MIKROBIOLOGI PANGAN
Oleh
Kelompok 4
Marsel Takesan
Kelas : biologi B
Semester VI
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunianya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah tentang “Mikrobiologi
Pangan”. Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas “MK Mikrobiologi Lanjutan”
yang diberikan.
Kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita tentang tingkat keamanan pangan yang kita konsumsi, kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat .
TIM PENYUSUN
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
2. Pembuatan Tempe
Tempe merupakan salah satu contoh makanan fermentasi
yang kaya akan protein, mudah memperolehnya dengan
menggunakan Rhizopus didalam proses pembuatannya. Peranan
mikroba ini yaitu akan menyebabkan adanya perubahan kimia
pada protein, lemak dan karbohidrat, sehingga tempe lebih mudah
dicerna dari kedelai itu sendiri, serta protein yang larut meningkat
menjadi 3 atau 4 kali (Tarigan, 1988).
Dalam pembutan tempe perlu memperhatikan pertumbuhan
kapang yang dipengaruhi oleh faktor luar yaitu oksigen, uap air,
suhu dan pH. Untuk tumbuh dengan cepat kapang membutuhkan
jumlah oksigen yang cukup. Selain itu, saat pembuatan tempe juga
perlu memperhatikan kadar uap air. Uap air yang berlebihan akan
menghambat difusi oksigen ke dalam kedelai sehingga dapat
menghambat pertumbuhan kapang. Seperti yang sudah dijelaskan
pada paragraf sebelumnya bahwa kapang yang terlibat dalam
proses pembuatan tempe ini adalah Rhizopus sp. Jenis kapang
yang dapat menghasilkan tempe kedelai yang baik yaitu Rhizopus
oryzae dan Rhizopus arrhizus, sedangkan untuk tempe gandum
adalah Rhizopus oligosporus. Selama proses pembuatan tempe
terjadi hidrolisis atau pemecahan dari komponen kedelai
sepertiprotein dan lemak serta terjadi peningkatan kadar vitamin B
(Tarigan, 1988).
3. Pembuatan Kecap
Kehidupan dari mikroorganisme ada yang bersifat parasit dan
ada pula yang bersifat menguntungkan bagi kehidupan manusia,
yang termasuk di dalamnya adalah mikroorganisme yang berperan
dalam proses pembuatan kecap. Mikroorganisme yang berguna
dalam proses pembuatan kecap adalah jenis kapanng: Aspergilus
oryzae, Aspergilus wentii dan Monilia sitophia (Tarigan, 1988).
Berikut merupakan proses pembuatan kecap secara ringkas
ditampilkan dalam bentuk diagram alir.
4. Pembuatan Tape
Tape merupakan salah satu makanan hasil fermentasi dengan
bahan utama ketan ataupun singkong dan ragi sebagai sumber
mikrobanya. Menurut Suhardi (2008) ragi untuk tape merupakan
populasi campuran yang terdiri atas spesies-spesies genus
Aspergillus, Saccharomyces, Candida, Hansenula, dan tidak
ketinggalan Acetobacter.
Aspergillus dapat menyederhanakan amilum, sedangkan
Saccharomyces, Candida dan Hansenula dapat menguraikan gula
menjadi alkohol dan bermacam-macam zat organik lainnya.
Acetobacter dapat merombak alkohol menjadi asam. Bahan utama
dari tape ini merupakan bahan yang kaya akan amilum.
Peran kapang dalam dalam proses tersebut yaitu
menghasilkan enzim yang mampu merombak amilum menjadi
gula. Gula ini kemudian dirombak lagi oleh enzim yang dihasilkan
oleh yeast menjadi alkohol yang dalam proses berikutnya akan
menjadi asam karena kegiatan enzim yang dihasilkan bakteri. Jadi
proses perombakan molekul-molekul zat yang ada pada bahan
baku menjadi hasil akhir terutama disebabkan oleh aktivitas-
aktivitas mikroba tersebut di atas. Aktivitas yang dilakukan
mikroba tersebut dapat dinamakan fermentasi. Fermentasi yang
terjadi dalam proses pembuatan tape tidak memerlukan oksigen
sehingga fermentasi ini disebut fermentasi anaerob (Black, 1999).
5. Pembuatan Terasi
Terasi dapat dibuat dari ikan atau dari rebon melalui proses
fermentasi dengan mengikutsertakan aktivitas bakteri yang
melakukan reaksi-reaksi enzimatis untuk merombak subtract
menjadi zat lain yang bermanfaat bagi kehidupan manusia
(Hanafiah, 2003).
Pada dasarnya proses pembuatan terasi ini adalah proses
fermentasi yang menggunakan bakteri yang tahan garam (bakteri
halophilik), atau oleh aktivitas enzim yang menyebabkan
terjadinya proses autolysis. Akibat perubahan kimia yang terjadi di
dalam makanan yang diakibatkan oleh kelakuan mikroba,
dihasilkan gas yan mudah dicium baunya. Seperti yang ada pada
proses pembuatan terasi ini, dihasilkan amoniak oleh golongan
bakteri proteolitik yakni Achromobacter dan Flavobacterium.
Dengan demikian derajat keasaman atau pH dapat berubah dari
tahap permulaan hingga akhir fermentasi pembuatan terasi
tersebut (Tarigan, 1988).
2. Bakteri
Bakteri adalah kelompok raksasa dari organisme hidup, kebanyakan uniseluler
(berselsatu) dengan struktur sel yang relative sederhana tanpa nucleus, mitokondria dan
kloroplas.Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel lainya seperti flagella dan fimbria
yangdigunakan untuk bergerak, melekat dan konjugasi. Bakteri juga memiliki kromosom,
ribosomdan beberapa species lainya memiliki granula makanan, vakuola gas dan
magnetosom.
3. Virus
Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organism biologis.
Virus hanya dapat berproduksi di dalam material hidup dengan menginfaksi
danmengendalikan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular
untuk berproduksi sendiri. Partikel virus mengandung DNA dan RNA yang dapat berbentuk
untaiatau ganda. Partikel lengkap virus disebut virion. Virion berfungsi sebagai alat
transportasigen, sedangkan komponen selubung dan kapsid bertanggung jawab dalam
mekanisme penginfeksian sel ilang.
Fungsi ekasel yang beberapa spesiesnya umum digunakan untuk membuat roti,fermentasi
minuman berakohol dan digunakan percobaan sel bahan bakar. Kebanyakan khamir
merupakan anggota divisi ascomycota., walaupun ada juga yang digolongkan
dalam basidiomycota. Beberapa jenis khamir, seperti Candida albicans dapat menyebabkan
infeksi pada manusia (kandidiasi). Khamir yang paling umum digunakan adalah
Saccharomycescerevisae dimanfaatkan untuk produksi anggur, roti, dan bir.
