. Protein ini didapatkan dari
kasein yang dimodifikasi.
c. Mineral
Keju sangat kaya akan kalsium,fosfor dan seng.
d. Vitamin
Saat susu murni digunakan untuk membuat keju, vitamin A dan D yang larut
dalam lemak tinggal pada dadih. Namun, banyak vitamin yang larut dalam air
yang hilang terbawa air dadih. Hanya sekitar seperempat dari riboflavin (vitamin
B2) dan seperenam tiamina (vitamin B1) yang tinggal pada keju cheddar,
sedangkan niasin, vitamin B6, vitamin B12,biotion, asam pantothenic, dan folat
terbawa bersama air dadih.
e. Laktosa
Kandungan laktosa pada keju sangatlah kecil, yaitu berkisar 4.5-4.7%. Hal ini
dikarenakan dalam prosesnya sebagian besar laktosa dalam susu keluar bersama
air dadih dan yang tersisa diubah menjadi asam laktat saat proses pematangan.
Karena itu, keju merupakan makanan yang aman dikonsumsi oleh orang yang
memiliki intoleransi laktosa dan penderita diabete
Dari praktikum yang sudah dilakukan dimana dalam proses pembuatan
keju dari susu UHT ini harus memperhatikan saat pengolahan dimana dalam
keadaan sebelum dan sesudah mendidih harus tetap diaduk terus menerus agar
susu tidak hangus atau lengket.
BAB V
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini :
1. Banyak manfaat yang bisa kita peroleh dari pemanfaatan
mikroorganisme ini, diantaranya sebagai starter produk pangan
hingga fungsinya yang mampu menghambat kerusakan dan
pembusukan bahan pangan.
2. Fermentasi dari sudut industri mikrobiologi diartikan sebagai
semua proses yang melibatkan penggunaan mikroba di dalamnya
dalam skala besar tanpa memperhatikan proses biokimia yang
terjadi pada mikroba itu sendiri. Mikroorganisme memiliki peran
dalam sangat penting dalam proses fermentasi karena memiliki
enzim yang dibutuhkan.
3. Kandungan dalam keju adalah: lemak,vitamin,protein laktosa,mineral
5.2 Saran
Dalam pelaksanaan praktikum, sebaiknya lebih memperhatikan dan lebih
teliti dan berhati-hati lagi. Dan juga Dari praktikum yang sudah dilakukan dimana
dalam proses pembuatan keju dari susu UHT ini harus memperhatikan saat
pengolahan dimana dalam keadaan sebelum dan sesudah mendidih harus tetap
diaduk terus menerus agar susu tidak hangus atau lengket.
DAFTAR PUSTAKA
Adams M, Mitchell R. 2002. Fermentation and Pathogen Control: A Risk
Assessment Approach. International Journal of Food Microbiology. 79:
75–83
Faridah HD, Sari SK. 2019. Journal of Halal Product and Research Volume 2
Nomor 1
Fellows, P.J. 2016. Teknologi Pengolahan Pangan: Prinsip dan Praktik. Jakarta:
Gest H. 2004. The discovery of microorganisms by Robert Hooke and Antoni van
medical publisher.
Nuraida L, Owens JD, Bakar JA. 2014. Lactic Vegetable and Fruit Fermentations.
In: J.D. Owens (Ed.), Indigenous Fermented Foods of Southeast Asia.
CRC Press. hlm 185–209.
Ross RP, Morgan S, Hill C. 2002. Preservation and Fermentation: Past, Present
Sicard D, Legras JL. 2011. Bread, Beer and Wine: Yeast Domestication in the
Smit G, Smit BA, Engels WJ. 2005. Flavor formation by lactic acid bacteria a
Wulandari, A., dkk. 2017. Angka Cemaran Mikroba dan Identifikasi Faktor