Bioteknologi Pangan
Oleh :
Kelompok I
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan limpahan Rahmat, Taufiq, serta Hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan keharibaan junjungan kita Nabi agung Muhammad
SAW, beserta kerabat, sahabat dan seluruh pengikut beliau hingga akhir zaman.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI i
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ………………………………………………………1
I.2. Tujuan………………………………………………………………...2
DAFTAR PUSTAKA
BAB I ii
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
Jenis kapang digunakan dalam khususnya bagi beberapa jenis kayu dan
fermentasi bahan pangan khususnya di Asia, seperti kecap, miso, tempe dan
lain-lainnya. Jenis kapang yang banyak memegang peranan penting dalam
fermentasi bahan makanan tersebut
adalahAspergillus, Rhizopus dan Penicillium (Setiadi, 2002).
Mikroba yang sering dijumpai pada laru tempe adalah kapang jenis Rhizopus
oligosporus, atau kapang dari jenis R. oryzae. Sedangkan pada laru murni
campuran selain kapang Rhizopus oligosporus, dapat dijumpai pula kultur
murni Klebsiella. Selain bakteri Klebsiella, ada beberapa jenis bakteri yang
berperan pula dalam proses fermentasi tempe diantaranya adalah:
Bacillus sp.,Lactobacillus sp., Pediococcus sp., Streptococcus sp., dan beberapa
genus bakteri yang memproduksi vitamin B12. Adanya bakteri Bacillus sp
padatempe merupakan kontaminan, sehingga hal ini tidak diinginkan.
2. Cara Baru
Pada prinsipnya cara pembuatan tempe dengan cara baru sama dengan
cara yang lama atau tradisional hanya perbedaannya adalah terletak pada
tahap pengupasan kulit kedelai. Dimana pada cara lama (tradisional)
kedelai direbus dan direndam bersama kulitnya atau masih utuh
sedangkan pada cara yang baru sebelumnya kedelai telah dikupas
kulitnya (kupas kering) dengan menggunakan alat pengupasan kedelai.
Tahap-tahap selanjutnya sama dengan cara tradisional.
Tempe yang dibuat dengan cara baru warnanya (warna kedelai) lebih pucat
bila dibandingkan dengan cara lama. Hal ini disebabkan karena pada cara
baru kedelai direbus dan direndam dalam keadaan sudah terkupas kulitnya
sehingga ada zat-zat yang larut.
Ragi tempe dapat dijumpai dalam berbagai bentuk misalnya bentuk tepung
atau yang menempel pada daun waru dan dikenal dengan namaUsar. Ragi
dalam bentuk tepung dibuat dengan cara menumbuhkan spora kapang pada
bahan, dikeringkan dan kemudian ditumbuk. Bahan yang akan digunakan
untuk sporulasi dapat bermacam-macam seperti tepung terigu, beras,
jagung, atau umbi-umbian.
Mikroba yang sering dijumpai pada ragitempe adalah jamur jenis Rhizopus9
oligosporus, atau jamur dari jenis R. oryzae. Sedangkan pada ragi murni
campuran selain jamur Rhizopus oligosporus, dapat dijumpai pula kultur
murni Klebsiella.
Selain bakteri Klebsiella, ada beberapa jenis bakteri yang berperan pula dalam
proses fermentasi tempe diantaranya adalah: Bacillus sp., Lactobacillus sp.,
Pediococcus sp., Streptococcus sp., dan beberapa genus bakteri yang
memproduksi vitamin B12. Adanya bakteri Bacillus sp pada tempe
merupakan kontaminan, sehingga hal ini tidak diinginkan.
Masing-masing varietas dari jamurRhizopus berbeda reaksi biokimianya, hal
ini terutama disebabkan adanya perbedaan dari enzim yang
dihasilkan.Pektinase hanya disintesa oleh R. arrhizus dan R.
stolonifer.Sedangkan enzim amilase disintesa oleh R. Oligosporus dan R.
oryzae tetapi tidak disintesa oleh R. arrhizus.
Adapun simpulan yang dapat ditarik dari makalah tentang tempe ini adalah
sebagai berikut :
Murata, et al. 1967. Studies on The Nutritional Value Of Tempeh. In J.Food Sci,
32:580.
Shurtleff, W., and Aoyagi, A. 1979. The Book Of Tempeh. ProfesionalEdition. Harper
and Row. Publishing New York Hagerstown. San Francisco, London.
Winarno, F.G., S. Fardiaz dan D. Fardia z., 1980. Pengantar Teknologi Pangan.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wirakartakusumah, dkk. 1992. Peralatan dan Unit Proses Industri Pangan. PAU
Pangan dan Gizi.Institut Pertanian Bogor. Bogor.