5. Alga
Alga atau ganggang adalah sekelompok organism autotrof yang tidak memiliki
organdengan perbedaan fungsi yang nyata. Dapat dianggap tidak memiliki organ
seperti yangdimiliki tumbuhan (akar, batang, daun dan sebagainya). Karenanya
itu alga digolongkansebagai tumbuhan talus. Ganggang meliputi organism bersel satu
(uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler).
Pengeringan, pembusukkan, kontaminasi dengan kotoran dari bahan kimia dan kerusakan
oleh hewan atau hama serangga terjadi ketika mereka semua menjadi bagian dalam
pembusukkan makanan. Di banyak kasus, pembusukan dari pendek ini dapat dihindari jika
perawatan itu diambil dalam pengangkutan dan penyimpanan makanan.Terjadinya dari tidak
diinginkan reaksi kimia, seperti oksidasi, juga menyebabkan pembusukan.Yang paling
penting penyebab pembusukan makanan, namun, adalah serangan micro-organism dengan
atau seperti , ragi dan bakteri.
a. Penyebab penyakit, tidak baik pada manusia, hewan maupun tumbuhan Misalnya
Strptococcus pneumoniae penyebab pneumonia dan Corynebacterium diphtheriae
penyebab dipteri.
b. Penyebab kebusukan makanan (spoilage)
Adanya kebusukan pada makanan dapat disebabkan oleh beberapa jenis bakteri yang
tumbuh dalam makanan tersebut. Beberapa di antara mikroorganisme dapat mengubah rasa
beserta aroma dari makanan sehingga dianggap merupakan mikroorganisme pembusuk.
Dalam pembusukan daging, mikroorganisme yang menghasilkan enzim proteolitik mampu
merombak protein-protein. Pada proses pembusukan sayur dan buah, mikroorganisme
pektinolitik mampu merombak bahan-bahan yang mengandung pektin yang terdapat pada
dinding sel tumbuhan (Tarigan, 1988). Mikroorganisme seperti bakteri, khamir (yeast) dan
kapang (mould) dapat menyebabkan perubahan yang tidak dikehendaki pada penampakan
visual, bau, tekstur atau rasa suatu makanan. Mikroorganisme ini dikelompokkan berdasarkan
tipe aktivitasnya, seperti proteolitik, lipolitik, dll. Atau berdasarkan kebutuhan hidupnya
seperti termofilik,halofilik, dll.
Indeks pangan dapat digolongkan ke dalam dua kelompok: (1) infeksi dimana
makanan tidak menunjang pertumbuhan patogen tersebut, misalnya, patogen penyebab
tuberkolosis ( Mycobacterium bovis dan M. tubercolosis), brucellosis (Brucela aortus,
b.melitensis), diprteri (Corynebacterium diptheriae), disentri oleh Campylobacter, demam
tifus,kolera , hepatitis, dan lain-lain; dan (2) infeksi dimana makanan berfungsi sebagai
medium kultur untuk pertumbuhan patogen hingga mencapai jumah yang memadai untuk
menimbulkan infeksi bagi pengkomsumsi makanan tersebut; infeksi ini mencakupSalmonela
spp, Listeria, vibrio parahaemolyticus, dan Escherichia coli enteropatogenik. Penularan
infeksi jenis kedua ini lebih mewabah dari pada jenis-jenis gangguan perut yang lain. Gejala-
gejala yang disebabkan infeksi mulai terlihat setelah setelah 12-24 jam dan ditandai dengan
sakit perut bagian bawah (abdominal pains), pusing, diare, muntah-muntah, demam dan sakit
kepala. Pada tabel 2 disajikan gejala-gejala penyakit yang ditimbulkan oleh bakteri patogen
dan waktu inkubasi yang diperlukan untuk menimbulkan gejala.
Beberapa peneliti menyarankan penyakit yang disebabkan oleh Clostridium
perfringens dan Bacillus cereus dikategorikan sebagai intoksikasi karena kedua jenis bakteri
dapat memproduksi toksin. Akan tetapi untuk menimbulkan efek keracunan, sejumlah besar
sel hidup harus terkonsumsi. Demikian juga Salmonella dapat menghasilkan enterotoksin dan
sitotoksin didalam saluran pencernaan. Sebaliknya Saereusyang tergolong ke dalam
intoksikasi, dapat mengkolonikasi mukosa dalam saluran pencernaan dan menyebabkan diare
kronis. Dengan demikian klasifikasi keracunan makanan ini harus digunakan secara hati-hati.
F. Pembusukan Makanan
Makanan yang belum diproses akan memburuk, ketika disimpan dan
akibatnya termakan. Mentega, keju, bacon, buah kering dan beberapa makanan tradisional
produk yang berasal dari berbagai proses pengolahan untuk membuat penggunaan makanan
yang berlebihan.Terlepas dari konversi dari pemeriksaan makanan menjadi bentuk yang
lebih permanen, namun, sejumlah luas dari makanan yang masih kehilangan setiap tahun
sebagai konsekuensi dari berbagai jenis pembusukkan makanan. Itu telah diperkirakan bahwa
antara 10 dan 20 persen lebih makanan telah sepenuhnya tersedia jika jamur dapat
sepenuhnya dicegah.
Pengeringan, pembusukkan, kontaminasi dengan kotoran dari bahan kimia dan
kerusakan oleh hewan atau hama serangga terjadi ketika mereka semua menjadi bagian dalam
pembusukkan makanan. Di banyak kasus, pembusukan dari pendek ini dapat dihindari jika
perawatan itu diambil dalam pengangkutan dan penyimpanan makanan.Terjadinya dari tidak
diinginkan reaksi kimia, seperti oksidasi, juga menyebabkan pembusukan.Yang paling
penting penyebab pembusukan makanan, namun, adalah serangan micro-organism dengan
atau seperti , ragi dan bakteri.
Mikrobiologi Pembusukkan Makanan
Keadaan yang sesuai dengan bahan makanan yang efisien dan lembab untuk media
pertumbuhan mikroorganisme makanan disimpan di tempat hangat dan kemungkinan besar
menyebebkan resiko yang sangat buruk atau sangat tidak baik, oleh karena itu mereka akan
cepat mengalami pengandaan. Beberapa mikro-organisme , atau racun yang dihasilkan ,
sangat berbahaya untuk manusia dan jika makanan yang terkontaminasi oleh mikroorganisme
dapat menyebabkan keracunan makanan. Makanan yang telah diserang oleh mikro-organisme
berlebih dan memiliki bau yang khas.Dalam banyak kasus, hal ini tidak mungkin untuk diberi
tahu dengan melihat contoh dari makanan. Pada kenyataannya, makanan yang terserang
penyakit akan tampak sehat dan makanan tersebut lebih sering menyebabkan keracunan
makanan daripada mereka yang jelas-jelas telah memburuk. Itu harus ditekankan , akan
tetapi, kehadiran mikroorganisme ini tidak selalu berbahaya .Tentu saja, yang paling berharga
adalah rasa makanan yang diakibatkan oleh aktivitas mikroba .Misalnya , keju roquefort
berwarna biru , gorgon dan stilton.
Mikro-organisme memiliki variasi dalam ukuran tertentu dari ukurannya cukup
besar untuk dilihat oleh mata telanjang sebesar 100 virus ukuran terkecil yaitu sebesar 0,1
untuk dilihat dengan mikroskop secara normal, tetapi dapat dilihat dengan mikroskop
elektron .Mikro-organisme bertanggung jawab terutama untuk keracunan makanan yaitu
jamur, bakteri dan ragi.
a. Lumut
Lumut berasal dari jamur.Seperti ragi, dan bakteri dan organisme
multiseluler..Mereka tumbuh baik sebagai benang atau filamen yang memperpanjang panjang
avevtually dan membentuk sebuah kompleks jaringan yang bercabang atau tikar yang disebut
miselium.Lumut saat ini mulai tumbuh dengan sangat mudah terlihat seperti
bulu.Lumut juga menghasilkan spora dari biji ini dapat dibawa oleh arus udara yang
memiliki jarak yang cukup besar dan dengan cara ini menginfeksi makanan lainnya.
Sebagian besar membutuhkan oksigen untuk pembangunan dan inilah sebabnya
mengapa mereka biasanya ditemukan hanya pada permukaan makanan .Daging , keju dan
makanan manis yang sangat mudah untuk menjadi diserang oleh lumut. Di alkali dari
makanan yang sangat asam ( ph di bawah 2 ) pertumbuhan lumut akan terhambat meskipun
beberapa lumut akan tumbuh bahkan dalam kondisi ini. Lumut tumbuh terbaik di ph 4 sampai
6 dan suhu sekitar 30°C; sebagai suhu menurun begitu juga untuk menilai pertumbuhan
meskipun lambat laun pertumbuhan bisa melanjutkan pada suhu sebuah kulkas domestik.
Pertumbuhan lumut tidak terjadi di atas suhu tubuh normal tapi sangat sulit untuk membunuh
lumut dan spora oleh perlakuan panas. Untuk menjamin penghancuran semua lumut dan
spora mereka akan mensterilisasi di bawah tekanan sehingga diperlukan suhu ( yaitu di atas
100°C). Sebagai alternatif makanan dapat dipanaskan untuk 70-80°C pada dua atau lebih hari
berturut-turut supaya setiap spora berkecambah antara panas perawatan akan dimusnahkan
b. Mikotoksin.
Kenaikan ini menjadi lebih baik sehingga menghasilkan zat beracun beberapa
spesies fungi.Misalnya, jamur aspergillus flavus yang tumbuh di kacang-kacangan dan sereal
lainnya yang menghasilkan mikotoksin alfatoksin yang menghasilkan penyakit dengan
sejumlah kecil hewan-hewan mikotoksin. Telah terjadi pertumbuhan dan ini menjadi bukti
bahwa mycotoxins dapat juga menyebabkan efek pria juga akhir aspergillus flovus ini
diketahui telah menyebabkan lebih dari 100 kematian di india pada wabah hepatitis ketika
terkontaminasi tepung jagung.
c. Bakteri
Bakteri yang sederhana satu sel organisme. Mereka merupakan waktu partikel hidup
baik bulat (cocci), berbentuk merah (basil) atau spiral (spirella). Hal ini sulit untuk
mendapatkan ide dari ukuran bakteri tetapi 1013 dari mereka akan mempertimbangkan hanya
sekitar beberapa gram. Bakteri yang tumbuh dengan menyerap zat sederhana dari lingkungan
mereka dan ketika mereka mencapai ukuran tertentu organisme membagi untuk dari dua yang
baru. Dalam keadaan menguntungkan fisi ini dapat terjadi setiap 20 menit atau 12 jam satu
bakteri dapat memberikan sebuah koloni dari beberapa bakteri. Ketika bakteri berkembang
biak pada makanan kehadiran mereka menjadi jelas ketika mereka hadir untuk tingkat dari
106-107 per gram bahan makanan. Bakteri tumbuh paling mudah dalam kondisi netral dan
pertumbuhan di biasanya terhambat oleh asam.Beberapa bakteri, namun, akan mentolerir
cukup rendah pH. Misalnya, lactobacilli yang menyebabkan asam dari susu dengan produksi
asam laktat dan acetobacter yang mengkonversi etil alkohol untuk asam asetat berkembang.
Pembusukan makanan makhluk hidup yang paling umum mesophilic bakteri yang
berasal dari hewan berdarah hangat tapi juga ditemukan dalam tanah dan limbah air.Bakteri
misopilik tumbuh terbaik di antara suhu tubuh normal sekitar 30-40°C. Bakteri Pisopilik,
yang memiliki asal mereka di udara, dan tumbuh terbaik di tanah air yang agak lebih rendah
20 tentang temperatur walaupun sebagian dari mereka yang merasa cukup puas pada suhu
lebih rendah. Bakteri pisopilik dapat tumbuh dengan sangat baik dengan suhu hingga 60°C
dan ini adalah bakteri yang dikenal sebagai termopilik.Spora dari bakteri termopilik dapat
menjadi sangat tahan terhadap panas. Ragi adalah ragi jamur , tidak seperti lumut, mereka
berkembang biak sendiri oleh pemula, yaitu dengan pembentukan tunas atau cabang kecil
yang terpisah dari orangtua yang menjadi sel ragi ketika mencapai batas tertentu dan
menganggap ukuran maksimal yang berdiri sendiri.
d. Ragi
Ragi juga dapat membentuk spora tapi ini jauh lebih sedikit dari lumut dan spora
bakteri tahan panas .Ragi terjadi di permukaan tanah dan buah-buahan.Misalnya adanya ragi
pada kulit anggur dalam alasan mengapa jus anggur fermentasi anggur untuk menjadi. Jamur
dapat tumbuh cukup dengan berbagai variasi dan dapat mentolerir pH yang cukup rendah,
tinggi kadar gula dan garam atau tidak adanya oksigen .Ragi jamur dan spora yang mudah
mati dengan memanaskan sampai 100°C.
Serta berguna untuk mengubah gula menjadi alkohol dalam bir dan anggur untuk
pembuatan ekstrak jamur dan ragi ini juga digunakan sebagai agen berbagai rasa untuk
berbagai makanan seperti daging pai , keripik kentang dan sosis. Marmite adalah bentuk
ekstrak ragi yang sudah biasa. Ekstrak ragi yang kaya akan vitamin dari kelompok B.
G. Pengawetan Makanan
Micro-organisms ada di udara , di tanah, limbah dan; tangan mereka maka di mana
fakta bahwa kehadiran mereka dalam atau pada makanan tak secara khusus atau langkah
langkah yang diambil untuk membunuh mereka. Jika untuk makanan yang disimpan dalam
kondisi baik untuk beberapa waktu yang sangat penting sehingga pertumbuhan micro-
organisms dapat dicegah. Hal ini dapat dilakukan dengan baik dan membunuh mereka maka
menyimpan makanan dalam kondisi di mana infeksi lebih tidak mungkin atau dengan
menciptakan lingkungan yang tidak cocok untuk penggunaan mereka .
Metode utama dalam pengawetan makanan, yang jatuh ke dalam satu atau kedua
kategori tersebut, yaitu yang terdaftar di bawah:
a. Perawatan dengan bahan kimia.
b. Dehidrasi.
c. Sterilisasi panas.
d. Menggunakan suhu rendah.
e. Radiasi
Serta menekan pertumbuhan dari mikro-organisme metode yang efektif dari
makanan pelestarian harus memelihara, sejauh mungkin, karakteristik sebenarnya dari
makanan dan merusak nilai gizi yang sesedikit mungkin.
a. Perawatan dengan bahan kimia.
Bahan kimia yang telah digunakan dalam pengawetan makanan selama beberapa
abad; natrium klorida , natrium dan kalium nitrat, gula, cuka , alkohol , dan asap kayu yang
telah datang ke berbagai rempah-rempah tradisional dianggap sebagai pengawet. Beberapa
senyawa yang melaksanakan fungsi mereka sebagai dengan melarutkan air di dalam
pengawet makanan dari sebuah solusi dalam konsentrasi mikro-organisme yang tak bisa
hidup.Ketika konsentrasi mikro-organisme dikelilingi oleh sebuah larutan air yang berpindah
dari dalam sel dapat menjadi solusi dan mikro-organisme dehidrasi dan mati. Sebagai dasar
dari pelestarian pengawetan dengan daging, di mana daging yang diresapi dengan campuran
dari garam , dan kadang-kadang dengan sedikit gula, yang semuanya larut dalam cairan
daging. Dalam hal ini daging bisa menyerap 6 persen dari berat makanan padat yang larut.
Pengasinan dari daging dan ikan yang sangat kuno adalah sebuah teknik yang digunakan dan
bahkan di sebagian besar masyarakat primitif menggunakan garam.
Contoh dari pengawet tindakan gula yang kuat solusi telah sudah ditemui di bab 7
sehubungan dengan selai dan gula lain mempertahankan. Ini adalah tidak rentan terhadap
pertumbuhan lumut karena konsentrasi sangat tinggi dari gula dalam tahap berair.Jika
kondensasi air di permukaan dari hal tersebut harus terjadi, namun, konsentrasi gula di saat
itu dapat dikurangi menjadi seperti tingkat lumut yang muncul.Susu kental manis , yang
berisi sejumlah besar gula , contoh lainnya adalah dari prinsip ini sangat baik .Hal ini dapat
disimpan selama beberapa minggu setelah membuka kaleng tanpa pertumbuhan dari mikro-
organisme yang terjadi. Mikro-organisme tidak dapat mentolerir konsentrasi tinggi dari
alkohol dan ini adalah mengapa anggur yang berkubu, seperti sherry dan port wine, tetap baik
dari anggur.Demikian pula cuka dapat menghambat pertumbuhan dari banyak mikro-
organisme dan otak melakukan fungsi ini.
Kebutuhan untuk mengawetkan daging dengan pengobatan sekarang telah sirna ,
tetapi daging dan ham masih menjadi bagian dari diet normal dan memberikan sebuah
hubungan, dengan masa lalu. Pengasapan, yang biasanya dilakukan pada daging atau ikan
asin yang sudah banyak, teknik kuno lainnya adalah pelestarian dari bahan kimia
makanan.Rempah-rempah yang sering digunakan pada zaman dulu dan hal ini sering mereka
yang seharusnya berfungsi sebagai pengawet. Sebenarnya, mereka adalah tujuan utama untuk
menyamarkan bau dan rasa makanan itu , dengan standar modern setidaknya , jauh dari segar.
Di Inggris Raya penggunaan bahan kimia untuk melestarikan dikendalikan oleh kita
pada (peraturan hukum makanan) tahun 1979.Dalam peraturan itu, kata zat pengawet yang
mampu menghambat, perlambatan pertumbuhan mikroorganisme atau menangkap atau
menutupi barang bukti itu ada kerusakan." ada di daftar makanan pengawet makanan
pengawet dan yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah maksimum yang
diperbolehkan pengawet. Untuk merancang aturan yang berikut ini zat yang dianggap sebagai
pengawet:
1) Setiap antioksidan diperbolehkan
2) Setiap pemanis buatan. diperbolehkan
3) Setiap pemutihan diperbolehkan.
4) Setiap bahan pewarna yang diperbolehkan.
5) Setiap pengemulsi diperbolehkan.
6) Setiap meningkatkan agen diperbolehkan.
7) Setiap aditif lain-lain diperbolehkan.
8) Pelarut diperbolehkan.
9) Asam cuka
E. Keracunan Makanan
Keracunan makanan terjadi ketika makanan yang mengandung racun yang berasal
dari kimia atau biologi yang dimakan. Gejala khas keracunan makanan adalah nyeri perut dan
diare, sering disertai muntah, yang mengikuti beberapa 1-36 jam setelah makan makanan
tersebut serta akan menjadi familiar bagi sebagian besar pembaca membentuk pengalaman
pribadi. Sifat beracun dari beberapa tanaman dikenal seperti spesies tertentu yaitu : jamur
payung dan jamur musim semi tapi ikan beracun dan kerang juga dikenal dan bahkan
tanaman yang dapat mengandung tekanan darah rendah dan tanaman tersebut memiliki daun
yang beracun. Makanan yang beracun berakibat dari kontaminasi bahan kemasan yang tidak
pantas atau peralatan yang digunakan selama pemrosesan.Sebagai contoh, jika makanan asam
dicampur dalam galvanis kapal besi seng dapat diambil oleh makanan dalam jumlahyg
banyak dan berbahaya. Demikian pula, -kualitas rendahnya kapal enamel vitreous mungkin
menjadi sumber antimon dalam makanan asam. Sejauh ini penyebab paling umum dari
keracunan makanan, adalah kehadiran bakteri berbahaya atau zat beracun yang diproduksi
oleh mereka dalam makanan tersebut. Ini adalah yang dimaksud dengan istilah "poisoing
makanan" dan dalam istilah yang akan digunakan dalam pembahasan ini.
Wabah keracunan makanan dapat disebabkan oleh makanan yang tampak cukup sehat
terlepas dari fakta bahwa bakteri adalah penginfeksi. Bahkan, makanan yang memiliki jelas
buruk tidak mungkin untuk dimakan dan karenanya tidak akan menimbulkan keracunan
makanan. Kebanyakan insiden keracunan makanan terjadi sebagai akibat dari praktek-praktek
tidak higienis dan ini berarti bahwa mereka dapat dicegah.
Bakteri berbahaya, atau patogen seperti yang disebut, dalam beberapa cara
menemukan jalan mengkontaminasi makanan . Pangan hewani dapat terinfeksi pada
sumbernya, yaitu mereka dapat berasal dari hewan yang mereka host untuk bakteri keracunan
makanan. Manusia adalah sumber potensial lain dari organisme keracunan makanan, yang
ditransfer dengan mudah membentuk mulut, hidung dan usus untuk makanan. Patogen dapat
'dilakukan' dan diteruskan kepada orang lain dengan individu yang sendiri tidak sakit.
Operator tersebut mungkin baru saja mengalami serangan keracunan makanan dan masih
menyimpan organisme dalam tubuh mereka. Dalam beberapa kasus operator dari keracunan
makanan organismsact sebagai 'host' selama bertahun-tahun memiliki kekebalan terhadap
organisme yang bersangkutan. Lebih sering dari mereka tidak menyadari bahwa peran
mereka sebagai penyebar infeksi. Hewan juga mungkin adalah pelabuhan organisme
keracunan makanan dan meneruskannya pada manusia melalui makanan yang bersentuhan.
Tikus, tikus, kecoa dan hewan peliharaan domestik semua bisa berperan dalam transmisi
poioning makanan dengan cara ini.
1. Jenis Bakteri Makanan Beracun
a. Makanan beracun . Beberapa bakteri menghasilkan racun atau racun di luar sel bakteri
ketika mereka tumbuh dan berkembang biak dalam makanan; racun tersebut dikenal sebagai
eksotoksin. eksotoksin memiliki sel yang tidak hidup; mereka adalah bahan kimia beracun.
Masa inkubasi yaitu periode waktu antara masuknya racun ke dalam tubuh dan gejala
pertama - biasanya pendek dengan keracunan makanan beracun. Racun menghasilkan iritasi
lambung dan terjadinya muntah , sering terjadi dalam waktu dua jam dari setelah memakan
makanan beracun tersebut. Sakit perut dan diare biasanya mengikuti.
Racun kurang mudah hancur daripada bakteri dari mana mereka datang. Jadi jika
makanan hanya dipanaskan cukup untuk membunuh bakteri yang exotoxins mungkin
bertahan dan masih akan menyebabkan keracunan makanan ketika makanan itu dimakan.
Bakteri keracunan makanan yang tewas 1-2 menit dalam air mendidih, sedangkan exotoxins
mungkin mengambil yo 30 menit untuk dihancurkan.
b. Penyebaran keracunan makanan. Jenis keracunan makanan disebabkan oleh bakteri sendiri.
Ketika mereka tumbuh dan berkembang biak dalam makanan mereka menghasilkan zat
beracun dalam sel bakteri; zat tersebut dikenal sebagai endotoksin dan mereka tidak dapat
melepaskan sel-sel di mana mereka terbentuk sampai bakteri mati. Ketika makanan
mengandung jenis bakteri yang dimakan tanpa efek buruk, berpengalaman sampai bakteri
yang cukup telah mati untuk menghasilkan cukup endotoksin dan muncul gejala. Dengan
demikian masa inkubasi biasanya lebih lama - setidaknya 12 jam - dengan keracunan
makanan infektif daripada dengan keracunan makanan beracun. Gejalanya adalah demam,
sakit kepala, diare, dan muntah.
Untuk mencegah keracunan makanan cukup dengan memanaskan makanan untuk
membunuh bakteri patogen karena hal ini juga akan menghancurkan endotoksin yang
terkandung dalam makanan tersebut.
c. Pada Usus yang keracunan makanan. Beberapa jenis bakteri penyebab keracunan makanan
dengan cara tertentu. Bakteri menghasilkan racun hanya ketika mereka berkembang biak di
saluran usus; Bakteri tersebut tidak menghasilkan racun, oleh karena itu, dalam makanan itu
sendiri. Masa inkubasi 8-24 jam dan gejala utama adalah sakit perut dan diare.
Racun stafilokokus
Bacillus cereus
Clostridium botulinum
Infektif salmonella
Toksin dalam usus Clostridium perfringens
a. Salmonella.
Keracunan makanan yang disebabkan oleh organisme kelompok salmonella adalah
keracunan makanan infektif dan diarahkan sebagai salmonellosis.Ada 700 jenis salmonella
banyak yang mengambil nama mereka dari tempat tinggal mereka pertama kali untuk
diamati. Contohnya adalah salmonella typhimurium, salmonella dublin, salmonella saint-paul
dan salmonella heidelberg. Salmonella dapat bertahan hidup di luar tubuh untuk waktu yang
lama dan dalam kondisi lembab dan hangat berkembang biak dengan cepat pada makanan.
Sumber infeksi biasanya pad kotoran manusia atau hewan . Penyakit hanya terjadi jika
sejumlah besar salmonella yang tertelan dan ttap berkembang biak pada makanan. Dengan
menjaga makanan di bawah 4 C perkalian dari salmonella pada makanan dapat dicegah.
Daging yang telah dimasak dan tidak untuk dimakan sekaligus harus didinginkan cepat
sehingga zona suhu yang salmonella multiply dilalui secara cepat.
Organisme salmonella typhimurium adalah penyebab utama keracunan makanan di
great britain. Makanan yang paling sering terinfeksi adalah daging (patrticulary olahan
daging seperti pai dan otot), telur dan produk telur, kue puding, hal-hal sepele dan krim
buatan. Peternakan dan hewan domestik sering bertindak sebagai pembawa Salmonella
typhimurium .bahkan telur bebek 'adalah salah satu sumber cllasic infeksi dari organisme ini.
Telur tersebut dapat terinfeksi dalam bebek sebelum telur diletakkan pada kotoran yang
terinfeksi bebek.Telur bebek 'selalu harus dimasak dengan matang untuk memastikan supaya
salmonella ini hilang. Ayam 'telur lebih jarang terinfeksi salmonella tapi ayam telur' telur
dapat terinfeksi melalui satu telur yang terinfeksi atau oleh kontaminasi dari masuknya sel
kotor. Untuk alasan ini tidak ada telur utuh cair atau beku yang tidak dipasteurisasi dapat
digunakan dalam penyusunan makanan di great britain pada (peraturan telur cair, 1963).
Telur kering dapat terinfeksi salmonella (pengeringan spray tidak membunuhnya) dan untuk
alasan ini harus digunakan setelah dilarutkan dan harus dimasak dengan baik.
Tikus adalah pembawa salmonella thypimurium serta merupakan sumber umum
infeksi terutama pada kotoran mereka yang ada dimakanan. Hewan domestik juga dapat
mengeluarkan salmonella tanpa menunjukkan gejala keracunan makanan. Daging kuda atau
daging kanguru diimpor ke great britain digunakan sebagai makanan hewan umumnya mudah
terkontaminasi dengan salmonella dan jika daging yang terinfeksi tersebut mentah
diumpankan ke kucing atau anjing, hewan tersebut akan terinfeksi dan dapat meracuni
organisme lainnya. Ini adalah salah satu alasan yang baik untuk mengusir anjing dari toko-
toko makanan.
Daging sering terinfeksi oleh salmonella dan sebagai produk hasil olahan daging,
terutama jika mereka dibuat dari 'hiasan' daging dan sisa dari luar bangkai daging, akan
terkontaminasi . Jika produk daging yang dimasak namun, setiap salmonella ini akan hancur
dan jika tindakan pencegahan yang diambil untuk mencegah infeksi ulang produk tersebut
harus aman untuk dimakan. Ikan dan unggas sering terkontaminasi dengan salmonella dan
ada bahayanya tertentu.pada unggas beku hanya sebagian dicairkan sebelum dimasak,
terutama jika mereka matang. Hasilnya Salmonella mudah tewas dan ketentuan bahwa
memasak adalah melalui suhu yang cukuo tinggi pada makanan (setidaknya 60 C) semua
bakteri tersebut akan hancur.
b. Clostridium perfringens.
Organisme ini ditemukan di dalam tanah, di usus manusia dan hewan serta kotoran.
Spora organisme tahan panas dan tidak hancur saat dimasak kecuali pada suhu mencapai
110 C . Setelah dimasak, spora dapat berkecambah dan berkembang biak dengan cepat dalam
makanan ketika proses pendinginan. Perfringens Clstridium dapat tumbuh pada suhu hingga
50 C dan merupakan anaerob yang tumbuh tanpa adanya oksigen hanya kondisinya
ditemukan di pusat sepotong daging yang dingin. Ketika makanan kemudian dimakan oleh
organisme dalam usus di mana sel-sel bakteri dan toksin yang mereka hasilkan disebabkan
adanya keracunan makanan . Keracunan makanan dari perfringens clostridium sering terjadi
di kantin serta perusahaan katering dalam skala besar.saat daging dimasak beberapa waktu
sebelum diperlukan, dibiarkan dingin, dan kemudian dihangatkan sebelum disajikan.
Potongan besar daging yang digunakan pada katering sering erat terikat ke gulungan sebelum
dimasak.Akibatnya permukaan luar yang terkontaminasi dapat ditransfer ke bagian dalam
potongan daging di mana suhu tidak cukup untuk membunuh spora clostridium perfringens
tersebut.
Clostridium perfringens tidak tumbuh di bawah 10 C dan jika daging dimasak tidak
bisa dimakan sekaligus harus cepat didinginkan dan diadakan di bawah suhu ini.Demikian
pula, daging yang masak dan daging yang harus tidak dipanaskan sebelum dikonsumsi harus
dipanaskan serta tidak dalam kondisi hangat.peraturan umum kesehatan pada
Makanan ,tahun 1970 menetapkan standar minimum kebersihan untuk tempat makanan. Di
great britain, mengharuskan makanan yang dibawa ke tempat katering harus pada suhu
minimal 63 C atau di bawah 10 C tanpa penundaan dan diadakan pada suhu ini sampai dapat
dikonsumsi.
c. Stafilokokus
Keracunan makanan yang dihasilkan oleh jenis organisme beracun di
alam disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri dalam makanan . Organisme utama
yang bertanggung jawab untuk keracunan makanan staphylococcal dikenal sebagai
staphylococcus aureus. Staphylococcis ditemukan di hidung manusia dan tenggorokan serta
pada kulit dan 50-60 persen juga hadir dalam kelimpahan di alam, terinfeksi pada lukadan di
sekresi hidung berikut pilek.Stafilokokus menemukan jalan mereka ke makanan melalui
tangan orang yang terinfeksi.
Stafilokokus dapat cukup mudah dibunuh dengan pemanasan makanan, tetapi toksin
lebih tahan panas dan hanya benar-benar hancur oleh air mendidih selama setidaknya 30
menit.Keracunan makanan staphylococcal biasanya disebabkan oleh makan kue krim yang
diisi, custard berlapis atau daging yang telah dimasak diproses dan kemudian dipanaskan
kembali sebelum dimakan.Hal ini memungkinkan makanan terkontaminasi oleh penjamah
makanan setelah dimasak.Pemanasan berikutnya kemudian cukup untuk menghancurkan
toksin.Stafilokokus dapat tumbuh dalam konsentrasi tinggi garam dari bakteri keracunan
makanan lainnya dengan hasil yang mereka sering bertanggung jawab untuk keracunan
makanan melibatkan makanan asin, (terutama daging) seperti ham dan daging.
d. Clostridium botulinum
Keracunan makanan dari clostridium botulinum-dikenal sebagai botulism- sangat
serius. Organisme ini menghasilkan racun yang merupakan racun yang paling mematikan
yang dikenal, salah satu gram yang akan cukup untuk membunuh 100.000 orang. Tingkat
kematian dari botulism adalah sekitar 65 persen tapi untungnya keracunan jenis ini langka di
Inggris.Clostridium botulinum terjadi di tanah dan pada sayuran yang telah melakukan
kontak dengan tanah terkontaminasi.Hal ini juga ditemukan pada ikan dan usus babi dan
hewan tertentu lainnya.Seperti perfringens clostridium yang pembentukan sporanya secara
anaerob.Spora clostridium botulinum sangat tahan panas dan dapat bertahan hidup di kaleng
atau botol makanan yang tidak cukup memberikan perlakuan panas. Sebagai organisme
anaerobik clostridium botulinum mungkin berkembang dalam kaleng jika pH di atas 4,5,
dengan konsekuensi drastis ketika makanan dimakan.
Sebagian besar kasus botulisme dan memastikan bahwa makanan kaleng dengan pH
di atas 4,5 dengan proses pemanasan yang cukup untuk menghancurkan semua spora
costridium botulinum. Jika makanan non-asam kemasan botol atau kaleng di rumah,
bagaimanapun, tidak cukup panas pengolahan mungkin yang diberikan dan spora clostridium
botulinum dapat bertahan hidup.Untuk alasan ini pembotolan atau pengalengan makanan
non-asam oleh amatir tidak dianjurkan.
e. Bacillus cereus
Seperti bakteri clostridium Bacillus cereus dapat membentuk spora dimana kondisi
untuk pertumbuhan yang menguntungkan tetapi tidak seperti mereka itu adalah aerob dan
membutuhkan udara untuk pertumbuhan.Spora bacillus cereus sering ditemukan dalam
sereal, terutama beras, tepung jagung dan rempah-rempah. Spora bacillus cereus dapat
bertahan cahaya memasak dan jika makanan yang dimasak didinginkan perlahan-lahan atau
tetap hangat untuk waktu yang cukup, spora berkecambah menghasilkan bakteri vegetatif
yang berkembang biak dengan cepat di udara memproduksi toksin dalam makanan.
Untuk mencegah keracunan makanan dari bacillus cereus makanan yang dimasak
harus didinginkan dengan cepat dan disimpan dalam kulkas.Jika makanan dipanaskan, ini
harus dilakukan dengan cepat dan menyeluruh dan makanan dimakan tanpa penundaan.
3. Kebersihan Makanan
Semua orang yang terlibat dalam persiapan dan penanganan makanan harus memiliki
standar tinggi kebersihan pribadi dan pengetahuan dasar tentang prinsip-prinsip kebersihan
makanan.Makanan harus ditangani sedemikian rupa agar infeksi tidak mungkin terjadi dan
disimpan dalam kondisi yang tidak menguntungkan untuk perbanyakan organisme penyebab
keracunan makanan.Orang yang biasa menangani makanan harus menjalani pemeriksaan
medis reguler untuk mengkonfirmasi bahwa mereka bebas dari infeksi.Daging dan produk
daging yang diproduksi adalah penyebab terbesar dari keracunan makanan di Britania Raya
dan perawatan khusus harus diambil setiap kali daging ditangani.Hewan disembelih di bawah
kondisi paling higienis praktis dan daging yang dihasilkan harus hati-hati disiapkan dan
disimpan, sehingga ketika siap untuk dimasak jumlah bakteri harus seminimal mungkin.
Orang yang menangani makanan di dapur domestik memiliki kemungkinan untuk
menginfeksi sebagai pekerja di lingkungan yang cukup jelek dan kebersihan pribadi sangat
penting.Tidak dapat dipastikan, bahwa kebersihan terjamin setelah tangan selalu dicuci
setelah menggunakan toilet dan handuk bersih harus digunakan untuk pengeringan
mereka.Handuk kotor bisa menjadi sumber infeksi dan dapat menginfeksi kembali tangan
yang telah dicuci dengan hati-hati. Hidung dan mulut merupakan sumber lain dari organisme
infektif, dan batuk atau bersin dapat menginfeksi makanan dengan staphylococci hingga jarak
dua puluh kaki. Saputangan kotor dan luka yang terinfeksi merupakan sumber potensial lain
dari infeksi. Merokok tidak diizinkan saat kita kontak dengan makanan langsung karena
bakteri dari mulut dapat sampai kepada makanan melalui tangan dengan cara ini. Untuk
alasan yang sama membersihkan jari dari partikel makanan patuh dengan menjilati mereka
yang paling tidak higienis. Makanan tidak harus disimpan dalam pembuluh terbuka atau
piring tapi harus ditutup untuk mencegah akses dari bakteri udara ditanggung, atau bakteri
diusir oleh batuk atau bersin.
Memasak dapat menghancurkan organisme penyebab keracunan makanan atau,
seperti yang telah kita lihat, dapat memberikan kondisi ideal untuk perkembangbiakkan
mereka. Jika diingat bahwa bakteri dihancurkan oleh suhu tinggi dan berkembang biak hanya
perlahan pada suhu rendah harus jelas bahwa makanan menjadi baik panas atau dingin.
Makanan yang sedikit terinfeksi oleh organisme keracunan makanan dapat ditoleransi atau,
paling banyak, dapat menyebabkan sakit perut ringan.Jika makanan tersebut dipanaskan dan
terus hangat untuk waktu yang lama, namun, atau jika dibiarkan dingin perlahan konsekuensi
dari makan itu cenderung jauh lebih serius.
Menurut Ditjen Bina Gizi (2011), keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya
yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan
benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia.
Selain berbagai cemaran tersebut, pangan juga menjadi tidak aman karena kondisi bahan
baku, bahan tambahan, dan peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan pangan.
Sementara itu, lingkungan dan penjamah yang terlibat dalam proses pengelolaan pangan juga
dapat turut berperan serta dalam menentukan kondisi keamanan pangan tersebut.
Pangan yang aman adalah makanan dan minuman yang bebas kuman (mikroba
patogen), bahan kimia dan bahan berbahaya yang bila dikonsumsi menimbulkan gangguan
kesehatan manusia. Sebaliknya pangan yang tidak aman adalah pangan yang mengandung
kuman atau mikroba patogen (Salmonella, E.Coli, Clostridium perfringens, dan Listeria
monocytogenes), bahan kimia dan bahan lain berbahaya yang bila dikonsumsi menimbulkan
gangguan kesehatan manusia.
Terdapat empat masalah utama keamanan pangan di Indonesia yaitu produk pangan
yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan masih banyak ditemukan diperedaran, kasus
penyakit dan keracunan melalui makanan yang sebagian besar belum dilaporkan dan belum
diidentifikasi penyebabnya, sarana produksi dan distribusi pangan yang tidak memenuhi
persyaratan masih banyak ditemukan, terutama pada industri kecil atau industri rumah
tangga, dan penjual makanan jajanan, serta tingkat pengetahuan dan kepedulian konsumen
tentang keamanan pangan masih rendah (Fardiaz, 2000).
Kontaminasi makanan
Kontaminasi makanan merupakan terdapatnya bahan atau organisme berbahaya dalam
makanan secara tidak sengaja. Bahan atau organisme berbahaya tersebut disebut
kontaminan. Macam kontaminan yang sering terdapat dalam makanan dapat dibagi menjadi
3 yaitu:
1. Kontaminan biologis
Kontaminan biologis merupakan mikroorganisme yang hidup yang menimbulkan
kontaminasi dalam makanan. Jenis mikroorganisme yang sering menjadi pencemar
bagi makanan adalah bakteri, fungi, parasit dan virus. Faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroba dalam pangan dapat bersifat fisik, kimia atau
biologis yang meliputi :
a. Faktor intrinsik, yaitu sifat fisik, kimia dan struktur yang dimiliki oleh bahan
pangan tersebut seperti kandungan nutrisi, pH, dan senyawa mikroba.
b. Faktor ekstrinsik, yaitu kondisi lingkungan pada penanganan dan penyimpanan
bahan pangan seperti suhu, kelembaban, susunan gas di atmosfer.
c. Faktor implisit, yaitu sifat-sifat yang dimiliki oleh mikroba itu sendiri.
d. Faktor pengolahan, yaitu terjadi karena perubahan mikroba awal akibat pengolahan
bahan pangan misalnya pemanasan, pendinginan, radiasi dan
penambahan bahan pengawet (Nurmaini, 2001).
2. Kontaminan kimiawi
Kontaminan kimiawi merupakan pencemaran atau kontaminasi pada bahan makanan
yang berasal dari berbagai macam bahan atau unsur kimia. Berbagai jenis bahan dan
unsur kimia berbahaya tersebut dapat berada dalam makanan melalui beberapa cara,
antara lain :
a. Terlarutnya lapisan alat pengolah karena digunakan untuk mengolah makanan
sehingga zat kimia dalam pelapis dapat terlarut.
b. Logam yang terakumulasi pada produk perairan.
c. Sisa antibiotik, pupuk, insektisida, pestisida atau herbisida pada tanaman atau hewan
d. Bahan pembersih atau sanitaiser kimia pada peralatan pengolah makanan
yang tidak bersih.
3. Kontaminan fisik
Kontaminasi fisik merupakan terdapatnya benda-benda asing di dalam makanan,
padahal benda asing tersebut bukan menjadi bagian dari bahan makanan.
Keracunan makanan
Keracunan pangan atau foodborne disease (penyakit bawaan makanan) yang
disebabkan oleh bakteri patogen (Salmonella, E.Coli, Clostridium perfringens, dan Listeria
monocytogenes) masih menjadi masalah yang serius di berbagai negara termasuk Indonesia.
a. Intoksikasi
Intoksikasi merupakan keracunan pangan yang disebabkan oleh produk toksik
bakteri patogen. Bakteri akan tumbuh pada pangan dan memproduksi toksin
jika pangan ditelan, sehingga toksin tersebut yang menyebabkan gejala
penyakit bukan bakterinya. Beberapa bakteri patogen yang dapat
mengakibatkan keracunan pangan sebagai berikut :
a. Bacillus cereus
b. Clostridium botulinum
c. Staphylococcus aureus
d. Pseudomonas cocovenenans
b. Infeksi
Infeksi merupakan bakteri patogen dapat menginfeksi korbannya melalui
pangan yang dikonsumsi. Penyebab sakit atau infeksi akibat masuknya bakteri
patogen kedalam tubuh melalui konsumsi pangan yang telah tercemar.
Beberapa bakteri patogen yang dapat menginfeksi tubuh melalui pangan
sehingga dapat menimbulkan sakit sebagai berikut :
a. Salmonella sp.
b. Clostridium perfringens
c. Escherichia coli
d. Shigella sp
e. Vibrio parahaemolyticus
Makanan Jajanan
Makanan jajanan yang aman dapat dikatakan makanan jajanan yang tidak berbahaya
yaitu makanan yang bebas dari cemaran biologis atau mikrobiologis, kimia dan fisik
yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
Makanan jajanan yang tidak sehat baik dari segi mutu maupun keamanannya dapat
menimbulkan berbagai masalah kesehatan jika anak-anak sekolah mengkonsumsinya
seperti keracunan makanan, diare, dan berbagai penyakit lainnya.
Terdapat beberapa jenis makanan jajanan yang dapat dikonsumsi untuk seluruh
kalangan yaitu sebagai berikut:
a. Makanan sepinggan
b. Makanan camilan
c. Minuman
Keamanan Makanan Jajanan Anak Sekolah
Menurut Fardiaz (2000), bagi anak sekolah kebutuhan energinya akan tetap terpenuhi
dengan mengkonsumsi makanan jajanan yang ada disekolah walaupun aktivitas fisik
di sekolah yang tinggi. Namun, tidak semua makanan jajanan terjamin keamanannya.
Selanjutnya, menurut McClain et. al (2009), jenis pangan yang paling banyak dijual
adalah camilan dan hanya sedikit yang menjual buah baik di luar sekolah maupun di
kantin sekolah. Pola yang serupa juga dilaporkan terjadi pada sekolah di negara lain.
Hal ini mencerminkan bahwa makanan camilan lebih disukai anak sekolah dasar
sebagai makanan jajanan dibanding jenis pangan lainnya, terutama buah-buahan.
Badan POM RI mengidentifikasi beberapa faktor yang diduga turut mempengaruhi
rendahnya mutu dan keamanan PJAS antara lain: program nasional pengawasan
jajanan anak sekolah yang belum optimal, fasilitas sanitasi (kantin sekolah tidak
memadai, fasilitas sekeliling sekolah tidak memadai), dan sumber daya manusia (guru
tidak melakukan komunikasi risiko, anak sekolah jajan sembarangan, orang tua tidak
menyediakan bekal, pedagang menjual PJAS tidak aman, produsen menghasilkan
PJAS tidak aman) (Andarwulan dkk, 2009). Menurut Rahayu dkk (2005), keracunan
atau gangguan kesehatan di lingkungan sekolah terjadi dikarenakan oleh beberapa hal
yaitu di lingkungan sekolah ditemukannya produk pangan olahan yang tercemar
bahan berbahaya (mikrobiologis, fisik, dan kimia), syarat hygienitas yang belum
terpenuhi atau dimiliki oleh kantin sekolah, dan bermasalahnya donasi pangan .
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Radji Maksum, M Biomed. 2009. Buku Ajar Mikrobiologi: Panduan Mahasiswa Farmasi
dan Kedokteran. Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Anwar H, Sudarso, Rusmiati, dkk. 1989. Sanitasi Makanan dan Minuman Pada Institusi
Pendidikan Tenaga Sanitasi. Departemen Kesehatan RI